Laura Vince Claudia seorang Queen Mafia yang telah lama vacum karena ingin bertobat dan menjalani hidup normal seperti gadis lainnya. Laura kini menjalani hidup dengan bekerja sebagai seorang pelayan cafe.
Lucas Alistair Eezar seorang King Mafia dari Klan Shadowy Angel. Generasi penerus keempat setelah pemimpin sebelumnya meninggal dunia karena sakit.
Malam itu, Lucas tertembak oleh musuhnya dan sekarat di depan pintu cafe yang telah tutup. Laura yang pulang paling akhir menemukan keberadaan Lucas, lantas menolongnya serta memberi tumpangan tinggal sementara.
Lucius Alaric Eezar seorang CEO yang sedang melarikan diri karena menolak bertanggung jawab atas penjebakan seorang gadis yang terobsesi dengannya.
Lucius tidak sengaja menabrak Laura yang menyeberang jalan tanpa menoleh. Laura yang sejak menolong Lucas sudah jatuh cinta, akhirnya menyatakan perasaannya pada Lucius yang dianggap pria yang pernah ditolongnya dulu.
Bagaimana kelanjutan kisah cinta ini?
UPDATE SETIAP HARI.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhir Klan Dead Forest
Siang penuh darah di markas Klan Dead Forest atas kematian pemimpin tertingginya yang bernama Markus.
Laura benar-benar tidak memberikan kesempatan kedua kepada pria itu. Bahkan kala matanya menatap penuh permohonan, Laura tetap menuntaskan keinginan.
"Jangan pernah hidup lagi, meski di kehidupan selanjutnya. Jika misi hidupmu hanya mengganggu orang lain."
Suasana telah menjadi gelap dan beku di dalam markas itu. Setelah membunuh Markus, Laura menyeret tubuhnya dan melemparkan ke tengah-tengah anak buahnya yang sedang menikmati pesta. Menganggap mereka menang, dan akan menikmati tubuh Laura.
"Lihat, apa kalian menunggu giliran. Datang jika ingin burung kalian aku sembelih bersama kedua telurnya."
"Apa yang kamu lakukan pada ayahku?" Teriak Simon ingin menyerang.
"Kamu tidak lihat? Aku telah membunuhnya. Sama seperti ayahmu yang membantu keluargaku 25 tahun lalu. Sekarang serahkan nyawamu baik-baik atau aku akan memaksa melepaskannya dari ragamu." Ucap Laura berat.
Detik itu juga, mata Laura berubah warna menjadi semerah darah.
Kemudian tubuhnya mengeluarkan cahaya merah seperti kobaran api yang menyala. Laura berlari menerjang kerumunan orang tanpa menggunakan senjata apa pun. Nyatanya hanya dengan tatapan mata, semua orang sudah mati terbakar.
Kemenangan telak, Laura pergi dari markas setelah membumi hanguskan bangunan itu beserta seluruh mayat anggota Klan Dead Forest tanpa sisa.
Laura berjalan dengan dagu diangkat keluar dari hutan menuju jalanan. Dan ternyata sang suami datang, lalu berlari cepat memeluk Laura.
"Kenapa pergi sendiri, aku cemas. Apa kamu dan bayi-bayi kita semua sehat?" Tanya Lucas.
Ya, Laura hamil bayi kembar tiga. Gen kembar Lucas sangat kuat mengalir di rahim Laura.
"Semua sudah selesai, dendamku sudah terbalas. Ayo kita pulang, tapi sebelum itu mampir dulu ke markas Klan Shadowy Angel ya."
"Memangnya kamu mau apa, sayang?" Panggilan itu sudah biasa keluar dari bibir Lucas semenjak istrinya dinyatakan hamil benih premium miliknya.
"Aku ingin bertanya, di mana dulu anak buahmu membuang Lisya."
"Aku tidak ingin, jika tiba-tiba dia kembali membuat kekacauan. Aku lelah hidup dengan kebencian. Aku ingin menikmati kehamilanku dengan damai sampai anak-anak lahir."
"Baiklah, ayo kita berangkat sekarang."
Di markas, Laura menatap tajam pada anak buah suaminya itu.
"Jadi, ke mana kalian singkirkan wanita itu? Yakin dia mati?"
"Kami yakin dia tidak selamat, karena kami membuangnya di perbatasan yang terdapat konflik antar suku. Dan kondisi Lisya juga parah. Dia mengalami pendarahan dari jalan lahir dan infeksi di perut akibat luka sobek dari shuriken."
"Tapi, aku tidak akan percaya tanpa ada bukti nyata. Besok antar aku ke tempat itu."
"Apa kamu mau ke sana? Itu berbahaya, aku tidak mengijinkanmu."
"Dan aku tidak butuh ijinmu, karena kamu akan ikut menemaniku. Sekalian babymoon di tempat asing. Pasti akan membuat kehamilanku bahagia."
"Babymoon...ah baiklah kita pergi."
"Tapi, aku ajak Kakek juga."
"Babymoon ajak Kakek? Yang benar saja sayang. Ini tidak asyik."
"Iya atau tidak terserah padamu. Tapi aku tetap memaksamu pergi. Jadi ayo pulang sekarang, kita harus bersiap dan memberitahu Kakek."
"Baiklah, tapi nanti Kakek tidurnya di kamar yang berbeda kan?"
"Tentu saja, karena aku ingin menikmati bulan madu yang sesungguhnya. Bukan di hotel dekat rumah. Punya suami kaya, gak modal."
Aku jadi ngilu mbayanginnya