Kata orang anak perempuan itu milik ayahnya, tapi kenapa ayah tak menginginkan aku ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilma Nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 3
gue gak tau sih go, soalnya setelah kejadian itu gue gak pernah liat orang tuanya Riska lagi, tapi lebih jelasnya tanya Rony aja soalnya terakhir orang tua Riska bersama Rony "Daniel yang tidak tau informasi orang tua Riska".
thanks ya, gue mau lanjut perjalanan dulu, kalau ketemu orang tua nya Riska kabari gue, soalnya gue mau nanya sebentar apa yang terjadi "mata Ringgo melihat ke arah Riska yang hanya bisa menangis dan menunduk".
gak usah khawatir Riska, aku yakin om sama Tante pasti sehat aja, apalagi Rony yang udah turun tangan langsung, kamu juga taulah gimana baiknya rony, beda jauh sama Tama " Ringgo yang memberikan semangat pada temannya tersebut ".
makasih ya Ringgo, semoga ibu sama bapak baik-baik aja, ini semua salah riska yang bodoh akan cinta Tama, Laki-laki brengsek itu , bisa-bisanya aku cinta sama dia " Riska yang menyesali akan Tama yang mempermainkannya".
Aku tahu kamu benci Tama, tapi GK kan bisa menghapus kalau anak yang kamu kandung anak Tama, ya Allah, sesakit ini mencintai kamu Riska, sampai kamu mengandung anak laki-laki lain pun aku tetap cinta, ingin rasanya aku memeluk mu dan berkata aku mau jadi ayah dari anak itu. "Ringgo yang berbisik di hati dan pikirannya".
Ringgo kok kamu Melamun " Riska menatap Ringgo dengan dalam" .
Gak kenapa-kenapa, kita lanjut makan lagi, nanti diperjalanan lapar " Ringgo mencair kan suasana".
" Setelah selesai makan, Ringgo dan Riska melanjutkan perjalanan, sepanjang perjalanan Riska hanya tidur karena bawaan dari bayi yang sedang dia kandung".
tepat pukul jam satu malam Ringgo dan Riska sampai ke rumah Ringgo".
eh... kita udah sampai ya ? "Riska yang mengusap matanya".
hehe, selamat datang di rumah aku ya, harap maklum setelah papa sama Mama meninggal aku bolak balik Jakarta kampung, rumah jadi GK ke urus. "Ringgo menggaruk kepalanya yang tidak gatal".
gapapa kok Ringgo, dengan kamu bantuin aku juga aku sangat berterimakasih "Riska dengan senyum nya".
masuk yuk, kamu lapar gak ? kalau gak aku beli makanan dulu, disitu ada sih enak banget, dekat kok aku biasa beli makanan disitu, kalau mau masak kamu tau lah laki-laki "dengan jurus andalannya lagi menggaruk kepala".
aku udah gak lapar kok go, kalau kamu mau makan beli aja, "Riska yang senyum melihat tingkah Ringgo".
yaudah kita masuk yuk, "mereka sambil melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah Ringgo".
wahhhhh... rumah kamu besar juga ya "Riska yang menatap semua bagian dari isi rumah Ringgo dan merasa kagum".
Alhamdulillah, sekarang bisnis orang tua aku udah berkembang, jadi rumah ini aku bangun "Ringgo dengan nada sedih nya".
tapi gapapa aku tinggal disini, warga disini bagaimana? "Riska yang merasa takut, karena dirumah ini bakal tinggal mereka berdua", kalau gak, aku disini sampai aku dapat kerjaan "Riska yang mencoba mencari solusi".
aman, kamu mau kerja kemana? apalagi dengan kondisi kamu seperti ini gak bakal ada yang mau Nerima " Ringgo tidak sadar ucapan nya menyakiti hati Riska", maksud aku gak gitu Riska !!!
kalau aku gak kerja, darimana aku bakal dapat uang untuk biaya anakku "sambil mengelus perutnya".
besok aja dipikirin, semua pasti ada jalannya, semua masalah ini pasti akan berlalu, itu kamar kamu, lebih baik istirahat dulu, soal om dan Tante besok aku tanya Rony "Ringgo yang memberikan kunci kepada Riska".
"Riska melangkahkan kakinya masuk ke kamar, dia begitu kagum akan keberhasilan Ringgo melanjutkan bisnis orang tuanya, walaupun orang tua Ringgo sudah tiada tapi kegigihan Ringgo sangat di acungkan jempol".
sedangkan Ringgo sedang pergi keluar mencari makanan, karena jam segini biasanya dia masih lapar, "dalam hati Ringgo masih memikirkan tentang Riska, dan besok apa yang harus dia katakan kepada warga kalau ada yang tau Riska tinggal dirumahnya".
walaupun Riska bilang dia tidak lapar tapi Ringgo tetap membelikan makanan untuk Riska".
Riska "tangan kanan Ringgo mengetuk pintu kamar Riska dan tangan kiri memegang plastik makanan untuk Riska".
kenapa Ringgo " Riska membuka pintu kamar dengan ketakutan karena dia takut warga tau dia dirumah itu ".
gapapa, cuma mau nganterin makanan, siapa tau kamu masih mau makan, eh jangan segan-segan ya Riska, anggap aja rumah ini rumah sendiri " Ringgo menaikkan alisnya ".
iya Ringgo, makasih ya , harusnya kamu gak usah repot-repot gitu "Riska senyum pada Ringgo".
yaudah aku mau bobok dulu, capek banget "Ringgo pamit sambil berjalan menuju kamarnya di lantai atas".
"riska pun masuk ke dalam kamarnya, Ringgo baik Banget sih, dari dulu dia selalu baik sama ku ! kenapa ya ? orang yang aku cinta dan aku perjuangan tega memperlakukan aku seperti ini ? Tama... ini sumpah ku padamu " kamu tidak akan pernah mendapatkan keturunan, tidak akan pernah.
suatu saat kamu akan menyesal atas apa yang kamu lakuin kepada aku dan keluargaku "Riska menangis sambil mengelus dadanya".
bagaimana keadaan Riska ya buk ? sekarang dia ada dimana ? sebenarnya apa yang terjadi pada Putri kita "bapak Riska tidak bisa tidur memikirkan nasib putrinya ".
jangan terlalu dipikirkan pak, nanti bapak sakit, ibu yakin Riska pasti baik-baik aja "menenangkan hati suaminya".
iya buk, kita istirahat aja dulu besok kita tanya Rony bagaimana keadaan putri kita, mungkin nak Rony udah menemukan Dimana sekarang posisi Riska " menenangkan hati istrinya, karena pak Riska juga tahu istrinya lebih banyak pikiran ".
Riska... andaikan kamu mau menggugurkan bayi itu, kamu tidak akan merasakan hal seperti ini " tama meminum alkohol yang ada ditangan nya".
tama, kamu ini pewaris dari keluarga ini, tapi kamu minum seperti ini ? dimana otak kamu ? " sambil memegang tangan tama, nyonya Sovia tiba-tiba pulang ke Indonesia".
mami " Tama terkejut melihat mami nya pulang".
kalau kamu seperti ini terus, bagaimana kamu bisa mendapatkan warisan dari papi kamu, kamu mau Rony anak panti asuhan itu berkuasa di keluarga kita "nyonya Sovia sangat marah pada anaknya".
Bondan, bawa Tama ke kamar, setelah dia sadar suruh ketemu sama saya " perintah nyonya Sovia".
siap buk "Bondan pun membawa Tama ke kamarnya".
sialan kamu Riska "Tama ngelantur karena terlalu banyak minum alkohol, dan akhirnya dia tertidur pulas".
" kepala ku pusing , ternyata udah jam sepuluh pagi, ah... hari ini aku tidak usah ke kantor.
Bondan... Bondan... "Tama sedikit pusing karena minum terlalu banyak".
iya tuan "Bondan berlari ke kamar Tama".
mana hp saya " tama bertanya sambil mencari hp nya".
ohhh... ini tuan, nyonya besar udah pulang tuan, kata nyonya kalau tuan sadar tuan temui nyonya " Bondan menyampaikan perintah Nyonya Sovia sambil memberikan hp Kepada tama".
mami... mami... pulang ke Indonesia " Tama menokok kepalanya sambil mengatakan gawat".
********