Jika biasanya seorang wanita yang terlibat oleh seorang anak dan juga ayahnya, maka kali ini berbeda.
Smith Rian Andromeda, dia harus terlibat dengan seorang anak laki-laki yang bernama Lev Zoran Rostova dan juga ibunya, Irina Rostova.
"Aku mau Ayah Smith yang jadi ayahku. Kalau tidak, maka aku tidak akan tingal sama Ibu lagi. Aku bakalan pergi dari rumah sampai Ibu tidak bisa menemukanku!"
Lev yang berusia 9 tahun tahun itu agaknya sedang masa-masa memberontak. Dia kesal dan marah karena ibunya tidak pernah menjawab saat dirinya bertanya tentang ayah kandungnya.
Bagaimana Smith menghadapi situasi ini?
Akankah Irina menerima permintaan Lev, atau dia hanya menganggap bahwa itu hanya sebuah gertakan?
Lalu, bagaimana sikap Lev saat ayah kandungnya muncul?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak Mafia 20
"Lho, Bu. Ibu mau kemana pagi-pagi begini sudah akan pergi? Apa mau bertemu klien lagi?" tanya Lev. Dia baru menikmati sarapannya yang sedikit terlambat karena bangun kesiangan. Semalam, dia menghabiskan waktu untuk mencari tahu tentang Smith. Dan Lev cukup puas dengan hasil yang dia dapatkan.
Smith bersih dan pria itu juga single. Tidak memiliki pasangan baik yang resmi ataupun yang masih berstatus kekasih. Seandainya pun Smith memiliki kekasih, Lev akan berusaha untuk memisahkan mereka. Tapi untungnya Smith benar-benar single.
"Klien sudah tidak ada. Urusan pekerjaan Ibu sudah selesai di sini. Dua hari lagi Ibu akan kembali ke Ufa. Sekarang Ibu akan bertemu dengan Tuan Smith untuk mencari tahu adakah rumah yang dijual di sekitar rumahnya. Itu untukmu tinggal nantinya," jawab Irina panjang.
"Woaah. Horeee. Pasti akan menyenangkan jika bisa tinggal di dekat rumah Ayah. Oke, aku menunggu kabar baik dari Ibu," ujar Lev semangat.
Perginya Irina ke tempat Smith ternyata tidak ada yang tahu termasuk Dale, jadi pria itu terkejut saat mengetahui Irina akan pergi.
"Kau serius akan pergi menemui pria itu, Irina?" tanya Dale. Karena tidak ada rencana akan pergi, Dale tentu masih mengenakan pakaian santai dan bahkan bersantai di halaman Vila.
"Iya, kamu tidak perlu ikut, Dale. Aku bisa pergi sendiri,"jawab Irina.
"Ya? Tidak, akau akan menemanimu. Tunggu, aku akan berganti pakaian dulu," sahut Dale cepat. Dia sudah berdiri namun Irina menolak dan mengatakan bahwa dirinya akan pergi sendiri saja.
Dale pikir Irina hanya bercanda, tapi ternyata memang Irina pergi sendirian tanpa dirinya. Sungguh hal yang tidak pernah diduga oleh Dale.
Dan sekarang, di sinilah Irina berada, di kantor LT tepatnya di ruangan miliki Smith. Bahkan saat ini Irina juga tengah minum kopi buatan Smith.
"Kopi yang enak, Smith. Kau memiliki bakat rupanya," ucap Irina setelah menyeruput kopi yang Smith sajikan.
"Ohooo, ini entah sudah keberapa kali orang mengatakan tentang itu. Penilaian mu sungguh tepat, Irina," sahut Smith.
Irina terkekeh kecil. Ia pikir Smith akan berucap untuk tidak memujinya berlebihan, tapi ternyata pria itu cukup percaya diri dengan pujian yang ia lontarkan.
"Jadi, apakah di sekitar mu ada yang menjual rumah atau vila atu apa, Smith?" Irina mulia masuk ke inti dan maksud kedatangannya ke kantor Linford Transportation.
"Rumah? Apa itu untuk Lev? Bukankah vila yang sekarang kalian tempati itu sudah sangat baik ya?" tanya Smith. Dia berkata demikian karena memang seperti itu adanya. Vila yang besar dengan fasilitas yang lengkap juga.
"Memang benar demikian, tapi aku merasa itu terlalu besar dan luas jika hanya akan ditempati oleh Lev dan Anya. Meski akan ada beberapa orang lainnya, tapi tetap saja terlalu besar. Aku tidak ingin Lev terlihat mencolok. Maka dari itu aku bertanya tentang rumah di sekitar rumahmu. Atau mungkin vila pun tak masalah asalkan ukurannya lebih kecil dari yang sekarang," papar Irina. Dia tidak mengemukakan alasan lain mengapa mencari tempat tinggal Lev yang harus di sekitar Smith. Irina tak sampai hati jika harus kembali merepotkan Smith, padahal mereka baru saja mengenal.
"Hmmm begitu, ada sebuah rumah. Tapi rumah itu sungguh sangat jauh dari vila yang kalian tempati. Apa mau melihatnya sekarang?" tawar Smith
Irina langsung menganggukkan kepalanya, dia tidak ingin membuang waktunya lagi. Jika memang rumah itu sesuai dan bisa dimiliki seger, maka dia pun bisa kembali ke Ufa dan bertemu dengan Joy untuk mengonfirmasi tentang nisan bernamakan Robert Sanders.
"Baiklah kalau begitu, ayo kita pergi. Kebetulan aku kenal baik dengan pemiliknya,"ucap Smith.
"Terimakasih, Smith,"sahut Irina.
Keduanya berjalan beriringan menuju ke luar ruangan. Dan ketika sudah sepenuhnya keluar dari pintu, suatu hal membuat Smith tampak kesal. Apalagi kalau bukan wanita itu. Wanita yang tidak berhenti juga meski sudah terang-terangan ditolaknya.
Cantika, dia belum pergi ternyata dan masih ada di sana.
"Akhirnya kamu keluar juga, Smith. Asisten mu bilang kamu sibuk, tapi ini apa? Kamu bisa bertemu dan sekarang bahkan kamu akan pergi bersama dengan seorang wanita,"cibir Cantika.
Sreeet
Degh!
Anes langung menundukkan kepalanya saat dirinya mendapat tatapan tajam dari Smith. Ia tahu bahwa dirinya salah, seharusnya saat ini dia sudah berhasil membuat Cantika pergi dari kantor. Akan tetapi, Anes tidak belum melakukan itu. Fakta di lapangan, Cantika masih berada di sini yang artinya Anes gagal menjalankan tugasnya.
"Maaf, Pak Bos,"ucap Anes lirih.
Fyuuuh
Smith membuang nafasnya kasar. Mengingat bagaimana keras kepalanya Cantika, maka Smith tidak bisa menyalahkan Anes sepenuhnya.
"Kembalilah ke tempat mu, selesaikan pekerjaan mu, Nes,"ucap Smith.
"Baik, Pak Bos," sahut Anes cepat. Dia pun segera berlalu dari hadapan Smith.
"Dan kau, Cantika. Segera pergi dari sini. Pekerjaanku sangat banyak, jadi tidak ada waktu untuk meladeni sikap kekanak-kanakan mu itu,"ucap Smith. Dia sungguh tidak peduli dengan keberadaan Cantika karena memang tidak ada yang perlu dia pedulikan.
"Ayo Irina, kita harus cepat. Sebelum yang punya rumah pergi,"imbuh Smith. Kali ini dia melihat ke arah Irina.
"Smith, kau sungguh tega melakukan ini padaku? Kau sungguh mengabaikan aku yang sudah bersusah payah datang ke sini,"ucap Cantika dengan nada merajuk.
"Jika kau memang merasa susah payah, maka jangan pernah lakukan. Ingat, aku sama sekali tidak ada niat buat membina hubungan apapun dengan kamu. Tidak sekarang dan tidak juga nanti. Jadi berhenti bersikap seperti ini, Cantika. Cari lah pria yang bisa mengahadapi semua sikap manja dan kasar mu itu,"ucap Smith tegas.
Smith pergi meninggalkan Cantika yang terpaku mendengar semua ucapannya. Smith memang harus bicara dengan tegas agar Cantika tahu bahwa dirinya sama sekali tidak memberi kesempatan pada gadis itu.
Tring
Pintu Lift terbuka, Smith mengajak Irina masuk dan tak lama pintu lift itu pun kembali menutup.
"Jika kamu ada urusan, kita bisa ergi besok saja, Smith. Aku merasa tidak enak dengan wanita itu. Meski aku tidak tahu apa yang kalian bicarakan, tapi sepertinya kalian butuh waktu untuk bicara. Aah maaf, bukannya aku ingin ikut campur dalam urusanmu,"ucap Irina. Wajahnya tampak tidak nyaman saat ini.
Namun agaknya kekhawatiran Irina tidak lah berdasar ketika dia melihat senyum terbit di bibir pria itu.
"Kenapa, apa aku salah?" tanya Irina.
"Iya, benar. Kamu salah. Aku dan dia tidak ada yang perlu dibicarakan. Maka dari itu aku bisa leluasa pergi dengan mu. Saat ini urusanmu lebih penting. Dan jangan risaukan sola wanita itu,"jawab Smith.
Irina mengangguk. Tanpa dia sadari, dirinya meras lega tanpa alasan yang tidak dia ketahui.
TBC
Dimana richi akan menemukan arti keluarga di tengah² LEV & yg lainnya.
Semangat richi...kamu bener2 menemukan JATI DIRI kamu sendiri..Semangat✊️✊️