NovelToon NovelToon
Dua Hati Satu Takdir

Dua Hati Satu Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Cinta setelah menikah / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dinar

Ketika cinta dan takdir bertemu, kisah dua hati yang berbeda pun bermula.
Alya gadis sederhana yang selalu menundukkan kepalanya pada kehendak orang tua, mendadak harus menerima perjodohan dengan lelaki yang sama sekali tak dikenalnya.

Sementara itu, Raka pria dewasa, penyabar yang terbiasa hidup dengan menuruti pilihan orangtuanya kini menautkan janji suci pada perempuan yang baginya hanyalah orang asing.

Pernikahan tanpa cinta seolah menjadi awal, namun keduanya sepakat untuk menerima dan percaya bahwa takdir tidak pernah keliru. Di balik perbedaan, ada pelajaran tentang pengertian. Di balik keraguan, terselip rasa yang perlahan tumbuh.

Sebab, cinta sejati terkadang bukan tentang siapa yang kita pilih, melainkan siapa yang ditakdirkan untuk kita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Sore ini terlihat cuaca sangat cerah sekali seolah sedang ikut merayakan kebahagiaan yang baru saja diraih oleh Alya, bahkan dirinya sangat bersyukur ketika klien menyetujui kerjasamanya tidak lupa ia ditemani oleh sang kekasih.

" Masss...."

Alya kembali berlari dengan senyuman riang gembira, yang kehadirannya langsung disambut kedua tangan Raka yang besar.

" Nakal, jangan lari nanti jatuh gimana? Mas gak akan kemana-mana juga". Pelukan hangat itu kembali menjadi tempat pulang terbaik.

Mendapatkan kecupan hangat dipuncak kepalanya membuat Alya terkekeh pelan, menyimpan wajahnya didada sang kekasih yang kokoh bak gapura Kabupaten.

" Sudah? Yuk, kita harus menghabiskan waktu bersama malam ini". Raka membawa sang kekasih untuk memasu kendaraannya.

Alya dan Raka kini telah berada didalam kendaraan, bahkan keduanya tengah melewati beberapa tempat untuk menuju Taman Kota.

Raka sengaja membawa Alya ke Taman Kota karena sang kekasih sangat senang ketika melihat begitu banyak berjejer makanan yang dijual, seolah itu adalah surga dunia yang tidak bisa dilewatkan dalam hatinya. Sederhana bahkan sangat sederhana, tetapi sebuah kebahagiaan seseorang tidak bisa disamakan baik cara ataupun prosesnya.

25 menit berlalu....

" Mas, aku mau itu yukkk..."

Setelah sampai Alya dengan wajah yang begitu merona, langsung menarik lengan sang kekasih untuk segera mencicipi beberapa makanan yang seolah sedang memanggilnya.

Raka hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan diiringi senyuman hangat, jika dulu dirinya tidak terlalu menyukai keramaian apalagi hanya duduk di Taman. Kini berubah sangat jauh, Alya benar-benar memperkenalkan dirinya jika di dunia ini banyak hal yang menyenangkan dengan cara sederhana.

" Mau tambah lagi?". Raka yang tangannya sudah mulai penuh memegang beberapa kantong jajanan kini menawarkan kembali kepada sang kekasih.

" Enggak... Sudah cukup terimakasih banyak Mas, berat ya? Sini aku bantu". Alya ingin meraih tangan Raka, namun dengan cepat Raka menarik.

" Tidak usah, ayok kita cari tempat duduk Mas sudah tidak sabar mencicipi makanannya". Raka memiliki cara yang lembut agar sang kekasih tidak salah paham.

Alya dengan semangat langsung melirik kesana kemari untuk mencari tempat duduk, dan akhirnya kini keduanya sedang duduk manis dengan Raka yang sedang menyiapkan makanan untuk disantap.

" Coba yang ini dulu, sepertinya ini sangat menggugah selera". Raka memberikan makanan yang cukup terlihat merona oleh bumbunya yang pedas, tidak lupa minuman mengandung susu sebagai penetralisir.

Alya menganggukkan kepalanya dengan goyang ke kanan dan ke kiri, ruang gembira sekali anak toodler premium ini. Raka menyunggingkan senyumnya, merasa sangat bahagia ketika kita mengusahakan sesuatu hal dan diterima dengan sangat baik.

" Enak banget Yang? sampe joget-joget gitu kepalanya". Raka mengusap sudut bibir Alya yang terlihat ada noda.

Aaaaaaaaaa....

Alya tidak menjawab pertanyaan Rakak, justru dirinya kini memberikan suapan makanan kedalam mulut Raka yang langsung diterima tanpa protes.

" Mmmhhh... Enak pantas saja sampai joget-joget kepalanya". Ungkap Raka yang yang kini tengah minum dan memberikan kepada Alya, karena sejak tadi Alya belum minum dan itu membuat Raka khawatir.

Keduanya kini telah menyelesaikan kegiatan mengemil sore dengan tenang, dan ditutup dengan minuman yang menyegarkan.

" Mas, terimakasih sudah menemani Al beberapa hari ini bahkan sampai meninggalkan pekerjaan". Alya kini menyandarkan kepalanya dibahu sang kekasih dengan tangan yang saling menggenggam.

" Sama-sama sayang, Mas tetap bekerja kok hanya berbeda tempat saja". Raka menyimpan kepalanya dikepala sang kekasih dengan sesekali mengecup puncak kepalanya.

" Sebenarnya waktu itu, Al sempat ingin Mas ikut tapi Mas bilang kalau pekerjaan sedang banyak jadi Al takut merepotkan".

Raka yang sudah mengetahui keinginan sang kekasih sejak saat itu sebenarnya hanya ingin membuat Alya jujur, namun ternyata Alya masih merasa tidak enak sehingga Raka memutuskan untuk memberikan kejutan dengan menyusul sang kekasih tanpa memberikan kabar sebelumnya.

" Mulai sekarang apapun yang kamu inginkan, ataupun yang Mas inginkan kita harus saling jujur sayang. Bukankah kita sudah sepakat untuk saling terbuka?". Raka semakin mengeratkan genggaman tangannya dengan ibu jari yang mengusap punggung tangan sang kekasih dengan lembut.

" Maaf... Al hanya tidak ingin egois, demi ditemani harus mengorbankan pekerjaan Mas. Disana banyak yang menggantungkan masa depan mereka di Perusahaan, jadi Al tidak boleh egois". ucapan Alya yang kini mengangkat wajahnya menatap Raka dengan lembut dan dalam.

" Semua bisa dikondisikan Sayang, sebelum kamu berangkat Mas bisa selesaikan pekerjaan yang deadline, menyiapkan pekerjaan untuk dikerjakan secara virtual dan semua itu bisa dilakukan kalau kita sudah memiliki rencana bukan? Janji kedepannya apapun yang diinginkan bilang sama Mas, nanti kita cari jalan tengahnya, bisa dipahami?".

Raka merapihkan anak rambut Alya yang berterbangan menghalangi wajahnya, mengusap lembut pipinya yang kemerahan karena cuaca yang cukup cerah namun tidak mengurangi kecantikan yang terpancar sore ini.

" Terimakasih banyak sudah selalu mengusahakan untuk Al".

" Selalu sayang, jangan pernah takut kamu tidak sendiri. Mari kita sambut bahagia itu..." kini keduanya terkunci dengan tatapan penuh cinta dan kasih.

Selesai dengan kegiatan sore keduanya memutuskan untuk membeli oleh-oleh yang akan dibawa keduanya sebagai buah tangan di kantor dan juga keluarga.

" Simulasi pulang honeymoon ya Yang?" Raka terkekeh dengan semburat merah diwajahnya, kedua tangannya yang sedang mendorong trolley yang sudah berisi beberapa makanan khas kota ini.

" Mas.... Bercanda terus ihh, Ayok mau beli apa buat Kak Alvin, Mama dan Papa". Alya bukannya mengabaikan hanya saja malu, apalagi saat ini kondisinya sedang ramai.

" Gak usah malu Yang, itu hak yang wajar bagi pasangan pengantin baru kaya kita". Raka semakin gencar menggoda sang kekasih.

Aaawsssshhh....

" Pedes banget sih Yang, tangannya".

Raka yang mendapatkan cubitan panas itu kini meringis pelan, ternyata ada sisi lain dari sang kekasih ketika sedang salah tingkah.

" Gapapa yang penting cantik". Entah jawaban asal dari mana yang keluar dari mulut Alya kali ini, membuat Raka tersenyum mendengarnya.

" Cantik... Cantik... Cantik... Selalu cantik istri Mas..".

Ya Tuhan, Mas Raka kenapa semakin ngawur aja sih. Bisa-bisanya gak malu bilang gitu ditempat umum.

" Maassss... Udah ayok kita bayar aja kamu makin ngawur". Kini Alya menarik tangan sang kekasih dengan terburu-buru sebelum ucapannya semakin kemana-mana.

" Mbak, enggak usah malu. Kalau pengantin baru memang lagi hangat-hangatnya".

" Mbak, suaminya cakep sayang banget kalau buat dorong trolley" .

" Mbak, cetak yang banyak ya anaknya kalau pasangan combo cakep ganteng gini sayang kalau cuma punya satu hihihi ".

Benar saja godaan dari para customer lain disekitarnya kini terdengar jelas membuat wajah Alya semakin memerah malu, sedangkan Raka menganggukkan kepalanya seolah menyetujui ucapan para ibu-ibu yang kini tengah memberikan saran kepada Alya.

1
Wang Lee
Semangat dek
Wang Lee
Kenapa ngak bisa
Wang Lee
Biar tenang dulu iya
Wang Lee
Istirahatlah
Wang Lee
Kok diam
Wang Lee
Pasti angin sesat nih
Wang Lee
Jangan khawatir
Wang Lee
Jangan tatap
Wang Lee
Lihat aja sendiri
Wang Lee
Untuk apa
Wang Lee
Hampiri saja
Wang Lee
Kalau ngak jelas biarkan saja
Wang Lee
Rasa itu pasti timbul
Wang Lee
Terpenuhi semuanya
Wang Lee
Sudah jelas
Wang Lee
Siapa
Wang Lee
Biarkan saja
Wang Lee
mulai terlihat
Wang Lee
Semangat dek🌹🌹🌹🌹🌹
Dinar Almeera: terimakasih kakakkkuuuuu
total 1 replies
Wang Lee
Belum
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!