NovelToon NovelToon
Terperangkap Dimensi Lain

Terperangkap Dimensi Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Akademi Sihir / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:621
Nilai: 5
Nama Author: Sunny Rush

Elara dan teman-temannya terlempar ke dimensi lain, dimana mereka memiliki perjanjian yang tidak bisa di tolak karena mereka akan otomatis ke tarik oleh ikatan perjanjian itu itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Rush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Ada hal yang tidak pernah Elara mengerti sampai sekarang.

Kenapa dirinya bisa masuk ke dunia ini?

Rasa penasaran itu sempat menusuk di kepalanya, tapi sifat malas khas Elara membuatnya enggan memikirkan lebih dalam.

“Ah sudahlah, nanti aja,” batinnya.

Pagi itu, Elara sudah bangun. Ia terkejut menyadari dirinya berada di kamar paling atas kastil Noctyra. Dari jendela besar, ia bisa melihat pemandangan megah: jauh di seberang, berdiri menara Veyra dan Luminara, diselimuti cahaya pagi. Pemandangan itu membuatnya takjub sekaligus bingung.

"Apa aku punya kekuatan?" gumam Elara pada dirinya sendiri, menatap bayangan samar di kaca.

Ia melangkah keluar kamar, niatnya hanya mencari udara segar. Tapi tanpa sengaja, ia bertemu dengan Brian. Wajah dingin pemuda klan iblis itu langsung menoleh padanya.

"Ohhh, siapa ini? Kamu cewek yang waktu itu kan?" tanya Brian sambil melipat tangannya.

"Sorry, lupa!" jawab Elara seenaknya, berbalik hendak pergi. Tapi tangan Brian menahan lengannya.

"Tangan Lo nyetrum?" tanya Brian dengan tatapan curiga.

Elara mendecak, mengangkat sebelah alis.

"Lo? Ouhhhh, kaliankan suka upgrade ya dalam pakaian, bahasa, dan gaya juga."

Mata Brian menyipit. "Untuk apa Lo kesini?"

Elara menghempaskan tangannya kasar. "Buka pikiran Lo, kenapa gue kesini? Dasar belagu."

Tanpa menunggu jawaban, Elara langsung menuruni tangga, menuju halaman luar kastil. Ia ingin menikmati pemandangan pagi hari di dekat danau. Namun suara langkah berat di belakang membuatnya sadar—Brian masih saja mengekor.

"Eh, cewek," panggil Brian.

"Apa, cowok?" balas Elara tanpa menoleh.

"Lo siapa Arsen?" tanya Brian tajam.

"Emaknya." jawab Elara sembarangan.

Wajah Brian memucat setengah marah, tapi Elara sudah sampai di tepian danau. Sinar matahari baru muncul, membuat permukaan air berkilauan. Elara menatap tenang, menarik napas dalam.

"Gak usah bercanda!" ucap Brian keras.

"Lo koq rese sih? Bisa gak, gak usah ngikutin," sahut Elara.

"Lo berani sama Gue? Gue adalah Brian, dan Gue dari klan iblis!"

Elara menoleh dengan percaya diri, menyeringai.

"Brian?! Oh dari tadi Lo mau kenalan? Kenalin, nama gue Elara Sheraphine."

Ucapan itu membuat Brian terdiam, hampir terpotong, tapi tatapan Elara sudah mengarah ke tengah danau.

"Ada yang aneh."

"Apa?" tanya Brian ikut melirik.

"Tapi bohong!" jawab Elara santai, membuat wajah Brian merah padam. Tangannya terangkat, energi sihir hampir keluar.

"Eittss… Gak bisa menggunakan sembarangan kekuatan, Brian." Elara menegur sambil nyengir.

"Sialan!" desis Brian.

Namun kali ini Elara sungguh terfokus pada danau. Air tenang itu tampak berbeda.

"Brian lihat!" titahnya.

"Lo mau nipu lagi?" Brian menolak menoleh.

"Lihat!" Elara menekankan suaranya.

"Gak peduli!" bentak Brian.

Kesal, Elara langsung meraih wajah Brian dengan kedua tangannya, memaksa kepalanya menoleh.

Deg-deg-deg…

Jantung Brian berdegup liar. Energinya melonjak dua kali lipat hanya karena disentuh Elara.

"Ada yang aneh kan?" tanya Elara polos.

"Jangan menyentuhku, Elara!" bentak Brian, suaranya bergetar. Elara terkejut, buru-buru melepasnya.

“Elara!” teriak Mira bersama Maria dan Jesika yang tiba dari arah asrama.

"Oh hai teman-teman, akhirnya ketemu lagi," sapa Elara ceria.

"Baru semalam, udah kangen lo?" sindir Mira.

"Kemana Selena?" tanya Elara cepat.

"Dia terlalu sibuk dengan gelar putrinya!" jawab Maria.

"Ya, pagi-pagi sudah bangun dan pergi," tambah Jesika.

"Dia menginap di asrama?" tanya Elara.

"Ya, karena dia putri jadi dia bebas," jelas Mira.

Maria berbisik, "Lo sama Brian?"

"Kenapa emang?" Elara balik bertanya.

"Dia itu orang terkejam setelah Arsen… atau mungkin Brian yang lebih kejam," bisik Jesika.

Elara menoleh sekilas ke Brian, lalu menggeleng santai.

"Dia hanya orang biasa."

Brian langsung melotot. "Ngomong apa barusan?"

"Bahasa isyarat," jawab Elara cengir.

Lalu berbisik lagi, "Gak yakin kalau dia kejam, dia terlalu belagu."

"Ingat kan waktu pertama kali ketemu dia pas kamu lagi makan?" tanya Maria.

"Ouh, yang waktu di jalan itu? Emang dia orangnya? Aku gak terlalu memperhatikan," jawab Elara.

Suasana mendadak berubah. Suara aneh terdengar dari arah danau.

"Ada yang aneh," ucap Jesika.

"Ya, seperti ada sesuatu," tambah Maria.

Mira mendekat ke Elara. "Mereka kenapa?"

"Gak tahu," jawab Elara singkat.

Maria menajamkan mata. "Airnya terlalu tenang, bahkan ikan pun keluar. Apa jangan-jangan…"

"Heh, sini!" Elara menarik tangan Brian.

Brian langsung menepis kasar. "Sialan Lo."

Elara mendengus. "Kenapa sih? Gak mungkin kan baru pertama kali dipegang sama cewek?"

Mira, Maria, dan Jesika menatap Brian lekat-lekat.

"Berhenti melihatku!" bentak Brian.

Mereka bertiga kaget, tapi sebelum sempat bicara lagi, angin bertiup pelan. Energi aneh merembes, menusuk kulit, lalu keluar lagi seakan mengusir mereka.

"Awas!" teriak Selena yang tiba-tiba muncul.

Byuuurrr!

Elara jatuh ke dalam danau.

"Elara!!" jerit cewek-cewek.

Kepala Elara muncul kembali di permukaan. "Aman, masih bisa berenang!" ia tersenyum, tapi kakinya seperti ditarik ke bawah.

"El, maaf tadi gak bisa mengontrol kekuatan," seru Selena.

"Iya, gak papa," jawab Elara, masih berusaha menendang sesuatu di kakinya.

"Ayo sini, Elara!" Mira menjulurkan tangan.

Namun tiba-tiba Elara terseret ke dalam.

"Elara!!" teriak mereka panik.

"Brian, selamatkan Elara!" Maria berteriak.

"Dia hanya bercanda!" jawab Brian dingin, menolak bergerak.

Namun langit tiba-tiba mendung. Suasana jadi mencekam. Tanpa aba-aba, Brian akhirnya melompat ke danau.

Di bawah air, ia mendekat. Elara menatapnya sambil menahan napas. Sebuah bisikan terdengar di sekitarnya.

"Keluarkan energimu, dan aku akan menyerapnya…"

Brian siap mengeluarkan sihirnya, tapi Elara menggeleng keras. Ia meraih tangannya, menarik agar mereka naik ke atas.

Tepat saat Brian hendak memaksakan kekuatan, arus air berputar sendiri, mendorong tubuh mereka ke permukaan.

Mereka jatuh ke tepi daratan. Arsen sudah berdiri di sana. Matanya bersinar tajam, auranya menekan udara di sekitar.

"Elara, kamu baik-baik saja kan?" Mira segera menghampiri.

Arsen mengangkat tangan, membangunkan Brian dengan sekelebat energi. Aura dinginnya mengintimidasi.

"Seharusnya gunakan kekuatanmu, Brian!" titah Dorion dari balik pohon.

Arsen menatap tajam. "Kamu terlalu bodoh menjadi turunan klan iblis."

Brian menahan napas. "Dia yang melarangku."

Arsen menggeram, "Dia hanya cewek bodoh."

Elara terdiam sejenak, lalu meledak.

"Apa? Bodoh? Heh, Arsen si mayat hidup, Lo gak usah bilang gue bodoh!"

"Elara, jangan bertingkah bodoh!" seru Selena.

Elara menatap Selena dengan mata panas, lalu berbalik. Air matanya hampir jatuh, tapi ia menahannya dengan amarah.

"Tempat ini adalah tempat paling bodoh!" umpatnya keras, berjalan entah ke mana.

"Elara, tunggu!" Mira buru-buru menyusul.

Dorion mendekat ke Arsen. "Kamu membuatnya marah, Arsen?"

Arsen hanya mendengus dingin. "Dia sudah membuat kesalahan."

"Apa?" tanya Dorion.

"Memegang laki-laki lain… dan bahkan mereka mandi bersama."

Dorion menatap kaget. "Gak seperti itu kan?! Bukannya kamu melihatnya?"

Arsen tidak menjawab, hanya memberi perintah datar. "Ikutin dia."

Dorion langsung menghilang, mengikuti jejak Elara.

Selena melangkah mendekat. "Arsen, ada yang perlu kita bahas di Luminara!"

"Ada apa?" tanya Arsen cuek.

"Tentang apa yang dibicarakan orang tuamu waktu rapat kemarin," jawab Selena.

Tanpa menoleh, Arsen pergi. Selena cepat-cepat mengikutinya. Maria dan Jesika saling pandang lalu memilih kembali ke asrama.

Brian tertinggal, tubuhnya basah kuyup, wajahnya penuh amarah bercampur kebingungan. Ia menatap ke danau yang kembali tenang.

1
Flynn
Ngakak!
Melanie
Romantis banget!
Android 17
Jlebbbbb!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!