Kuntilanak Merah

Kabar soal Yasmin yang terluka parah sudah sampai di telinga Dewa iblis sehingga dia langsung tergesa-gesa mendatangi kekasihnya untuk melihat seberapa parah luka yang di alami oleh Yasmin, tunggu dia tidak terima bila sang kekasih akan menderita hanya karena perbuatan genderuwo yang memiliki nafsu besar itu.

Dalam hati sudah bersumpah bahwa dia akan segera mendatangi genderuwo itu untuk membalas dendam, ini masih kabar dari Sukma bahwa Yasmin masuk ke dalam pengobatan Gun karena dia terluka saat menghadapi genderuwo di dalam rel kereta api bersama dengan Arya dan juga Ratu burung hantu yang cantik jelita itu.

Xavier sebenarnya ada niat untuk mendatangi rel kereta api bersama dengan siluman ular ungu, karena dia masih penasaran dengan gerbong yang menyimpan banyak iblis di dalam sana, entah mereka datang dari mana saja tapi yang jelas gerbong itu memang menyimpan banyak iblis dengan berbagai macam bentuk yang sangat mengerikan.

Namun tidak jadi berangkat ketika mendengar Sukma mengatakan bahwa Yasmin terluka parah dan harus segera di obati, entah parah atau tidak tapi yang jelas sebagai kekasih dia sangat cemas memikirkan Yasmin yang konon katanya terluka akibat melawan genderuwo yang ada di rel kereta api tempat mereka sedang mencari kuntilanak merah itu.

"Jadi ini batal untuk mencari setan yang ada di dalam gerbong?" Jalak bertanya pada Dewa iblis.

"Aku harus memeriksa keadaan Yasmin dulu karena dia pasti sangat butuh aku." Xavier berkata dengan penuh percaya diri.

"Alah semenjak kenal cinta malah jadi lebay juga iblis satu ini." Jalak menatap Dewa iblis dengan geli.

"Dia pasti ketakutan dan butuh seseorang untuk menemani dirinya sekarang." Xavier bersikap seolah dia sangat dibutuhkan oleh Yasmin.

"Ya, kau pergilah lihat kekasih mu itu karena memang dia sangat butuh diri mu sekarang." Jalak sudah tidak tahan mendengar kata lebay dari mulut Dewa iblis yang baru saja jatuh cinta ini.

Xavier berjalan cepat meninggalkan siluman ular ungu yang sudah siap untuk pergi menuju rel kereta api, sekarang siluman ular ungu sudah tidak punya teman lagi karena Dewa iblis ingin memastikan dulu apakah keadaan Yasmin sangat parah sehingga dia harus menemani di samping sang kekasih sampai nanti sembuh.

"Sayang!" Xavier langsung menghampiri Yasmin yang sedang terbaring di atas ranjang pengobatan Gun.

"Aku sakit karena kalah melawan genderuwo yang ada di rel kereta api." Yasmin juga bersikap sangat manja kepada Xavier.

"Ya ampun, Sayang! Kamu harusnya jangan memaksakan diri bila memang di rasa sudah tidak sanggup melawan dia." Xavier menggenggam erat tangan Yasmin.

"Bagaimana lagi, Dia sangat kurang ajar jadi aku emosi dan menghajar dia." Yasmin memanyunkan bibir sehingga Dewa iblis menjadi gemas.

Cup.

"Sialan!" Gun mengumpat kesal karena mereka justru berciuman di hadapan dia.

"Xavier edan!" Maharani juga kesal karena mereka melakukan tanpa melihat teman yang ada di sini.

Xavier tersenyum dengan gaya malu-malu namun dia tetap memeluk Yasmin yang sudah bisa duduk walau masih merasakan sakit dan juga nyeri pada bagian dada, memang terlihat di dada Yasmin membiru seolah ada bekas hantaman yang sangat keras, apalagi Yasmin berkulit putih sehingga nampak sangat jelas di dada dia sekarang.

"Sini biar aku lihat bagian yang terluka parah itu?" Xavier malah tanpa dosa membuka baju Yasmin.

Pletaaaaak.

"Aduh!" Xavier menjerit kesakitan karena kepala dia di jitak oleh Maharani.

"Kalau kau memang mau melihat dada Yasmin maka tunggu kami tidak ada di sini." Maharani sangat kesal karena Xavier ini sangat tidak tahu diri.

"Ya sana lah kalian, kenapa juga malah masih menunggu di sini." Xavier berkata tanpa dosa pada mereka berdua.

Maharani dan Gun segera pergi dari ruangan ini membiarkan Xavier dan juga Yasmin berdua saja, entah apa yang akan dilakukan oleh Dewa iblis itu karena tangan dia sangat tidak bisa diam dan terus saja bergerak ke sana kemari. mungkin saja mereka memang ingin ada kemajuan, di tambah Yasmin memang sedang sakit sehingga mungkin membutuhkan kasih sayang yang besar dari sang kekasih itu sendiri.

...****************...

"Abang kebiasaan kalau sudah mau tidur jarang sekali menutup pintu!" Seruni merutuk karena mendapati rumah mereka belum di tutup oleh Udin.

Dengan perut yang mulai membuncit maka Seruni pun mulai berjalan untuk menutup pintu yang terbuka lebar dan sesekali ada angin bertiup masuk ke dalam rumah, perasaannya yang selama ini sangat peka mendadak merasakan ada sesuatu di depan rumah mereka sehingga dia tidak berani langsung mendekat dan melihat apa yang ada di luar.

"Tunjukan dirimu, kenapa kau ingin mengganggu aku disini?!" Seruni membentak keras karena dia merasakan ada sesuatu.

"Hihihiiii.... ternyata kepekaan mu masih saja sama." kuntilanak merah berdiri di depan pintu dan menatap Seruni.

"Ya Allah!" Seruni tersentak kaget melihat sosok yang datang di hadapan dia.

Kuntilanak merah membuka kerudung yang menutupi kepala sehingga menampilkan sosok yang sangat menyeramkan sekali, untung Seruni juga memiliki kekuatan sehingga dia tidak pingsan di tempat setelah melihat bentuk kuntilanak merah yang sangat seram dan juga mengerikan sekali ini, dia tetap berdiri di sana walau dengan hati yang mulai waspada.

"Aku tidak pernah mengusik dirimu jadi tolong jangan ganggu keluargaku!" Seruni mencoba untuk membuat amarah kuntilanak merah reda.

"Suami mu sudah berusaha mengusik ketenanganku di rel kereta api, jadi sekarang kau tidak bisa mundur lagi dari genggaman ku!" kuntilanak merah sangat pendendam.

"Sial, ternyata dia yang sudah di cari oleh Arka!" batin Seruni.

Di rasakan dari energinya saja maka Seruni bisa merasakan bahwa kuntilanak merah ini memiliki kekuatan yang sangat besar dan juga luar biasa, tidak bisa dia bersikap sembrono untuk menghadapi kuntilanak merah itu karena sekarang Seruni juga tengah hamil sehingga tidak bisa bila mau langsung menyerang begitu saja.

"Bau mu harum sekali di hidung ku sekarang!" kuntilanak merah tersenyum sambil menatap perut Seruni.

"Jangan kau coba berani-berani nya mendekati anak yang ada di dalam kandungan ku!" Seruni sudah memberikan peringatan.

"Memang nya kau bisa apa bila aku ingin dengan anak yang ada di dalam kandungan itu?" kuntilanak merah seolah menantang Seruni.

Wuuusssstt.

Seruni yang sedang ketakutan karena dia memang merasa tidak akan sanggup menghadapi kuntilanak merah ini, mendadak saja satu sambaran putih menghantam tubuh kuntilanak merah tersebut sehingga dia terpelanting keluar dari rumah, Seruni masih belum tahu siapa sosok yang sudah menyelamatkan diri dia dari kuntilanak merah yang jahat ini.

Selamat siang besti ku, jangan lupa like dan komen nya.