Danau yang sangat tenang bahkan para warga kalau malam juga ada yang mencari ikan di sana, namun beberapa bulan terakhir ini malah muncul gosip yang tidak sedap.
di mulai dari seorang pria hilang begitu saja dari danau itu saat mencari ikan, bahkan ada yang mengatakan pernah melihat selendang merah menari nari di atas air.
apa yang ada di danau itu sebenar nya?
siapa yang sudah membuat masalah di sana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Arya turun tangan
"Di mana? kau yang benar kalau ngomong!" kaget Pak RT.
"Benar, Pak! sekarang adik nya lagi sibuk mencari bersama dengan Naldi juga di danau sana." jelas Tamrin.
"Apa dia tenggelam ya?" Pak RT memakai sandal dan segera berlari menuju danau setelah dapat laporan bahwa Paijo hilang.
"Sampan nya ada di danau itu, tapi orang nya tidak ada." jawab Tamrin merinding.
Pak RT sampai terengah engah karena bisa di bilang sudah agak tua juga dia, karena panik saja tadi maka nya tidak pakai motor. padahal jarak nya juga lumayan jauh lah kalau jalan kaki, tapi karena panik dan buru buru sehingga tidak kepikiran untuk menemukan motor nya dulu.
Tamrin juga mau tak mau ikut lari mengiringi Pak RT, keadaan danau sudah sangat ramai karena kabar hilang nya Paijo sudah menyebar kemana mana sehingga semua orang pun jadi tau dan ikut mencari. kawasan lorong yang memang jarang di datangi itu terlihat ramai, sebab mereka mulai merasakan curiga mayat nya ada di sana.
Dugaan nya pasti meninggal karena tenggelam ini, namun Ana tetap kekeh mengatakan kalau Paijo pintar berenang jadi tidak mungkin pula bisa tenggelam dan hilang begini. semua nya panik dan ada beberapa mengatakan kalau ini ulah nya mahluk halus, Pak RT pun menyuruh mereka memanggil Arya atau Purnama.
"Aku yang panggil." Tamrin segera menghidupkan motor.
"Ayo tolong di cari dulu, siapa yang punya sampan tolong ikut cari." pinta Pak RT menyuruh warga nya.
"Tim sar sudah turun tangan kok, Pak." Eko yang sebagai polisi sudah menangani kasus ini.
"Mudah mudahan ketemu dan Paijo selamat." harap Pak RT pelan.
Sampan yang turun sudah ada sekitar lima belas milik nya para warga yang ada di sini, mereka ikut mencari karena kasihan melihat Ana yang histeris tidak mau diam akibat takut bila saudara nya sampai kenapa napa, sebab pergi nya ada tapi orang nya malah entah kemana.
"Ya Allah tolong temukan Mas Paijo." Ana menangis di pinggir danau.
"Beri minum dulu, Di." suruh Pak RT pada Naldi.
"Ini, ayo minum dulu agar kamu bisa tenang dan kita lanjut cari ya." bujuk Naldi lembut.
"Bagai mana? maaf saya telat karena ada rekapan di kantor tadi." Pak Lurah datang tergesa gesa.
"Sampan nya ada di lorong itu, tapi orang nya tidak ada, Yah." jelas Naldi menatap Ayah nya.
"Loh tidak mungkin tenggelam kan, Paijo bisa renang kok seperti nya." Pak Lurah juga tidak percaya kalau Paijo tenggelam.
"Minum ya, ayo kita cari lagi kalau kamu tidak tenang." ajak Naldi lembut.
Ana begitu nelangsa karena pikiran dia sudah kemana mana, memikirkan bahwa saudara nya sampai hilang karena mau mencarikan ikan untuk Emak. entah bagai mana nanti perasaan Mak Roh apa bila tau putra pertama nya hilang, sudah pasti dia akan di landa rasa penyesalan yang amat sangat besar karena sudah minta ikan segala.
Pikiran Ana kesana sehingga rasa sedih seolah berkali kali lipat dalam hati nya, tidak bisa mau diam menahan air mata yang terus terusan keluar. sebab dia sudah membayangkan penderitaan Paijo, pasti nya sangat menderita apa bila memang tenggelam dan sampai tidak bisa bernafas di dalam air.
"Di sini hilang nya, Mas." Tamrin datang membawa Arya.
"Eh aura apa ini kok sangat kencang sekali?!" kaget Arya begitu datang.
"Tolong di cari ya, Mas! kasihan adik nya itu menangis terus, apa mungkin dia hilang karena hal ghaib." ujar Tamrin pula.
"Ya sudah aku akan mencari nya." angguk Arya pula mencari sampan yang mau dia naiki.
"Ayo sama saya saja, Mas Arya!" ujar Joko yang membawa sampan juga.
Arya pun naik sampan nya Joko untuk mencari di mana Paijo ini berada, kenapa dia bisa mendadak menghilang di danau ini. para penyelam juga sudah mulai datang untuk mencari nya, siapa tau masih ada di dasar danau sehingga mayat nya tidak mengambang.
"Mau arah yang mana, Mas?" tanya Joko pelan sembari mendayung.
"Itu lorong yang tempat sampan nya di temukan." jawab Arya.
"Aneh juga tempat ini kan, Mas? bukan nya mau mengarang cerita, tapi aku merasa kalau pas cari ikan malam tuh seperti ada yang memperhatikan dari lorong sini!" ujar Joko pelan.
"Kau pernah melihat sesuatu?" tanya Arya pula.
"Melihat langsung sih tidak pernah, cuma aku pernah mengalami hal aneh sama Ayah." jelas Joko.
"Aneh bagai mana?" Arya kepo pula jadi nya akan apa yang sudah Joko alami bersama Pak Tejo.
Joko mengatakan bahwa malam itu dia mencari ikan dengan Pak Tejo, tapi karena tak kunjung dapat dan hari juga sudah sangat malam, maka mereka memutuskan untuk pulang saja. karena di saat itu pula mereka baru ingat, bahwa ini malam Jumat Kliwon sehingga terasa sangat seram lah pasti nya.
Namun paa yang terjadi selanjut nya membuat mereka panik, sampan tidak bisa mau di dayung lagi. baik mundur atau pun maju, tidak bisa bergerak sedikit pun membuat Joko dan Pak Tejo sangat lah panik.
"Lalu apa yang kau lakukan saat itu?" tanya Arya.
"Aku sama Ayah baca ayat kursi sebanyak tujuh kali, baru kemudian sampan bisa maju dan kami sudah sangat takut pas itu." cerita Joko.
"Ini sudah lama sebenar nya penunggu sini, bahkan ku rasa jauh sebelum aku lahir." ujar Arya.
"Mas, saat itu aku melihat selendang warna merah mengambang." bisik Joko sangat pelan.
"Apa?" Arya sampai tidak dengar akan suara Joko.
"Selendang merah, saat sampan kami tidak bisa adil dayung. aku melihat selendang merah itu melilit sampan, tinggal sedikit lagi perahu mau tenggelam saat itu!" Joko kalau ingat sudah sangat takut.
Arya masih termenung karena dia perlu tau juga ini setan jenis apa, memang dia sudah lama ada di sini, tapi rasa nya dia tidak mengganggu dulu. atau mungkin ada gebrakan baru sehingga dia menjadi beringas lagi, kadang kadang kan mahluk ghaib juga tidak akan mengganggu apa bila tidak di ganggu duluan.
"Dingin sekali dan pemandangan nya indah ya, Mas." Joko melihat atas pohon yang melengkung.
"Kalau siang boleh lah, tapi ini agak beda rasa nya." ujar Arya melihat dengan teliti.
"Pas sampan macet itu ada di depan lorong ini, Mas." bisik Joko lagi.
"Jangan membicarakan nya di sini!" Arya langsung berdiri.
Tatapan mata nya mengedar kemana mana, Joko merinding karena baru ini dia melihat Arya sangat serius. biasa nya kan dia kalem seolah tidak ada beban, bahkan kadang malah petakilan sehingga membuat Purnama naik darah saja.
Selamat pagi besty, jangan lupa sarapan ya di Jumat berkah ini. semoga kalian sehat selalu, biar bisa baca cerita othor terus ya.
kasian dt
hidupnya byk nelangsa
Ayo pangeran ular Arya yang ganteng, kalem ,cerdas yuk tunjukkan kekuatanmu,jangan kalah sama makhluk yang beraninya bersembunyi di balik lumpur yang menjijikkan ...
Semangat Arya- Andini ....
diatas sudah menunggu Ratu mu juga kerabat member .
semoga kakak cepat sembuh