NovelToon NovelToon
Sebaiknya Kamu Lari

Sebaiknya Kamu Lari

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Ketos / Dosen / Nikahmuda / Duniahiburan
Popularitas:845
Nilai: 5
Nama Author: HARJUANTO

Hanya cerita fiktif belaka, jangan dijadikan keyakinan atau kepercayaan. Yang pasti ini adalah cerita horor komedi.

Awalnya dia hanyalah seorang ibu biasa tetapi saat dia kehilangan putrinya saat mengikuti masa orientasi penerimaan mahasiswi baru, dia tak tinggal diam. Kematian putrinya yang mencurigakan, membuatnya tak terima dan mencari tahu penyebab kematiannya serta siapa yang paling bertanggung jawab.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 : Menembus Kabut Kenangan

Menembus Kabut Kenangan

Langkah kaki mereka terasa ringan saat memasuki kabut tipis yang menyelimuti ujung lembah. Kabut itu tidak dingin atau lembap seperti kabut biasa. Sebaliknya, kabut ini terasa hangat dan kering, dengan aroma bunga-bunga hutan yang semakin kuat dan memikat. Rasanya seperti berjalan memasuki mimpi yang terbuat dari kenangan.

Jalur yang terbentuk di dalam kabut tampak jelas, seolah-olah ada cahaya lembut yang memandunya. Di kiri dan kanan mereka, kabut bergerak perlahan, sesekali menampakkan siluet pepohonan yang familiar, meskipun mereka tahu mereka belum mencapai hutan Lakuk Kandang. Ada perasaan déjà vu yang kuat, seolah-olah mereka pernah melewati jalan ini sebelumnya, meskipun ingatan mereka tidak dapat memastikannya.

Saat mereka berjalan lebih dalam ke dalam kabut, suara-suara hutan di sekitar mereka mulai berubah. Mereka tidak lagi mendengar suara-suara khas Hutan Ribu, melainkan suara-suara yang sangat familiar dari hutan Lakuk Kandang: kicauan burung-burung kecil yang riang, suara gemericik air sungai yang jernih, dan desiran angin yang lembut di antara dedaunan. Aroma tanah lembap dan lumut semakin kuat, membawa serta ingatan akan Pohon Kehidupan dan para Kurcaci Hutan.

Maya dan Sari saling berpegangan tangan, mata mereka berbinar-binar penuh. harapan. Agni merasakan hatinya berdebar kencang. Apakah mereka benar-benar akan kembali ke hutan kenangan mereka?

Tiba-tiba, kabut di depan mereka mulai menipis, memperlihatkan sebuah pemandangan yang sangat familiar. Di hadapan mereka terbentang sebuah padang rumput hijau yang luas, dikelilingi oleh pohon-pohon raksasa yang menjulang tinggi. Di tengah padang rumput itu, berdiri dengan megah Pohon Kehidupan, daun-daunnya berkilauan tertimpa cahaya matahari sore yang menembus kabut.

Agni, Maya, dan Sari terhenti, terpukau melihat pemandangan yang telah lama mereka rindukan. Mereka benar-benar telah kembali ke hutan Lakuk Kandang.

Pak Jono, yang berjalan di belakang mereka, tampak terheran-heran. "Bagaimana mungkin? Bukankah kita tadi berada di Hutan Ribu?"

Agni tersenyum. "Sepertinya Hantu Gembalang Raya telah menunjukkan kita jalan pintas, Pak Jono."

Saat mereka melangkah maju menuju Pohon Kehidupan, tiba-tiba mereka mendengar suara riang dari arah pepohonan. Sekelompok Kurcaci Hutan berlarian menghampiri mereka, wajah-wajah kecil mereka berseri-seri gembira.

"Agni! Maya! Sari! Kalian kembali!" seru salah satu Kurcaci Hutan yang mereka kenal.

Kurcaci tua berjenggot lumut juga ikut menghampiri mereka, senyum lebar menghiasi wajahnya. "Selamat datang kembali, teman-teman kami. Kami sangat senang melihat kalian lagi."

Agni, Maya, dan Sari memeluk para Kurcaci Hutan dengan rasa haru dan bahagia. Mereka tidak menyangka akan kembali ke tempat ini secepat ini.

"Bagaimana kalian bisa tahu kami datang?" tanya Maya.

Kurcaci tua itu tersenyum bijak. "Hutan ini memiliki caranya sendiri untuk berkomunikasi. Kami merasakan kedatangan kalian."

Mereka kemudian melihat ke arah belakang. para Kurcaci Hutan. Di sana, berdiri dengan tenang sosok tinggi besar yang mereka lihat di puncak bukit Hutan Ribu. Hantu Gembalang Raya. Makhluk itu tampak mengangguk pelan ke arah mereka, seolah menyambut kedatangan mereka di hutan Lakuk Kandang.

Agni menyadari bahwa Hantu Gembalang. Raya dan hutan Lakuk Kandang memiliki hubungan yang lebih erat dari yang mereka bayangkan. Mungkin, mereka adalah penjaga dari dua wilayah yang berbeda namun saling terhubung.

Sari melangkah maju mendekati Hantu Gembalang Raya. "Terima kasih telah membawa kami kembali," katanya dengan tulus.

Hantu Gembalang Raya tidak menjawab dengan kata-kata, la hanya mengulurkan salah satu tangannya yang besar, dan di telapak tangannya muncul setangkai bunga yang sangat indah, bunga yang hanya tumbuh di sekitar Pohon Kehidupan. Sari menerima bunga itu dengan senyum bahagia.

Agni, Maya, dan Sari saling berpandangan. Mereka merasa sangat beruntung bisa. mengalami petualangan yang luar biasa ini, menghubungkan dua dunia yang berbeda namun sama-sama ajaib. Mereka tahu, kenangan tentang Hutan Ribu dan Hantu Gembalang Raya akan menjadi bagian tak terpisahkan dari kisah perjalanan spiritual mereka. Dan kini, mereka kembali berada di hutan Lakuk Kandang, siap untuk melanjutkan petualangan mereka bersama para sahabat kecil mereka.

Pertemuan Dua Penjaga

Setelah kehangatan pelukan dan sapaan dari para Kurcaci Hutan mereda, perhatian Agni, Maya, dan Sari kembali tertuju pada Hantu Gembalang Raya yang berdiri dengan tenang di dekat Pohon Kehidupan. Kehadirannya di hutan Lakuk Kandang terasa begitu alami, seolah ia memang bagian dari tempat ini.

Kurcaci tua berjenggot lumut menghampiri mereka dan menjelaskan dengan nada penuh hormat, "Hantu Gembalang Raya adalah sahabat lama hutan ini. la sering berkunjung untuk memastikan keseimbangan alam tetap terjaga, terutama antara dunia awan dan hutan."

Maya tampak terkejut. "Jadi, dia bukan hanya penjaga Hutan Ribu?"

"Setiap penjaga memiliki wilayahnya sendiri, Nak," jawab Kurcaci tua itu bijak. "Namun, kami semua memiliki tujuan yang sama: melindungi kehidupan dan keindahan alam semesta."

Hantu Gembalang Raya kemudian melangkah mendekati Pohon Kehidupan. la meletakkan tongkat gembalanya di bawah pohon itu dan mengulurkan tangannya yang besar, menyentuh lembut kulit kayunya yang hangat. Cahaya lembut memancar dari tempat sentuhan itu, seolah ada energi yang saling bertukar antara sang penjaga awan dan jantung hutan.

Sari memperhatikan dengan seksama. "Apa yang sedang dia lakukan?"

"Dia sedang berbagi energinya dengan Pohon Kehidupan," jawab salah satu Kurcaci Hutan. "Seperti yang kami lakukan, tapi dengan cara yang berbeda. Hantu Gembalang Raya memiliki hubungan yang unik dengan elemen udara dan air, yang juga sangat penting bagi kehidupan hutan ini."

Agni merasa semakin memahami betapa kompleks dan saling terhubungnya dunia yang mereka tinggali. Ada harmoni yang terjalin antara berbagai makhluk dan kekuatan alam, yang bekerja sama untuk menjaga keseimbangan.

Hantu Gembalang Raya kemudian berbalik menghadap Agni, Maya, Sari, dan Pak Jono. la mengangkat tangannya lagi, dan kali ini, di telapak tangannya muncul tiga buah bunga yang sama indahnya dengan yang diberikan kepada Sari sebelumnya. la memberikan satu bunga kepada Agni dan satu lagi kepada Maya.

Agni menerima bunga itu dengan rasa haru. Warnanya sangat indah, perpaduan. antara biru langit dan hijau hutan, seolah melambangkan persatuan antara Hantu Gembalang Raya dan hutan Lakuk Kandang.

Pak Jono, yang masih tampak sedikit bingung namun juga kagum, memberanikan diri bertanya kepada Kurcaci tua, "Apakah Hantu Gembalang Raya bisa berbicara dengan kita?"

Kurcaci tua itu menggeleng pelan. "la berkomunikasi dengan cara yang berbeda, melalui alam dan melalui hati. Kita bisa merasakan maksudnya jika kita benar-benar mendengarkan."

Seolah mengiyakan perkataan Kurcaci tua, Hantu Gembalang Raya kembali menatap langit. Awan-awan di atas mereka perlahan membentuk gambar tiga sosok manusia yang sedang tersenyum, berdiri di bawah pohon yang sangat besar dan rindang. Kemudian, gambar itu perlahan berubah menjadi gambar awan yang bergerak bebas di langit biru.

Agni, Maya, dan Sari tersenyum. Mereka merasa pesan Hantu Gembalang Raya sangat jelas: hargailah kebersamaan, lindungilah alam, dan biarkanlah kehidupan mengalir dengan bebas seperti awan di langit.

Malam itu, mereka semua berkumpul di sekitar Pohon Kehidupan. Para Kurcaci Hutan menyalakan api unggun kecil, dan mereka berbagi cerita dan tawa. Pak Jono bercerita tentang pengalamannya menjelajahi berbagai hutan di Sumatera, sementara Maya dan Sari berbagi tentang penelitian dan karya seni mereka. Agni mendengarkan dengan hati hangat, merasa bersyukur atas perjalanan yang telah membawa mereka sejauh ini.

Hantu Gembalang Raya duduk dengan tenang di dekat mereka, sesekali bersenandung lirih. Meskipun ia tidak mengucapkan sepatah kata pun, kehadirannya memberikan rasa damai dan kebersamaan yang mendalam.

Saat bintang-bintang mulai bermunculan di langit, Agni menyadari bahwa petualangan mereka kali ini telah membawa mereka pada pemahaman yang lebih dalam

tentang hubungan antara manusia dan alam, serta tentang keberadaan makhluk-makhluk luar biasa yang menjaga keseimbangan dunia ini. Mereka telah bertemu dengan dua penjaga hutan yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama, dan mereka merasa terhormat bisa menjadi bagian dari kisah mereka.

Malam itu, di bawah cahaya bintang dan kehangatan api unggun, mereka merasakan harmoni yang abadi antara langit dan bumi, antara awan dan hutan, dan antara hati mereka dengan alam semesta.

Cahaya Kebajikan di Hutan Damai

Pagi menyambut mereka di hutan Lakuk Kandang dengan kehangatan mentari yang menembus rimbunnya pepohonan. Setelah sarapan sederhana yang disiapkan oleh para Kurcaci Hutan, suasana terasa tenang dan penuh kedamaian. Agni, Maya, Sari, dan Pak Jono duduk bersama para Kurcaci di dekat Pohon Kehidupan, menikmati kebersamaan yang terasa begitu berharga.

Dalam keheningan pagi itu, Kurcaci tua berjenggot lumut berkata dengan suara lembut, "Di dalam ajaran kami, kami selalu diajarkan untuk menjaga alam dan berbuat baik kepada semua makhluk. Ini sejalan dengan apa yang diajarkan oleh para nabi dan rasul yang membimbing umat manusia."

la kemudian melanjutkan, "Ada sebuah hadis yang sering kami dengar dari para pengembara yang sesekali datang ke hutan ini, yang menurut kami sangat sesuai dengan suasana dan apa yang telah kita alami bersama."

Kurcaci tua itu kemudian mengucapkan sebuah hadis dengan nada khusyuk:

**" الدنيا مزرعة الآخرة"**

(Ad-dunya mazra'atul akhirah)

"Artinya," lanjut Kurcaci tua itu, "Dunia ini adalah ladang akhirat. Apa pun yang kita tanam di dunia ini, itulah yang akan kita tuai di kehidupan yang abadi."

Agni, Maya, Sari, dan Pak Jono mendengarkan dengan penuh perhatian. Makna hadis tersebut terasa sangat dalam dan relevan dengan semua yang telah mereka alami. Mereka telah melihat bagaimana kebaikan dan kepedulian terhadap alam membawa kedamaian dan kebahagiaan, tidak hanya bagi mereka sendiri tetapi juga bagi para Kurcaci Hutan dan seluruh ekosistem hutan Lakuk Kandang.

"Hadis ini mengingatkan kita bahwa setiap perbuatan baik, sekecil apa pun, akan memiliki dampak yang besar di kemudian hari," kata Agni dengan nada merenung. "Seperti kita membantu para Kurcaci Hutan dan mereka menyambut kita dengan kebaikan."

Maya menambahkan, "Dan bagaimana. Hantu Gembalang Raya menjaga keseimbangan alam, itu juga merupakan sebuah kebaikan yang akan membawa manfaat bagi banyak makhluk."

Sari mengangguk setuju. "Kita juga belajar untuk lebih menghargai alam dan semua makhluk hidup di dalamnya. Itu juga merupakan bentuk 'menanam' kebaikan. untuk masa depan."

Pak Jono, yang sedari tadi menyimak, berkata, "Saya jadi teringat, dulu kakek saya juga sering mengatakan hal serupa.. Beliau selalu mengajarkan untuk berbuat baik kepada sesama dan menjaga lingkungan sekitar. Ternyata, ajaran-ajaran kebaikan itu ada di mana-mana."

Hantu Gembalang Raya, yang sedari tadi duduk dengan tenang di dekat mereka, tiba-tiba menggerakkan tongkatnya. Awan-awan di langit perlahan membentuk gambar sebuah ladang yang subur, dengan berbagai macam tanaman yang tumbuh dengan subur. Kemudian, gambar itu perlahan berubah menjadi gambar orang-orang yang sedang memanen hasil ladang dengan wajah bahagia.

Agni, Maya, Sari, dan Pak Jono tersenyum melihat pesan yang disampaikan oleh Hantu Gembalang Raya. Mereka semakin memahami bahwa kehidupan di dunia ini adalah sebuah kesempatan untuk berbuat baik dan menanam kebajikan, yang hasilnya akan kita nikmati di kemudian hari.

Setelah beberapa saat menikmati kebersamaan dan merenungkan makna hadis tersebut, tiba saatnya bagi Agni, Maya, Sari, dan Pak Jono untuk berpamitan kepada para Kurcaci Hutan dan Hantu Gembalang Raya. Mereka mengucapkan terima kasih atas semua kebaikan dan pelajaran yang telah mereka dapatkan selama berada di hutan Lakuk Kandang.

Para Kurcaci Hutan dan Hantu Gembalang Raya mengantar mereka hingga ke batas hutan, melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan. Agni, Maya, Sari, dan Pak Jono melangkah keluar dari hutan dengan hati yang penuh kedamaian dan kebahagiaan, membawa serta cahaya kebajikan yang telah mereka temukan di hutan yang damai ini. Mereka tahu, pelajaran tentang dunia sebagai ladang akhirat akan selalu mereka ingat dan menjadi pedoman dalam setiap langkah kehidupan mereka.

Kembali Kerumah Dengan Hati yang Kaya

Perjalanan kembali dari hutan Lakuk Kandang terasa lebih ringan dari sebelumnya. Agni, Maya, Sari, dan Pak Jono berjalan bersama dalam diam yang penuh makna. Hati mereka dipenuhi dengan kedamaian dan rasa syukur atas semua yang telah mereka alami. Hadis yang diucapkan oleh Kurcaci tua terus terngiang di benak Agni, mengingatkannya akan pentingnya setiap perbuatan dan niat dalam hidup ini.

Maya dan Sari tampak lebih tenang dan dewasa setelah petualangan ini. Mereka telah melihat keajaiban alam dan merasakan kebaikan dari makhluk-makhluk yang berbeda. Pengalaman ini pasti akan menjadi pelajaran berharga bagi mereka dalam menjalani kehidupan. Pak Jono, meskipun masih sedikit terheran-heran dengan semua kejadian mistis yang baru saja ia saksikan, tampak lebih ceria dan bersemangat. la bahkan berjanji akan lebih menjaga hutan dan menceritakan kisah-kisah ini kepada anak cucunya kelak.

Saat mereka tiba kembali di rumah Kakek, hari sudah beranjak sore. Kakek menyambut mereka dengan senyum lega dan pelukan hangat. la sudah menunggu kabar dari mereka dan merasa khawatir karena mereka pergi cukup lama. Agni dan kedua putrinya kemudian menceritakan semua yang telah mereka alami di Hutan Ribu dan pertemuan mereka dengan Hantu Gembalang Raya, serta kembalinya mereka ke hutan Lakuk Kandang dan hadis yang mereka dengar.

Kakek mendengarkan cerita mereka dengan penuh perhatian, sesekali mengangguk-angguk tanda mengerti. la tidak meragukan sedikit pun cerita mereka, karena ia sendiri percaya akan adanya dunia lain yang berdampingan dengan dunia manusia. la justru merasa bangga karena anak dan cucu-cucunya memiliki pengalaman yang begitu istimewa.

"Kalian telah melihat dan belajar banyak hal selama perjalanan ini," kata Kakek dengan nada bijak. "Ingatlah selalu pesan dari hadis yang kalian dengar. Dunia ini memang ladang tempat kita menanam kebaikan. Apa pun yang kita tanam dengan hati yang tulus, pasti akan berbuah kebaikan pula.'

Malam itu, mereka semua makan malam bersama di rumah Kakek. Suasana terasa hangat dan penuh keakraban. Mereka berbagi cerita dan tawa, mengenang semua momen indah yang telah mereka lalui. Agni merasa sangat bersyukur memiliki keluarga yang begitu suportif dan penuh kasih sayang.

Keesokan paginya, setelah berpamitan dengan Kakek, Agni, Maya, dan Sari kembali. ke rumah mereka di Agam Regency. Perjalanan pulang kali ini terasa lebih ringan dan menyenangkan. Mereka bertiga berbagi pemikiran dan perasaan mereka tentang semua yang telah terjadi. Mereka sepakat untuk menyimpan semua kenangan. ini sebagai harta yang tak ternilai harganya.

Sesampainya di rumah, suasana terasa lebih damai dan tenang. Foto Anggi yang tersenyum di ruang tamu menyambut kedatangan mereka. Agni mengusap lembut foto itu, merasakan kehangatan di hatinya. la tahu, Anggi pasti ikut bahagia melihat mereka telah menemukan kedamaian dan kebahagiaan kembali.

Agni duduk di beranda rumahnya, menatap langit sore yang indah. la merenungkan semua perjalanan yang telah ia lalui sejak kehilangan Anggi. Kesedihan, kerinduan, petualangan yang penuh misteri dan keajaiban, pertemuan dengan makhluk-makhluk luar biasa, dan pelajaran-pelajaran berharga yang telah ia dapatkan. Semua itu telah membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih bijaksana.

la menyadari bahwa hidup ini adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan liku-liku dan kejutan. Namun, selama kita memiliki hati yang tulus, selalu berbuat baik, dan menjaga hubungan baik dengan alam serta sesama, kita pasti akan menemukan jalan keluar dari setiap kesulitan dan meraih kebahagiaan yang sejati.

Agni tersenyum. la merasa kaya, bukan hanya karena pengalaman-pengalaman luar biasa yang telah ia alami, tetapi juga karena cinta dan kasih sayang dari keluarga dan teman-teman, serta pelajaran hidup yang telah ia dapatkan. la siap untuk menatap masa depan dengan hati yang lebih tegar dan penuh harapan, membawa serta semua kenangan indah dan nilai-nilai luhur yang telah ia peroleh selama perjalanan spiritualnya. Dan ia yakin, di setiap langkah kehidupannya, ia akan selalu berusaha untuk menanam kebaikan, sesuai dengan pesan hadis yang telah membekas di hatinya.

Hikmah dari Untaian Kata

Malam semakin larut, namun Agni masih duduk di beranda, menikmati hembusan. angin malam yang sejuk di Agam Regency. Pikirannya kembali menari-nari, merangkai setiap kejadian yang telah ia alami bersama Maya dan Sari. Kehilangan Anggi, petualangan di hutan Lakuk Kandang, pertemuan dengan para Kurcaci Hutan dan peri Aila, hingga perjalanan ke Hutan Ribu dan perjumpaan dengan Hantu Gembalang Raya. Semua terasa seperti benang-benang takdir yang terjalin indah, memberikan pelajaran dan hikmah yang tak ternilai harganya.

la teringat akan kata-kata bijak dari Kurcaci tua, hadis yang menyentuh kalbunya tentang dunia sebagai ladang akhirat. Kini, ia kembali teringat akan untaian kata-kata mutiara lain, sebuah Mahfuzot yang pernah ia pelajari dahulu, yang terasa sangat relevan dengan perjalanan hidupnya dan semangat yang membara dalam dirinya untuk terus belajar dan berkembang.

Agni menghela napas pelan dan mengucapkan dalam hati:

" من جد وجد"**

(Man jadda wajada)

la tersenyum lembut. Kata-kata sederhana itu memiliki makna yang sangat dalam: **"Barang siapa bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil."**

Agni merenungkan makna Mahfuzot tersebut. Perjalanan hidupnya selama ini adalah bukti nyata dari kebenaran kata-kata itu. Setelah kehilangan Anggi, ia tidak menyerah pada kesedihan. Dengan kesungguhan hati, ia berusaha bangkit kembali, mencari kekuatan dalam keluarga dan alam. Kesungguhan hatinya pula yang membawanya dan kedua putrinya pada petualangan-petualangan yang luar biasa, membuka mata mereka terhadap keajaiban dunia yang tersembunyi.

la melihat ke arah kamar kedua putrinya, cahaya samar masih terlihat dari celah pintu. Maya dengan kesungguhan hatinya telah meraih cita-citanya menjadi seorang ahli biologi konservasi, berjuang untuk melindungi alam yang begitu mereka cintai. Sari, dengan ketekunan dan kesungguhan dalam mengembangkan bakat seninya, kini telah menjadi seorang ilustrator yang sukses, menyebarkan keindahan dan imajinasi melalui karyanya.

Agni merasa bangga dengan kedua putrinya. Mereka telah mewarisi semangat untuk tidak pernah menyerah dan selalu berusaha dengan sungguh-sungguh dalam meraih apa yang mereka impikan. Mereka telah belajar bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan tekad dan keyakinan pasti akan membuahkan hasil, meskipun mungkin tidak selalu sesuai dengan harapan awal.

la juga menyadari bahwa petualangan mereka di hutan Lakuk Kandang dan Hutan Ribu adalah hasil dari kesungguhan hati mereka untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam benak mereka. Rasa ingin tahu dan semangat untuk menjelajahi hal-hal baru telah membawa mereka pada pengalaman-pengalaman yang tak terlupakan dan memberikan pelajaran hidup yang sangat berharga.

Agni memandang langit malam yang bertaburan bintang. la merasa optimis menatap masa depan. la tahu bahwa akan selalu ada tantangan dan rintangan dalam hidup, namun ia juga yakin bahwa dengan kesungguhan hati dan semangat pantang menyerah, ia dan kedua putrinya akan mampu menghadapinya dengan baik.

la berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu. menanamkan nilai-nilai kesungguhan dan kerja keras kepada Maya dan Sari. la ingin mereka tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang tangguh, mandiri, dan selalu berusaha yang terbaik dalam segala hal yang mereka lakukan. Karena ia percaya, seperti yang tertulis dalam Mahfuzot, barang siapa bersungguh-sungguh, maka ia pasti akan meraih keberhasilan, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Dengan hati yang tenang dan penuh keyakinan, Agni akhirnya beranjak dari beranda, siap untuk menyambut hari esok dengan semangat yang baru dan tekad yang lebih kuat.

1
HARJUANTO
😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!