Prasetya terpaksa menikahi perempuan pilihan orang tuanya karena desakan dari orang tuanya, namun selama pernikahan dia tidak pernah mencintai perempuan yang telah menjadi istrinya itu karena hatinya sudah memilih perempuan lain yang menjadi kekasihnya selama mereka masih sekolah. Namun demi memenuhi keinginan orang tuanya dia rela menikahi perempuan pilihan orang tuanya.
Namun ternyata wanita pilihannya tidaklah sebaik yang dia kira selama ini, kekasihnya ternyata memiliki sifat jahat yang hanya ingin menguasai harta miliknya. Dia pun juga memanipulasi perasaan Prasetya dengan berpura-pura menjadi wanita yang baik di hadapannya. Tetapi, sifatnya berbeda ketika di belakang Prasetya. Dia bahkan memfitnah istri pertama Prasetya agar dia terlihat jelek di mata suaminya dan Prasetya tidak akan pernah menyukai istri pertama itu yang ternyata memiliki hati yang baik seperti malaikat.
Akankah kejahatannya bisa terbongkar dan memperlihatkan sifat aslinya itu?! bisakah Jasmine bertahan?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Kecemburuan Viona
Hari ini Jasmine pulang lebih awal setelah mengajar di sekolah, sebelum pulang Jasmine menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari di supermarket yang tidak terlalu jauh dari rumah tinggalnya. Saat sudah sampai di supermarket itu Jasmine pun langsung turun dan bergegas masuk ke bagian penjualan produk kebutuhan sehari-hari. Jasmine lantas membuka catatan kecilnya yang dia bawa dalam tasnya, sebelum berangkat ke sekolah tadi pagi Jasmine menyempatkan diri mencatat daftar belanjaannya yang sudah hampir habis di rumah. Dengan cepat Jasmine pun mengambil barang-barang yang dia butuhkan, sekitar 30 menit Jasmine habiskan untuk berbelanja. Setelah membayar semua belanjaannya Jasmine pun segera kembali ke mobilnya, dia memasukan barang belanjaannya ke dalam bagasi mobilnya.
Jasmine segera membawa mobilnya keluar dari parkiran basement supermarket itu menuju ke rumahnya. 10 menit perjalanan akhirnya dia sampai di rumah, Jasmine pun memarkiran mobilnya di halaman rumahnya kemudian bergegas membuka bagasi mobil dan membawa tas belanjaannya masuk ke dalam. Di dalam rumah Jasmine melihat Viona yang sedang duduk di ruang tengah rumahnya. Jasmine melirik sekilas sebelum akhirnya berlalu menuju dapur untuk menaruh barang belanjaan.
Sekilas Jasmine melihat madunya itu tampak begitu kusut dengan mata yang bengkak dan sembab seperti orang habis menangis seharian. Namun Jasmine tidak memedulikan keadaan Viona yang seperti itu, dia hanya fokus pada tugasnya menyimpan bahan makanan yang sudah dia beli ke kulkas. Setelah semua selesai Jasmine berlalu ke kamarnya yang berada di ruang atas untuk melakukan sholat ashar, sebab saat Jasmine sampai di rumah waktunya bertepatan dengan waktu ashar.
Jasmine sempat menoleh kembali ke arah Viona yang masih duduk di sofa ruang tengah sambil menikmati secangkir teh dan kue kering di dalam toples. Jasmine menggelengkan kepalanya saat melihat Viona yang terlihat murung dan kacau, dengan mengumpulkan segenap tenaganya yang sudah sedikit lelah Jasmine memberanikan diri untuk bertanya dengan Viona.
"mbak tidak sholat ashar?! Suara adzan sudah terdengar dari tadi" ucap Jasmine.
Tidak ada jawaban apapun dari Viona dia hanya diam dan menatap nyalang ke arah Jasmine dengan mata yang sendu. Tidak ingin berdebat dan menimbulkan pertengkaran seperti sebelumnya Jasmine memilih meneruskan langkahnya menuju ke kamarnya. Sementara Viona masih terpaku di tempatnya sambil memainkan handphone nya.
"dasar penggoda, bisa-bisanya dia berbicara begitu setelah dia merebut Pras dari aku, mau sok peduli dengan aku?! Hah.. Ha ha.. dasar perempuan munafik" umpat Viona pelan.
Setelah mengatakan hal itu Viona berjalan menuju ke dapur untuk menaruh cangkir teh nya yang sudah kosong, dia lantas berlari menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri yang sedari tadi pagi belum mandi karena sibuk menangisi kejadian antara Pras dan Jasmine.
10 menit kemudian Jasmine pun keluar dari kamarnya dan segera turun menuju lantai bawah, Jasmine melirik ke ruang laundry yang sudah tampak menumpuk dengan cucian kotor yang belum terjamah. Dia pun langsung membereskan cuciannya yang menumpuk dengan memasukan semua pakaian kotor ke dalam mesin cuci. Jam yang baru menunjukkan pukul 4 sore itu pun Jasmine putuskan untuk menghabiskan waktunya dengan merawat bunga-bunga yang ada di taman belakang rumahnya sambil menunggu waktu sore berlalu.
Sambil menunggu cuciannya selesai Jasmine pun mengambil selang yang tergantung di dinding samping gudang belakang rumahnya. Dia kemudian memasangkan selang itu dengan keran air yang ada dekat taman kemudian menyalakannya dan mulai menyiram tanaman-tanaman tersebut. Sesekali Jasmine menyenandungkan sholawat yang biasa dia bawakan saat di Solo dulu ketika dia ikut pengajian babanya di mesjid sekitar kampungnya.
Suara syahdu itu menggema di taman kecil yang di tumbuhi dengan berbagai bunga dan juga sayuran yang dia tanam sendiri, sedari dulu Jasmine memang hobi berkebun mengikuti kebiasaan umminya yang suka berkebun. Jasmine pun tampak bahagia saat dia sibuk dengan merawat tanamannya, setidaknya kegiatan itu bisa sedikit mengalihkan perhatian Jasmine saat dia merasa kecewa dengan suami dan madunya.
Di saat yang sama Viona tampak memerhatikan Jasmine dari balkon kamarnya yang menghadap ke belakang rumah. Dia melihat Jasmine dengan tatapan tidak sukanya.
"jangan merasa senang dulu Jasmine, karena merasa sudah bisa mendapatkan mas Pras dari aku. Itu jelas tidak akan pernah aku biarkan kamu merebut hati mas Pras dari aku, kamu selamanya hanya akan menjadi istri yang tidak di cintai oleh Pras" ucap Viona dengan senyum liciknya.
Viona kemudian turun dari kamarnya dan langsung menuju ke halaman belakang dimana Jasmine berada. Dengan langkah cepat dia mendekati Jasmine yang sedang menyiram tanamannya. Dengan emosi yang memburu langkah Viona dengan cepat menghampiri Jasmine.
"heh.. Cewek kampung penggoda! Berani-beraninya kamu menggoda mas Pras saat aku tidak ada di rumah. Segitu inginnya ya, kamu diperhatikan oleh Pras, dasar wanita ja la ng. Sini kamu!" Viona dengan cepat menarik jilbab yang di kenakan oleh Jasmine sampai membuat tubuh Jasmine terpelanting ke belakang.
Jasmine sekuat tenaga berusaha menahan tubuhnya agar tidak jatuh ke tanah, dia melepaskan selang yang di pegang nya kemudian menarik tangan Viona agar melepas jilbabnya. Susah payah Jasmine menarik tangan itu sampai akhirnya terlepas juga dari atas kepalanya.
"lepaskan aku mbak, LEPAS..!" Jasmine menghempaskan tangan Viona saat berhasil melepaskannya dari jilbab yang pakainya.
Jasmine kemudian menatap tajam mata Viona yang sedang emosi kemudian berkata lagi "mbak ini kenapa sih, kenapa mbak Viona tiba-tiba melakukan hal ini pada aku?! Kenapa mbak malah marah dan melampiaskannya padaku?! Apa kesalahan yang telah aku lakukan?!" ucap Jasmine dengan nada lembut namun tegas.
"jangan pura-pura tidak tahu kamu?! Kamu sengaja kan menggoda mas Pras agar tidur dengan kamu kan malam tadi?! Ngaku kamu Jasmine..?! Dasar penggoda ja la ng..!!" teriak Viona seperti kesetanan.
"sadar mbak, untuk apa aku menggoda mas Pras yang merupakan suami aku sendiri?! Mas Pras adalah suami kita, mbak! Bukankah wajar saja jika aku melayani mas Pras saat dia meminta hak nya" kata Jasmine dengan tenang.
"apa!! Istri kamu bilang..?! Kamu berani mengaku sebagai istri mas Pras?! Kamu tidak lebih dari hanya seorang istri di atas kertas saja. Hanya itu status yang di berikan oleh mas Pras padamu, Jasmine! Karena sampai kapanpun istri mas Pras hanya aku satu-satunya" ucap Viona dengan kesal.
"hemm.. Mbak bilang istri satu-satunya, ingat mbak yang di ketahui oleh publik sebagai istri mas Pras hanyalah aku. Dan aku juga lah menantu yang diakui oleh mama dan papa mas Pras, bukan mbak yang hanya sebagai istri siri. Dan ingat satu hal mbak, apapun yang tanpa restu orang tua akan sangat berat untuk di jalani" ucap Jasmine dengan tegas.
"berani kamu mengancam saya, hah!! Kurang ajar kamu Jasmine" Viona hendak mengangkat tangan untuk menampar Jasmine, namun tangan Jasmine lebih dulu menahannya.
"sadarlah mbak, bagaimana pun juga status aku disini lebih tinggi daripada mbak Viona. Sementara status mbak Viona akan bisa berakhir kapan saja hanya dengan satu kata talak dari mas Pras. Tidak seperti aku yang membutuhkan proses resmi dari pengadilan" kata Jasmine membalas.
"JASMINE!! Lancang kamu..!!" Viona lantas membanting satu pot bunga yang terletak di rak tanaman sampai pecah berserakan.
Pecahan pot itu berhamburan di tanah dan mengenai kaki Viona, dia pun berteriak dengan keras. Sampai teriakan itu menggema ke seluruh penjuru taman dan menarik atensi Pras yang baru saja pulang dari kantor. Pras lantas berlari menuju asal suara dan menemukan Viona dan Jasmine yang berada di tengah kebun bunga. Pras langsung melihat Viona yang tengah meraung kesakitan dan dengan segera Pras mendekatinya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.
"apa yang sedang terjadi disini Vi" Pras melirik Viona yang memegangi kakinya yang kesakitan.
"Jasmine, mas. Ini semua karena Jasmine. Dia melempar pot itu padaku dan mengenai kaki aku, mas. Jasmine ingin mencelakai aku sebab dia cemburu melihat kemesraan kita mas" tuduh Viona pada Jasmine.
"bohong mas, mbak Viona berbohong. Mbak Viona jelas-jelas melemparkan pot itu sendiri dan mengenai kakinya sendiri. Dia memfitnah aku mas, mbak Viona lah yang cemburu karena melihat kita tidur bersama tadi malam" bela Jasmine.