NovelToon NovelToon
Luka Dibalik Senyum Azalea

Luka Dibalik Senyum Azalea

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Faroca

Azalea, Mohan, dan Jenara. Tiga sahabat yang sejak kecil selalu bersama, hingga semua orang yakin mereka tak akan pernah terpisahkan. Namun dibalik kebersamaan itu, tersimpan rahasia, pengkhianatan, dan cinta yang tak pernah terucapkan.

Bagi Azalea, Mohan adalah cinta pertamanya. Tapi kepercayaan itu hancur ketika lelaki itu pergi meninggalkan luka terdalam. Jenara pun ikut menjauh, padahal diam-diam dialah yang selalu menjaga Azalea dari kejauhan.

Bertahun-tahun kemudian, Jenara kembali. Dan bersama kepulangannya, terbongkarlah kebenaran masa lalu tentang Mohan, tentang cinta yang tersimpan, dan tentang kesempatan baru bagi hati Azalea.
Kini, ia harus memilih. Tetap terikat pada luka lama, atau membuka hati pada cinta yang tulus, meski datang dari seseorang yang tak pernah ia duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Faroca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diam Diam Jatuh Hati

Hari itu, langit kampus tampak cerah, seolah ikut menyambut semangat mahasiswa baru yang sibuk mondar-mandir dengan wajah riang. Azalea duduk di bangku taman, sambil memainkan sedotan minuman dingin, yang sudah setengah habis. Dari tadi ia mengamati orang-orang yang lewat dengan komentar-komentar absurd yang keluar begitu saja dari bibirnya.

“Mohan, coba lo liat deh cewe itu!" tunjuk Aza pada seorang cewe berkacamata tebal dan rambut kepang dua.

"Kenapa dengan cewe itu?" tanya Mohan sambil melihat ke arah yang ditunjuk Azalea.

"Paket lengkap nggak sih?" ucapnya sambil menyilangkan kedua tangan didepan dadanya.

"Maksud lo? gue nggak ngerti."

"Paket lengkap dan hemat di menu kantin, kacamata kaya telor mata sapi dan rambut kepang duanya mirip mie goreng kantin. Di tambah dengan es teh manis, komplit deh jadinya." kelakar Aza dengan pikiran Absurdnya.

Mohan nyaris tersedak minumannya, setelah mendengar Azalea berkelakar.

"Rambut kepang dua, lo samain kaya mie goreng?" bingung Mohan

"Yup, kalo lo buka kepangannya, pasti rambut dia kaya mie deh, kriting!" ucapnya sambil tersenyum jail.

“Aza! sumpah, kalau ada lomba komentar paling ngaco se-kampus, lo pasti juara umum!”

Azalea malah tersenyum bangga. “Ya kan? Itu bakat alami gue Moh. Dan itu keluar begitu aja dari mulut gue,"

"Ok cewe absurd, gue selalu terhibur dengan kalimat ajaib lo." Mohan berkata sambil hormat ala tentara pada Azalea.

Azalea pun membalas hormat pada Mohan dan merekapun tertawa bersama.

Sementara itu, Jenara hanya diam. Ia duduk di sisi lain bangku yang sama, mendengarkan semua ocehan Azalea tanpa ikut tertawa. Tatapannya dingin, namun matanya tak lepas dari wajah Azalea.

“Za,” suaranya terdengar datar, tapi cukup membuat Azalea menoleh.

“Apa lagi, Jenara! Mau protes karena gue terlalu lucu?”

Jenara menghela napas panjang. “Lo sadar nggak, nggak semua absurditas lo itu berakhir baik? Kadang bikin orang ketawa, tapi kadang bisa bikin orang salah paham. Dan nggak semua orang bisa nerima lo kayak gue sama Mohan.”

"Itu lagi yang lo bilang, ada masalah apa sih lo sama gue?" kesal Azalea

"Gue cuma ngingetin doang Za, gue cuma nggak mau lo ngadepin masalah cuma karena kalimat ajaib lo yang kadang berubah jadi kalimat sarkas." Jenara mendekati Azalea, lalu mengusap kepala Aza lembut. Jenara sangat menyayangi gadis itu, dia cuma nggak mau jika suatu saat dia terluka. Bahkan dibalik rasa sayang itu, ada rasa yang lain.

"Sepuluh menit lagi gue masih ada kelas, kalian pulang aja duluan." ucapnya lagi, Jenara pun meninggalkan kedua sahabatnya itu.

Azalea menatap kepergian Jenara dengan perasaan yang aneh, usapan lembut dikepala-nya seperti ada makna lain. Azalea memikirkan ucapan Jenara , apakah benar ia terlalu berlebihan? Apakah orang lain diam-diam menganggapnya aneh? Apakah… Mohan juga berpikir begitu?

“Aza?” panggil Mohan, mencoba mengembalikan suasana dengan mencolek lengannya.

"Eh iya Moh."

"Kok diem? Jenara, cuma peduli sama lo Za," ucap Mohan.

"Apa dia udah bosen ya temenan sama gue?" kata Aza pelan. "soalnya, baru sekarang dia protes mulu." lanjutnya lagi

Mohan mengernyitkan dahinya. "Kok Lo bisa mikir kaya gitu?"

"Za! udah dari dulu kali, dia terkenal nyebelin. Bahkan sikap dinginnya aja bikin orang lain takut kalo deket sama dia. Gue rasa, Jenara cuma mau ngelindungin lo. Karena disini kita beda fakultas, kita berdua nggak bisa jagain lo terus kalo ada kelas. Makanya dia takut kalo ke-absurdtan lo malah bikin lo dalam masalah," jelas Mohan

"Apa lo juga ngerasa gitu ya Moh, lo pusing gak sama ke-absurdtan gue?" tanya Aza

"Nggak!" jawab Mohan, "Karena gue suka ke-absurdtan lo." Mohan berkata sambil mengelus pipi Azalea dan tersenyum manis pada gadis itu.

Detak jantung Azalea berdebar cepat, Mata cantiknya menatap Mohan tanpa berkedip sedikitpun. Azalea tau ada perasaan yang lebih untuk sahabatnya itu. Meskipun berulang kali dirinya menekan kuat perasaan itu agar tidak makin berkembang, tapi hatinya ...? Hatinya tidak bisa untuk berkompromi. Rasa cinta itu makin kuat, bahkan sekarang rasa untuk memiliki kian menjadi-jadi.

"Azalea !!! Kenapa lo ngeliatin gue kaya gitu? jangan bilang lo suka sama gue." selidik Mohan, membuat Aza gelagapan.

"Nggak kok," panik Aza.

Tawa Mohan pun meledak karena melihat wajah panik Aza. "Sumpah! Muka lo lucu banget kalo lagi panik gitu."

"Mohan !!!" teriak Aza kesal, "lo tuh bener-bener ya, nyebelin tau." Azalea menghujani Mohan dengan cubitan kecil.

"Hahaha ..., ampun Za! cubitan lo tuh sakit banget tau." Mohan mencoba menghindari cubitan Azalea. Dia berlari ke arah danau buatan yang terletak di taman itu. Azalea terus mengejarnya tanpa ampun, hingga sesuatu terjadi.

"Mohan awas!!!" teriak Aza, namun terlambat untuk Mohan.

BRUG.... tanpa sengaja Mohan membentur seseorang yang berdiri di tepian danau. Benturan itu cukup keras, hingga membuat seorang gadis tersebut hilang keseimbangan, tubuhnya terhuyung ke arah permukaan air yang tenang tapi dalam.

Reflek, tangan Mohan mencengkram pergelangan sang gadis, sebelum gadis itu benar-benar terjatuh. Degupan jantung keduanya berpacu atara panik dan lega. Nafas gadis itu tersenggal, matanya terbelalak. Sementara tangan Mohan masih erat menggenggam seakan takut melepaskan.

Butuh beberapa detik, hingga Mohan menarik gadis itu kembali kedaratan. Gadis itu jatuh terduduk, kakinya gemetar dan rambutnya berantakan menutupi wajah pucatnya.Mohan berjongkok disamping gadis itu, sambil menenangkan nafasnya sendiri.

"Lo nggak kenapa-kenapa kan?" tanya Mohan pada gadis itu.

"Gue ... Gue aman kok, cuma kaget aja," ujarnya pelan. Gadis itu masih menunduk sambil memegang dadanya, mungkin dia sedang menenangkan degup jantungnya akibat kejadian barusan.

Di sisi lain, Azalea berjalan mendekati keduanya. Kejadian barusan sukses membuat Azalea diam beberapa detik karena panik dan takut gadis itu benar-benar tercebur.

"Moh gimna? dia baik-baik aja kan?" tanya Aza ketika sudah berada di dekat Mohan. Mendengar suara Aza, gadis itu mengangkat wajahnya dan tersenyum ke arah Aza.

"Gue nggak apa-apa kok, cuma kaget aja tadi," ucapnya lembut.

"Maafin temen gue ya, dia emang agak ceroboh." ucap Azalea sambil melotot ke arah Mohan

"Yee ... Ini semua gara-gara lo juga. Kalo lo nggak nyubit gue, gue nggak bakal lari-lari karena takut sama cubitan lo," Sungut Mohan

"Lagian suruh siapa lo lari sampe ke tepi danau, terus gunanya mata lo buat apa? lari nggak liat kanan-kiri." omel Aza,

"Hahaha ..., kamu lucu deh." ucap gadis itu pada Aza. Azalea pun ikut tertawa, dan membantu gadis itu berdiri.

"Aku Amara," Amara mengulurkan tangannya ke arah Azalea

"Gue Azalea, lo bisa panggil gue Aza atau Lea juga boleh." Azalea langsung menjabat tangan Amara

"Nah kalo cowok yg tadi bikin lo hampir celaka, dia sahabat gue, namanya Mohan." Azalea menepuk pundak Mohan keras.

"Azalea!!! Sakit tau," Mohan menekan suaranya kesal.

"Hai Mohan! aku Amara,"

"Hai gue Mohan, sekali lagi maaf ya." Mohan menjabat tangan Amara.

"Mahasiswa baru juga?" tanya Mohan, yang diangguki oleh Amara.

"Lo masuk jurusan apa?" giliran Azalea yang bertanya.

"Kedokteran," Jawab Amara

"Kedokteran? Bukannya sepuluh menit lagi Lo ada kelas ya, soalnya sahabat gue yang satu lagi bilang gitu." Azalea mengingat perkataan Jenara tadi.

"Nggak ada kok, ini aku mau pulang. Tapi tertarik sama danau buatan yang ada di Deket gedung psikologi, katanya tempatnya bagus. Makanya aku kesini." cerita Amara

"Siapa nama sahabat kamu? Siapa tau aku kenal," sambungnya lagi.

"Jenara Yudistira," beritahu Azalea.

Amara berusaha mengingat nama itu,

"Oh iya aku tau, waktu perkenalan—dia satu-satunya cowok yang mukanya datar dan dingin banget,"

"Hahahaha.... dia emang gitu, jarang senyum apalagi ketawa." Aza berkata sambil tertawa

"Kalian betah temenan sama dia?"

"Kita udah sahabatan sejak kecil, jadi udah biasa." ujar Mohan

"Moh, berarti Jenara bohongin kita dong?"

"Jangan-jangan dia udah nemu cewek lagi, terus mereka lagi berduaan di gedung sebelah." lanjut Azalea lagi.

"Pikiran lo Za, udah biarin aja. Mungkin dia lagi ada urusan yang lain." Mohan berkata sambil menyentil kening Azalea.

Azalea mengusap keningnya lalu berkata. "Mohan sakit tau, jahat banget sih lo," rengeknya

"Kalian lucu," seru Amara. "Kalian belom mau pulang kan?" Tanya Amara

"Belom kok, kita masih mau nongkrong disini." Jawab Mohan yang diangguki oleh Azalea

"Gimana kalo aku ikut nongkrong sama kalian, aku belom punya temen nih." pinta Amara

Senyum Azalea mengembang, dan dengan senangnya Azalea berkata: "Ya jelas boleh lah, kenapa nggak."

"Makasih ya Aza, akhirnya gue punya temen." seru Amara senang dan memeluk Azalea erat.

Mohan tersenyum melihat Aza yang bisa menerima orang lain dengan cepat. Biasanya Aza dan Jenara paling susah akrab dengan teman-teman SMA-nya. Tapi kali ini, seorang Amara bisa membuat Azalea luluh.

'Cantik banget nih cewek, setiap senyumannya bikin getaran halus dihati gue.' Mohan berkata di dalam hatinya.

1
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Dewi Faroca: terimakasih kak, sudah mau membaca.
total 1 replies
Ff Gilgamesh
tetap semangat 💪tetap berkarya
Dewi Faroca: terimakasih...
total 1 replies
Raka Yoga Pratama
tema cerita bagus, alur cerita mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yg mudah dimengerti juga. sukses selalu untuk penulis 😍😍
Dewi Faroca: makasih ya
total 2 replies
Raka Yoga Pratama
semangat buat penulis nya, cerita begini bikin flashback ke masa-masa abg dulu 🤣🤣
Andhika teguh Nurhidayat
keren, semoga lebih baik lagi
Hakim Bohiran
Duh, hati rasanya meleleh.
Dewi Faroca: makasih udah mau baca🙏 semoga terus dibaca lanjutannya ya.
total 1 replies
ahok wijaya
Waktu membaca cerita ini rasanya seperti di masa lalu, indah dan penuh warna.
Dewi Faroca: makasih😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!