NovelToon NovelToon
BALAS DENDAM ISTRI YANG DIBUNUH SUAMI

BALAS DENDAM ISTRI YANG DIBUNUH SUAMI

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Balas Dendam / Romansa / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Tamat
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

PERINGATAN!!!! SELURUH ISI CERITA NOVEL INI HANYA FIKTIF DAN TIDAK RAMAH ANAK ANAK. PERINGATAN KERAS, SEMUA ADEGAN TAK BOLEH DITIRU APAPUN ALASANNYA.

Setelah membantu suaminya dalam perang saudara, dan mengotori tangannya dengan darah dari saudara-saudara suaminya, Fiona di bunuh oleh suaminya sendiri, dengan alasan sudah tak dibutuhkan. Fiona bangkit kembali, ke lima tahun sebelum kejadian itu, dengan tekad kuat untuk membalas Dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 30

Kemarahan meluap dari diri Vergil. Ia menatap Kronos, matanya menyala dengan amarah tak terkendali. "Jadi dia adalah putraku," bisiknya, suaranya dipenuhi dendam. "Dan kau beraninya kau melukai putraku!"

Vergil melesat, bergerak lebih cepat dari sebelumnya. Seringai sinisnya telah hilang, ia benar-benar serius. Kronos berusaha menghindar, tetapi Vergil memprediksi setiap gerakannya. Pedang Vergil berbenturan dengan pedang Kronos, menghasilkan percikan api. Suara dentingan pedang memecah keheningan gua. Kronos, yang sebelumnya merasa dominan, kini dipaksa untuk bertahan.

"Kenapa? Kenapa kau sangat terkejut?" kata Kronos. "Apa kau pikir hanya kau yang bisa secepat ini?"

"Kau tidak akan mengerti, Kronos. Kau tidak akan pernah tahu apa artinya keluarga," jawab Vergil, membalas serangannya.

Kronos tertawa sinis. "Keluarga? Aku membunuh keluargaku sendiri untuk mendapatkan kekuatan. Itulah yang menjadikan aku sekuat ini. Aku tidak butuh kelemahan yang bernama cinta atau keluarga!"

"Kau salah!" balas Vergil. "Itu bukan kelemahan. Itu adalah kekuatan. Kau tidak akan pernah bisa mengalahkanku, karena kau tidak memiliki apa pun untuk dilindungi!"

Vergil mendorong Kronos dengan kekuatan yang luar biasa. Kronos terlempar ke belakang, menabrak dinding gua. Ia kembali berdiri, tetapi dengan susah payah. Vergil kini berada di atas angin.

Fiona tidak menyangka Vergil akan semarah itu. Ia menatap Vergil dengan tak percaya, matanya hanya tertuju pada Kronos tanpa melirik sedikit pun ke arah Fiona dan Verdian yang berlumuran darah.

Tiba-tiba, Vergil berteriak, suaranya menggelegar. "Fiona! Bawa Verdian ke istana! Sekarang juga!"

Fiona terkejut. "Tapi... bagaimana denganmu?"

"Aku akan mengurusnya. Kau bawa putra kita ke istana! Ada banyak tabib di sana yang akan menyembuhkannya!" teriak Vergil.

Kemudian Vergil mengalihkan tatapannya ke Luis. Ia tidak tahu siapa Luis, tetapi melihatnya bertarung di sisi Fiona dan Verdian, Vergil tahu bahwa Luis adalah kawan. "Kau! Pergi bersamanya dan lindungi mereka!" bentak Vergil.

Luis mengangguk. Tanpa menunggu jawaban, Vergil kembali mengalihkan perhatiannya kepada Kronos, matanya memancarkan niat membunuh yang murni. Fiona dan Luis tidak berani menentangnya. Ia memeluk Verdian dan menatap Vergil dengan sedih, lalu segera berlari keluar gua.

Vergil berhasil memojokkan Kronos. Ia bergerak dengan kecepatan tak terduga, melancarkan serangan bertubi-tubi. Kronos hanya bisa bertahan, pedangnya nyaris tak mampu menangkis setiap serangan Vergil. Setiap benturan pedang menciptakan percikan api yang menyilaukan. Vergil mendesak Kronos, langkah demi langkah, menuju tepi jurang.

"Kau terlalu naif, Vergil," gumam Kronos dengan suara serak, napasnya tersengal. "Kau pikir kau sudah mencapai puncak kekuatanmu? Kau belum melihat apa-apa."

"Apa maksudmu?" Vergil bertanya, suaranya dipenuhi amarah.

"Aku bukan satu-satunya," jawab Kronos, menyeringai. "Empat pengawal Monarch akan segera datang. Mereka lebih kuat dariku."

"Omong kosong!" bentak Vergil, tidak percaya. "Siapa pun yang menentangku, akan berakhir dengan kematian! Kekuatan mereka tidak ada artinya bagiku!"

"Kau tidak tahu apa yang kau hadapi!" Kronos berteriak, suaranya dipenuhi ejekan. "Kekuatanmu belum seberapa, Vergil. Ini baru permulaan."

"Tidak peduli siapa atau seberapa kuat mereka," jawab Vergil dingin, "aku akan selalu mengalahkan mereka. Hanya ada satu yang terkuat, dan itu adalah aku."

Kronos tersenyum sinis. Ia melihat celah dalam pertahanan Vergil, lalu menyerang dengan seluruh kekuatannya. Serangan yang tak terduga ini berhasil mendorong Vergil mundur. Kronos mengambil kesempatan ini untuk melancarkan serangan balik, pedangnya bergerak dengan kecepatan luar biasa, menusuk ke arah jantung Vergil. Vergil terkejut. Tepat ketika pedang itu akan mengenai dadanya, Vergil berhasil menangkisnya. Namun, Vergil jatuh berlutut, napasnya tersengal.

"Apa kau terkejut, Vergil? Kekuatanku belum seberapa, tapi aku bisa melukaimu!" Kronos tertawa.

Vergil mengangkat kepalanya. Pandangan dinginnya membuat Kronos merinding. "Kau tidak tahu apa yang kau lakukan." Vergil tersenyum sinis. "Kau jatuh ke dalam perangkapku."

Kronos tercengang, senyumnya menghilang. "Apa?"

"Kau baru saja menunjukkan semua kekuatanmu," jawab Vergil, berdiri. "Kau membuang semua energimu untuk serangan itu. Kau pikir kau bisa mengalahkanku dengan itu?" Vergil mengepalkan tinjunya. "Itu adalah bagian dari rencanaku."

Vergil membuang pedangnya, membiarkannya jatuh ke tanah. "Kau ingin melihat kekuatanku? Baiklah!" Ia berlari ke arah Kronos, kali ini bertarung dengan tangan kosong. Vergil bergerak begitu cepat, bagai bayangan. Kronos berusaha menangkis, tetapi Vergil terlalu cepat. Tinju Vergil menghantam perut Kronos, membuatnya terhuyung. Sebuah pukulan lagi mendarat di wajahnya, lalu pukulan lain di perut. Vergil terus menghantam Kronos dengan pukulan dan tendangan, tak memberinya kesempatan untuk melawan. Tubuh Kronos babak belur, wajahnya penuh memar. Ia jatuh berlutut, napasnya tersengal, dan darah mengalir dari hidungnya.

"Tunggu! Aku menyerah!" Kronos terbatuk, berusaha melarikan diri. Ia mencoba lari, tetapi Vergil menyusulnya dengan langkah santai.

Vergil tersenyum sinis. Ia mengambil pedangnya yang tergeletak di tanah, lalu melemparkannya dengan kekuatan penuh ke arah Kronos yang sedang berlari. Pedang itu melesat seperti anak panah, menusuk ke arah lehernya.

Seketika, pedang itu menembus leher Kronos dari belakang. Kronos terbelalak, lalu ambruk ke tanah. Darah menyembur dari lehernya. Ia berusaha mengucapkan sesuatu, tetapi hanya suara gemericik yang keluar. Kronos menatap Vergil, pandangannya dipenuhi ketidakpercayaan. Ia tidak pernah menyangka akan mati di tangan musuhnya. Vergil berdiri di sana, menatap Kronos yang sekarat dengan pandangan dingin. Vergil mengambil pedangnya yang menancap di leher Kronos, membersihkannya dengan kain, dan memasukkannya ke dalam sarungnya. Setelah itu, ia berbalik dan melangkah pergi, menyusul Fiona dan Luis ke istana.

Fiona dan Luis tiba di pintu gerbang istana. Para penjaga istana segera menghentikan mereka. "Tunggu! Kalian tidak bisa masuk!" bentak salah satu penjaga. Namun, sebelum Luis sempat menjelaskan, Fiona berseru, "Aku Fiona! Bawa kami ke tabib istana! Anakku terluka parah!"

Mendengar nama Fiona, ekspresi para penjaga langsung berubah. Mereka saling berpandangan, mata mereka dipenuhi rasa hormat. Tanpa ragu, mereka menyingkir dan memberikan jalan. "Yang Mulia, kami akan segera mengantar Anda," kata salah satu penjaga, menunduk hormat. Penjaga lainnya berlari menuju ruang dewan, memberitahu penasihat istana bahwa Fiona telah kembali.

Penasihat istana yang sedang berdiskusi dengan para komandan segera berdiri. "Fiona telah kembali?! Raja pasti akan sangat senang!" serunya. "Berikan mereka perawatan terbaik! Panggil tabib-tabib terhebat dan pastikan mereka mendapatkan semua yang mereka butuhkan. Fiona adalah wanita yang telah dicari-cari raja selama sepuluh tahun lebih. Pastikan mereka semua selamat!"

Fiona hanya duduk di sisi tempat tidur, menatap putranya yang tak berdaya dengan air mata mengalir di pipinya. Ia memegang tangan Verdian, membelainya dengan lembut, dan berbisik, "Nak, maafkan aku. Seandainya aku tidak membiarkanmu bertarung, kau tidak akan seperti ini." Air matanya terus mengalir, membasahi tangannya. Hatinya hanya tertuju pada Verdian, yang berjuang untuk bertahan hidup.

Tidak lama kemudian, Vergil tiba di istana. Ia langsung disambut oleh penasihat istana yang sudah menunggu di gerbang. "Yang Mulia Vergil, Fiona telah kembali. Kami sudah memberikan Verdian perawatan terbaik," lapor sang penasihat. Vergil hanya mengangguk, ia sudah tahu hal itu.

Ia segera berjalan ke ruangan tempat Verdian dirawat. Di sana, tabib-tabib terbaik istana sedang merawat luka Verdian. Vergil hanya mengamati dari jauh. Setelah beberapa saat, tabib-tabib itu selesai mengobati Verdian.

"Luka Verdian sangat parah, Yang Mulia," lapor salah satu tabib, "tapi nyawanya sudah aman. Hanya butuh waktu untuk pulih." Setelah memastikan semuanya baik-baik saja, tabib-tabib itu pun meninggalkan ruangan. Vergil, Fiona, dan Luis kini berada di ruangan itu. Fiona masih menangis, ia tidak bisa mengendalikan emosinya.

Luis melangkah maju dan memeluk Fiona. "Jangan menangis, Fiona," bisiknya, "Verdian akan baik-baik saja. Ia kuat, sama sepertimu." Fiona hanya mengangguk, tangisnya mereda.

Vergil masuk ke ruangan, berjalan menuju tempat tidur Verdian. Ia menatap putranya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Luis. Luis yang peka, memberi hormat pada Vergil, lalu pergi, meninggalkan Vergil dan Fiona sendirian.

Vergil berlutut di sisi Fiona, memeluknya dengan erat. "Tenanglah, Fiona," bisiknya lembut, "Verdian akan baik-baik saja. Dia kuat, sama sepertimu dan juga aku." Vergil menghapus air mata di pipi Fiona, dan memegangi tangannya. "Darahku juga mengalir di dalam dirinya. Dia pasti akan segera pulih."

Vergil menatap wajah Fiona, dan melanjutkan, "Aku minta maaf, Fiona. Aku minta maaf karena aku tidak bisa melindunginya. Aku tidak menyangka dia akan menyerang Verdian. Aku gagal putra kita. Seharusnya aku bisa lebih waspada."

1
ZasNov
Berharap banyak sm Kakak Othor yg baik. hati.. biar Vergil, Fiona sm Verdian sllu bahagia. Ga peduli ada banyak masalah yg datang bertubi2.. 🙏😆😂🤣
Khusus Game
jangan percaya laki-laki ka🤣
ZasNov: Iya juga ya.. 😅😂
total 1 replies
ZasNov
Akhirnya Vergil bisa berkumpul bersama Fiona & Verdian 🥰
Tepati janjimu ya Vergil, jangan ada wanita selain Fiona..
ZasNov
Karyamu keren banget Kakak Author 🔥
Alurnya bagus, tokoh & karakternya kuat, penulisannya juga rapih banget..
Semangat terus ya.. 💪😎
ZasNov
Semangat up-nya Kakak..
Karyamu keren banget.. 💪😄👍
Cha Sumuk
kurang menarik krna mc ceweknya lemah,, biasa' nya klo setelah kelahiran jd kuat tp ini mlh lemah hemmm
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!