Ayla adalah pembaca webnovel paling sinis yang pernah ada. Baginya, novel "Algoritma Hati Sang CEO" adalah sampah klise dengan plot hole yang menganga dimana-mana.
Apalagi soal CEO dingin yang tiba-tiba jatuh cinta pada pandangan pertama, dan villain yang otaknya tumpul setumpul pisau yang berkarat.
Stress dengan pekerjaannya sebagai CS entry level yang monoton, melampiaskan kekesalan pada novel adalah satu-satunya pelarian yang dimilikinya.
Tapi kutukan menimpanya!
Di tengah caci makinya pada sebuah plot hole konyol, Ayla mendapati pantulan dirinya di cermin perlahan berubah menjadi wajah asing yang tak ia kenali, seragam magang, dan sebuah kartu identitas yang menggantung dilehernya bertuliskan KARSA - RANI - INTERN.
Ayla bertransmigrasi kedalam novel yang paling ia benci sebagai Rani, seorang anak magang sial yang ditakdirkan dipecat karena alasan sepele.
Alya bertekad untuk membuktikan bahwa dirinya lebih pintar dari takdir bodoh yang penulis novel itu berikan untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hada Kamiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jaring-Jaring Informasi
Setelah malam penyusupan yang menegangkan, Ayla tidak bisa langsung tidur. Adrenalin masih mengalir deras di nadinya. Ia tahu ia telah melangkah jauh, melewati batas magang biasa dan sekarang memegang kunci rahasia yang bisa mengguncang Karsa. USB itu kini terasa seperti beban berharga di sakunya.
Pagi menjelang, Ayla buru-buru menyalin isi USB itu ke laptop pribadinya. Isinya lebih rumit dari yang ia bayangkan. Bukan hanya log akses, tapi juga metadata yang tersembunyi, timestamp terenkripsi, dan serangkaian file kecil yang terlihat seperti snippets kode yang terfragmentasi.
"Ini bukan tugas untuk magang," gumam Ayla pada dirinya sendiri. Ini adalah puzzle yang dirancang oleh seorang jenius, untuk dipecahkan oleh seorang jenius lainnya. Atau, dalam kasusnya, oleh seorang mantan customer service yang terlatih melihat pola di mana pun.
Ayla menghabiskan waktu luangnya, bahkan diam-diam di jam kerja saat Bima tidak mengawasi tentunya, untuk menganalisis data itu. Ia fokus pada pola waktu akses, IP internal yang digunakan selain IP Phantom Injection eksternal, dan terutama, frekuensi akses dari key-user yang dimaksud Arjuna.
Di antara deretan log yang membosankan, sebuah pola mulai terbentuk.
Beberapa key-user memiliki aktivitas normal.
Namun, ada satu ID user yang secara konsisten dan anehnya aktif di luar jam kerja, bahkan di tengah malam, seringkali mengakses file sistem yang sangat sensitif di luar protokol standar. ID itu bukan IP eksternal yang ia temukan sebelumnya, melainkan ID internal resmi Karsa.
Yang lebih mengejutkan, user ID ini sering berinteraksi dengan sebuah folder yang dinamai dengan kode acak, namun mirip dengan struktur nama file yang ia temukan di USB pertama dari Arjuna, yang terkait dengan Phantom Injection.
"Ini dia," bisik Ayla, matanya membelalak. Ini bukan hanya tentang adanya Phantom Injection. Ini tentang siapa yang secara aktif mengendalikannya.
Ayla mencoba melacak ID user internal itu melalui database karyawan yang bisa ia akses sebagai magang yang sifatnya umum, bukan rahasia tentunya. Jantungnya berdebar kencang saat nama itu muncul di layarnya.
Arion.
Sang CEO.
Ayla bersandar di kursinya, napasnya tertahan. Ini adalah bukti paling konkret. Data log dari server keamanan, menunjukkan Arion sendiri yang melakukan aktivitas mencurigakan di luar jam kerja, mengakses file sensitif, dan berinteraksi dengan folder yang terkait dengan Phantom Injection.
Pahlawan novel yang sempurna, CEO karismatik yang digambarkan sebagai visioner, adalah dalang di balik penyusupan ini.
Rasa muak yang selama ini ia rasakan terhadap klise hero di novel kini berubah menjadi kejijikan yang nyata. Arion bukan sekadar CEO klise. Dia adalah villain sejati.
Ia segera merapikan semua data di laptopnya, menyimpannya di folder terenkripsi.
Ayla harus segera menemui Arjuna, bukti ini terlalu besar untuk disimpan sendiri.
Saat jam makan siang, Ayla memutuskan untuk mencari Arjuna di kantin lagi, berharap pertemuan "kebetulan" lainnya. Namun, ia tidak melihatnya.
Ia menghela napas, “Pria itu memang tidak mudah ditebak.”
Ayla mengirim pesan singkat ke ID acak dari divisi R&D yang Arjuna gunakan sebelumnya.
Saya punya sesuatu.
Ia tidak berharap balasan instan, tapi ia harus mencoba.
Beberapa menit kemudian, ponsel Ayla bergetar. Sebuah pesan dari ID yang sama.
Temui aku di atap Karsa, setelah jam pulang.
Ayla tersenyum tipis, ”Permainan ini akan segera naik level.”
