“Diana … kamu akan diberi hukuman mati karena telah melakukan percobaan pembunuhan.”
Diana yang sudah sangat lemah diikat dan di arak ketengah tempat eksekusi. semua rakyat dan bangsawan melihatnya, mereka melemparnya dengan batu dan mengumpat kepadanya.
Kepala Diana ditaruh di tiang untuk di penggal.
Diana melihat kearah Wanita yang dicintai suaminya dan melihat ayah serta kakaknya yang masih tetap membencinya hingga akhir hayatnya.
“Kenapa kalian sangat membenciku?” gumam Diana.
Jika aku bisa mengulang waktu, maka aku tidak akan lagi mengemis cinta kepada kalian.
KRAK. Suara alat penggal terdengar keras memenggal kepala Diana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Tiga Kehidupan
Melihat tatapan serius Diana, Tina segera tertawa.
“Pftt … hahaha … aku bercanda.”
“Ini sangat lucu melihatmu terlalu serius.” Tina mengelap sedikit air mata dengan jarinya.
“Tch …” Diana segera menutup buku itu.
“Ayolah, jangan marah. Coba kita lihat siapa penulisnya.” Tina mengambil novel itu dari tangan Diana dan membolak-baliknya untuk melihat nama penulis.
“Ini aneh,” ucap Tina.
“Ada apa?” tanya Diana.
“Mengapa tidak ada nama penulisnya? Apa aku yang tidak melihatnya?”
Diana segera mengambil buku itu dan membukanya untuk melihat nama penulis.
“Benar … mengapa tidak ada nama penulis?”
Diana membawa buku itu ke bagian kasir untuk membayar.
“Terima kasih.”
Diana dan Tina keluar lalu pergi makan.
“Mengapa kau sangat tertarik dengan novel itu?” tanya Tina.
“Karena ada namaku di dalamnya,” jawab Diana.
“Hah … apa namamu pasaran?”
Melihat tatapan Diana, Tina langsung diam. “Aku hanya bercanda.”
Mereka berdua akhirnya selesai makan dan berjalan sebentar untuk melihat-lihat. Namun, saat Diana hendak menyeberang, sebuah truk melaju sangat kencang.
TIIIIIIN— terdengar suara klakson bus yang panjang. Semua terasa seperti berhenti. Diana membeku di tempat.
“Diana?!!!” teriak Tina.
Apakah aku akan mati lagi? pikirnya. Diana menggenggam erat novel itu dalam pelukannya.
BRAAK! Suara benturan terdengar. Diana hanya mendengar suara dengungan yang kencang di telinganya, ia melihat Tina menangis berlari ke arahnya. Kegelapan menelan segalanya. Waktu seakan melambat dan kalung merah itu kembali bersinar.
Ketika membuka mata, Diana tidak lagi berada di dunia modern. Tangannya kecil, tapi menggenggam pedang kayu. Ingatan masuk ke dalam kepalanya. Ia terlahir sebagai putri keluarga ksatria.
Diana melihat kalung di lehernya dan novel yang ada di kasurnya. Mengapa novelnya ada di sini?
“Nona … Nona harus bekerja keras, tuan pasti tidak akan marah.” Seorang pelayan merapikan pakaian Diana.
Di sini Diana adalah satu-satunya keturunan ksatria, sehingga ayahnya sangat keras padanya agar ia mampu menjadi seorang ksatria.
Diana terus berlatih untuk menjadi ksatria, tidak lupa ia membaca novel itu sampai tamat.
“Lucien?” gumamnya.
Dalam cerita, Selena menyelamatkan Lucien dan menjadikannya sebagai ksatria. Lucien adalah tahanan dari Kerajaan Barat. Ia menjadi pemeran pria kedua yang dekat dengan Selena. Karena Lucien sangat mencintai Selena, ia mulai membuat aliansi dan menyerang Kerajaan Selatan untuk mendapatkannya. Namun, itu digagalkan oleh Rowan, dan Lucien akhirnya dibunuh olehnya.
Diana menamatkan novel itu. Ia masih memikirkan ending dari Lucien, pria yang menyelamatkannya dan juga ayahnya.
Dalam cerita, ayah dan kakaknya sangat menyayangi Diana. Namun saat Diana masih kecil, mereka berdua pergi berperang dan menyelamatkan seorang anak kecil. Anak itu mengingatkan mereka pada Diana sehingga mereka mengizinkannya untuk tidur di kamp mereka. Di dalam novel diceritakan kalau ayah dan Dorian disihir oleh anak kecil itu, tapi tidak dijelaskan siapa sebenarnya anak kecil itu.
Setelah Diana dihukum mati, barulah mereka berdua sadar, dan sihir hitam keluar dari tubuh mereka. Meskipun Dorian lebih telat sadar daripada ayahnya.
Diana menutup novel itu dan berpikir, apakah aku harus menyalahkan keluargaku atau tidak?
“Diana!! Apa yang kau lakukan?”
Diana terkejut.
“Aku segera datang!” Ia berlari dengan tubuh kecilnya.
Lima belas tahun telah berlalu. Ia telah berhasil menjadi master pedang dan membuat prajurit lain iri.
“Aku akan memberimu gelar sebagai master pedang,” ucap sang Raja.
Diana membungkuk memberi hormat. Semua orang bertepuk tangan dan bersorak untuknya.
Suatu saat, Diana dikirim ke perbatasan untuk berperang. Siapa sangka, di saat mereka hampir menang, Diana dijebak oleh prajurit musuh.
“Ini tidak bisa dibiarkan.” Diana segera menyerang prajurit itu dengan membabi buta.
Mereka semua melihat Diana seperti monster yang haus akan darah.
Beberapa jam kemudian, akhirnya Diana berhasil mengalahkan semua pasukan musuh.
“Huff … huff …” Diana berbalik berjalan menuju kamp prajuritnya.
Napasnya terengah-engah. Pandangannya mulai gelap dan perlahan ia pun terjatuh. Kalung merah itu mulai bercahaya.
Ketika membuka mata, Diana mencium harum bunga mawar dan angin sejuk yang melewati tubuhnya. Tirai putih berayun lembut, dan di sampingnya berdiri seorang pria dengan mahkota emas. Rowan!!
Jantung Diana berhenti sejenak. Itu wajah yang selalu muncul dalam mimpi buruknya. Tapi kali ini berbeda. Apa aku kembali ke malam pernikahanku?
Tunggu?!! Bukankah di malam pernikahan Rowan langsung pergi berperang?
Diana menatap tangannya, bukan tangan seorang kasir, bukan tangan seorang prajurit, melainkan tangan seorang putri bangsawan. Tangan yang dulu lemah … kini menyimpan ingatan dua kehidupan sekaligus.
Rowan melihat Diana yang menatapnya seakan melihat monster.
“Bersikaplah,” ucap Rowan.
Diana melihat sekeliling. Ini hari pernikahanku?
“Mempelai pria boleh mencium mempelai wanita.”
Rowan membuka selendang Diana dan mendekatkan wajahnya agar orang melihatnya seperti berciuman.
“Aku tidak akan mencintaimu,” ucap Rowan.
Diana menatap Rowan. Ini sama seperti saat kami menikah.
Upacara pernikahan telah berakhir. Akhirnya Diana kembali ke ruangannya untuk bersiap menuju istana.
Duke Eldenhart masuk ke dalam ruangan. “Diana … aku harap kau bisa membawa nama keluarga kita,” ucapnya.
“Jangan membuat keluarga kita malu,” sambung Dorian.
Diana melihat keduanya. Jika aku tidak mengetahui bahwa mereka berada di bawah kendali sihir, aku pasti akan sangat membenci mereka.
“Baik, Ayah … Kakak,” ucap Diana dengan senyum manis.
Duke Eldenhart dan Dorian terkejut. Biasanya Diana akan sangat gugup saat menghadapi mereka berdua.
“Baiklah kalau begitu.” Mereka segera pergi meninggalkan Diana.
“Hah …” Diana bersandar di kursi. Setelah menghadapi dua kehidupan yang berbeda, kini aku tidak lagi merasa gugup atau takut.
Aku akan mencari cara untuk menghilangkan sihir hitam dari dalam diri mereka.
Diana mengangkat tangannya. SRIINK— bunga yang indah keluar dari telapak tangannya.
Ada yang berbeda dari bunga itu. Diana terus menatapnya.
“Yang Mulia, selamat atas pernikahannya.”
Diana segera menyembunyikan tangannya dan melihat siapa yang masuk ke dalam ruangan.
“Olim!!” Diana segera berdiri dan memeluk Olim.
“Yang Mulia? Ada apa?” tanya Olim bingung. Tidak biasanya tuannya bersikap seperti ini.
“Tidak … aku hanya merindukanmu saja,” ucap Diana sambil memeluk Olim erat.
“Hahaha … kita hanya tidak bertemu selama satu jam saja,” ucap Olim.
Diana hanya diam. Bagiku, sudah bertahun-tahun aku tidak melihat Olim. Kali ini aku akan melindunginya, jangan sampai mereka melukainya.
“Ayo kita bersiap untuk masuk ke dalam istana,” ucap Olim sambil mengelap air mata Diana.
“Emm …” Diana mengangguk dan tersenyum kepadanya.
Olim segera membereskan barang-barang Diana dan merapikannya.
Saat ini Diana sangat senang karena masih bisa kembali ke kehidupan pertamanya.
Diana memegang kalung di lehernya. Kalung itu masih bersamanya, kecuali buku novel. Apa karena aku sudah membacanya sampai habis?
Entahlah … aku akan mencari cara untuk menyelamatkan Lucien.
jangan lengah jangan lelah
menuju kehancuran
Diana punya Raja spirit.
Mudah untuk menindas Selena,bukan?