NovelToon NovelToon
VLINDERS

VLINDERS

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Era Kolonial / Balas Dendam / Nikah Kontrak
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Maria bereinkarnasi kembali setelah kematiannya yang tragis oleh tunangannya yang mengkhianati dirinya, dia dieksekusi di kamp konsentrasi milik Belanda.

Tragisnya tunangannya bekerjasama dengan sepupunya yang membuatnya mati sengsara.

Mampukah Maria membalaskan dendamnya ataukah dia sama tragisnya mati seperti sebelumnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16 AKU BUKAN TUJUANMU

Mobil daimler warna hitam melaju kencang saat memasuki jalanan kota menuju area pusat kota.

Maria tampak tegang di dalam mobil ketika mobil mulai menuju kota, kedua telapak tangannya berkeringat meski dia mengenakan sarung tangan.

"Kita hampir sampai, apakah kita langsung ke kantor pengacara atau mampir ke kantor anda dulu, tuan Rexton ?" tanya Paul yang mengemudikan mobil.

"Ke kantor pengacara saja, sebab aku belum tahu kantor pengacara mana yang harus aku tuju sekarang", sahut Rexton datar.

"Baik, tuan...", jawab Paul seraya memutar setir kemudinya, berbelok ke kanan.

Maria menoleh ke arah Rexton lalu bertanya padanya.

"Kau belum ke kantor pengacara dan kenapa kita datang kemari kalau kamu belum tahu kantor pengacara mana yang akan kamu tuju", kata Maria keheranan.

"Mudah saja, nanti kita ke kantor pengacara yang biasa dituju banyak orang, kantor pengacara umum", sahut Rexton.

"Oh, begitu...", kata Maria mengerti.

"Persiapkan dirimu karena kita akan segera sampai disana, dan mungkin kita akan pulang larut malam", ucap Rexton.

"Pulang larut malam ? Kenapa ?" tanya Maria.

"Ada urusan penting yang harus aku kerjakan di kantor nanti", sahut Rexton.

"Apa yang terjadi diluar tadi ?" tanya Maria.

"Hal biasa saja, tidak perlu cemas", sahut Rexton seraya menepuk lembut tangan Maria yang digenggamnya erat.

"Lalu siapa yang tertabrak tadi karena aku tidak melihatnya dan hanya duduk di dalam mobil", kata Maria.

"Ada dua bandit amatiran yang mencoba bunuh diri dengan menabrakkan dirinya ke mobil kita tadi, kukira mereka akan mati, tapi saat aku lihat diluar mobil ternyata dua bandit sialan itu bertengkar dengan Paul", kata Rexton tanpa ekspresi.

"Bertengkar dengan Paul lalu apa yang terjadi ? Kalian tidak terluka kan ?" tanya Maria tersentak kaget seraya memeriksa Rexton.

Rupanya Maria belum menyadari akan bahayanya atas tindakannya itu terhadap Rexton. Dan benar saja, Rexton tidak membiarkan Maria berhenti memeriksa dirinya, laki-laki tampan itu menangkap tangan Maria dan menciumnya.

Seketika Maria terhenyak kaget, dia hanya bisa tertegun saat menatap Rexton, lagi-lagi laki-laki itu bertingkah seolah-olah Maria adalah miliknya kini.

Maria mendorong dada Rexton lalu memalingkan muka ke arah kaca mobil, wajahnya semburat memerah bahkan degup jantungnya berdetak tak karuan.

"Demi Tuhan, pada siapapun kumohon tolong hentikan semua ini karena ini tidak lah benar, aku butuh keyakinan agar aku tetap lurus...", batinnya.

Maria merasakan dirinya tersiksa karena dia tidak menginginkan hubungannya dengan Rexton seperti ini.

"Kenapa harus ada ciuman, bukankah ini suatu pelanggaran ?!" batinnya murung.

Maria semakin tak tenang namun keputusannya telah dia buat dan ini lah konsekuensinya yang harus diterima olehnya.

"Maria, kita sudah sampai dan waktunya turun dari mobil", ucap Rexton.

Maria agak tersentak kaget lalu buru-buru membuka pintu mobil daimler untuk turun.

Dengan cepatnya, Maria segera turun, keluar mobil tanpa menoleh kembali ke arah Rexton sedangkan Rexton tertegun diam melihat sikap Maria.

Tampak Paul membukakan pintu mobil untuk Rexton, dia menengok ke dalam mobil lalu menyapa Rexton.

"Kita sudah sampai di kantor pengacara umum, tuan Rexton", ucapnya.

"Ya, Paul, terimakasih", sahut Rexton sembari turun dari dalam mobil daimler hitam yang membawanya ke kantor pengacara.

Rexton berdiri tegak sembari menghadap le arah gedung kantor pengacara yang ada di hadapannya itu.

Pada saat Rexton hendak melangkahkan kakinya, semilir angin segar bertiup pelan menerpa wajah tampannya.

"Yah, waktunya tiba...", desah Rexton sambil membetulkan letak sabuk pinggangnya.

Rexton menoleh ke arah Maria yang sudah berdiri di dekat gedung lalu dia berseru lantang pada Maria.

Maria ! Rupanya kau sudah tidak sabaran menemaniku sepanjang malam !"

Maria memalingkan muka ke arah Rexton, dia mendengus kesal seraya berdecak keras.

"Apa yang dia katakan itu ?" gumamnya lalu membuang muka.

Rexton melangkahkan kakinya dengan langkah panjang seraya menghampiri Maria yang menunggunya.

"Mari kita masuk !" ajaknya sambil menggandeng tangan Maria.

"Ya...", sahut Maria dengan menganggukkan kepalanya lalu berjalan naik melewati tangga di beranda gedung kantor pengacara.

"Semoga saja kita bisa menemui satu orang pengacara karena kita tidak mengenal siapapun disini", kata Rexton.

"Semoga saja pengacara tidak ada disini...", batin Maria.

Maria berlagak senang sembari tersenyum manis kepada Rexton.

Ketika bersama Rexton, dia sama sekali tidak dapat membaca pikiran Rexton bahkan mendengar suara batinnya, Maria tidak bisa.

Ini sangat aneh sebab disaat ada Prinsen, dia bisa mendengarkan suara batin tunangannya itu.

Tap... Tap... Tap... ! Suara langkah kaki mereka menggema di ruangan gedung kantor pengacara yang lapang.

Gedung megah itu benar-benar sepi, hampir tak seorangpun terlihat berseliweran digedung ini, hanya ada Rexton dan Maria yang sedang berjalan cepat.

"Dimana kita harus menemui pengacara itu ?" tanya Maria.

"Kita akan tanyakan pada orang yang ada di loket sana", sahut Rexton sembari menunjuk ke arah loket di samping kiri mereka.

Rexton bergegas mendekati loket diruangan ini lalu bertanya pada orang yang bertugas di loket.

"Saya mau menemui pengacara, ini pertama kalinya saya datang ke kantor pengacara, tolong berikan informasi siapa pengacara terbaik disini", ucapnya.

"Baik, akan saya proses permintaan anda, dan silahkan tunggu sebentar", sahut petugas loket.

Petugas loket bekerja cekatan, dia mulai menyusun berkas-berkas yang dibutuhkan oleh Rexton.

Rexton berdiri menunggu di dekat loket sembari memperhatikan Maria.

"Aku lupa belum memujimu sebab seharian ini, hanya disibukkan oleh peristiwa tak mengenakkan", kekuhnya.

Rexton tersenyum manis ke arah Maria sembari bersandar pada dinding di dekat loket.

"Dan kau sangat anggun sekali hari ini, Maria", ucapnya.

"Terimakasih", sahut Maria.

Maria membalas dengan senyuman manisnya atas pujian Rexton kepadanya lalu terdengar suara dari arah loket.

"Permisi, siapa nama anda, tuan ?" tanya petugas loket.

"Rexton Brox Mackenzie", sahut Rexton.

"Tanggal lahir... ?" tanya petugas loket.

"Tiga belas September...", sahut Rexton.

"Tahun kelahiran ?" tanya petugas loket.

"Apa itu diperlukan ?" tanya balik Rexton.

"Sangat diperlukan, buat arsip laporan maka kami harus mencatat dengan lengkap", sahut petugas loket.

Rexton menyebutkan tahun kelahirannya kemudian petugas loket segera memberinya lembaran kertas.

"Silahkan ke ruangan pengacara Willem di lantai dua, jalan lurus lalu belok kanan, nanti anda bisa menemukan ruangan kerjanya", kata petugas loket.

"Baik...", sahut Rexton.

Rexton menggandeng tangan Maria sembari berjalan meninggalkan loket.

''Kita pergi menemuinya, dan persiapkan dirimu, Maria", ucapnya.

"Apa yang perlu aku persiapkan ?" tanya Maria.

"Hatimu...", sahut Rexton.

"Kamu selalu mengada-ada kalau bicara, tidak baik berandai-andai terhadap hal yang tak nyata", kata Maria.

"Kau pikir aku ini tak nyata ? Kasat mata, begitu ? Aku ini manusia dan nyata, kau yang sering berandai-andai, Maria", ucap Rexton.

"Tapi pada kenyataannya kamu lah yang selalu berharap lebih", kata Maria.

Langkah Rexton terhenti tepat di sudut ruangan gedung kantor pengacara yang sepi, dan di tempat ini, fokus pandangan dari arah manapun akan sulit dilihat oleh siapa-siapa.

Rexton memutar langkah kakinya lalu menghadap ke arah Maria, dia menatap tajam tanpa tersenyum ramah.

Laki-laki berseragam militer itu mengangkat ujung dagunya naik.

"Ya, kau benar, aku memang berharap lebih padamu dan kau tahu itu dengan jelas bahwa aku sangat menginginkan dirimu namun kau selalu membuatku lelah", ucapnya.

Maria merasa ketakutan saat Rexton memandanginya sedingin itu, dia berjalan mundur hingga menabrak dinding dan dia tidak dapat melangkahkan kakinya kemana-mana.

Tampak Rexton mendekati Maria dan menghimpitnya seraya berkata pada perempuan bermata indah itu.

"Kau tahu Maria, mungkin aku berharap terlalu banyak padamu karena aku membutuhkanmu, tapi bukan berarti kau bisa mempermainkan hatiku", tegas Rexton.

Rexton menggeram pelan lalu menatap lekat-lekat kepada Maria.

"Berharap atau tidak, kau tetap milikku, apa yang bisa kau perbuat untuk itu karena semakin kau melawannya, kau akan terus kembali padaku", ucapnya.

1
Tobatos Corp
rival terbaik
Dewi Anggya
enak donk bisa mnghilang setidaknya pas dlm keadaan mendesak atau Maria ingin menyelidiki sesuatu
Dewi Anggya
Maria bisa mnghilang karena cahaya itu...
Dewi Anggya
semoga kamu selamat Kliwon dn surooo 🤭 agak beraaaat tugasmuuu
Reny Rizky Aryati, SE.: terimakasih 👍👍👍👍👍
total 2 replies
Bianca Nadia
gua cinta ma lu thor
Bianca Nadia
keren sih👍
Bianca Nadia
gak tanggung tanggung nih saingannya perwira tinggi militer pulak dibanding empedu jobless kek prinsen gak sebanding
Bianca Nadia
kek dejavu gitu
Bianca Nadia
oh critanya nih tentang reinkarnasi
Kintamani Wee
💪
Reny Rizky Aryati, SE.: 💪💪💪💪💪💪
total 2 replies
Kintamani Wee
kek gimana ini
Dewi Anggya
Hiyaaaaaaat.....benturkan kepalanya prinsen Kedinding,ke meja,kelantai ,kemanapuuuun gk masalah Rexton 🤣✌🏻
Reny Rizky Aryati, SE.: 🤣😂🤣😂🤣😂🤣😂
total 2 replies
Dewi Anggya
prinsen ini arogan sekaliiiii....
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍👍mantap sekali....👍👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
Dewi Anggya
thoor maaf klo saya komen terus yaa🙏🏻
Reny Rizky Aryati, SE.: terimakasih 👍👍👍👍👍👍🎂
total 2 replies
Dewi Anggya
tuhhh dengerin Rexton bahwa apa yg di bilang Maria itu benar ...bkn halusinasi 🤭
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
Kintamani Wee
wajar sih kalo dibilang durhaka kelewatan
Kintamani Wee
lah disentuh kamunya yang kabur mulu maria, gimana juga ketegasanmu sebagai bini
Kintamani Wee
lah rexton terjadi lah reaksi kimia rexton
Kintamani Wee
guys
Kintamani Wee
sedari main kejar kejaran mulu nih mereka kapan wik wik wiknya 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!