NovelToon NovelToon
The Big Families 2

The Big Families 2

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Mafia
Popularitas:226.2k
Nilai: 5
Nama Author: Maya Melinda Damayanty

Sekuel ke empat Terra The Best Mother, sekuel ke tiga Sang Pewaris, dan sekuel ke dua The Big Families.

Bagaimana kisah kelanjutan keluarga Dougher Young, Triatmodjo, Hovert Pratama, Sanz dan Dewangga.
Saksikan keseruan kisah pasukan berpopok dari new generasi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEGADUHAN

Virgou memijit pelipisnya. Hanya sebagian uang pesta yang kembali, padahal nyaris seluruh event dikerjakan perusahaan keluarga. Tapi bisnis tetaplah bisnis. Banyak orang bergantung hidup dari situ, tak bisa seenaknya menarik semua biaya hanya karena pelanggan adalah kakeknya sendiri.

Sementara sang biang kerok, Bart, kini duduk santai di kursi rotan, menikmati sore dengan seteko teh dan kue kering. Ia sama sekali tak merasa bersalah telah mengacak-acak jadwal dan keuangan seluruh keluarga.

Mereka baru saja memesan tiket perjalanan. Rombongan besar akan berangkat besok. Semua ikut, semua cuti mendadak. Bahkan Frans, yang paling disiplin soal kerja, ikut menyerah.

“Sayang,” suara lembut Puspita menembus riuh pikiran suaminya. Ia mengelus pelan lengan Virgou yang tegang. “Aku tahu kamu capek. Tapi Grandpa sudah sepuh. Tabiatnya kembali seperti anak-anak. Kita bersyukur, kan, dia nggak sampai Alzheimer? Ingat waktu itu, dia hampir lupa siapa dirinya sendiri.”

Virgou mengembuskan napas panjang. “Tapi ini terlalu kekanak-kanakan, sayang. Aku sampai merasa kayak ngurus TK internasional!”

Puspita tersenyum, memiringkan kepala manis. “Grandpa memang suka maksa, tapi kalau terbentur masalah, dia ya begini. Lupa semua tanggung jawabnya.”

“Iya, tapi tetap saja... semua orang repot Satu orang bikin sekacau ini,” gumam Virgou, nada suaranya antara jengkel dan sayang.

“Sayang,” bisik Puspita, kali ini menatapnya dalam. “Usianya sudah hampir sama dengan mendiang Granny Bertha. Kita manjakan dia selagi bisa. Sebelum nanti kita menyesal nggak menurutinya.”

Virgou menatap istrinya lama. Ia tahu, kalau bukan karena Puspita, hidupnya mungkin sudah tenggelam dalam gelap dan dendam yang tak habis-habis. Perempuan itu seperti pelita — selalu hangat, lembut, dan menenangkan.

Belum sempat suasana jadi lebih tenang, tiba-tiba suara keras memecah ruang tamu.

“Kakak!” teriak Terra sambil menghentak-hentakkan kaki, wajahnya kesal seperti anak kecil.

Virgou memutar mata. “Astaga, sudah menghadapi kakeknya, sekarang cucunya,” dumalnya. Puspita tertawa lepas.

“Sayang, sabar,” ujarnya, menahan tawa sambil mengelus bahu suaminya.

“Kakak!” seru Terra lagi sambil cemberut, tangannya berkacak pinggang.

“Ada apa, Terra? Suamimu nggak mau kasih jatah?” sahut Virgou datar tapi dengan nada menyenggol.

“Kakak!” rengek Terra lagi, wajahnya makin merengut.

“Iya apa lagi!” suara Virgou meninggi, sabarnya mulai menipis.

“Itu Kak Gomesh!” tunjuk Terra ke arah pria raksasa di pojok ruang makan yang sedang asyik menyeruput mie instan panas-panas.

Virgou menatap tak percaya. “Astaga, kamu marah cuma karena dia makan mie yang kamu masak?”

“Baby Zaa belain dia!” rengek Terra lagi, hampir mau menangis.

Puspita sudah tertawa terbahak, sampai menutupi mulutnya. “Ya Allah, keluarga ini absurd banget,” ujarnya di sela tawa.

“Terra, kamu itu udah ibu-ibu,” sahut Puspita setelah agak tenang.

“Mana ada hubungannya!” jawab Terra cepat sambil manyun. “Kakaaak!”

Virgou akhirnya menyerah. “Oke, oke, aku masakin mie lagi. Mau?”

“Mauu!” jawab suara riuh — bukan hanya dari Terra, tapi juga dari Bart, Haidar, Leon, Herman, dan Frans yang tiba-tiba sudah nongol di ruang makan.

Virgou menatap ke langit-langit, nyaris tak percaya. “Astaga, aku cuma nanya ke Terra, bukan buka restoran!”

“Anak sialan!” semprot Bart tanpa alasan jelas.

“Dad!” tegur Khasya spontan.

“Bela aja terus anakmu itu, Khasya!” sambung Bart keras kepala.

Puspita menahan tawa lagi, menunduk supaya tak terlihat. Leon berbisik pada Herman, “Kadang aku nggak tahu, ini keluarga normal atau acara reality show.”

“Kayaknya reality show dengan sponsor vitamin penenang,” sahut Herman datar.

Akhirnya, dengan pasrah bercampur geli, Virgou turun tangan. Ia menggulung lengan kemejanya, menyalakan kompor, dan mulai memasak mie godok besar-besaran. Aroma bawang putih dan daun bawang segera memenuhi ruangan. Semua menunggu dengan wajah bahagia.

“Ah…” Puspita tersenyum sambil bersandar di meja. “Suamiku seksi sekali kalau serius.”

Virgou menoleh cepat. “Kalau begini terus, aku buka warung aja sekalian!”

“Nama warungnya apa, Kak?” tanya Terra polos.

Virgou meliriknya. “Warung Sabar Itu Mahal.”

Namun semua dapat jatah mie, kecuali Gomesh. Pria itu sudah makan mie instan milik Terra. Maria pun melarang keras suaminya makan mie lagi.

"Baby Zaa. Masa ini ada perlakuan diskriminasi!" adu Gomesh pada Zaa.

Gadis kecil itu menatap Virgou, pria itu pura-pura tak lihat. Lalu pandangan Zaa beralih pada Gomesh.

"Maaf Ata' eh Kakak. Kakak Daddy pelit!" jawab Zaa menyesal. Semua menutup mulut menahan senyum mendengar jawaban Zaa.

"Anak ini!" dumal Virgou.

"Baby, Kakak Daddy bukan pelit. Tapi, Kakak Gomesh kan tadi udah makan mie punya Kak Terra," ujar Maria menjelaskan.

"Lalu apa masalahnya kalau makan lagi? Tidak boleh?" tanya Aarav ikut nimbrung.

"Boleh!" jawab Khasya lalu berdiri

Mie sudah habis, ia mengambil mangkuk dan menuang setengah isi miliknya dan menyerahkan pada Gomesh.

"Ini sayang. Makan lah!" ujarnya lembut penuh kasih sayang.

Herman dan lainnya hendak protes, tetapi tatapan mata Khasya yang lembut pada Gomesh membuat mereka semua bungkam.

Malam menjelang keberangkatan terasa lebih sunyi dari biasanya. Rumah besar itu perlahan redup, hanya menyisakan cahaya kekuningan dari lampu taman yang menembus jendela kaca besar ruang keluarga. Aroma mie dan tawa yang tadi bergema kini berganti menjadi keheningan lembut.

Virgou duduk di balkon lantai dua, menatap langit malam. Hujan tipis mulai turun. Di bawah sana, para anggota keluarga masih berkemas dengan cara masing-masing — ada yang panik, ada yang santai seperti liburan ke Bali, padahal besok tujuan mereka jauh lebih serius.

Langkah lembut terdengar mendekat.

Puspita datang membawa dua cangkir teh hangat. Ia duduk di sebelah suaminya, lalu menyandarkan kepala di bahunya.

“Besok pasti kacau,” gumam Virgou pelan.

"Ada saja drama yang dibuat mereka!" lanjutnya mengeluh.

Puspita tersenyum, ia mengelus lengan suaminya.

"Tetapi karena mereka selain kamu. Aku mau bersamamu," ujar Puspita.

Virgou mengangguk, ia di sini karena satu perempuan yang juga jadi pilar kehangatan keluarga. Adik sepupunya, Terra.

"Ya, aku ada karena keluarga ini. Tetapi aku lelah. Mereka semua bergantung padaku," sahut Virgou sambil menghela nafas panjang.

"Itu karena kamu adalah sandaran mereka Kamu adalah tembok pelindung mereka dan aku!" sahut Puspita.

Dua mata saling bertemu, kepala Virgo turun hendak mencium bibir istrinya. Satu senti lagi ....

"Daddy!" teriak Rion tiba-tiba muncul di pintu kamar.

"Astaghfirullah!" Virgou memejamkan matanya lelah. Puspita mengecup cepat bibir suaminya.

"Ayo sayang, baby besar kesayangan kita datang!" ucapnya lembut menenangkan sang suami.

"Ada apa Baby?" Rion langsung naik ke ranjang Virgou dan Puspita ia menarik selimutnya sendiri dan berada di tengah-tengah ranjang.

Virgou menutup pintu, lalu menyusul istri dan Rion yang sudah ada di sana. Mereka berpelukan.

"Ada apa, Baby?' tanya Virgou lembut.

'Istri Ion buat Ion kesel Daddy," adu Rion.

Tok! Tok! Tok! Terdengar ketukan keras, Virgou kembali menghela nafas panjang sementara Puspita tertawa terbahak-bahak.

Azizah dengan perut besarnya berdiri di pintu langsung masuk dan naik ke atas tidur di sisi Puspita.

"Ayo Daddy, kita bobo!' ajak Rion.

Virgou naik ke atas ranjang,.tangan Rion menjulur dan memeluk Virgou erat-erat.

"Ba bowu Daddy!' bisik Rion lirih.

Virgou tersenyum, "Ba bowu pu, Baby!"

Bersambung.

Ah ... Readers kemarin maaf ya ada dobel ceritanya. Soalnya mata lagi bermasalah.

Next?

1
nuraeinieni
baby zaa pimtar dan pemberani,,ikut jejak dady virgou nih.
nuraeinieni
kwkwkw,,,mama terra para baby tdk mau tidur siang,,;semua mau ikut berpetualang,,,😃
Anita Barus
zaa.benar2 bijak jujur dan mempunyai welas asih namun tetep tegas .walau msh kecil ya 🥰🥰🥰🥰❤️❤️❤️baby zaa
Anita Barus
ketua ikutan kabur juga PP .ingin bertualang dengan bersama para baby 🤩🤩🤩😂😂😂😂
Wiwuk Putri
ternyata only baby lbh strategis ngadepin iblis Pelan tp langsung telak
keren banget meski msh kicik
salut.....
Rokhyati Mamih
next
tegang eh di gantung
Dee
next kakkkk
dimsum mbluber1
bs bowu ddy vir 😍 trs sehst y ddy jd pilar yg kokoh bwt smua anggota klrg
Diah
onty baby yang paling kuat
Endang Pusparini
pentolan mafia bertemu lawan "tangguh" nih
Atik Marwati
semoga semua baik baik saja..
Atik Marwati
Dady sama papa gom tak.. semoga selamat
nurry
aamiin aamiin aamiin YRA 🤲
nurry
terimakasih sudah dobel up, kuberi secangkir kopi biar tambah semangat menulis, dan ku tunggu lanjutan keseruan mereka kak Maya 🙏💪❤️
Tri Desi
semoga gk ad cerita yg serem lagi lah thoooor mau cerita lucu dari para baby berpopok next episode thoooor 🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏 pliiiiiis
Reny Saputro
semangat. terimakasih doubel update
nurry
hahahaha wuyuy langsung lapar lagi dan ingin makan soto betawi 😄
Nur Lailla
semoga smuanya baik2 aja ya
nurry
wuyuy datang terlambat 🙏❤️
evvylamora
Papa Gomesh bgmn kabarnya?? 😄😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!