NovelToon NovelToon
KESEPAKATAN DI ATAS RANJANG

KESEPAKATAN DI ATAS RANJANG

Status: tamat
Genre:Suami Tak Berguna / Single Mom / Cerai / Keluarga / Cintamanis / Cinta Terlarang / Tamat
Popularitas:274.8k
Nilai: 5
Nama Author: EvaNurul

Maya hanya ingin satu hal: hak asuh anaknya.

Tapi mantan suaminya terlalu berkuasa, dan uang tak lagi cukup.

Saat harapan habis, ia mendatangi Adrian—pengacara dingin yang kabarnya bisa dibayar dengan tubuh. Dengan satu kalimat berani, Maya menyerahkan dirinya.


“Kalau aku tidur denganmu... kau akan bantu aku, kan?”


Satu malam jadi kesepakatan. Tapi nafsu berubah jadi candu.

Dan

permainan mereka baru saja dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EvaNurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PRIA ITU LAGI

Langit sore mulai menghitam saat Maya turun dari ojek online di depan gang kecil menuju kosannya. Angin berembus lembap, aroma tanah dan hujan yang belum turun mengisi udara.

Pikiran Maya masih penuh oleh percakapan dengan Rani. Tentang pengacara, tentang Adrian Lesmana, dan tentang pilihan-pilihan yang… tidak semua orang sanggup lakukan.

Langkahnya pelan saat menyusuri gang sempit itu, menahan kantung plastik berisi makanan ringan kesukaan Nayla.

Tapi begitu sampai di depan pintu kosan, hatinya langsung mencelos.

Pintu tidak terkunci.

Ia buru-buru mendorong daun pintu, dan suara tawa kecil menyambutnya dari dalam.

"Ayah lucu deh!"

"Iya dong, Nayla anak Ayah"

Maya membeku. Suara itu.

Reza.

Dia berdiri mematung di ambang pintu, melihat Reza duduk di lantai kamar kos yang kecil dan sederhana itu, bermain balok warna dengan Nayla.

Tanpa lepas jas mahalnya, Reza tampak begitu nyaman. Terlalu nyaman.

“Nayla, masuk kamar sekarang,” ucap Maya cepat.

Nayla menoleh. “Tapi—”

“Sekarang.”

Nada Maya membuat anak itu menurut, walau dengan langkah kecil yang berat.

Begitu Nayla menutup pintu, Maya langsung menatap Reza tajam. “Apa yang kamu lakukan di sini?”

Reza berdiri perlahan, merapikan dasinya yang longgar. “Mengunjungi anakku. Kosan ini gampang sekali dibuka, tahu nggak?”

“Kamu nggak bisa masuk seenaknya. Ini bukan rumah kamu,” geram Maya.

Reza berjalan pelan ke arahnya, mata penuh penilaian mengamati sekeliling. “Tempat kecil. Sempit. Udara pengap. Ini tempat kamu membesarkan dia?”

Maya mengepalkan tangannya. “Keluar.”

Tapi Reza malah tertawa pelan. “Aku heran kamu masih bisa keras kepala, May. Padahal... kamu tahu kamu nggak akan menang.”

“Ini bukan soal menang atau kalah—”

“Jelas itu soal menang atau kalah,” potong Reza cepat. “Di pengadilan, semua hitam-putih. Siapa yang lebih layak, siapa yang lebih stabil, siapa yang... lebih kuat.”

Ia mendekat, suaranya menurun, nyaris berbisik. “Dan kamu tahu, aku selalu lebih kuat darimu.”

Maya menggertakkan gigi. “Kamu mungkin bisa beli pengacara mahal, tapi kamu nggak akan bisa beli hati Nayla.”

Reza tersenyum sinis. “Tapi kalau Nayla tumbuh besar dan sadar dia hidup di kamar kos sempit, tanpa fasilitas, tanpa mainan, tanpa masa depan yang layak... dia akan tahu siapa yang lebih pantas.”

Dia menyentuh pundak Maya, dan Maya langsung menepisnya.

“Jangan sentuh aku!”

Reza mundur, mengangkat tangan seolah tak bersalah. “Oke. Tapi ingat, May... semakin kamu keras kepala, semakin kamu menyakiti dirimu sendiri. Dan anak-ku.”

"Kamu masih bisa kembali padaku. Kalau kamu mau, dan semua ini selesai."

Maya hanya membalas dengan tatapan dingin.

“Jangan salahkan aku nanti kalau Nayla mulai panggil wanita lain ‘ibu’. Karena kalau aku menang... aku akan pastikan dia tumbuh tanpa kenal kamu.”

Tamparan Maya akhirnya mendarat keras di pipi Reza.

Tapi lelaki itu hanya menoleh, menyentuh pipinya, lalu menatap Maya dengan senyum bengis.

“Sentuhan pertama setelah dua tahun... ternyata masih panas.”

Maya hampir menangis. Tapi dia menahan semuanya.

Reza merapihkan pakaian nya, lalu berjalan ke pintu. Sebelum keluar, dia menatap Maya untuk terakhir kalinya malam itu.

“Kamu tahu, May... aku sebenarnya kasihan. Kamu akan kalah. Dan kamu akan datang... minta tolong. Mungkin bahkan merangkak.”

Klik.

Pintu tertutup. Suasana hening. Tapi di dada Maya, detaknya tidak.

Maya berdiri lama di depan pintu. Matanya merah. Tapi air matanya tak keluar.

Hanya satu suara di kepalanya yang kini bergema:

“Aku butuh seseorang yang bisa melawan dia. Bukan sekadar pengacara. Tapi... senjata.”

Dan nama itu kembali terlintas di pikirannya.

Adrian Lesmana.

1
Wayan Sucani
Untung endingnya bahagis
Wayan Sucani
Yg baca ikut baper...🤣🤣🤣
Evy
Kalo kejadian nya seperti itu...jelaslah Maya akan kalah kecuali dia ibu bandung nya Nayla.Pengadilan pasti akan memutuskan Bapak kandung yang berhak.Kasihan Maya yang telah berjuang membesarkan Nayla sedari bayi...
mety
suka dengan karyamu Thor 😍😍
kalea rizuky
hakim. tolol
kalea rizuky
kasih ibu sepanjang masa apapun di lakuin termasuk mengorbankan harga diri
Dea Fitri
kok beda kek di awalnya Thor ??
Rahma Putri
cerita yg bagus
Diana
mereka lupa author kalau ada hukum karma!😅😅
Diana
kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah!
Diana
dunia memang kejam Maya, tapi Tuhan itu adil!
Diana
Reza berpikir uang bisa menyelesaikan semua masalah dan dapat membeli kebahagiaan!
tapi dia salah!
Studesyy
bagus, alurnya jelas deg2an bgt jalani persidangan Maya...good job Thor..
pipi gemoy
Nayla anak istri ke 2 Reza yg meninggal
elsaanisya
Masih penasaran ini cere kenapa ya?
AZLEN HASLINA BT. AWANG KPM-Guru
hebat
Zia Zee
ayudita apa Larasati kak othor?
Niar Zahniar
semangat berkarya
Ellya Muchdiana
Maya bisa menang di pengadilan, karena suaminta menikah lagi tanpa izin istri pertamanya
Ellya Muchdiana
siram aja pake air bekas cucian piring, biar si Reza kabur ga ganggu Maya kerja, udah ga tanggung jawab dan tidak ada kabar sama anak selama 4 tahun, tiba2 mau ambil hak asuh anak,,, situ waras??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!