Jangan menikah saat hati kita belum bisa move on dan berdamai dari masa lalu, karena yang akan dirugikan tak hanya diri sendiri, namun juga pasangan baru kita. Hal itu yang pada akhirnya menjadi konflik pada hubungan Rania dan juga Andreas. Pernikahan mereka di ambang pada perpisahan karena masa lalu Andreas tiba-tiba datang ditengah-tengah mereka, terlebih sikap Andreas yang dingin dan cuek membuat Rania lelah untuk terus bertahan pada pernikahannya, karena seolah hanya dia yang selama ini memperjuangkan hubungannya. Ia pun akhirnya memilih untuk pergi. Tapi, bisakah ia pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biru_Muda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seperti Apa Masa Lalunya?
"Anda mau sarapan?" Tanya bi Fatmi ketika melihat Rania yang turun dari tangga.
"Boleh, bi"
"Baik, akan segera saya siapkan".
"Terimakasih"
Keduanya berjalan menuju ruang makan bersama.
"Oh iya, tadi ada orang yang nanya keberadaan ibu di depan, tapi saya kurang tahu siapa dia"
"Ada yang mencariku? Siapa?"
"Saya juga kurang tahu, dia hanya menanyakan apa bu Rania ada di dalam rumah gitu dan saya jawab iya ada dirumah, lalu dia pergi begitu saja"
"Bagaimana penampilannya? Lalu dia laki-laki atau perempuan?"
"Yang datang laki-laki, penampilannya sih cukup rapih dan tidak terlihat mencurigakan"
Rania terdiam menerawang siapa yang dimaksud, namun ia tak menemukan jawabannya. Tiba-tiba saja ia jadi teringat saat akan keluar dari rumah sakit. Keanehan itu terjadi ketika semua biaya tagihan rumah sakitnya sudah ada yang bayar, namun dia sendiri tidak tahu siapa yang membayar semuanya.
"Aneh, siapa ya kira-kira yang membayar tagihan rumah sakitku, juga yang datang untuk mencariku hari ini?" Ucapnya dalam hati.
Tanpa ia ketahui bahwa yang membayar tagihan rumah sakitnya adalah suaminya sendiri. Bahkan suaminya itu sampai menugaskan orang untuk menjaganya di luar kamar inapnya agar tak merasa sendirian. Namun, ternyata orang yang ditugaskan untuk menjaga dan mengawasinya itu kecolongan saat Rania yang tiba-tiba sudah tidak ada dikamar inapnya ketika ia balik dari toilet.
Laki-laki itu mencari dengan panik karena sudah teledor dan mendapati bahwa Rania yang ia jaga telah pulang sendirian. Tak langsung melaporkan kehilangan Rania pada Andreas, laki-laki itu mencoba mencarinya dirumah dan untungnya Rania ternyata ada di dalam. Ia akhirnya bisa bernafas lega saat mengetahui keberadaan Rania, istri dari seorang Andreas yang telah memerintahkannya untuk mengawasi istrinya yang sedang sakit.
"Apa bibi tahu kemana suamiku pergi?"
Melihat suaminya yang tak kunjung pulang, Rania bertanya pada bi Fatmi.
"Setahu saya beliau meninjau resortnya deh, katanya ada masalah gitu disana, jadi beliau langsung pergi tadi malam."
Resort?
Tiba-tiba Rania kepikiran soal perempuan yang selalu ada bersama dengan suaminya. Perempuan itu ternyata punya andil besar dalam pembangunan resort milik suaminya. Walau awalnya ia tak terlalu perduli karena tak begitu faham soal itu, namun ia dikejutkan bahwa ternyata perempuan yang bernama Tery Liliana adalah mantan dari suaminya dulu. Ia tak mengetahui awalnya sampai perempuan itu sendiri yang memperkenalkan diri sebagai bagian dari masa lalu suaminya. Hingga mengusik perasaanya yang sejak awal sebenarnya tak pernah mempermasalahkan kehadirannya.
"Tiba-tiba aku kehilangan selera makan" Ujarnya.
Sebenarnya ia tak terusik pada mantan suaminya, karena ia hanya menganggap itu bagian dari masa lalunya, sampai perempuan itu memperlihatkan posisinya yang seakan lebih mengenal Andreas dan terus mencoba untuk dekat kembali dengan Andreas. Hingga membuat Rania sempat berfikir bahwa apa sebenarnya keduanya masih saling menyukai? Terlebih keduanya telah lama berpacaran bahkan sempat bertunangan.
"Sudahlah, aku tak mau mengingat hal itu lagi" Tuturnya, menutup pikiran-pikiran yang menggagunya dan kembali meneruskan makan.
....
Walau sudah berusaha untuk tak mengingat hal yang merusak pikirannya, namun Rania terus kepikiran soal itu. Tentang hubungan suaminya dan mantannya di masa lalu yang menurutnya ada perubahan besar pada sikap oma dan juga suaminya. Oma Larisa terlihat tak begitu menyukai Tery, namun ia tak tahu bagaimana sikap suaminya terhadap Tery yang kembali muncul dihadapannya setelah sekian lama.
"Kata oma, dulu seorang Andreas itu sebenarnya punya kepribadian hangat dan ramah, tapi.. apa itu mungkin?"
Melihat sikap Andreas yang hangat tak bisa Rania bayangkan, mengingat selama tiga tahun tinggal bersama ia selalu melihat sikap cuek dan dingin dari suaminya itu.
"Apa mungkin sikap seseorang bisa berubah sedrastis itu?"
Pikiran-pikiran aneh muncul satu persatu, padahal ia sudah diberitahu oleh dokter untuk tak terlalu banyak pikiran dan berhenti memikirkan hal yang tak perlu.
"Aku ingin tahu lebih jauh, tapi dia tak pernah mengizinkanku untuk sekedar dekat"
Seperti apa masa lalunya, bagaimana ia tumbuh dan dibesarkan, lalu apa saja yang tidak disukainya, sebenarnya sangat ingin Rania ketahui tentang Andreas mengingat keduanya sudah menikah. Namun, apa daya jikalau Andreas sendiri yang tak memberi ruang untuk itu. Andreas memberi batas padanya, menjaga jarak dengannya, tak bisa terbuka dengannya, hingga tak terlalu tertark dengan kehidupannya.
"Dia tak mengizinkanku untuk sekedar mendekatinya"
Hubungan mereka hanya di atas kertas, terlihat bagaimana keduanya berkomunikasi selama ini. Tak ada keintiman dari keduanya, membuat Rania tak bisa menganggap bahwa ini adalah pernikahan.
"Hubungan kami hanyalah ilusi"
Tertawa getir memikirkan nasib hubungannya yang memang sedari awal sudah tak sehat.