Di masa depan distopia bernama Neo-Arcadia, ingatan adalah komoditas. Orang miskin menjual ingatan bahagia mereka untuk bertahan hidup, sementara elite membelinya untuk menikmati pengalaman yang tidak pernah mereka miliki. Elara, seorang remaja yatim piatu, menemukan dirinya memiliki kemampuan langka dan berbahaya: dia dapat mencuri, memindahkan, dan bahkan menghapus ingatan hanya dengan sentuhan kulit. Ketika kemampuan ini menarik perhatian Aether Corp, konglomerat yang mengendalikan pasar ingatan global, Elara harus melakukan perjalanan berbahaya melintasi realitas paralel untuk menemukan asal-usul kekuatannya—sebelum Aether Corp mencuri ingatan terakhirnya: ingatan tentang keluarganya yang hilang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoga Ards, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 1 : sentuhan tujuh detik
Neo-Arcadia tidak pernah tidur. Namun, bagi Elara, kota itu adalah penjara raksasa yang diwarnai oleh cahaya neon dan dipenuhi oleh ingatan yang berbisik.
Dia berada di teras sempit, menjulang tinggi di atas Distrik Bawah—labirin besi tua dan saluran ventilasi yang menampung 80% populasi. Di bawahnya, cahaya dingin dari skema pengiklan Aether Corp memantul dari kubah kristal Kota Kaca, tempat para elite hidup. Kota Kaca adalah tempat ingatan dibeli dan dijual; tempat di mana orang kaya bisa menikmati sensasi terjun bebas dari puncak Gunung Everest atau rasa cinta pertama tanpa pernah meninggalkan sofa kulit sintetis mereka.
Elara membenci Kota Kaca. Bukan karena ketimpangannya, tapi karena mereka menjadikan hal yang paling suci, Memori, menjadi komoditas pasar yang kotor.
Malam itu, di bawah kerlipan iklan hologram yang menjanjikan "Ketenangan Abadi seharga 150 Kredit Ingatan," Elara sedang menunggu. Angin cyber bertiup kencang, membawa aroma ozon yang terbakar dan logam yang panas. Dia membetulkan posisi hoodie-nya yang usang dan merapatkan Neuro-Glove—sarung tangan kulit yang dimodifikasi Kael, satu-satunya penghalang antara kulitnya dan dunia luar. Tanpa sarung tangan itu, dia adalah senjata yang tak terkendali.
Setiap sentuhan kulitnya akan melepaskan apa yang ia sebut Kronometri: kemampuan untuk mencuri, melihat, atau bahkan menghapus ingatan orang lain. Itu adalah kutukan yang ia temukan saat ia berusia delapan tahun, tak sengaja menghapus tiga tahun hidup seorang wanita tua di panti asuhan, meninggalkannya dengan tatapan kosong dan bisikan.
"Elara, lima menit lagi."
Suara Kael berderak pelan di earpiece kecil di telinganya.
"Aku tahu, Kael. Jaringan visualmu tidak pernah meleset." Elara menyahut. Di bawahnya, di jalur monorel pribadi yang hanya digunakan oleh eksekutif Aether Corp, kereta peluru perak berkilauan mendekat. Itu adalah targetnya: Eksekutif Divisi Logistik Aether Corp, Tuan Vance.
Tugasnya sederhana: sentuh, ambil informasi kode akses gerbang bawah tanah, dan lenyap. Aether Corp memiliki sistem keamanan yang bergantung pada sensor biometrik dan pemindai ingatan. Jika seseorang memiliki kode yang salah, atau lebih buruk, ingatan yang salah, alarm akan berbunyi.
"Ingat, Elara, lima detik. Lebih dari itu, dan kau tidak hanya mengambil kode. Kau mengambil bagian dari jiwanya. Dan kita sudah sepakat. Kita bukan Aether Corp."
"Aku tahu aturannya, Kael," bisik Elara. Lima detik. Itu adalah mantra yang ia ciptakan: Satu detik untuk sentuhan. Satu detik untuk penetrasi. Tiga detik untuk ekstraksi data. Dua detik untuk memutuskan koneksi. Tujuh detik adalah batas atas yang aman.
Monorel Vance melambat di platform pribadi, dua level di bawah tempat Elara bersembunyi. Dua pengawal Synthetics dengan rompi karbon-serat berdiri di samping pintu. Tuan Vance keluar, seorang pria gemuk berkulit pucat yang memakai cincin Neuro-Link di setiap jari.
Elara melompat.
Bukan dengan tali atau jetpack; dia melompat ke bawah, ke sela-sela gedung, menggunakan ceruk-ceruk pembersih jendela sebagai pijakan darurat. Pergerakannya cepat, nyaris tidak terdengar, seperti bayangan yang terbuat dari debu industri.
Dia mendarat di atas atap monorel.
"Perimeter aman, Tuan," kata salah satu pengawal, suara sintetiknya datar.
Elara meluncur turun, menjatuhkan dirinya di belakang Vance saat dia memasukkan sidik jarinya ke panel akses. Sarung tangan Neuro-Glove Kael bergesekan dengan pergelangan tangannya.
Lepaskan.
Dengan tarikan napas pendek, Elara melepaskan sarung tangan dari tangan kanannya. Kulitnya yang dingin dan telanjang terpapar pada udara. Dalam sepersekian detik, dia mengulurkan tangan.
Sentuhan.
Kontak kulit. Itu seperti menyentuh air yang bergetar. Sebuah banjir data dan sensasi segera memenuhi pikiran Elara.
Detik 1: Dia melihat kantor Vance, angka-angka di layar.
Detik 2: Dia menembus pertahanan ingatan Vance—lapisan-lapisan kemarahan kecil pada bawahan, kebanggaan pada jas baru.
Detik 3: Dia menemukan kodenya: serangkaian simbol numerik-visual.
Detik 4: Dia menarik kode itu, menyimpannya di lapisan paling dangkal dari memorinya.
Detik 5—
Tiba-tiba, ada getaran. Bukan getaran kereta, melainkan getaran ingatan yang asing dan gelap.
Elara melihat sesuatu yang bukan kode: sebuah ingatan yang tersembunyi jauh di dalam pikiran Vance, ingatan yang bukan miliknya, ingatan yang dijaga ketat.
Dia melihat: Sebuah ruangan putih. Jeritan yang jauh. Seorang wanita—ibunya? Tidak, itu… Direktur Neva. Dan sebuah peta yang berkelip. Sebuah peta menuju The Nexus.
Getaran itu begitu kuat, begitu dingin. Itu adalah ingatan tentang kekejaman murni dan ambisi tak terbatas, bukan hanya korupsi logistik biasa. Ingatan ini terasa asing, dicangkokkan, dan dilindungi oleh semacam perlindungan mental.
Detik 6: Elara menarik tangannya, tetapi sudah terlambat. Kael menjerit di earpiece-nya. "Elara! Kau sudah melewati batas! Matikan!"
Vance tersentak, tatapannya kosong sesaat. Dia tidak pingsan. Dia hanya terlihat bingung, seperti baru bangun dari tidur yang buruk. Dia ingat kode itu, tapi dia lupa mengapa dia harus merahasiakannya.
"Aku… aku harus membeli krim malam. Ya. Itu saja." Vance bergumam.
Overload memori.
Elara tersentak mundur, Neuro-Glove ditarik dengan tergesa-gesa. Pergelangan tangannya terasa seperti terbakar. Dia telah melakukan pelanggaran: mengambil lebih dari yang diizinkan.
Lebih buruk, saat dia mengambil kode gerbang bawah tanah, dia juga mengambil sekilas ingatan Neva. Dan Neva bukan Vance. Neva adalah monster Aether Corp.
"Aku dapat kodenya," kata Elara, napasnya memburu. "Tapi ada yang salah. Vance menyimpan ingatan yang dicangkok. Ingatan Neva. Tentang Nexus."
"Nexus?" Kael terdengar cemas. "Itu hanya mitos, Elara. Fokus! Kodenya?"
Elara mengulang kode itu ke earpiece. Kael mendesah lega, kemudian tegang lagi. "Agen keamanan bergerak ke arahmu. Mereka melihat fluktuasi Neuro-Sensor Vance. Pergi! Sekarang!"
Elara tidak perlu disuruh dua kali. Dia sudah melompat dari platform, berlari melintasi jaring kabel yang rumit di bawah.
Elara berlari melalui jaringan sub-level yang panas, mengikuti tanda digital Kael di lensanya. Akhirnya, dia sampai pada sebuah lubang ventilasi usang yang mengarah ke bagian terlarang di Distrik Bawah: Pasar Ingatan Gelap.
Di pasar ini, tanpa izin Aether Corp, ingatan diperdagangkan dalam bentuk kapsul kecil berwarna-warni. Ingatan sukacita berwarna emas, ingatan trauma (untuk terapi kejutan atau seni) berwarna ungu gelap. Di balik kebisingan tawar-menawar ilegal itulah Elara menemukan tempat aman.
Dia meluncur ke bawah saluran ventilasi dan mendarat di ruangan kecil yang tersembunyi di balik tumpukan hardware bekas. Kael menunggunya.
Kael adalah kontras sempurna dengan kekacauan Distrik Bawah: bersih, rapi, dengan rambut dicukur dan sepasang kacamata lensa-hijau yang membuatnya terlihat seperti seorang akademisi yang salah tempat. Dia memakai sarung tangan karet bahkan saat bekerja di keyboard untuk menghindari kontak dengan sirkuit bertegangan tinggi.
"Kau melanggar protokol, Elara. Tujuh detik. Itu hanya untuk hal-hal yang tidak penting. Kau menyentuh Vance selama delapan setengah detik," Kael segera menegur, tanpa basa-basi.
Elara menanggalkan sarung tangannya dan merendam tangan kanannya yang berdenyut dalam larutan pendingin biru di wadah kecil. "Aku tahu. Tapi itu bukan kesalahanku. Ingatan itu… terasa seperti perangkap. Itu ingatan yang dijaga. Sangat tajam. Dan itu memanggilku."
Kael memindai ingatan yang Elara ambil dari Vance. "Kode gerbang sudah masuk. Pekerjaan selesai. Tapi soal Neva…" Dia berhenti sejenak. "Neva adalah monster. Dia hanya peduli pada uang dan eksperimen. Ingatan tentang Nexus pasti penting, tapi kita tidak bisa gegabah."
"Kau salah. Itu bukan ingatan biasa. Aku melihat kilatan. Kilatan tempat. Dan aku merasa—" Elara berhenti. Dia jarang sekali berbicara tentang sensasi kekuatannya. "Aku merasa ingatan itu memiliki koneksi denganku. Dengan masa laluku."
Kael menoleh, matanya tajam. "Masa lalumu yang hilang? Elara, kita sudah membahasnya. Neva adalah orang yang menghapus ingatanmu waktu kecil, saat kau di panti asuhan Proyek Chronos. Dia tidak akan menyimpan petunjuk untuk dirimu sendiri."
"Bagaimana jika Nexus bukan petunjuk, tapi tujuan? Bagaimana jika dia akan menggunakannya untuk menghapus… segalanya?"
Perdebatan mereka terpotong. Lampu di markas kecil itu berkelip-kelip. Kael melihat ke monitor holographic yang menampilkan jaringan Distrik Bawah.
"Sial. Aether Corp. Cepat sekali."
"Mem-Hunters?" tanya Elara, tangannya sudah gemetar.
"Bukan. Lebih buruk. Unit Eksperimental Khusus (UEK). Mereka hanya bergerak jika ada pelanggaran tingkat tinggi." Kael menelan ludah. "Mereka tahu kau mengambil sesuatu yang berharga. Mereka mengejar Nexus itu, Elara. Atau mereka mengejar Kronometri milikmu."
Pintu baja markas mereka bergetar. Bunyi thrumming yang rendah dan dalam terdengar dari luar.
"Pintu ini tidak akan bertahan lama. Neuro-Glove-mu, cepat!" Kael melempar Neuro-Glove itu ke Elara.
Elara memakainya. Tangannya terasa beku, tapi aman.
"Kita punya dua pilihan," kata Kael, jarinya menari di keyboard untuk mengalihkan daya. "Jalur evakuasi ventilasi, itu terlalu sempit. Atau—" Kael menunjuk ke pintu kecil yang tersembunyi di balik rak peralatan. "—kita langsung ke Gerbang Bawah Tanah. Kita harus menggunakan kode Vance untuk kabur dari Distrik ini, masuk ke jaringan Aether Corp, dan hilang di jalur logistik mereka."
"Masuk ke jantung masalah? Kau gila, Kael," Elara berbisik.
Pintu baja itu berderit, ditekuk oleh alat berat di sisi lain.
"Lebih baik gila di dalam markas mereka daripada mati di sini!" Kael menarik Elara. "Aku akan mengalihkan sensor mereka selama sepuluh menit. Kau harus sampai di platform logistik utama, gunakan kodenya, dan pergi."
"Kau ikut!"
"Aku butuh waktu di sini untuk menghapus jejak digital kita. Aku akan menyusul, aku janji. Tapi kau harus bergerak. Sekarang!"
Pintu baja itu melengkung ke dalam. Retakan pertama muncul di permukaannya.
Elara menatap Kael sejenak, tatapannya penuh ketakutan dan keyakinan. Dia tahu ini adalah perpisahan yang disengaja.
"Baiklah. Aku akan menunggumu di gerbang," kata Elara.
Dia berbalik, membuka pintu tersembunyi, dan meluncur masuk ke lorong gelap yang menuju ke kedalaman perut Neo-Arcadia, menuju markas Aether Corp.
Lorong itu sempit dan gelap, berbau karat dan air limbah. Elara berlari, setiap langkahnya menggemakan detak jantungnya yang cepat. Dia menyalakan visor di hoodie-nya; cahaya redup berwarna merah menunjukkan peta yang baru dimuat Kael.
"Jalur Beta-9 adalah yang tercepat. Tapi ada satu UEK yang mendekat dari sana. Hati-hati, Elara, mereka tidak membawa Neuro-Dampener. Mereka akan menembak untuk membunuh," suara Kael kembali terdengar, suaranya terengah-engah.
Elara mempercepat langkahnya. Dia tahu apa yang Kael maksud dengan "Neuro-Dampener." Mem-Hunters biasa menggunakan alat itu untuk menonaktifkan kemampuan Kronometri sebelum menangkapnya. Unit Eksperimental Khusus ini jelas tidak ingin menangkapnya; mereka ingin memastikan dia tidak bisa kabur.
Dia sampai di persimpangan besar. Lampu darurat berkedip-kedip. Di ujung lorong, siluet unit UEK terlihat—tinggi, dengan lapis baja tebal dan senjata berat yang tidak terlihat seperti penangkap.
Tidak ada waktu untuk berpikir. Elara melompat ke sisi lorong, menempel di dinding, dan mulai merangkak di antara pipa-pipa utama.
Dia harus menciptakan gangguan.
Elara melihat sebuah panel pemeliharaan besar di bawahnya, tempat kabel-kabel logistik utama melewati. Dia melepaskan Neuro-Glove-nya lagi, tangannya gemetar. Kontak dengan logam pipa kotor ini berisiko, tapi dia tidak punya pilihan.
Dia menyentuh salah satu pipa yang dialiri listrik.
Kronometri menyebar. Bukan untuk mencuri ingatan, tapi untuk menyuntikkan kekacauan. Dia memaksa pipa itu untuk "melupakan" tugasnya untuk sesaat.
KABOOM!
Sirkuit pendek meledak. Percikan api membakar udara. Seluruh area diselimuti kegelapan total, kecuali dari tembakan yang datang dari unit UEK.
"Dia ada di sana! Jangan biarkan dia menyentuhmu!" teriak salah satu unit UEK.
Elara menggunakan momen kekacauan itu untuk meluncur ke bawah dan terus berlari. Dia tahu ledakan itu akan memancing lebih banyak unit, tapi setidaknya, dia mengulur waktu.
Elara akhirnya sampai di Gerbang Logistik Utama Aether Corp. Itu adalah ruangan besar dengan lantai baja yang bersih, kontras mencolok dengan Distrik Bawah yang kotor. Ada dua platform besar. Satu untuk kereta api logistik, satu lagi untuk monorel eksekutif.
Di tengah ruangan, ada satu panel kontrol besar, tempat dia harus memasukkan kode Vance.
"Elara, aku berhasil mengalihkan mereka. Aku punya lima menit sebelum mereka menyadari aku mengendalikan firewall logistik. Cepat!" suara Kael sangat mendesak.
Elara berlari ke panel. Tangannya, meskipun terlindungi oleh Neuro-Glove, masih terasa perih akibat overload tadi. Dia melepaskan sarung tangan, mengabaikan rasa takut.
Dia menekan kode yang ia curi dari Vance.
Akses Diberikan.
Gerbang di jalur monorel eksekutif terbuka. Monorel itu masih di sana, menunggu. Itu adalah kunci kebebasan, atau setidaknya, perjalanan ke bagian Kota Kaca.
Namun, sebelum dia bisa menarik napas lega, sensor di ruangan itu berbunyi.
"Peringatan. Akses tidak sah terdeteksi di Sektor Gamma."
Dan kemudian, dari platform logistik yang gelap, muncul tiga sosok yang membuatnya merinding bahkan lebih dari UEK. Mereka mengenakan jubah abu-abu tanpa lencana dan bergerak dengan keheningan mematikan.
Mem-Hunters Elit.
Mereka berbeda dari yang ia lihat sebelumnya. Mereka membawa Neuro-Dampener yang lebih besar dan sarung tangan yang bersinar redup dengan energi biru.
"Berhenti, Chrono-Kid," suara wanita yang dingin dan penuh otoritas terdengar.
Elara tahu suara itu. Itu adalah suara yang ia dengar dalam ingatan Vance.
Direktur Neva.
Dia ada di sana. Berdiri di antara para Mem-Hunters, tatapan matanya seperti laser, tidak ada emosi, hanya perhitungan yang dingin.
"Kau mengambil sesuatu yang bukan milikmu. Dan kau pikir kau bisa lari di kereta kecil itu?" Neva tersenyum kecil. "Ingatan itu. Ingatan Nexus. Itu milikku. Dan kekuatanmu, Chrono-Kid? Itu adalah warisan yang akan kau kembalikan."
Neva mengangkat tangan. Di pergelangan tangannya, cincin Neuro-Link Vance yang dicuri bersinar. Itu bukan hanya cincin. Itu adalah penyalur.
"Aku akan mengambilnya kembali. Semuanya."
Saat Neva menggerakkan tangannya, Elara merasakan gelombang kejut yang murni, bukan fisik, tapi kejut Memori. Itu menyerang pikirannya, mengancam untuk merobek semua yang ia simpan. Itu adalah kekuatan yang jauh lebih besar dari yang pernah ia rasakan.
Elara tidak punya waktu untuk naik kereta. Dia harus melawan. Dengan tarikan napas terakhir, dia meremas sarung tangan Neuro-Glove Kael, dan berlari ke arah Neva.
Pertarungan memori telah dimulai.