Aluna, gadis sebatang kara yang harus terlibat dengan pernikahan kontrak dengan seorang Ceo demi membayar denda atas insiden yang tidak sengaja terjadi.
Dan Haris laki-laki berusia 32 tahun yang juga terpaksa menawarkan pernikahan kontrak pada Alana demi maminya.
bagaimana kelanjutan kisah keduanya ??
ikutin terus perjalanan cinta mereka.
Plagiat ! hus hus ☠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona_Written, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
"Oh, ya masalah tadi permintaan mami,gue mu ngajak kerja sama dengan lo."Ucap Haris.
"Kerja sama apa?"tanya Aluna.
"Kita kawin kontrak, setelah setahun kita berpisah, "Ucap Haris.
"Gila kali."Ucap Aluna, sambil memalingkan wajahnya, dia tidak menyangka ada orang yang akan mempermainkan pernikahan, dan itu hanya akan merugikan pihak perempuan.
"Gak ada penolakan."Ucap Haris.
"Apa hak om, ini hidupku."Ucap Aluna.
"Gue akan hancurin karir lo sebagai seorang penulis dan mahasiswi terfavorit kalo lo menolak."Ancam Haris.
"Dari mana om tau tentang aku."Tanya Aluna dengan gugup, kok bisa laki-laki di hadapannya ini mengetahui tentang dirinya.
"Gue tau semua tentang lo, jadi gimana?"tanya Haris.
"Tapi om gak akan ngapa-ngapain aku kan, kalo aku mau nikah kontrak sama om."Ucap Aluna, dia tidak ingin menjadi pihak yang di rugikan nantinya.
"Hahahaha."Tawa Haris pecah mendengar pertanyaan dari Aluna, "Mana mungkin gue tertarik sama bocah kaya lo."Lanjut Haris.
"Cih, bocah katanya, "Ucap Aluna, "Lagian om kenapa gak nikah sama pacar om aja."Ucap Aluna lagi, kini dia sudah menatap Haris.
Haris hanya diam tanpa menjawab ucapan Aluna.
"Atau jangan-jangan om gak punya pacar ya, om gak laku ya, makannya om jangan galak-galak jadi perempuan juga takut sama om."Ucap Aluna lagi.
"Diem gak."Bentak Haris.
Aluna yang awalnya mau bicara lagi langsung menutup mulutnya karna kaget dengan bentakan Haris.
"Gimana mau punya pasangan dia aja kaya singa betina begitu."Cicit Aluna.
"Apa kata lo?"Tanya Haris.
"Hah, apa?"tanya Aluna pura-pura.
"Udah, gimana lo setuju gak?"tanya Haris.
"Aku pikir-pikir dulu deh om."Ucap Aluna.
"Gue gak punya waktu, lo boleh magang di perusahaan gue kalo lo mau ngikutin apa kata gue."Ucap Haris lagi.
Ya memang Aluna sedang mencari-cari tempat untuk dia magang, dan memang dia belum mendapatkan itu.
"Gimana?"tanya Haris lagi.
"Om, cari wanita lain aja deh."Ucap Aluna pelan. dia masih memikirkan keburukan yang takutnya akan terjadi kepada dirinya.
"Berarti lo siap gue hancurin."Ucap Haris dia masih menatap lurus kedepan, tanpa menoleh ke arah Aluna.
Aluna menatap wajah dingin Haris, ada rasa takut di dalam dirinya.
"Oh tuhan, kenapa aku harus di pertemukan dengan laki-laki seperti ini."Batin Aluna.
"Baiklah, tapi aku juga punya syarat yang tidak boleh om langgar."Ucap Aluna akhirnya, dia tidak ingin karirnya hancur, dan dia juga tidak mau menjadi pihak yang di rugikan nantinya.
"Katakan,"Ucap Haris.
"Jangan pernah sentuh aku."Ucap Aluna.
"Dan setelah setahun kita akan berpisah dan anggap semua tidak pernah terjadi, anggap kita tidak pernah saling mengenal."Lanjut Aluna, dia mau karna pikirnya ini hanya setahun saja.
"Baik, besok asisten gue akan membuatkan surat perjanjian, dan lo harus baca baik-baik dan tanda tangan."Ucap Haris.
"Ok."Jawab Aluna walaupun dia di liputi dengan keraguan, tapi dia harus melakukan itu demi masa depannya, dia hidup sendiri jika karirnya hancur dia tidak akan bisa apa-apa.
Mobil yang Haris kendarai kini sudah memasuki area komplek tempat tinggal Aluna, dia mulai melihat-lihat nomor rumah yang ada di sana, Aluna juga membantu Haris untuk mempermudah dia menemukan rumahnya.
Haris berhenti di depan rumah yang memiliki dua lantai dengan nuansa yang elegant dengan warna cat full putih itu cukup modern.
"makasih ya."Ucap Aluna.
"Hmmm."Jawab Haris
Aluna turun dari mobil milik Haris, dan dia langsung masuk ke dalam rumahnya, dia membuka kunci pintunya, Haris masih memperhatikan Aluna, dia belum kunjung pergi dari sana.
"Apa dia tinggal sendiri?"Tanya Haris kepada dirinya sendiri, dia tidak mencari tau tentang kehidupan Aluna sepenuhnya, dia hanya mencari tau pendidikan dan pekerjaannya saja.
Setelah memastikan Aluna masuk ke dalam rumahnya, dia menjalankan kembali mobilnya dan menuju ke apartemennya yang kebetulan satu arah dengan rumah Aluna itu.
"Sebenarnya dia cantik, "Gumam Haris, "Haishhh, kenapa gue jadi muji kecantikan dia."Lanjutnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
**
Di rumahnya Aluna langsung naik ke lantai dua, dia langsung menghapus makeupnya dan mengganti pakaiannya.
"Apes amat ya hidup gue, kenapa harus bertemu dengan tante ghania dan anaknya."Gumam Aluna sambil bercermin.
"Dan lebih parahnya, kenapa anaknya tante Ghania harus laki-laki menyebalkan itu, apa tidak ada lagi seorang anak yang ada di dunia ini, kenapa juga harus dia."Oceh Aluna.
"Kalo aku tau tante Ghania itu maminya laki-laki itu, gak akan mau tolongin deh, biar sekalian gak kenal sama mereka."Lanjut Aluna, dia menjambak rambutnya sendiri, karna merasa sangat frustasi.
**
Keesokan paginya, Aluna sudah berada di kampus, karna dia ada kelas jam 8 pagi, Aluna melangkah dengan sangat lesu, memikirkan hidupnya yang sepertinya sangat berantakan ini.
"Woyy, lo kenapa si pagi-pagi udah lesu aja, apa lo belum sarapan?"tanya Della.
"Udah."Jawab Aluna singkat.
"Terus kenapa lo lemes begini?"Tanya Tari.
"Gak kenapa-kenapa, udah jangan banyak tanya, gue lagi males bicara."Ucap Aluna dia melangkah meninggalkan teman-temannya itu untuk pergi ke kelas terlebih dahulu.
"Dia kenapa si?"Tanya Tari kepada Della.
"Entah."Jawab Della sambil mengedikkan bahunya.
Mereka berdua menatap kepergian Aluna.
**
Di perusahaan sana, Haris sudah meminta Reza untuk membuat surat perjanjian untuknya dan juga Aluna, Haris juga sudah menceritakan tentang Aluna perempuan yang selalu maminya ceritakan itu, ternyata adalah wanita yang menabrak mobilnya dulu.
Reza sangat terkejut dengan ucapan Haris, dia tidak menyangka mengapa dunia sesempit ini, mengapa harus di pertemukan lagi, apa memang ini jodoh Haris.
"tapi apa kalian yakin mau buat surat perjanjian ini?"tanya Reza memastikan kepada Haris.
"Iya, memangnya kenapa? Gue gak mau terikat dengan siapapun, gue hanya mau mengikuti maunya mami saja."Ucap Haris.
"Tapi lo yakin kan di antara kalian nanti tidak akan ada yang jatuh cinta."Ucap Reza lagi.
"Kalo gue sih yakin engga, gak tau dia."Ucap Haris dengan percaya dirinya.
"Lo yakin?"tanya Reza.
"Lo meragukan gue."Tanya Haris.
"Bu–bukan gitu, gue hanya takut nanti lo berdua malah nyesel udahannya."Ucap Reza.
"Sudahlah tulis aja perjanjiannya di situ, dan berikan uang kompensasi yang akan dia terima nantnya sebanyak 1 M."Ucap Haris.
"Ok."Ucap Reza.
Haris sudah memberitahu apa saja syarat darinya dan juga dari Aluna kepada Reza, dan Reza hanya perlu mencatat saja.
Siang hari Reza datang ke kampus tempat Aluna kuliah, dia tau jika hari ini Aluna pulang jam 11 siang, dan dia di minta oleh Haris untuk menjemputnya.
"Maaf cari siapa ya pak?"tanya satpam yang ada di sana.
"Aluna."Ucap Reza dengan kaca mata hitam di wajahnya membuatnya semakin terlihat tampan, terlebih dengan setelan jas yang mahal.
"Oh, tunggu sebentar lagi mungkin dia akan keluar dari kelas."Ucap satpam itu, dia menatap Reza, dari atas sampai bawah, dia tidak menyangka jika Aluna yang selama ini tidak pernah mendapatkan rumor apapun ternyata memiliki kekasih setampan dan sekeren ini.