NovelToon NovelToon
SISTEM KAYA MENDADAK

SISTEM KAYA MENDADAK

Status: tamat
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Sistem / Crazy Rich/Konglomerat / Harem / Tamat
Popularitas:36.4k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Jacob hanyalah pria biasa. Tanpa kekuatan. Tanpa keluarga. Tanpa masa depan. Di dunia di mana kekuatan dan status menentukan segalanya, ia berada di posisi terbawah. la bekerja keras hanya untuk bertahan hidup, merawat adik perempuannya setelah orang tua mereka tiada. Namun, sekeras apa pun ia berusaha, hidup tak pernah memberinya kesempatan. Dan setelah kehilangan satu-satunya pekerjaannya, Jacob siap untuk menyerah sepenuhnya. Kemudian sesuatu yang aneh terjadi. Tepat saat ia hendak mengakhiri hidupnya, sebuah suara asing bergema di telinganya. [Selamat datang di Sistem Miliarder Hebat.] Dan untuk pertama kalinya, Jacob punya cara untuk melawan. Dari yang lemah dan bangkrut, ia akan naik ke puncak-satu koin dan satu pekerjaan pada satu waktu. Karena di dunia di mana uang dapat membeli kekuasaan, Jacob akan menjadi orang terkaya dan terkuat di dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KESEPAKATAN

Catherine tidak perlu menunggu terlalu lama.

Dalam hitungan menit, dia sudah berdiri di depan ruangan kerja ayahnya. Ruangan itu terletak di lantai tertinggi kediaman mereka, lantai tiga. Saat dia tiba di depan pintunya, pintu besar itu perlahan terbuka, seolah memang sudah menunggu kedatangannya.

Ruang kerja ayahnya adalah dunia tersendiri.

Kata elegan dan sempurna bahkan terasa kurang untuk menggambarkannya.

Rak-rak kayu mahoni gelap menjulang dari lantai hingga langit-langit, dipenuhi dengan buku-buku—strategi bisnis, politik global, edisi pertama yang langka, dan bahkan teks filsafat dengan kulit sampul yang retak seolah berasal dari zaman kuno.

Jendela kaca besar di belakang meja utama membiarkan cahaya keemasan matahari sore masuk, memantulkan bayangan panjang di atas permadani Persia yang rumit, sebuah permadani yang dibuat khusus.

Di salah satu sudut berdiri troli bar globe antik, dan disampingnya ada pohon bonsai kecil yang dirawat dengan baik, diletakkan di atas dudukan tinggi. Aroma kayu yang dipoles, kertas tua, dan sedikit wangi cologne memenuhi ruangan, memberikan nuansa kemewahan lama.

Beberapa lukisan dan foto tergantung di dinding polos di sisi lain rak. Catherine langsung mengenalinya. Ada foto pernikahan orang tuanya, foto ayahnya bersama presiden saat ini dan presiden sebelumnya, serta satu lagi di mana ayahnya tersenyum bersama sekelompok pekerja perusahaan mereka.

Di bawahnya berjajar banyak plakat, piala, dan sertifikat yang menunjukkan betapa suksesnya keluarga mereka.

Dan duduk dibalik meja kayu gelap di tengah ruangan itu adalah seorang pria yang sedang menelaah sebuah dokumen. Dia mengenakan kacamata baca yang bertengger di batang hidungnya. Wajahnya tampak serius dan berwibawa.

“Ayah…” suara Catherine perlahan memudar.

Ayahnya, Julian Hunt, adalah seorang pria yang membangun kerajaan bisnisnya bukan dari warisan, melainkan dari perjuangan dan kesuksesannya sendiri.

Pada usia 58 tahun, Julian Hunt memiliki uban di rambutnya dan wajah yang tegas, terbentuk oleh tahun-tahun perjuangan dan kesuksesan. Jas biru navy yang disesuaikan dengan tubuhnya terlihat sempurna di tubuhnya yang tinggi, meskipun dia berada di rumah.

Tangannya besar dan kasar, bekas masa muda yang dihabiskan dengan bekerja keras. Ekspresinya, meski sulit dibaca pada pandangan pertama, selalu membawa aura wibawa yang tenang.

Julian Hunt bukanlah CEO biasa.

Dia tumbuh dalam kemiskinan, hidup di daerah kumuh di kota tambang yang terlupakan. Dia mulai bekerja sejak usia sepuluh tahun—mengangkat peti, memperbaiki mesin, dan menjual barang bekas. Sedikit demi sedikit, dia membangun perusahaannya hingga menjadi salah satu konglomerat keluarga terbesar di negeri itu.

Kesuksesan itu tidak pernah diberikan padanya.

Dan bahkan sekarang, meski hidup dalam kemewahan, dia tidak pernah sombong—hanya berwibawa secara alami.

Dia dikenal di kalangan elit sebagai sosok yang tenang dan berprinsip. Dia baik pada orang yang rendah hati, menghormati orang yang bekerja keras, dan tanpa ragu menolak mereka yang sombong dan menjilat.

Kekuasaan tidak menarik baginya. Integritaslah yang penting baginya.

Ketika Catherine masuk, Julian menatapnya dari balik dokumen dan melepas kacamatanya.

“Catherine,” katanya dengan suara yang tenang dan hangat. “Aku dengar kau ingin menemuiku. Masuklah, sayang.”

Catherine melangkah masuk ke dalam ruangan. Dia bisa merasakan tebalnya karpet di bawah sepatunya. Pintu di belakangnya tertutup dengan suara lembut.

“Aku ingin berbicara tentang Velmora Tech,” katanya dengan nada sopan dan tenang. “Aku pikir sudah waktunya kita mengambil langkah.”

Julian menatapnya dengan pandangan panjang dan tenang, pandangan yang sudah familiar bagi Catherine. Itu bukan pandangan seorang ayah yang meragukan anaknya, tapi pandangan seorang pria yang menimbang logika di atas perasaan.

“Aku mengerti,” Julian mengangkat alisnya, memberi isyarat agar Catherine duduk di depannya.

Julian sedikit bersandar ke belakang, meletakkan kacamatanya di atas meja. Sudut bibirnya sedikit terangkat, memperlihatkan senyum kecil penuh rasa ingin tahu.

“Velmora Tech,” ulangnya pelan, seolah mencicipi nama itu seperti menyesap scotch mahal. Jari-jarinya mengetuk meja dengan perlahan.

“Itu rekomendasi yang cukup spesifik darimu, Catherine. Untuk pertama kalinya bukan tentang fashion, seni, atau proyek amal. Kali ini, sebuah perusahaan?” Julian menaikkan alis, tampak terhibur oleh perubahan tiba-tiba pada putrinya.

Catherine mengangguk kecil sambil duduk di kursi di depannya. Tangannya terlipat rapi di pangkuan.

"Aku tahu ini bukan kebiasaanku untuk membicarakan hal seperti ini,” ia mengaku tanpa mengalihkan pandangannya. “Tapi aku sudah… sedikit menelusurinya.”

Julian tertawa pelan, tampak geli.

“Menelusuri? Sejak kapan putriku yang tidak pernah tertarik dengan rapat dewan mulai menelusuri investasi teknologi?”

Kata-katanya tidak mengandung ejekan, hanya murni terkejut. Julian memang tidak pernah membentak anak-anaknya.

“Aku mendengar ada rumor,” ucap Catherine hati-hati. “Ada sebuah perusahaan besar yang sedang mengincar perusahaan teknologi itu. Aku tahu itu bukan perusahaan kita, tapi aku dengar beberapa desas-desus…”

Alis Julian sedikit terangkat, dan jari-jarinya yang tadi mengetuk meja kini berhenti. Dia sedikit mencondongkan tubuh ke depan, cukup untuk menunjukkan bahwa kini dia benar-benar memperhatikan.

“Ayah mendengarkan,” katanya tenang.

Catherine menelan ludah dan melanjutkan.

“Aku dengar musuh kita sedang mengincar perusahaan itu. Aku telah menyelidiki dan menyadari bahwa Velmora sedang mengembangkan kerangka kerja saraf baru untuk integrasi cerdas—AI, otomatisasi, semuanya."

Julian tetap diam, memperhatikan perubahan nada dalam suara putrinya. Dia tahu Catherine adalah anaknya yang paling lembut. Hangat, ceria, dan penuh kasih seperti mendiang ibunya.

Bisnis tidak pernah menarik baginya. Dia tidak haus akan keuntungan atau warisan. Tapi sekarang, ada percikan sesuatu yang berbeda dalam suaranya. Julian tahu percikan itu tidak muncul dari Catherine sendiri.

Seseorang ada di balik ketertarikannya pada bisnis.

"Katakan padaku dengan jujur," mata Julian menyempit. "Kau tidak memikirkan ini, kan?" tanyanya dengan tenang.

Catherine ragu sejenak. Matanya sempat menunduk, lalu kembali menatap ayahnya.

“Ini idemu?” ulang Julian.

“Aku yang memikirkannya,” jawabnya lembut tapi tegas.

Julian mengedipkan mata sekali. Keheningan yang sunyi menggantung di udara.

“Benarkah?” suaranya tetap tenang, meski ada nada tak percaya.

“Ya, Ayah,” jawab Catherine sambil sedikit menegakkan bahunya. “Aku bilang pada seseorang kalau berinvestasi di perusahaan itu adalah langkah yang bagus… dan aku berjanji padanya kalau investasinya akan naik.” Suaranya terdengar sedikit gugup, tapi keyakinannya tetap kokoh. “Aku tidak ingin mengingkari janji itu.”

Julian bersandar di kursinya, menyatukan jari-jarinya di bawah dagu. Tatapannya tidak lepas dari wajah Catherine, membaca setiap kata yang keluar dari bibirnya. Mendengar penjelasan itu, ia tahu bahwa ini bukan tentang bisnis bagi putrinya.

Ini bersifat pribadi.

Julian menghormati hal itu, tapi ia tetap seorang pebisnis.

“Catherine,” katanya perlahan, “kau tahu aku tidak pernah menggerakkan uang kita hanya berdasarkan rumor atau janji emosional. Tapi…” Sudut bibirnya terangkat sedikit. “Kau bukan hanya putriku. Kau seorang Hunt. Dan kalau kau berani mempertaruhkan kata-katamu, maka aku juga akan melakukannya.”

Mata Catherine berkilat penuh harapan, tapi Julian mengangkat tangan sebelum dia sempat mengucapkan terima kasih.

“Tapi dengan satu syarat,” lanjutnya, suaranya kini berubah menjadi tegas, seperti nada yang sering Catherine dengar di ruang rapat. “Aku akan berinvestasi. Segera. Aku tidak akan ragu, tapi sebagai gantinya…”

Julian berhenti sejenak, memberi penekanan.

“Kau harus lulus ujian ekonomimu nanti dengan nilai minimal 90.”

Rahang Catherine sedikit terbuka. “90?”

Julian mengangguk.

“Kalau kau ingin aku mempercayai instingmu, kau juga harus percaya pada kemampuanmu sendiri. Dunia bisnis memang dibangun atas janji, tapi bertahan karena kinerja dan angka. Apakah kau mengerti?”

Hening sesaat. Lalu Catherine menegakkan tubuhnya, bibirnya membentuk senyum kecil.

“Setuju, Ayah.”

~ ~ ~

WOAH 😳🔥🔥

Catherine resmi masuk arena bisnis keluarga!

Dari yang dulu cuma suka santai, sekarang… ngasih rekomendasi investasi langsung ke sang Papa Julian Hunt?! 🫢💼

Julian: “Kalau mau Ayah percaya instingmu…”

Julian: “…kau harus dapat nilai 90 di ujian ekonomi.” 😎📈

Catherine: “Deal.” 😤🔥

GENG… 😭 Catherine bukan main-main lagi.

Perlahan tapi pasti, pengaruh Jacob bikin dia tumbuh — bukan cuma secara perasaan… tapi juga tekad dan keberanian 💪❤️✨

TAPI… ini bukan sekadar keputusan kecil:

📊 Taruhan: Investasi besar keluarga.

📚 Syarat: Nilai ujian 90.

🧠 Tekanan: Papa CEO.

🔥 Motivasi: Satu nama — Jacob.

💬 Gimana menurut kalian?

— Catherine bakal berhasil memenuhi target 90? 😏

— Julian bakal makin respek sama putrinya?

— Dan… gimana reaksi Jacob kalo tahu Catherine melakukan semua ini karena omongannya malam itu? 😳❤️

Kasih ❤️ kalau kalian bangga sama perkembangan Catherine 💪✨

⭐ Simpan cerita ini, dan 💬 komentar prediksi kalian tentang ujian Catherine & efek domino ke hubungan mereka! 🫣🔥

1
sand
belum dapet usaha mc nya thor..
kan kaya mendadak , tapi lama...
3RSEL
jangan macam macam Thor,ingat! saya memantau kamu dan terus memantau agar terus up date 💪
MELBOURNE: siapp
total 1 replies
shena
😍
sand
jacob jangan kagetan terus dong kalalu dapat hadiah, perasaan udah lama...
abyman😊😊😊
Lanjutkan thor
3RSEL
terus semangat,karya mu bagus tapi jangan sampai membuat alur cerita tentang berpura pura menjadi babi dan memakan harimau,cerita seperti itu sudah terlalu banyak.Jadi buatlah karya mu berbeda tanpa melebihkan kesombongan,terus semangat!!!aku mendukung mu😁😁😁
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
semangat semangat semangat
Davide David
lanjut thor
Karina Riksani
balas dendam. ber hari hari kurang makanan
3RSEL
lanjut
oppa
up
oppa
update
oppa
update thor 👍
oppa
update thor
queen
up
queen
update thor
cokky
update
cokky
up
Agent 2
update thor
Agent 2
update
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!