"Ini putri Bapak, bukan?"
Danuarga Saptaji menahan gusar saat melihat ponsel di tangan gadis muda di hadapannya ini.
"Saya tahu Bapak adalah anggota dewan perwakilan rakyat, nama baik Bapak mesti dijaga, tapi dengan video ini ditangan saya, saya tidak bisa menjamin Bapak bisa tidur dengan tenang!" ancam gadis muda itu lagi.
"Tapi—"
"Saya mau Bapak menikah dengan saya, menggantikan posisi pacar saya yang telah ditiduri putri Bapak!"
What? Alis Danu berjengit saking tak percaya.
"Saya tidak peduli Bapak berkeluarga atau tidak, saya hanya mau Bapak bertanggung jawab atas kelakuan putri Bapak!" sambung gadis itu lagi.
Danu terenyak menatap mata gadis muda ini.
"Jika Bapak tidak mau, maka saya akan menyebarkan video ini di media sosial!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon misshel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 3. Pusing Dengan Cara Terhormat
"Aku belum puas melihat kamu hancur, Sayang." Clara masuk dengan gerakan menyebalkan. Gayanya sok berkuasa, seakan telah berhasil memenangkan pertempuran. Ekspresi berpuas diri juga tak terbantahkan muncul di wajahnya yang sangat glowing.
Di belakangnya, ibu Clara yang bernama Mila juga masuk dan memandangi seisi ruang tamu dengan pandangan merendahkan.
Beny mendengus, memandang Clara tanpa putus. "Apa maumu, Clara?"
Clara menyandarkan badan di dinding. "Tidak ada!" jawab Clara sombong.
"Ini yang kamu bilang saingan kamu?" sahut Mila seraya menatap Beby dari atas sampai bawah. "Pantas Revan selingkuh, penampilan kamu udik sekali! Jelas Revan pilih Clara, setidaknya tidak malu-maluin jika diajak datang ke acara besar! Secara keluarga Revan orang terpandang, jelas mereka setuju saja pas kamu minta pernikahan itu batal!"
Beby syok. Berita pembatalan pernikahan itu sudah menyebar rupanya.
"Katanya kamu akan dipenjara kalau tidak mampu bayar 500 juta, ya?"
Ucapan mengejek Clara menusuk telinga Beby hingga ke hatinya. Ternyata Galih memang sudah tahu hubungan Revan dan Clara sehingga hal sedetail itu Clara tahu.
"Mau dibayar pake apa? Rumah saja KPR 15 tahun, kerja gaji UMR kabupaten! Mana kabupaten terpencil juga, gajinya nggak seberapa!" Mila mencibir. "Kecuali menjual diri, baru bisa bayar! Itupun nggak mungkin ada yang mau bayar 500 juta dengan tampilan kumel begini!"
Kepala Beby mendidih. Ini dua orang apa tidak punya kerjaan lain apa gimana? Malam-malam datangi rumah orang hanya untuk menertawakan kesedihan orang. Benar-benar gabut mereka.
"Benar kata Mami ...," ujar Clara sembari terkekeh penuh ejekan. "Sekalipun masih perawan, hanya orang yang uangnya sisa doang yang mau bayar 500 juta dalam semalam."
Mila terkekeh melihat Beby yang hanya bisa diam diinjak harga dirinya seperti ini. "Kamu ada saran nggak, Sayang, buat gadis manis ini biar dibayar mahal?"
Clara menjentikkan jari saat menatap Beby. "Cari pria lain aja buat gantiin Revan! Cukup bayar pake keperawanan, jadi istri soleha, penurut, dan ibu rumah tangga yang baik! Kamu nggak perlu bayar 500 juta itu!"
Mila cekikikan. Melihat Clara senang, Mila juga senang. Baginya, apapun yang membuat Clara bahagia, akan ia dukung dan usahakan sebaik-baiknya, termasuk memiliki Revan. Revan telah Clara incar sejak lama, tapi sialnya, Revan pilih Beby si wanita kampung itu daripada Clara yang cantik luar biasa.
Dengan ide darinya juga, Clara akhirnya berhasil menggaet Revan meski butuh waktu yang tidak sebentar dan usaha yang tidak kalah besar. Kini, ia akan melihat Clara bahagia dengan pria pujaan hatinya.
"Ini sedekah buat kamu!" Mila dengan gerakan menjengkelkan menarik uang berbendel dari tas branded lokal miliknya. "Cukuplah 10 juta buat perawatan demi suami penggantinya! Ya, tua nggak apa-apa asal nggak keluar 500 juta!"
Uang itu diletakkan pada lengan Beby yang disedekapkan.
"Selamat bersenang-senang, Babu, eh, Beby!" Clara melambaikan tangannya gemulai. "Ikuti saja saranku, siapa tau dapat laki-laki kesepian yang tajir nanti!"
Mata Beby berotasi sempurna ketika Clara dan Mila keluar seraya tertawa cekikikan. Ia juga membuang napas kasar saking muaknya menahan diri untuk tidak marah dan meluapkan emosi pada mereka berdua. Jujur saja, dia pusing memikirkan uang 500 juta itu didapat dari mana, ditambah dua orang itu sungguh membuat kepalanya nyaris meledak dalam kekesalan, jadi Beby memilih diam. Takut ia mengambil keputusan yang salah saat emosi besar melanda dirinya seperti saat bertemu Galih tadi.
Ia takut semakin mempersulit diri sendiri. Namun, daripada terjebak dengan pria tua bangka, Beby lebih suka pusing dengan cara terhormat begini.
Uang segepok di tangannya hampir terjatuh saat ia bersiap menutup pintu usai Clara dan Mila meninggalkan pekarangan rumahnya yang tak seberapa. "Dasar orang kaya sombong!"
Beby menutup pintu perlahan. Kepalanya terngiang kejadian hari ini lengkap hingga kejadian malam ini. Ia merasa dia benar-benar sial.
"Bagaimana bisa aku begini sial hanya karena pria gila bernama Revan!"
Beby membuang uang 10 juta itu ke tempat sampah. Ia pikir, enak sekali orang kaya itu ya, uang sebanyak 4 kali lipat gaji bulanannya itu bisa mereka infakkan dalam satu gerakan ringan.
"Darimana sumber uang mereka yang nggak habis-habis itu?" Beby bergumam masih terus memaku pandangan pada tumpukan uang di dasar tong sampah tanpa isi tersebut.
Beby melamun dan pikirannya melayang kemana-mana usai ia menyandarkan kepala di dinding. Keluarga Clara benar-benar membuatnya pusing.
Kemudian, dalam sedetik saja, Beby menemukan ide brilian. "Ya, benar! Kata Clara kalau jadi menikah, tidak perlu bayar 500 juta, kan?"
Jemari Beby menjentik berulang-ulang. Bibirnya sumringah. "Ya, bagaimana kalau aku benar-benar menikah sesuai dengan saranmu, Clara dan Mami Mila? Haa, bagaimana reaksimu nanti?"
Bergegas, Beby men-charger ponsel androidnya yang sudah lusuh itu, kemudian mandi dan bersiap-siap melancarkan teror terbaiknya.
...
Hari dimana seharusnya Beby menikah, justru anak itu duduk dengan santai di kamar pengantinnya di hotel yang sedianya hari ini telah ia batalkan. Ia hanya menggenggam satu kepastian. Pria itu tidak akan menolak permintaannya.
Menit demi menit berlalu, hingga akhirnya seseorang berperawakan tinggi besar dan memakai masker masuk ke kamar yang telah didekorasi dengan baik layaknya kamar pengantin tersebut.
"Katakan apa maumu?!" Pria yang tak lain adalah ayah Clara memindai ruangan penuh rasa curiga.
"Ini putri Bapak, bukan?"
Danuarga Saptaji menahan gusar saat melihat ponsel di tangan gadis muda di hadapannya ini.
"Saya tahu Bapak adalah anggota dewan perwakilan rakyat, nama baik Bapak mesti dijaga, tapi dengan video ini ditangan saya, saya tidak bisa menjamin Bapak bisa tidur dengan tenang!" ancam gadis muda itu lagi.
"Tapi—"
"Saya mau Bapak menikah dengan saya, menggantikan posisi pacar saya yang telah ditiduri putri Bapak!"
What? Alis Danu berjengit saking tak percaya.
"Saya tidak peduli Bapak berkeluarga atau tidak, saya hanya mau Bapak bertanggung jawab atas kelakuan putri Bapak!" sambung gadis itu lagi.
Danu terenyak menatap mata gadis muda ini.
"Jika Bapak tidak mau, maka saya akan menyebarkan video ini di media sosial!"
"Tunggu dulu!" tahan Danu seraya melepas masker yang menutupi wajahnya. "Kau sengaja merekam—"
"Semua ini memang putri anda rencanakan, jadi saya juga berhak membalas kebaikan putri anda, kan?"
Beby menatap Danu penuh rasa puas, apalagi pria itu saat ini menghadapi pemilihan umum Legislatif, pasti ia tidak akan main-main. Beby tidak tahu sekaya apa mereka, tapi uang milyaran pasti tidak sedikit juga bagi mereka.
"Jika Bapak tidak bersedia, ya sudah, saya tidak memaksa, tapi dua video ini akan menghancurkan semua yang bapak rencanakan!" Beby memainkan flashdisk ditangannya. "Padahal, Bapak hanya perlu duduk di kursi pengantin saya, lalu semuanya beres. Saya bahkan tidak menuntut apa-apa dari Bapak selain pertanggungjawaban atas perbuatan putri Bapak yang tersayang itu."
Danu tercekat sejenak. Ia masih sedikit pusing dengan urusan kampanye dan hal-hal yang berkaitan dengan pileg. "Bagaimana dengan kompensasi berbentuk uang! Saya bayar kamu 100 juta, bagaimana?"
Beby menggelengkan kepalanya berulangkali. "Jangan buang-buang waktu Bapak untuk memikirkan hal yang jalan keluarnya telah ada di depan mata, Pak! Mari kita datangi penghulu, beri mereka uang tutup mulut, lalu semuanya selesai dengan damai! Saya juga akan diam saja bahkan tanpa Bapak kasih uang tutup mulut! Simpan saja 100 juta Bapak untuk biaya kampanye!"
Danu menatap Beby sejenak, sebelum menghela napas dalam dan mengangguk setuju.
"Baik, tapi aku benar-benar ingin seluruh video itu musnah setelah kita menikah!"
Beby menarik salah satu sudut bibirnya. "Itu perkara gampang! Jadi mari kita menikah dulu!"
sampai Danu mencerailan mila dan clara sadar diri bahwa dia hanya anak sambung yg menyianyikan kasih sayang ayah sambungnya 💪
mila mila sombongnya tdk ketulungan sm Danu
merasa dulu cantik anak pejabat