NovelToon NovelToon
Titik Akhir Ke Titik Awal Seorang Istri

Titik Akhir Ke Titik Awal Seorang Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Keluarga / Cinta Murni / Penyeberangan Dunia Lain / Menikah Karena Anak
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Eireyynezkim

Heavenhell Athanasia Caventry pernah percaya bahwa cinta akan menyelamatkan hidupnya. Namun, lima tahun pernikahan hanya memberinya luka: suami yang mengkhianati, ibu yang menusuk dari belakang, dan kehilangan terbesar, bayi yang tak sempat ia peluk. Saat ia memilih mengakhiri segalanya, dunia ikut runtuh bersamanya.

Namun takdir memberinya kejutan. Heavenhell terbangun kembali di masa remajanya, sebelum semua penderitaan dimulai. Dengan ingatan masa depan yang penuh darah dan air mata, ia bertekad tidak lagi menjadi pion dalam permainan orang lain. Ia akan menjauh dari Jazlan, menantang Loreynzza ibu yang seharusnya melindungi, dan membangun kehidupannya sendiri.

Tapi kesempatan kedua ini bukan sekadar tentang mengubah masa lalu. Rahasia demi rahasia yang terkuak justru menggiring Heavenhell pada jalan yang lebih gelap… sebuah kebenaran yang dapat membalikkan segalanya.

Kesempatan kedua, apakah ini jalan menuju kebebasan, atau justru jebakan takdir yang lebih kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kenapa Harus Dia?

"Ihh.. Bunganya cantik banget, Ave. Keknya ada 100 tangkai deh, yang artinya cinta Alvarez ke elo 100% full nggak dibagi-bagi lagi. Mana bunga asli lagi walaupun nggak awet tapi bisa loh kalau dijadiin bunga kering trus lo pajang dikamar lo, pasti estetik banget," celoteh Kaneeisha pada Heavenhell yang berjalan di sampingnya.

Momen romantis ala novel tadi harus berhenti karena bel masuk sekolah. Sehingga mau tidak mau semua orang harus bubar dan menuju kelas masing-masing. Tapi kejadian tadi tidak akan berhenti menjadi buah bibir di antara mereka. Kapan lagi coba dapat menyaksikan scene cheesy ala ftv tadi, sangat jarang. Tapi tidak bagi Heavenhell yang agak tegang dan agak gimana gitu, intinya ia masih merasa tidak percaya. Hidupnya kali ini sangat warna warni seperti pelangi di langit yang biru.

"Gue kok ngerasa masih tegang, yah. Kek euforianya masih berasa sampe sekarang," balas Heavenhell membuat Kaneeisha tersenyum geli.

"Yang namanya juga pertama kali, lama-lama juga lo pasti terbiasa. Sans aja," ujar Kaneeisha sambil mengelus pelan bahu Heavenhell.

Gadis itu hanya bisa menganggukkan kepalanya dan menghela nafas pelan. Untung saja kelasnya akan jamkos sampai pulang sekolah karena beberapa guru ada kepentingan lain sehingga hanya meninggalkan beberapa tugas mandiri yang harus dikumpulkan hari ini.

Kedua gadis itupun berjalan ke kelas dengan santai sambil sesekali bercanda. Heavenhell berusaha meminimalisir rasa tegang dan terkejutnya dengan mengobrol dengan Kaneeisha sebelum akhirnya langkah mereka tercegat dengan seseorang yang tiba-tiba memblokir langkah mereka.

"Lan," gumam Heavenhell tatkala melihat Jazlan berdiri didepannya dengan raut wajah yang tidak terbaca.

Raut wajah yang selalu ia lihat di masa lampau mereka. Tidak ada senyum ataupun sepatah kata apapun hanya ada tatapan tajam nan dingin membuat hati Heavenhell sedikit gentar. Rasanya dejavu dan itu menyesakkan.

"Kaneeisha, gue mau ngomong berdua sama Heavenhell," ucap Jazlan dengan nada dingin membuat Kaneeisha menelan ludahnya gugup.

Tidak usah diterjemahkan juga, ia sudah tahu jika ia harus memberikan mereka berdua ruang untuk mengobrol empat mata. Sehingga Kaneeisha mengangguk pelan dan berjalan lebih dulu meninggalkan Heavenhell yang meringis pelan karena harus berduaan dengan Jazlan. Bukan Kaneeisha saja yang takut dengan aura menakutkan yang menguar dari Jazlan tapi ia juga. Walaupun mereka dulunya pernah menikah di kehidupan lampau tapi ia tetap saja takut.

"Bunganya cantik."

Dua kata yang meluncur dengan mulus dari bibir Jazlan membuat Heavenhell bergidik. Perlahan ia menatap buket bunga mawar didekapannya. Yang membuat Heavenhell teringat ketika Alvarez menanyakan perihal bunga favoritnya yang ternyata untuk hal ini. Romantis sih.

"Why?"

Heavenhell menatap Jazlan yang menatapnya dengan tatapan dingin khasnya. Rasanya seperti kembali dejavu lagi. Kenangan-kenangannya bersama Jazlan di masa lampau seolah abadi bersamanya. Ia mengingat semuanya dengan jelas tanpa terlewat apapun. Semua kebiasaan Jazlan bahkan hal detail tentangnya ia masih bisa mengingatnya.

"Maksudnya?" tanya balik Heavenhell.

Jazlan menghela nafasnya sejenak lalu menatap Heavenhell dengan intens. "Kenapa harus dia?"

"Bukan urusan lo."

Jazlan mengusap wajahnya kasar ketika mendengarkan jawaban Heavenhell yang sama sekali tidak memuaskan. Ia rasanya ingin meledak sekarang tapi tidak bisa karena tidak ingin membuat Heavenhell ketakutan. Akan ia tandai hari ini sebagai hari sialnya.

"Jawab pertanyaan gue dengan jelas, Heavenhell. Kenapa lo nerima cinta Alvarez dengan begitu mudahnya, apa hebatnya dia dibanding gue? Kita udah kenal sejak lama bahkan sebelum lo tau apa itu cinta. Seenggaknya biarin gue berjuang juga, Ave," seloroh Jazlan dengan rasa frustasinya.

Heavenhell rasanya ingin tertawa terbahak-bahak sekarang. Ternyata benar, Jazlan yang sekarang sangat berbeda dengan Jazlan yang ada di masa lalunya. Boro-boro ia mengatakan hal barusan, meliriknya saja malas. Wah, ternyata begini rasanya di posisi Jazlan dulu. Merasa sombong karena dikejar-kejar olehnya pantas saja Jazlan betah memperlakukannya dengan buruk.

Ternyata ia terlihat sebadut itu dimatanya. Tapi sekarang tidak lagi, ia tidak akan mengemis cinta lagi. Walaupun rasa cintanya pada Jazlan masih bersemayam didalam hatinya tapi tidak akan biarkan menyeruak ke luar.

"Sekali lagi itu bukan urusan lo, Lan. Persetan dengan kita yang udah kenal dari lama. Dan soal berjuang, emang ada yang suruh lo berjuang? Nggak ada. Lo sendiri yang nyusahin diri lo dan sekarang lo mau menyalahkan gue atas ketidakadilan yang lo rasain. What a shame Jazlan Elgan Chalondra," balas Heavenhell sinis.

Ah! Akhirnya datang juga hari dimana ia bisa membalas Jazlan dengan kata-kata yang dilontarkan Jazlan pada dirinya dulu.

Lelaki itu terdiam sejenak menatap wajah Heavenhell. Perkataan gadis itu untuk mengapa terasa seperti menggores hati dan jiwanya. Serasa pas mengenai titik vitalnya. Emosinya yang tadinya berkobar berganti dengan rasa sesak yang mencekat nafasnya. Heavenhell benar, disini ia yang salah karena keras kepala.

Tidak semua yang dia inginkan bisa ia dapatkan termasuk Heavenhell yang merupakan seorang manusia yang pastinya memiliki hati dan perasaan. Ada sesuatu hal yang mencegahnya lebih lanjut untuk mempertanyakan alasan mengapa Heavenhell lebih memilih Alvarez dibanding dirinya. Yang ia tahu, ia hanya ingin Heavenhell bahagia.

"You happy?" tanya Jazlan pelan.

"Yeah," jawab Heavenhell mantap membuat Jazlan tersenyum pahit. Yah sekarang apa lagi yang tersisa, tidak ada.

Jazlan mengangguk singkat dan tersenyum kearah Heavenhell. "Nggak ada hal yang pengen banget gue lihat didunia ini kecuali kebahagiaan elo. Ave yang dulu gue kenal sekarang udah punya pacar dan bahagia. Gue yang dulunya cuman bisa kasih lo bunga kertas pas di daycare sekarang lo dikasih bunga beneran sama cowok yang mencintai lo," katanya mencoba tegar.

Sekali lagi Jazlan menghela nafasnya yang terasa agak sesak. Tangannya menepuk pelan puncak kepala Heavenhell seperti yang ia lakukan saat mereka masih di daycare dulu. "Jangan ragu buat lari ke gue saat lo susah. Gue bakal tetap disini dengan rasa yang sama. Gue janji bakal jadi orang lebih baik lagi buat elo. Jangan sungkan sama gue. Maaf untuk semuanya yah."

Setelah mengatakan hal tersebut, Jazlan berjalan meninggalkan Heavenhell yang masih terdiam.

Gema suara langkah kaki Jazlan terdengar menggema di lantai tersebut. Dan setiap langkahnya entah mengapa terasa meremukkan hati Heavenhell. Jadi ini akhirnya yah.

Mengapa ia merasa tercekik. Airmatanya menetes dengan sendirinya ketika ia tidak lagi melihat Jazlan. Apa ini efek PMS makanya ia menjadi emosional seperti ini. Ia tidak boleh termakan kata-kata manis Jazlan. Heavenhell mengusap airmatanya dan menormalkan nafasnya sebelum melangkah kearah kelas menyusul Kaneeisha.

......................

Renan dan Sagara meringis pelan melihat Jazlan yang tengah duduk di bangku taman sekolah dengan raut wajah bak bapak-bapak dengan anak 10. Kusut sekali dan sangat tidak ramah. Mana pandangannya lurus menatap kearah langit, apa matanya tidak sakit. Tapi mungkin hatinya lebih sakit.

"Kita harusnya hibur Lan atau paling enggak bantuin sohib kita yang lagi galau bukannya ngumpet kek gini," bisik Sagara pada Renan. Keduanya tengah bersembunyi dibalik semak.

"Ini juga lagi bantuin ogeb, lo pikir kita ngapain. Ini namanya bantuin tapi versi aman. Jangan sampai karna denger suara nafas kita, Lan malah nonjok kita. Lo tau sendiri kan kerasnya pukulan dia kek mana, ogah gue ngerasainnya lagi," balas Renan bergidik ngeri ketika ia ingat pernah sparing taekwondo dengan Jazlan.

Ia hampir saja tewas jika ia tidak segera mengangkat tangan menyerah. Itu pun Jazlan tidak serius bagaimana kalau serius. Bisa lewat dirinya.

"Bener cok, sakit banget. Yaudah kita pantau dari sini aja, nanti kalau Lan ngelakuin hal-hal aneh kita telfon aja bokapnya," timpal Sagara yang pernah juga merasakan tampolan mesra dari Jazlan.

Renan mengangguk dan memegang erat ponselnya untuk berjaga-jaga. Takutnya Jazlan membanting bangku yang didudukinya sekarang dan melempar kearah mereka. Sakit hati memang bisa membuat orang manapun menjadi hilang akal.

Dan sekarang hanya Vion atau bokap Jazlan juru selamat mereka. Siapa lagi yang bisa menangani Jazlan sebaik ayahnya sendiri. Mamanya bisa sih tapi urusannya bisa lebih panjang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!