NovelToon NovelToon
Melahirkan Anak Rahasia CEO

Melahirkan Anak Rahasia CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Single Mom / One Night Stand
Popularitas:85.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nanda wistia fitri

Menginjak usia 20 tahun Arabella zivana Edward telah melalui satu malam yang kelam bersama pria asing yang tidak di kenal nya,semua itu terjadi akibat jebakan yang di buat saudara tiri dan ibu tirinya, namun siapa sangka pria asing yang menghabiskan malam dengan nya adalah seorang CEO paling kaya di kota tempat tinggal mereka. Akibat dari kesalahan itu, secara diam-diam Arabella melahirkan tiga orang anak kembar dari CEO tersebut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nanda wistia fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Hari itu, langit San Francisco kembali gelap dan penuh awan tebal ketika Arabella dan Leo tiba di gedung kaca bertingkat tempat firma hukum Hill & Moore Associates bernaung.

Tempat itu dikenal sebagai salah satu firma hukum paling kuat yang kerap menangani kasus korporasi besar bahkan melawan perusahaan sekelas Opulend Holdings

Sekretaris menyambut mereka dengan sopan.

“Selamat sore, Tuan Leo, Nona Arabella. Pengacara kami, Tuan Raymond Moore sudah menunggu di ruang pertemuan.”

Leo menunduk singkat, sementara Arabella berjalan mantap menapaki koridor panjang berlapis kaca.

Tatapannya lurus, wajahnya tenang tapi penuh api seolah setiap langkah adalah bagian dari perlawanan yang sudah terlalu lama tertunda.

Begitu pintu terbuka, seorang pria berjas abu-abu dengan rambut yang mulai memutih berdiri menyambut.

“Arabella Edward,” katanya sambil menjabat tangannya. “Aku sudah mendengar banyak tentang keluargamu.”

Arabella menatap balik, matanya tenang. “Kali ini, aku datang bukan sebagai putri dari Julian Edward, tapi sebagai putri Eveline Deluca.”

Raymond mengangguk paham. Ia menatap Leo sekilas sebelum membuka berkas di depannya.

“Leo sudah mengirimkan salinan laporan audit dan versi digital revisi saham. Tapi aku butuh kepastian kamu siap membawa ini ke meja hijau? Karena lawanmu adalah keluargamu sendiri.”

Hening beberapa detik.

Arabella menarik napas panjang, lalu menatap Raymond dengan mata yang berkilat.

“Ya. Karena sejak mama meninggal, tidak ada yang benar-benar berani mencari kebenaran. Dan aku muak melihat mereka menginjak nama Eveline seolah dia tak berarti apa-apa.”

Raymond tersenyum kecil, lalu menyalakan rekaman rapat hukum.

“Baiklah. Kita mulai.”

Leo membuka map merah di hadapannya, mengeluarkan dua dokumen penting.

Yang pertama salinan laporan saham Opulent Holdings dengan cap tanda tangan Catherine.

Yang kedua,hasil pemeriksaan forensik digital yang menunjukkan adanya penggantian tanda tangan Eveline dengan format digital berbeda.

“Bukti pertama,” kata Leo, “dokumen ini dibuat dua tahun setelah kematian Eveline Deluca.

Kami menduga tanda tangan digitalnya dipalsukan untuk mengalihkan sementara 17% saham ke nama Julian Edward, dengan dalih penyatuan aset keluarga.”

Raymond mencatat cepat. “Siapa yang menandatangani revisi itu selain Catherine?”

Leo menatap Arabella. “Direktur hukum lama Henry Carver dan ia kini sudah mengundurkan diri.”

Raymond tersenyum miring. “Kalau begitu, kita bisa panggil dia sebagai saksi.”

Arabella bersandar sedikit di kursinya, suaranya datar tapi bergetar di ujung.

“Seharusnya saham itu milik ibu, dan otomatis turun padaku. Tapi mereka ubah isi dokumen, menyebutnya pengalihan sementara untuk stabilitas perusahaan.

Stabilitas macam apa yang mereka maksud, kalau harus mencuri dari seorang wanita yang bahkan sudah meninggal?”

Ruangan hening sesaat. Raymond memandangnya lama, lalu berkata pelan,

“Kalimat itu... simpan baik-baik. Karena nanti, itu akan jadi kalimat pembuka kita di ruang sidang.”

Leo mengangguk, tersenyum samar. “Dan kali ini, mereka takkan mudah menghapus nama Eveline Deluca.”

Raymond berdiri, menyodorkan dokumen gugatan yang sudah disiapkan.

“Jika kamu siap, Arabella… tandatangani di sini. Ini bukan sekadar gugatan hukum ini pernyataan perang.”

Arabella menatap kertas itu lama. Tangannya sedikit bergetar ketika pena menyentuh permukaan.

Tinta hitam menorehkan tanda tangan pertamanya bukan sebagai putri Edward, tapi sebagai pewaris sah Eveline Deluca.

“Aku menandatangani ini,” katanya lirih,

“bukan untuk membalas dendam… tapi untuk menegakkan kebenaran yang sudah dikubur terlalu lama.”

Leo menatapnya bangga, sementara Raymond menyegel berkas itu.

“Mulai hari ini, Julian Edward dan Catherine Edward resmi digugat atas pemalsuan dokumen, penggelapan saham, dan pelanggaran hak waris.”

Suara pintu ruang rapat tertutup pelan, tapi gema tekad Arabella seolah menggema di seluruh ruangan.

Hari itu resmi sudah seorang wanita muda mulai menyalakan perang melawan keluarganya sendiri.

***

Rumah keluarga Edward bergaya klasik modern, berdiri megah di jantung kota San Francisco.

Dinding marmer putihnya memantulkan cahaya matahari pagi, taman berlapis mawar biru yang dulu menjadi kebanggaan Eveline Deluca masih terawat sempurna meski kehangatan pemilik aslinya telah lama hilang.

Rumah itu adalah simbol kejayaan Eveline, hasil dari kerja keras dan visi tajamnya ketika pertama kali membangun Opulent Holdings dari nol.

Namun kini, bangunan megah itu bukan lagi lambang cinta dan ambisi… melainkan benteng dingin yang menyembunyikan terlalu banyak kebohongan.

Pagi itu, ketenangan di dalam rumah pecah ketika seorang pelayan datang tergesa-gesa ke ruang kerja utama di lantai dua.

Ia membawa amplop cokelat tebal bersegel pengadilan.

“Tuan Julian,” katanya dengan nada gugup, “ini dikirim langsung dari San Francisco Superior Court.”

Julian Edward, dengan jas hitam sempurna dan rambut perak yang disisir rapi, mengangkat alis sekilas.

“Dari pengadilan?” suaranya berat, nyaris tak menunjukkan emosi.

Ia meraih amplop itu, membukanya dengan tenang hingga matanya menangkap nama di baris pertama.

Penggugat Arabella Zivana Edward

Tergugat Julian Edward & Catherine Edward

Suasana di ruangan langsung berubah beku.

Detak jam antik di sudut ruangan terdengar jelas, seolah setiap detiknya menandai awal kehancuran baru.

Di dalam ruang baca berpanel kayu mahoni, Julian Edward duduk santai di kursi kulit, membaca surat gugatan yang baru saja diserahkan oleh pelayan di rumah nya,Tatapannya datar, tanpa sedikit pun keterkejutan.

Catherine duduk di sofa seberang, mengenakan gaun sutra biru tua, wajahnya tegang tapi tetap berusaha terlihat anggun.

Vania berdiri di samping jendela besar, menatap ayahnya dengan mata cemas.

“Jadi… dia benar-benar melakukannya,” ucap Catherine pelan, memecah keheningan.

Julian melipat surat itu perlahan dan meletakkannya di atas meja marmer.

Nada suaranya tenang, bahkan nyaris dingin.

“Sudah kuduga. Arabella tidak akan diam selamanya.”

Vania menggigit bibir bawahnya. “Papa, kalau media tahu tentang ini.....!”

“Biarkan mereka tahu,” potong Julian cepat. Ia menatap putrinya dengan tajam. “Skandal kecil justru membuat publik mengalihkan perhatian dari proyek utama kita. Selama bukti fisik dihapus, dia tidak akan punya dasar hukum yang kuat.”

Catherine menarik napas panjang, menatap Julian dengan pandangan tajam.

“Jadi… kita tetap dengan rencana semula?”

Julian meneguk sedikit anggur merah, lalu bersandar di kursinya.

“Ya. Tidak ada perubahan. Aku sudah tahu Catherine memalsukan tanda tangan Eveline. Itu keputusan yang perlu diambil untuk menjaga Opulent Holdings tetap hidup waktu itu.”

Catherine tersenyum dingin. “Dan sekarang, kebohongan itu menyelamatkan kita lagi.”

Julian menatap istrinya dalam-dalam, lalu berkata pelan tapi menusuk,

“Selama aku masih hidup, tidak ada satu pun warisan Eveline yang akan jatuh ke tangan Arabella.”

Vania tampak gelisah. “Tapi Bella punya Leo di pihaknya bagaimana Kalau dia menggandeng pengacara besar ”?

Julian menatapnya dengan senyum tipis, seperti seekor serigala tua yang tahu medan perangnya.

“Vania, biarkan dia punya semua pengacara yang dia mau. Pada akhirnya, dunia bisnis tidak pernah berpihak pada kebenaran, tapi pada kekuasaan.”

Ia berdiri, melangkah ke jendela besar, menatap langit yang mulai gelap karena seperti nya hujan akan turun

“Dan kekuasaan… masih milikku.”ucap nya penuh percaya diri

Catherine berdiri di sampingnya, menyentuh lengannya lembut.

“Kalau begitu, biar aku urus bagian media. Kita pastikan Arabella terlihat seperti anak yang tamak dan tidak tahu berterima kasih.”

Julian mengangguk pelan. “Lakukan. Dan pastikan dia kehabisan nafas sebelum perang ini benar-benar dimulai.”

1
Ariany Sudjana
dasar jalang, kamu salah cari lawan Vania
Anita Rahayu
SEBELUM TERLAKSANA RENCANA 2 MEDUSA BIARKAN MEREKA DULU YG MERASAKAN AKITNYA DIANIAYA DAN DI MAKI😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌
Sunaryati
Jeda yang kau berikan Arabella untuk bahagia, menjadi celah bagi Nicholas untuk menghancurkan kalian, sebelum kalian beraksi. Kalian tidak sadar jika setelah insiden kecelakaan Bella selalu diawasi, dipantau, gerak- gerik dan gerakan kalian, untuk memastikan keamanan dan keselamatan Arabella beserta anak- anaknya serta memastikan bahwa Chaterine dalam dibalik kecelakaan Arabella. 🤣🤣
Sunaryati
Arabella kok diberitakan sesungguhnya, mungkin agar pelaku yang dicurigai yaitu Chaterine dapat dipantau reaksinya pasti dia cemas, was- was, dan tidak tenang. Dani kau jangan girang sudah bisa kabur, keberadaan kamu,dan kau sebagai pelaku penabrak Bella sudah diketahui, tinggal penangkapanmu yang tak kau kau prediksi sebelumnya. Kunantikan kehancuran Edward, Chaterine, dan Vania, setelah Dani ditangkap. Ahh emak tak sabar ingin segera beri nilai 5 ⭐
Reni Anjarwani
orang jahat kok ngak insaf2
Ani Basiati
lankuy thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up yg banyak thor
Aghitsna Agis
itu harusnya jg diberitakan msh hidup jd aksn terus membalas ara coba kalau dibilangin nga jd dani akan lengah dan aksn mudah menjeratnya
Ariany Sudjana
tetap waspada Nicholas, jangan sampai Arabella Dan anak-anak dalam bahaya
𝐈𝐬𝐭𝐲
kejam bgt ayahnya....
Reni Anjarwani
makin seru thor doubel up trs thor
Sunaryati
Nah gitu Bella Nicholas itu dulu juga korban dia mabuk, demi kebahagiaan putra- putrimu, serta ketenangan jiwamu. Tinggal membalas orang- orang yang ingin melenyapkan kamu, sepertinya sudah ada titik terang Dani sebagai pelaku utama sudah diketahui, tinggal memburu dan menangkapnya serta menemukan dalangnya. 🤣🤣🤣 Asyik kutunggu.
Ariany Sudjana
turunkan ego kamu Bella, anak-anak butuh kasih sayang kedua orangtuanya dalam satu rumah yang sama, supaya mereka tumbuh dengan baik
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Ariany Sudjana
betul Nicholas, tetep fokus pada penyembuhan Arabella Dan juga lindungi anak-anak
Aghitsna Agis
harus dikabarka arabella meninggol dulu kalau dejarang udah tahu msh hidup harus dembunikan dahulu jeadaan arabella atau bisa tiba2 terjadi seduatu yg dapat meninggal jd berita tersebar sampai catherin tertangkap dan vania juga sm baru akan aman termasuk edwar atau catherin kena hukuman dri edward
Ani Basiati
lanjut thir
Nining Wahyuningsih
Nicholas cupu thor masa bekuasa tapi lemot
melinda
semangat thor
bella terima nicholas ya
Sunaryati
Kehancuran Chaterine dan Vania, Dani pasti ketangkep
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!