⚠️Warning! MC badboy garis keras!
Lelah dengan sulitnya hidup, Yofan memutuskan melakukan pesugihan mbah jenggot. Mencari tumbal perawan, itulah yang harus dilakukan oleh Yofan.
Dengan wajah tampan dan kekayaan, Yofan menjebak banyak gadis untuk dijadikan tumbal. Gadis itu akan ditiduri olehnya, lalu meregang nyawa. Yofan sudah terbiasa dengan sesi penumbalan setiap bulan purnama. Namun semuanya berubah saat Yofan bertemu Amel dan Rona, kedua gadis itu berbeda dari wanita yang pernah dia temui.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20 - Mendapat Izin
Vera menggigit bibir bawahnya. Dia tampak berpikir. Sebenarnya Vera ingin menerima ajakan Yofan, namun dirinya takut ayahnya tidak akan mengizinkan.
"Kau tidak harus jawab sekarang. Pikirkan saja dulu. Kalau terpaksa pergi sendiri, ya nggak apa-apa juga. Paling kesepian kan?" ujar Yofan sambil merangkul pundak Vera.
Vera tersenyum. "Maaf ya, Mas. Aku mau izin dulu sama bapak. Nanti kalau boleh, aku kabari deh," balasnya.
"Oke." Yofan mengangguk mengerti.
Ketika pulang ke rumah, Vera terus kepikiran ajakan Yofan. Dia ingin segera bicara pada Gogon. Namun sayangnya ayahnya itu belum pulang juga ke rumah.
Saat malam tiba, barulah Gogon pulang. Vera langsung menyuruh sang ayah untuk makan malam. Kala itu Vera bisa mencium aroma alkohol yang kuat dari Gogon.
"Ver. Bisa kau jelaskan siapa pemuda yang pergi bersamamu siang tadi?" celetuk Gogon.
Vera kaget. Matanya terbelalak tak percaya. Dia jadi lupa mempermasalahkan bau alkohol sang ayah. "Bagaimana Bapak tahu kalau aku..."
"Jaka yang melihat kau dibonceng sama laki. Ternyata anak Bapak udah gede yah. Kenapa kau nggak kasih tahu kalau kau lagi dekat sama laki?" tukas Gogon.
"Bapak nggak marah?" Vera malah bertanya.
"Ngapain Bapak marah. Lagian itu kan normal buat anak seumuran kamu. Yang penting tuh laki baik. Dia baik kan?"
Vera seketika tersenyum sumringah. "Baik banget, Pak. Dia sering ngajak aku makan makanan mahal. Terus beliin baju," ungkapnya.
Pupil mata Gogon membesar. "Benarkah? Kalau begitu dia pasti kaya?" tebaknya.
"Katanya dia punya perusahaan daur ulang gitu," kata Vera.
"Sekali-kali kau bawalah dia ke rumah. Biar Bapak bisa kenal sama dia."
"Iya, Pak. Itu pasti. Tapi lusa nanti dia mau ngajak aku temenin dia ngurus kerjaan selama sehari. Aku boleh ikut nggak, Pak?"
"Jadi kalian berduaan aja nanti?" Gogon memastikan.
"Ya enggaklah. Aku yakin pasti ada rekan kerjanya Mas Yudha juga di sana," jelas Vera.
"Baiklah kalau begitu. Kau boleh pergi. Tapi jangan macam-macam ya!" Gogon memperingatkan.
"Jadi Bapak kasih izin? Wah... Makasih, Pak! Aku senang banget!" Vera terlonjak girang. Dia bahkan sampai memeluk Gogon. Sungguh, mereka sebenarnya adalah dua anak dan bapak yang saling menyayangi.
Setelah mendapat izin, Vera langsung memberitahu kabar itu pada Yofan. Lelaki tersebut sekarang baru membaca pesan dari Vera.
"Dia setuju..." imbuh Yofan. Kini dia sedang bersama Jamal di apartemen.
"Benarkah? Kalau begitu, semuanya beres. Marvel sudah dapat villanya kan?" tanggap Jamal.
"Iya. Dia sudah mengirimkan alamatnya padaku." Yofan menghembuskan nafas dari mulut. Entah kenapa dia merasa gugup karena bulan purnama hampir di depan mata.
"Kenapa? Kau mendadak takut?" tukas Jamal.
"Sedikit. Aku penasaran apa yang akan terjadi nanti. Apa yang akan dilakukan Mbah Jenggot pada Vera," ungkap Yofan.
"Kita lihat nanti," sahut Jamal.
"Oh iya, aku sudah punya ide untuk usaha kita," cetus Yofan.
"Apa?" Jamal penasaran.
"Bisnis daur ulang!"
"Hah? Kau yakin? Kayaknya nggak menjanjikan deh, Fan."
"Kalau nggak dicoba ya kita nggak tahu. Lagian dengan adanya bisnis ini aku pengen menolong para pemulung yang ada di luar sana," jelas Yofan.
"Oh... Jadi karena itu. Kalau dipikir-pikir, bagus juga idenya." Jamal akhirnya berhenti meragu.
Bersamaan dengan itu, bel pintu berbunyi. Yofan segera beranjak untuk membuka. Betapa terkejutnya dia saat melihat yang datang adalah Marvel. Masalahnya cowok itu tidak sendiri, ada Bella bersamanya. Marvel tampak mabuk berat, dan Bella membantunya berjalan.
"Kak Yofan!" seru Bella.
"Cepat! Bawa dia masuk!" suruh Yofan.
...***...
Ibarat pepatah "menyelam sambil minum air".
Biasanya yg sering terjadi pelaku pesugihan akan hidup dalam ketakutan konstan karena mereka selalu dibayangi oleh arwah korbannya dan seringkali berakhir dengan kesengsaraan dan ketidakbahagiaan bagi pelakunya.
Selain itu, kesialan dan musibah akan menghantui hidup mereka, seolah-olah harga yang harus dibayar untuk mencapai tujuan dengan cara yang sangat gelap.
🤔🤔🤔