Lindi si anak kaya raya, yang mempunyai segalah nya,
harus menuruti perintah ayah nya, yang ingin ia menjadi mandiri,
akan kah Lindi menuruti perintah dari sang ayah?
(plis yang mau baca, baca sampe habis yah)
#sorry klo kebanyakan typo
#soalny pemula
silakan baca cerita Lindi si tompel........
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pocynelv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 Sakit?
Di meja makan yang luas, itu terjadi ketegangan karena, masakan hari ini yang sedikit berbeda dari sebelumnya. "astga biasa aja donk" batin Lindi sambil menatap satu persatu orang yang ada di meja makan.
"Iyah yah tumben, bibi masak ad sambal nya" ucap Alea. "jadi siapa sebenarnya yang masak, dan di mana bi Surti?" tanya Bu Deria.
Di tengah rasa penasaran orang, lindi pun tiba-tiba menjawab dan menjelaskan pada mereka, "bi Surti sedang tidak enak badan Bu, jadi saya yang menganti bibi masak" ucap Lindi sambil tersenyum kecil ke arah Bu Deria.
"oh, jadi nak Lindi yang masak, nak Lindi lindi pintar juga yah masak nya" ucap Bu Deria sambil menatap masakan yang di masak Lindi satu persatu.
"Iyah Bu saya suka bantu mama saya masak kalau ada waktu luang" balas Lindi. "mari makan Bu, semoga semuanya suka dengan masakan saya" ucap Lindi sambil mempersilahkan mereka semua untuk makan.
"kak Lindi juga makan dong, ambil nih piringnya, jangan cuman liat doang, kak Lindi emang ngak ngiler" ucap Alea sembari mengambil kan piring untuk lindi yang tengah terdiam tak melakukan apa-apa.
"ehh.. ngak usah Alea biar Lindi ambil sendiri" ucap Lindi.
"ambil aja nak lindi, Alea emng gitu orangnya, jangan sungkan sama kami" ucap Bu Deria sambil tersenyum ke arah Lindi.
"i-iyah Bu" jawab Lindi.
Mereka pun mulai mengambil nasi serta lauk pauk yang di masak Lindi tak lupa Xiver sesekali menambah sambal yang di bikin Lindi.
"enak, Lin masakan kamu enak" ucap Xiver tanpa sungkan, "sambal nya juga enak, kayak ada manis-manis nya gitu jadi ngak pedes dan ngak manis gitu, ngak tau lah gimana, tapi ini enak" ucap Xiver tanpa beban, kemudian kembali melanjutkan makannya.
Lindi yang melihatnya pun tersenyum kecil akan kelakuan Xiver, "ternyata dia ngak jahat-jahat amat juga" ucap Lindi dalam hati.
Yang lain pun ikut mengiyakan perkataan Xiver, tapi tidak dengan Vano, Vano masih memasang wajah andalannya, dingin, yah seperti itulah, tapi dalam batin Vano ikut mengiyakan perkataan Xiver.
"yah..enak" batin Vano sambil mengangguk kecil.
Setelah sarapan pagi, masing-masing kembali ke kamar dan yang lainya ke ruang keluarga. Vano dan Ardi sudah naik kembali ke kamar, tapi tidak dengan Alea, Xiver dan Bu Deria, mereka malah berjalan ke ruang keluarga.
Lindi pun kemudian membereskan kembali meja makan, dan mengangkat piring-piring kotor, setelah itu ia pun mencucinya kembali hingga bersih.
Di tengah kegiatan nya itu, Lindi teringat akan bi Surti yang belum makan sejak tadi, ia pun berniat mengambil nasi serta lauk yang tersisa, tak lupa gelas di isi nya air dengan penuh, kemudian mengantar nya ke kamar bi Surti.
Setibanya di depan kamar bi Surti, Lindi pun kemudian mengetuk pintu..tok..tok..tok. "bibi ini Lindi, Lindi bawa makan buat bibi" ucap Lindi sedikit mengeraskan suaranya.
Kreat.. Pintu pun terbuka dengan perlahan, yang menampil kan wajah bi Surti yang masih sama seperti sebelumnya.
"astaga bi, bibi baik-baik saja kan" tanya Lindi melengos masuk ke dalam kamar bi Surti kemudian meletak kan makanan di atas meja yang berada di kamar bi Surti, ia pun kembali ke bi surti dan memapah bi Surti kembali ke tempat tidur.
"bibi ngak apa-apa nak Lindi, bibi cuman sakit biasa saja nak Lindi" ucap bi Surti dengan suara pelan di karenakan tubuh nya sangat lemas.
"udah-udah bibi baring aja biar Lindi yang urusin bibi" ucap Lindi, Lindi pun kemudian mengambil kembali makanan yang di bawah nya, dan menyuapi bi Surti dengan teletan.
Setelah selesai Lindi pun kembali ke dapur guna menyimpan piring bekas makan bi Surti tadi, kemudian mengambil baskom kecil dan mengisinya dengan air hangat untuk mengompres dahi bi Surti.
Ia pun kembali ke kamar bi Surti dan mengompres dahi bi Surti dengan hati-hati, di saat Lindi tengah mengompres dahi bi Surti. Bi Surti sesekali membatin "terimakasih nak Lindi maaf kan bibi yang menyusahkan nak Lindi" batin bi Surti dia hanya bisa membatin dalam hati, di karenakan untuk berbicara pun rasanya sulit sekali.
"apa Lindi bawah aja ke rumah sakit bi" ucap Lindi sambil menatap iba kepada bi Surti. Bi Surti hanya menggelengkan pelan, pertanda ia tak ingin di bawah ke rumah sakit.
"terimakasih kasih nak lindi" ucap bi Surti pelan, nyaris tak di dengar Lindi.
"sama-sama bi, yah sudah bi Lindi kembali ke dapur dulu yah, kalau ada apa-apa tinggal panggil Lindi aja" ucap lindi, ia pun kembali ke dapur guna mencuci piring bekas makan bi Surti tadi, walau pun hanya sedikit, tapi kalau di simpan bisa membusuk nantinya.
Malam pun tiba, keadaan bi Surti pun berangsur-angsur membaik berkat Lindi yang membantunya, sering kali Lindi ke kamar bi Surti guna mengecek keadaannya.
Sesekali Lindi juga akan membersih kan halaman siang tadi dan memasak kembali untuk makan malam. Lindi sudah seperti layak nya pembantu pada umumnya, bahkan seringkali ia lupa kalau ia hanya menyamar menjadi pembantu tompel di sana.
Selepas mengecek bi Surti untuk terakhir kalinya, tapi pas tiba di kamar bi Surti, tenyata bi Surti sedang tertidur dengan nyenyak, Lindi pun tersenyum tipis dan kemudian kembali menutup pintu kamar bi Surti.
Ia pun kembali ke kamarnya, dan berjalan ke arah kamar mandi, perlahan ia membuka pakaian yang di pakai nya dan ia memulai ritual mandi nya, sambil menyalakan shower yang berada di dalam kamar mandi.
"segar nya, penat bangat, capek juga, tapi ada hikmah nya" batin Lindi sambil menutup matanya di karenakan shampo yang berada di rambut nya perlahan memudar karena air mengalir dari atas kepala Lindi.
Selesai mandi Lindi pun keluar dengan memakai handuk sebatas paha, dan berjalan ke arah lemari untuk mengambil baju tidur milik nya, yang bergambar tedy bear.
Setelah memakainya, Lindi pun mengambil handuk kecil miliknya dan melilitkan nya di rambut nya yang basah itu.
setengah jam berlalu, sekarang menunjukan pukul 08.30 malam, Lindi yang tengah duduk di sofa kecil itu pun kemudian beranjak dari duduknya, dan membuka handuk yang tadi di lilitkan ke rambutnya.
Kemudian ia pun mengambil sisir dan mulai menyisir rambut nya dengan pelan. sambil sesekali ia membalas chat dari Cika.
Sungguh setelah sampai di indo Lindi hampir lupa dengan sahabat nya itu, kalau Cika tak mengechat dirinya sudah di pastikan dia tak akan pernah untuk mengechat nya duluan.
Lindi akan sesekali tersenyum membalas chat yang di kirim Cika kepadanya.
Setelah selesai menanyai kabar masing-masing dan mengobrol sebentar lewat telepon, Lindi pun kemudian berjalan ke arah tempat tidurnya dan mulai menutup matanya, ia pun mulai memasuki mimpi indah nya.
**Selamat membaca 🙏**
**Abaikan typo 🙏**
**Makasih**....