NovelToon NovelToon
Di Ujung Borneo

Di Ujung Borneo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Anak Yatim Piatu / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Mata-mata/Agen
Popularitas:405
Nilai: 5
Nama Author: Hanah Shakila

Entah untuk alasan apa Gladys memilih kembali ke sebuah pulau di ujung negri. Dia memiliki banyak kenangan masa kecil yang indah disana. mungkin jejak kenangan itu yang bisa menyembuhkan luka yang entah sejak kapan mulai terbentuk.

berbekal ingatan masa lalu yang sudah puluhan tahun, dia pun nekat untuk memulai petualangannya. .....

mencari sisa kenangan bersama keluarganya, teman dan orang lain yang dahulu sangat akrab dengan nya. berharap disana juga kelak dia bisa membuat kenangan yang sama seperti yang dia rasa di masa lalu.

dapat kah Gladys mewujudkan nya ?

Apakah semua akan berjalan seperti pengharapan nya?

ikuti kisah nya.......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanah Shakila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

siapa dia ?

sepeninggal jihan, Gladys juga berdiri untuk bersiap kembali ke kamar. Dia akan merapikan tempat tidur nya yang tadi belum di sentuh nya sama sekali. Tapi sebelumnya dia akan membersihkan bekas sarapan nya. Piring kotor dan gelas nya. Cangkir Jihan juga di bawa nya ke wastafel tempat cuci piring.

"sebaiknya tidak menyentuh barang milik orang lain sembarangan."

Terdengar suara seorang laki-laki dari arah belakang setelah dia menyimpan cangkir di rak piring. Mendengar itu Gladys membalikkan badan untuk melihat siapa yang berbicara itu. Suara berat dan seperti mengintimidasi.

pria itu menunjuk ke sebuah kertas yang di tempel di pintu kulkas di depan nya. Lalu membuka nya dan mengambil Tumbler berukuran 2 liter. Dia mengisi gelas nya lalu pergi lagi. Dan masuk ke kamar nya. Itu kamar si bima-bima .

Gladys mendekati kulkas dan membaca kertas yang ditunjukan pria tadi. Ternyata berisi aturan di area dapur. Salah satu isi peraturan itu sama persis dengan apa yang di ucapkan Bima tadi. Demi kenyamanan bersama seluruh warga rumah sewa. Barang akan di urus masing-masing. Jika benda lebih dari 24 jam berada di tempat yang sama tanpa di bersihkan atau dirapikan. Maka si ibu berhak membuang nya. Tak peduli benda apapun itu. Maka jaga dan perhatikan barang masing-masing.

apa tadi bima menegur nya sebab mencuci cangkir milik jihan, Gladys sedikit bingung, bukan nya itu sedikit sapaan yang terasa janggal untuk ukuran seseorang yang baru bertemu.

Gladys kembali kekamar nya dengan isi kepalanya yang entah bagaimana. Susah di deskripsikan.

***

Sementara itu, didalam kamar yang lain. bima juga sedikit kalut dengan isi kepalanya. Sebenarnya dia kebingungan ingin berkata apa, tapi dia benar-benar ingin memastikan bahwa yang di lihatnya tadi adalah orang yang sama dengan kenalan nya di masa lalu. Tapi dia terlalu sungkan untuk sekedar bertanya siapa nama gadis itu.

Dia bahkan harus berpura-pura mengambil air dingin di kulkas yang dia sendiri pun tak tahu tumbler tadi itu milik siapa, dengan kesadaran penuh dia pun sedikit panik sebab diri nya juga menyentuh barang yang bukan milik nya.

Tapi sepertinya perempuan tadi mungkin bukan dari masa lalunya. Sebab seingat nya, gadis yang hilang 15 tahun lalu itu adalah sosok gadis periang, cerewet, dan benar-benar menyenangkan.Tidak seperti tadi. Diam bak patung hidup.

sangking penasaran nya, dia bahkan menempel kan telinga nya ke dinding guna menguping obrolan gadis tadi,bersama jihan. Tapi seperti dugaan nya. Mungkin semua hanya perasaan nya saja. Mungkin karena terlalu berharap gadis masa lalu nya itu akan datang untuk menepati janji. Padahal lost Contac selama itu, lalu apa yang dia harapkan.

bima mengusap wajah nya kasar lalu tersenyum simpul. Sepertinya dia mulai gila sebab putus asa. Apa yang diharapkan setelah benar-benar tidak pernah saling mengabari selama 15 tahun. bisa jadi gadis itu sudah bahagia dengan orang lain. Sudah menikah dan punya anak. Seperti harapan orang tua nya serta rekan-rekannya sendri. Agar diapun bisa menjalani hidup sebagaimana semestinya. Tak membelenggu nya akan ingatan masa lalu yang tidak jelas masa depan nya.

Buktinya, hampir 10 tahun terakhir ini dia tidak diam di tempat. Tapi berusaha sekuat tenaga mencari gadis nya ke seluruh pelosok negeri, dan berakhir di sini. Tapi sudah hampir tiga bulan terakhir ini dia berusaha, masih belum ada harapan.

Target nya toh hanya tiga bulan di suatu wilayah sebelum pindah lagi. Tapi ini sudah benar-benar di ujung negeri. Jika sampai tak ketemu mungkin dia harus bergeser ke negeri seberang.

***

Waktu berjalan tak terasa, Gladys sudah satu minggu di sana. Selain jihan dan zarah anak bu RT. Gladys juga sedikit akrab degan aqila, tetangga kamar nya. Dan regi si paling iseng. Sementara bima, sejak hari itu tak pernah lagi kelihatan di rumah sewa. Menurut jihan dan zarah, bima itu seperti hantu yang suka datang tak dijemput dan pulang tak disambut.

Selama masih membayar tepat waktu, maka semua tak ada masalah. Hantu pun boleh tinggal dan menyewa disana.

Sore itu Aqilah merengek untuk ikut dengan nya berjalan-jalan di sekitar desa itu. Gladys tak bisa menolak. Setiap hari memang dia melakukan hal itu, mengunjungi tempat-tempat yang bagi nya memiliki kenangan. Tujuannya sore ini adalah bukit kecil diatas jalan raya, dahulu semasa kecilnya, itu adalah tempat bermain yang seru. Bukit kecil yang di penuhi rumput ilalang sangat cocok menjadi tempat bermain petak umpet.

"kamu yakin mau nanjak kesini ?" tanya qilah sedikit ragu.

Gladys mengangguk.

"serem ih. ,"tolak nya

Gladys menunjuk ke salah satu sisi bukit yang sedikit ramai. Tapi tempat mereka memang sepi dan Gladys sengaja menghindari keramaian.

" kamu ajalah yang naik. Aku nunggu disini aja " jawab qilah

" tunggu di sana aja " ujar Gladys sembari menunjuk ke jejeran lapak penjual makanan diseberang jalan. Seperti nya mereka menjual jajanan pinggir jalan. Terlihat juga cukup ramai di sana.

" ya sudah aku nunggu kamu di stand makanan yang warna hijau itu yah.?" ucap qilah. Dan Gladys kembali mengangguk pelan.

Keduanya pun berpisah, jarak mereka juga tak terlalu jauh. Di tempat Gladys berdiri dia masih dapat melihat qilah dengan jarak yang beberapa meter. Setelah memastikan qilah sampai di stand yang di maksud, dia pun berbalik dan mulai menaiki bukit. Di beberapa titik dia bahkan sedikit merangkak.

Perasaan Gladys dahulu bukit ini tidak lah terasa tinggi. Dia dan teman-temannya akan setengah berlari untuk berlomba naik hingga ke atas. Namun ini, belum juga setengah rasanya sudah mau pingsan.

"butuh bantuan?"

Gladys spontan mendongak, dan seseorang tepat berada didepan nya sembari mengulurkan tangan. Tanpa berkata-kata Gladys menyambut pegangan tangan orang itu. Setelah mereka sejajar, Gladys memilih untuk duduk sambil meluruskan kedua kaki nya lalu menarik nafas dalam-dalam.

"apa sekarang bukit nya jadi makin tinggi ?" komentarnya.

Orang tadi duduk disampingnya, lalu melepas topi hitam yang tadi menutupi sebagian wajah nya.

Deg...!!!

Diakan ???

"sepertinya ini bukan kali pertama mu datang kesini ?" tanya nya

Gladys mengangguk pelan, sembari berusaha mengatur ritme nafas nya.

"mau minum ?"

Orang tadi menawarkan sebotol air mineral mini size yang masih tersegel. Gladys menggeleng.

"aku Bimasakti,, kita tetangga kamar kan ?"

Gladys mengangguk, lalu menunduk. Sejak tadi dia terasa takut melihat wajah bima. Entahlah, perasaan aneh merayap di dadanya. Pasalnya mereka ini sedang berada di tempat rawan. Lihat saja di sekeliling hanya ada semak belukar. Jika bima berniat buruk pada nya tentu saja itu ...

Gladys menggeleng beberapa kali guna mengembalikan kesadaran diri nya .

"mikirin apa ? Kamu khawatir kalau aku akan macam-macam?"

Gladys semakin dalam menundukkan kepalanya. Kini dia benar-benar khawatir.

"tenang aja. Kalau kamu teriak dari sini. Akan sangat mudah orang yang berkumpul di sisi bukit sana untuk datang kesini dan menemukan kita. Lagi pun aku bukan orang aneh yang seperti itu. Jadi kamu akan lanjut ke atas atau mau turun ?" jelas bima panjang lebar.

Gladys pelan-pelan mengangkat kepalanya, dan sedikit ragu menatap ke arah orang yang sedikit berisik disamping nya itu.

"lagian ngapain sih kamu memaksakan diri buat naik ke sini. Kayaknya kamu tipe anak rumahan deh, gak cocok main di tempat kayak gini." komentar bima lagi.

Gladys menarik nafas panjang, lalu membuang nya pelan-pelan.

"sebaiknya tidak usah mengurusi orang lain, teruskan saja perjalanannya. Anggap saja disini gak ada orang."

Gladys bangkit setelah kini merasa lebih baik. Dia berbalik dan berniat kembali menanjak. Dia merasa rugi jika tak sampai puncak.

"yah udah.!!!" jawab bima.

Terdengar suara langkah kaki nya menjauh, Gladys tak lagi berbalik untuk melihat. Sepertinya dia kesal sebab bima seperti meremehkan nya. Belum tau saja dia, kalau dulu dia akan lebih dahulu dari semua teman nya untuk memegang pohon besar di puncak.

1
Innaa
semangat berkarya 😘
emili19
Gemesin banget si tokoh utamanya.
Mama Beby: yok terus ikutin kisah mereka🤗
total 1 replies
Black Jack
Ingin membaca lagi dan lagi.
Mama Beby: yuk, dibaca lagi. udah update nih🤗
total 1 replies
Tình nhạt phai
Cerita yang bikin baper, deh!
Mama Beby: terimakasih 🥰🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!