NovelToon NovelToon
Mahar Pengganti Hati

Mahar Pengganti Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Pengganti / Bercocok tanam / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Ibu Pengganti
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Husna, putri bungsu kesayangan pasangan Kanada-Indonesia, dipaksa oleh orang tuanya untuk menerima permintaan sahabat ayahnya yang bernama Burak, agar menikah dengan putranya, Jovan. Jovan baru saja menduda setelah istrinya meninggal saat melahirkan. Husna terpaksa menyetujui pernikahan ini meskipun ia sudah memiliki kekasih bernama Arkan, yang ia rahasiakan karena orang tua Husan tidak menyukai Arkan yang hanya penyanyi jalanan.
Apakah pernikahan ini akan bertahan lama atau Husna akan kembali lagi kepada Arkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Husna baru bisa tertidur pulas setelah dari tadi ia menangis terus.

Tiba-tiba saja ia mendengar suara tangisan Ava yang sangat kencang.

Husna langsung membuka matanya dan bangkit dari tempat tidurnya.

Ia segera berlari menuju ke kamar Ava yang ada disamping kamarnya.

"Oek....oek... oek..."

Husna segera menggendong Ava dan menimangnya.

"Ada apa, Ava? Kenapa anak Mama menangis seperti ini?"

Husna menyalakan lampu malam kecil di samping ranjang bayi, memperlihatkan kamar Ava yang didominasi warna lembut dan dilengkapi berbagai mainan mahal.

Ia mengambil kaleng susu formula di nakas, mengukur takaran yang pas, lalu menuangkannya ke dalam botol dot yang sudah ia sterilkan.

Sambil menunggu air hangat siap, ia menciumi pipi Ava yang basah oleh air mata.

Seketika, rasa lelah dan hampa di hati Husna tersingkirkan oleh kehadiran murni Ava.

Meskipun pernikahan ini adalah kontrak tanpa cinta, Ava adalah satu-satunya alasan ia bertahan, dan ia akan mencintai bayi ini seolah-olah Ava adalah darah dagingnya sendiri.

"Sesh..., sbentar lagi, Sayang. Kita minum susu hangat, ya," bisiknya.

Tepat saat Husna selesai mengaduk susu dan mencoba memasukkan dot ke mulut Ava, pintu kamar itu terbuka tanpa ketukan.

"Ada apa dengan, Ava? Kenapa dia menangis seperti itu?" tanya Jovan dengan wajah kesal.

"Sepertinya Ava sedang lapar, Jovan." jawab Husna.

Jovan menghela nafas panjang dan meminta Husna untuk mengurus Ava dengan benar.

"Aku mengantuk dan jangan biarkan Ava menangis lagi." ucap Jovan yang kemudian kembali ke kamarnya.

Husna menggelengkan kepalanya saat melihat Jovan yang marah karena terganggu dengan tangisan Ava.

"Jangan dengarkan Ayah kamu, ya. Sekarang waktunya Ava minum susu." ucap Ava sambil menatap wajah Husna.

Husna menahan rasa kantuknya saat Ava masih minum Asi.

"Ava, mau dengar Mama bernyanyi?"

Husna tersenyum tipis saat memandikan putrinya yang mengedipkan matanya.

Ava, anak yang manis

Mama sayang Ava

Lekaslah tidur anak Mama

Husna melihat Ava yang ternyata sudah tertidur pulas.

Ia menaruh Ava ke tempat tidurnya dengan sangat hati-hati.

"Mama akan menemanimu disini, sayang." ucap Husna sambil mencium kening Ava.

Husna bersandar di kursi goyang yang ada disamping tempat tidur Ava.

Ia yang sudah sangat lelah langsung memejamkan matanya.

Keesokan paginya dimana fajar mulai menyingsing dan menembus tirai kamar Ava, Husna terbangun kaget.

Lehernya terasa kaku, dan ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 06.30 pagi.

Ia terkejut karena biasanya ia sudah bangun jauh lebih awal.

"Ya ampun! Aku kesiangan!" gumam Husna pelan, khawatir Jovan sudah bangun dan menunggunya.

Ia segera merapikan sedikit penampilannya, menyisir rambut dengan jari, lalu bergegas keluar dari kamar Ava menuju dapur utama.

Ia ingat, di perjanjian itu ia adalah Nyonya rumah, dan ia harus menjalankan tugasnya.

Bi Marta melihat Husna yang baru saja bangun tidur.

"Selamat pagi, Nyonya."

"Selamat pagi, Bi Marta." sapa Husna sambil mengambil cangkir dan kopi bubuk kesukaan Jovan.

Bi Marta membantu Husna mengambilkan air panas.

"Apakah Tuan Jovan sudah bangun?" tanya Husna.

Bi Marta menganggukkan kepalanya sambil menatap wajah Husna yang tidak tahu jika suaminya sudah ada di belakangnya.

"A-apa dia dibelakang ku?"

Jovan langsung batuk kecil dan membuat Bi Marta langsung ke kamar Ava

"Selamat siang, Nyonya Jovan. Apakah kamu lupa kalau kamu itu Nyonya Jovan dan harus bangun pagi."

Husna mengambil cangkir kopi dan menaruhnya di meja makan.

"Silahkan diminum, Van." ucap Husna yang tidak mau membalas apa yang dikatakan oleh Jovan.

Husna kembali ke dapur untuk membersihkan kompor yang baru saja ia gunakan.

Jovan menarik kursi makan dan menyeruput kopi buatan Husna.

"Istriku yang dulu tidak pernah sekalipun terlambat bangun. Dia selalu bangun lebih awal dari matahari terbit, menyiapkan sarapan dan segala keperluanku, meski sedang mengandung. Aku harap kamu bisa lebih disiplin. Aku tidak mempekerjakanmu untuk bermalas-malasan." ucap Jovan dengan nada menyindir Husna yang terlambat bangun.

Husna yang mendengar langsung merasa hatinya yang sangat sakit sekali saat suaminya membandingkan dirinya dengan Aisyah mantan istri pertama Jovan.

"Maaf, Tuan Jovan. Tapi ada satu hal yang membedakan saya dengan almarhumah Aisyah,"

Husna mendongakkan kepalanya saat bicara dengan suaminya.

Jovan mendengar perkataan dari istrinya Langs mengernyitkan keningnya.

"Almarhumah Aisyah memang seorang istri yang sempurna bagi Anda. Namun, Aisyah tidak pernah begadang mengurus Ava yang ia lahirkan," ucap Husna.

Husna yang jengkel langsung naik ke kamar Ava yang sudah bangun.

Jovan langsung membanting cangkir kopi yang ia pegang.

Husna melihatnya dan tidak menghiraukan suaminya.

Ia lebih mementingkan Ava yang sedang menangis.

"Bi, tolong bersihkan dapur. Biar saya saja yang memandikan Ava." ucap Husna yang kemudian langsung menggendong Ava.

Ia tidak memperdulikan suaminya yang sedang marah kepadanya.

"Sekarang Ava mandi dulu ya, bau acem." ucap Husna sambil mencium perut Ava yang menggemaskan.

Ava tertawa kecil saat Husna mencium perutnya yang mungil.

Setelah itu Ava menyiapkannya air hangat dan perlengkapan mandi lainnya yang akan digunakan untuk Ava.

Tak lupa ia juga menyiapkan pakaian yang lucu untuk Ava.

Sambil menunggu air hangat, Husna melepaskannya satu persatu pakaian Ava.

Dengan matanya yang bulat, Ava tersenyum tipis dan bergumam.

"Kamu sangat lucu sekali, Va." ucap Husna yang kemudian menggendongnya Ava dan mengajaknya masuk ke kamar mandi.

Air hangat sudah siap dan Husna memberikan minyak khusus untuk bayi.

Ia menopang kepala Ava dengan satu tangan dan perlahan memasukkan tubuh mungil itu ke dalam bak mandi kecil berisi air hangat.

Ava awalnya sedikit terkejut dengan sentuhan air, tetapi dengan cepat mulai menendang-nendangkan kakinya, menciptakan cipratan air kecil yang lucu.

Husna tertawa melihat tingkah laku putrinya yang sangat menggemaskan.

"Lihat, Ava. Mama kecipratan air," ujar Husna menangkupkan tangan dan mencipratkan air pelan ke perut Ava.

Ia mulai membersihkan tubuh Ava dengan sabun bayi yang lembut, mulai dari kepala, menyisir rambut halus Ava dengan jari-jarinya, hingga ke jari-jari kaki mungilnya.

Seluruh proses itu dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan kasih sayang.

Saat membilas busa di punggung Ava, Husna melihat tanda lahir yang ada di punggung Ava yang berbentuk hati.

Setelah selesai memandikan Ava, Husna mengambil handuk dan menyelimuti tubuh Ava.

Kemudian Husna membawa Ava ke atas tempat tidur.

Ia mulai menyiapkan minyak telon, bedak, popok, dan pakaian untuk Ava.

Setelah itu Husna kembali ke tempat tidur dan menciumi kepala Ava yang harum, wanginya perpaduan sabun bayi dan aroma khas bayi yang menenangkan.

"Anak Mama sudah wangi, sekarang kita pakai baju, ya," bisiknya lembut.

Sambil memakaikan minyak telon di perut Ava, Husna kembali memandangi tanda lahir berbentuk hati yang terletak jelas di punggung mungil Ava.

Tanda lahir itu terasa istimewa, seolah menjadi simbol kasih sayang abadi dari mendiang ibunya, Aisyah.

"Tanda cinta dari Mama kamu," gumam Husna, menyentuh tanda itu dengan ujung jarinya.

Ia merasa sedikit nyeri, menyadari bahwa ia hanya 'penjaga' dari cinta orang lain.

Namun, rasa nyeri itu segera ia kesampingkan. Yang terpenting sekarang adalah kehangatan dan kenyamanan Ava.

Setelah memakaikan popok dan bedak, Husna memakaikan baju kodok lucu berwarna mint dengan motif awan kecil.

Ia mengancingkan semua kancingnya dengan teliti, memastikan Ava merasa nyaman.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!