NovelToon NovelToon
The Land Of Methera

The Land Of Methera

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Isekai / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: lirien

WARNING!!
Kita akan berkelana ke Dunia Fantasi, Karena itu, ada beberapa lagu yang akan di rekomendasikan di awal cerita untuk membawamu ke sana. Putarlah dan dengarkan sembari kamu membaca >>

___
Di sebuah kerajaan, lahirlah dua putri kembar dengan takdir bertolak belakang. Satu berambut putih bercahaya, Putri Alourra Naleamora, lambang darah murni kerajaan, dan satu lagi berambut hitam legam, Putri Althea Neramora, tanda kutukan yang tak pernah disebutkan dalam sejarah mereka. kedua putri itu diurus oleh Grand Duke Aelion Garamosador setelah Sang Raja meninggal.

Saat semua orang mengutuk dan menganggapnya berbeda, Althea mulai mempertanyakan asal-usulnya. hingga di tengah hasrat ingun dicintai dan diterima sang penyihir jahat memanfaatkannya dan membawanya ke hutan kegelapan. Sementara itu, Alourra yang juga berusaha mencari tahu kebenaran, tersesat di tanah terkutuk dan menemukan cinta tak terduga dalam diri Raja Kegelapan, makhluk yang menyimpan rahasia kelam masa lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lirien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEPUTUSAN ALOURRA

Tampak senyum tipis mengembang di wajah penyihir tua itu. Dari balik cermin berhiaskan ukiran kuno, ia telah lama mengamati kepulangan Althea dan Alourra. Cahaya temaram lilin berkelip-kelip, memantulkan bayangan bengis di wajahnya.

“Tampaknya… aku bisa memanfaatkannya,” bisiknya lirih, namun penuh nuansa licik.

Di sisinya, berdiri setia Kaylos—makhluk setengah manusia setengah kelelawar, bersayap gelap dan bermata tajam. Tubuhnya membungkuk penuh hormat, menanti titah.

“Kaylos,” suara sang penyihir melengking, “kau tahu apa yang paling menakutkan dari sebilah senjata tajam?”

Kaylos menunduk makin dalam, suara parau keluar dari tenggorokannya.

“Apa, Yang Mulia? Hamba mendengarkan.”

Penyihir itu meraih sebuah pisau kecil di atas meja, sejatinya hanya pisau pemotong buah, namun kini tampak menyeramkan dalam genggamannya. Ia menatap bilahnya dalam-dalam, kemudian berbalik. Wajah bengisnya menyeringai.

“Bukan tajamnya besi yang mematikan, Kaylos. Melainkan mulut yang setajam pedang dan mata yang terus menghakimi. Korbannya adalah telinga—yang tak kuasa selain mendengar dan menerima luka.”

Ia melangkah perlahan ke arah jendela, bilah pisau masih berkilau di tangannya. Kaylos meringkuk, tak sepenuhnya memahami, namun tubuhnya bergidik ngeri.

Lalu penyihir itu kembali bersuara, kali ini lebih rendah, lebih menusuk.

“Dan kau tahu, apa yang lebih mematikan daripada racun?”

Dengan cepat ia menyambar sebuah botol bening di atas meja, berisi cairan kental merah darah.

“H-hamba tidak tahu, Yang Mulia,” jawab Kaylos terbata, semakin menunduk, kepalanya nyaris menyentuh lantai.

“Hati yang diliputi iri… dan dendam,” desis sang penyihir.

Ia menuangkan cairan merah itu di atas bilah pisau. Seketika, permukaan logam berdecit, lalu berkilau kelam seolah meminum racun tersebut. Tetes-tetes merah menetes ke lantai, membakar permadanI tua yang menghitam di bawahnya.

“Hahahahaha! Ahahahaha! Ahh—!” Tawanya meledak, memecah kesunyian, menggema di balik dinding batu ruangannya. Dari jendela, ia menatap ke luar seakan dunia ada dalam genggamannya.

“Akan kugunakan gadis itu… sebaik-baiknya,” gumamnya, berbalik sambil menyeret langkah. Pisau berlumuran cairan merah masih menetes, meninggalkan jejak kecil menuju cermin yang memantulkan wajah Althea.

“Kita lihat… sejauh mana mereka mampu bertahan.” Ia mengangkat pisau tinggi-tinggi, menempatkannya tepat di depan matanya, menatap wajah Althea yang terpantul dari cermin sihir.

Lalu ia berbalik menatap Kaylos.

“Kaylos, aku punya tugas untukmu.”

Kaylos tersentak, sayapnya bergetar. “Apa perintah Yang Mulia?” tanyanya dengan suara hampir berbisik.

Penyihir itu mendekat perlahan, hingga napas dinginnya menyapu telinga Kaylos. Ia menunduk, membisikkan sesuatu yang tak terdengar bagi siapa pun kecuali makhluk setengah kelelawar itu.

Kaylos gemetar, namun kemudian menunduk lebih dalam.

“Baik… akan hamba laksanakan.”

Penyihir itu perlahan menegakkan tubuhnya. Jubah hitamnya berkibar halus diterpa angin malam yang merayap masuk melalui celah jendela. Dari wajah bengisnya, senyum kejam merekah, lalu ia meledakkan tawanya yang menggema panjang, melumat seisi ruangan.

“Ahahahahaha… ahahahahahaha! Mari kita ubah kisah yang membosankan ini… menjadi legenda kelam yang takkan pernah dilupakan!”

Tawa itu bergaung, menempel di dinding batu.

......................

Alourra yang memutuskan untuk tidak ikut minum teh bersama Althea dan Arzhel, langsung melangkah masuk ke dalam mansion.

“Ah, tidak… aku tadi meninggalkan Graclle sendirian karena langsung menghampiri Althea,” batinnya, teringat saat pertama kali ia tiba.

“Aku yakin sekarang dia pasti sudah menemui Duke,” pikir Alourra lagi. “Aku harus pergi ke ruang kerja Duke terlebih dahulu.”

Langkahnya berhenti tepat di depan pintu besar ruang kerja Duke. Begitu pintu terbuka, seluruh mata di dalam ruangan serentak menoleh padanya. Benar saja, Graclle sudah ada di sana bersama Duke Ael dan Paul. Namun suasana terasa menekan, mencekam, seolah ada kabar berat yang baru saja disampaikan.

“Ada apa ini, Duke?” tanya Alourra bingung.

“Alourra, ada surat dari Dewan Besar untukmu,” ujar Duke Ael, wajahnya tampak suram. Ia mengulurkan sebuah gulungan perkamen bersegel pita emas.

Alourra melangkah mendekat, menerima gulungan itu, lalu membukanya perlahan. Jemarinya bergetar tipis saat membaca tulisan yang terpampang jelas di sana.

...───✦───...

...Yang terhormat, Kerajaan Eamora Cahaya Kebaikan....

...Kami, seluruh anggota Dewan Besar, dengan berat hati menyampaikan adanya perubahan dalam pertemuan mendatang. Pertimbangan yang kami ambil tidaklah ringan....

...Sebelum ulang tahun ke-17 Putri Alourra, kami ingin terlebih dahulu menyaksikan kekuatan sang putri. Kekuatan itu, apabila ditampakkan tanpa kendali, berpotensi menjadi ancaman. Oleh karena itu, kami memberikan waktu tiga hari lagi untuk pembuktiannya. Kami juga akan mengundang para petinggi kerajaan dari setiap wilayah, dan mohon agar tempat dipersiapkan sebaik-baiknya....

...Kami meminta Putri Alourra untuk mempersiapkan diri....

...Salam Hormat Keadilan yang Agung,...

...𖥸...

...Dewan Besar...

...───✦───...

Alourra mengangkat kepalanya. Tatapannya bertemu dengan Duke Ael, dan jelas tergambar di wajahnya rasa cemas yang mendalam. Namun Alourra hanya tersenyum lembut. Ia melangkah lebih dekat dan meletakkan perkamen itu di atas meja kayu kokoh milik sang Duke.

“Apa yang kau khawatirkan, Duke Aelion Garamosador?” tanyanya tenang.

“Apa kau tidak percaya padaku?” lanjutnya lagi, suaranya lirih namun tegas.

“Bukan begitu, aku hanya mengkhawatirkan—”

“Tidak apa-apa, Kael,” potong Alourra sambil tersenyum tipis. “Percayalah padaku.”

Ia berbalik, melangkah menjauh dengan sikap penuh wibawa.

“Paul, tolong siapkan aula untuk acara ini,” perintahnya. “Tiga hari lagi kita akan menyambut Dewan Besar.”

“Alourra, apa kau serius?” Duke Ael terkejut melihat sikapnya yang begitu teguh, layaknya seorang ratu sejati.

“Aku akan kembali ke kamar untuk beristirahat,” ujar Alourra sambil menoleh sebentar, melemparkan senyum sekilas.

Sementara itu, Graclle hanya menatap Alourra dengan mata yang berbinar. Ia tersenyum penuh arti. Yang ia lihat bukan lagi seorang putri manja, melainkan murid yang telah tumbuh, matang, dan kuat.

“Duke,” ucap Graclle lirih, “percayalah pada Alourra. Dia bukan anak kecil lagi…”

1
koko
update lagi dong bagus banget ceritanya
Pena Hitam ᝰ.ᐟ: Terimakasih banyak dah support author ya 🫶... insyaallah sebentar lagi author bakalan update buat kamu hehe🌷🩷
total 1 replies
anggita
like👍 iklan👆, moga novelnya lancar.
anggita
iri 😏
anggita
visualisasi gambar tokoh dan latar belakang tempatnya bagus👌
Pena Hitam ᝰ.ᐟ: wah trimakasih banyak kak, jadi makin semangat 🫰🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!