Bermimpi menjadi pencuri terhebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Beraksi
"Anakmu sekarang usia berapa?"
"Sudah mau paud",
"Memangnya wajib masuk paud?",
"Ibunya kepingin seperti itu",
"Tapi kan ibu dari anakmu itu sudah kawin",
"Bukankah seharusnya suaminya juga ikut tanggung jawab menikahi wanita yang sudah punya anak?",
"Suaminya pengangguran",
Lewat tengah malam. Jati dan Waru sampai di rumah orang kaya yang menjadi target operasi mereka.
Tapi baru di luarnya saja. Karena rumah mewah ini berada di dalam sebuah komplek perumahan orang-orang elit.
Sesuai rencana yang telah disusun bersama. Jati dan Waru beraksi.
Jati terlebih dahulu maju ke pos keamanan perumahan.
Di sana ada satu petugas yang berjaga malam seperti biasanya.
Jati menghampiri penjaga malam rumah komplek mewah.
"Malam pak",
"Jati",
"Sendirian?",
"Sendiri ini pak",
"Makasih ya pak",
"Mari pak",
Penjaga malam itu tidak terkejut dengan kemunculan Jati. Jati sudah melakukannya beberapa bulan belakangan ini.
Yang diketahui oleh penjaga malam itu adalah Jati sedang pergi berangkat untuk memancing. Jati mampir ke pos keamanan untuk meminta api sekalian satu batang.
Di momen itu Waru masuk ke komplek perumahan secara sembunyi-sembunyi.
"Rumah yang ada pohon manggisnya",
"Kamu masuk lewat jendela ruang tamu yang ada di samping kolam renang",
"Hati-hati jangan sampai kecebur keramiknya licin",
Jati memberikan arahan kepada Waru. Karena Jati pernah mengamati rumah gedongan itu dari dekat sewaktu bekerja sebagai tukang pengirim tanaman bunga.
"Jendela itu tidak pernah dikunci",
Waru pun melakukan apa yang diinstruksikan oleh Jati.
Waru sempat kesulitan membedakan rumah-rumah di dalam komplek itu.
Karena Waru sebelumnya belum pernah melihat pohon manggis itu yang seperti apa.
Dan benar saja. Begitu Waru menemukan rumah yang ada pohon manggisnya. Di samping rumah ada kolam renang.
Dan benar lagi. Jendelanya tidak dikunci. Waru pun berhasil masuk ke dalam rumah besar itu.
"Tidak usah menyalakan lampu",
"Cukup pakai ini",
Jati membekali Waru dengan lampu senter kecil dan panjang. Bentuknya seperti pulpen.
"Naiklah pakai tangga tidak usah pakai lift",
"Di lantai atas ada kamar tidur yang paling besar",
"Masuklah ke dalam",
Waru naik ke lantai dua menggunakan tangga.
Sampai di lantai atas Waru langsung menemukan kamar yang dimaksud oleh Jati.
"Temukan benda berharga di dalam kamar itu",
Waru menurutinya. Melakukan apa yang Jati perintahkan.
Begitu di dalam kamar itu Waru baru boleh menyalakan lampu.
Ada tempat tidur besar. Meja rias. Dan lebih dari satu lemari.
Waru mulai mencari.
Waru mulai mencuri.
Di atas meja rias itu saja sudah ada gelang yang terbuat dari emas asli.
Ketika kotak laci di meja rias itu dibuka masih ada banyak lagi.
Sama juga dengan yang ditemukan oleh Waru di dalam lemari-lemari. Banyak tersimpan perhiasan berupa gelang, cincin, anting dan yang lain-lain.
Yang semuanya berbahan emas murni.
Waru tanpa berbelas kasihan mengambil semua apa yang bisa ia temukan. Sayangnya tidak ada uang tunai.
Tapi jumlah ini saja sudah sangat banyak. Belum pernah Waru sesukses ini.
"Keluarlah dari rumah itu ketika kamu mendengar panggilan suara adzan untuk sholat malam",
"Allahu Akbar",
"Allahu Akbar",
Waru bergegas keluar dari dalam rumah elit yang berhasil ia curi hartanya.
Sementara itu yang terjadi di pos keamanan komplek perumahan.
"Malam pak",
"Jati",
"Dapat banyak?",
"Alhamdulillah pak",
"Ini ada lele besar buat bapak",
Penjaga malam itu tidak terkejut dengan kedatangan Jati lagi. Jati sudah melakukannya beberapa bulan belakangan ini.
Yang diketahui penjaga malam itu adalah Jati baru saja pulang dari memancing. Jati datang ke pos keamanan untuk memberikan ikan hasil tangkapannya.
Ikan lele yang ukurannya besar. Yang sebenarnya Jati dan Waru beli di pasar.
Di momen itu Waru keluar dari dalam komplek perumahan secara diam-diam. Dengan membawa semua hasil curian.
"Terimakasih Jati",
"Mari pak",
*
Tiba di rumah Jati.
Di dalam kantong kresek tebal berwarna hitam yang Waru sisipkan diantara celana dan baju bagian dalam.
Waru mengambilnya lalu menumpahkan isi dari dalam plastik tebal berwarna hitam itu.
Berat.
Terdengar bunyi kring yang khas.
Perhiasan emas bertemu emas.
"Mari kita timbang",
"Berapa?",
"400 gram",
Tiba-tiba Waru dan Jati bisa kaya mendadak.
Waru dan Jati membaginya menjadi dua.
"Hati-hati Waru",
"Kamu juga hati-hati Jati",
Proyek pencurian di rumah mewah ini berhasil dieksekusi dengan sangat rapi. Sesuai rencana tanpa ada yang menghalangi.
Waru dan Jati segera berpisah setelah mendapatkan jatah masing-masing. 50:50 berdasarkan kesepakatan.
Waru buru-buru pulang sebelum pagi datang mengungkap keberadaannya di sekitar lingkungan tempat kejadian.
Waru dan Jati menyempurnakan alibi sendiri-sendiri.
Jika ada yang bertanya hari ini dan kemarin mereka berdua tidak pernah bertemu.
*
Ada sebuah rahasia yang dipendam oleh Waru kepada Jati.
Ketika Waru keluar dari dalam rumah lewat jendela yang sama seperti saat ia masuk.
Di seberang kolam renang Waru melihat sosok perempuan. Wajahnya cantik tapi sangat pucat.
Waru sadar penampakan itu bukanlah seorang manusia. Namun Waru enggan memberitahukan kejadian itu kepada Jati.
Ternyata begitu juga dengan Jati.
Sama. Ada yang disembunyikan oleh Jati kepada Waru.
Jati tidak pernah bilang sebelumnya bahwa rumah mewah yang hendak mereka datangi pada malam itu adalah rumah angker.