NovelToon NovelToon
Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Cewek Gendut / Era Kolonial
Popularitas:90.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: ICHA Lauren

Aku membuka mata di sebuah ranjang berkelambu mewah, dikelilingi aroma parfum bunga yang asing.
Cermin di depanku memantulkan sosok wanita bertubuh besar, dengan tatapan garang dan senyum sinis—sosok yang di dunia ini dikenal sebagai Nyonya Jenderal, istri resmi lelaki berkuasa di tanah jajahan.

Sayangnya, dia juga adalah wanita yang paling dibenci semua orang. Suaminya tak pernah menatapnya dengan cinta. Anak kembarnya menghindar setiap kali dia mendekat. Para pelayan gemetar bila dipanggil.

Menurut cerita di novel yang pernah kubaca, hidup wanita ini berakhir tragis: ditinggalkan, dikhianati, dan mati sendirian.
Tapi aku… tidak akan membiarkan itu terjadi.

Aku akan mengubah tubuh gendut ini menjadi langsing dan memesona.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keras Kepala

Melihat kelakuan dan ucapan Elias yang jelas menantang dirinya, Nateya menegang. Dengan mata menyipit, ia berjalan mendekati ranjang.

“Apa kau yakin akan tidur di sini, Jenderal Elias?” tanyanya dengan nada datar.

"Mungkin kau tidak akan bisa tidur karena tidak kebagian kasur. Bisa jadi saat kau bangun, kau sudah tidur di lantai. Ranjangku ini sempit, tidak muat untuk dua orang.”

Alih-alih mundur, Elias justru memejamkan mata, bibirnya tersungging samar.

“Mari kita lihat siapa yang tidak bisa tidur malam ini,” ucapnya santai, seolah menutup tantangan itu dengan kepastian.

Geram merayap ke wajah Nateya. Ia tahu, Elias sengaja melakukan ini untuk menyulitkannya. Atau bahkan untuk menggagalkan rencananya pergi ke Gunung Arunika.

Jika memang itu tujuan Elias, ia tidak akan kalah begitu saja. Dengan tekad penuh, Nateya pun naik ke tempat tidur. Tubuhnya yang gempal sengaja ia hempaskan dengan keras hingga terdengar suara berdentum dari ranjang kayu tua itu.

Elias hanya membuka mata sekilas. Menatapnya singkat, lalu kembali memejamkan mata seolah tidak terjadi apa-apa.

Nateya makin kesal. Ia mencari cara lain untuk membuat lelaki itu menyerah. Maka, tubuhnya sengaja ia desakkan pada Elias, dengan tujuan memantik amarah pria itu. Bagaimanapun, ia harus berhasil membuat Elias pergi meninggalkan kamarnya.

Namun, di luar dugaan Elias hanya bergeser pelan. Ia tetap bertahan walaupun terbaring di pinggir ranjang.

Rasa jengkel Nateya makin memuncak. Pada akhirnya, ia mengeluarkan strategi pamungkas untuk mengusir Elias.

Dengan sengaja, Nateya merentangkan satu tangan di dada Elias. Satu kakinya pun sengaja ia naikkan ke paha pria itu, seakan ingin menegaskan: lihat, aku tidak akan kalah darimu.

Tidak cukup sampai di sana, Nateya juga membiarkan sebagian rambut panjangnya terurai mengenai kerah piyama Elias. Dalam hati, ia menghitung mundur, menunggu detik-detik di mana Elias akan marah besar.

Namun, harapannya seketika runtuh saat pria itu berucap lirih, “Jika ingin menyentuhku, katakan saja. Tidak usah begini.”

Wajah Nateya langsung memanas. Ia mendengus kesal, lalu cepat-cepat memalingkan wajah dan memiringkan tubuh.

“Mimpi sajalah,” ketusnya dingin sambil membelakangi Elias.

Nateya pun menarik napas panjang, mencoba menenangkan hatinya sendiri. Sabar, Nateya. Ini malam terakhir kau akan bertengkar dengan pria ini. Besok, semua akan berubah.

Dengan pikiran itu, Nateya memejamkan mata rapat-rapat, bertekad untuk tidak membiarkan Elias mengacaukan misinya.

Meski kesal dan hatinya mendidih, lambat laun kelopak mata Nateya terasa begitu berat. Tubuhnya yang kelelahan akhirnya menyerah, dan terlelap tanpa sadar. Tidurnya begitu nyenyak, tanpa mimpi, seolah dunia ini hanya menyisakan keheningan.

Di tengah lelap itu, samar-samar telinga Nateya menangkap suara bariton yang memanggil-manggil namanya.

"Seruni… Seruni… bangunlah."

Suara itu terdengar familiar, begitu dekat, bahkan disertai goyangan lembut di lengannya.

Awalnya Nateya acuh tak acuh, karena masih tenggelam dalam rasa nyaman. Namun, panggilan itu terus berulang, semakin nyata, hingga ia terpaksa membuka mata.

Pandangan buram Nateya semula tak jelas. Setelah beberapa detik, barulah matanya langsung membelalak lebar.

Aangkah terkejutnya Nateya mendapati kepalanya tengah bersandar nyaman di bahu Elias, sementara satu lengannya melingkar begitu saja di pinggang pria itu. Dan, yang lebih membuat jantungnya berdegup keras, orang yang memanggil namanya sejak tadi memang Elias sendiri.

“Astaga!” pekik Nateya panik. Spontan, ia menjerit sambil bangkit dari posisinya.

Suara Nateya yang melengking membuat Elias ikut terlonjak. Pria itu hampir jatuh dari ranjang kalau saja tidak berpegangan pada tepinya.

“Kenapa kau berteriak pagi-pagi begini? Aku hanya berusaha membangunkanmu," tukas Elias dengan raut kesal.

Bukannya merasa bersalah, Nateya malah menunjuk Elias dengan tangan gemetar. “Apa yang kau lakukan padaku, hah?!”

"Harusnya kau bertanya pada dirimu sendiri. Aku tetap diam di tempatku. Justru kau yang mendekat dan memelukku sepanjang malam," balas Elias dengan bibir melengkung.

Wajah Nateya langsung merah padam, bukan hanya karena malu tetapi juga karena gengsi. Tak disangka, alam bawah sadar Seruni yang masih mencintai Elias, membuatnya melakukan tindakan yang memalukan.

“Sekarang, kau mau bangun atau tetap tidur?" lanjut Elias mengandung sindiran halus.

"Ini sudah hampir jam tujuh pagi. Jangan bilang kau berubah pikiran dan membatalkan kepergianmu ke Gunung Arunika.”

Ucapan itu membuat Nateya tersentak sadar. Buru-buru, ia menyingkir dari ranjang, lalu membuka lemari dengan gerakan tergesa.

Tangannya menarik satu setelan celana panjang model riding breeches berwarna krem, lengkap dengan kemeja putih dan rompi tipis yang biasa dipakai untuk berkuda. Ia juga mengambil handuk yang tergantung di sisi lemari.

“Aku akan pergi, apa pun yang terjadi!” serunya ketus, menatap Elias dengan tekad membara. “Sebaiknya kau segera keluar dari kamarku!”

Tanpa memberi kesempatan Elias membalas, Nateya bergegas keluar dari kamar, menuju kamar mandi untuk bersiap.

Sementara, Elias hanya terdiam seraya menghela napas panjang. Ia menggelengkan kepala, sorot matanya suram.

"Keras kepala. Entah bagaimana aku harus menghentikanmu, Seruni.”

Pria itu masih duduk di tepi ranjang, menatap pintu yang baru saja ditutup Nateya. Entah mengapa hatinya mendadak resah oleh keputusan sang istri yang tak bisa ia kendalikan.

1
@haerani-d
semoga tidak ketemu obatnya dan si Elias bodoh itu melihatnya, biar puaaaaasss hati ini Thor /Proud/
Erna Fkpg
emang dasar aldric sifat jailnya GK pernah berubah suka menggoda seruni dr kecil hingga kini😂😂😂
Siska Sutartini
wah asikk, terus gencarkan seranganmu aldrich. seruni aja udah blak-blakan mau pisah sama Elias. itu kode buatmu. jangan sampai keduluan pria lain. pepet terus ayang bebnya yaa 🤭🤭
restu s a
😊😊seruni kalah telak.
※Lilla※
cerita nya sangat bagus
Wega Luna
Ragnar sama aku yah🤣🤣🤣.
Ziah Salsabilah
lanjutkan thorrrrrr
Sunaryati
Kau sekarang tidak bisa mengelabuhi Aldrick dengan air mata, Seruni/ Nateya
Erna Fkpg
nateya ingin membodohi aldric malah terjebak sendiri😂😂😂
Aleyya Salsabila
thor upnya sehari 2kali ke
Aleyya Salsabila
seruuuu
Cty Badria
lg up nya nih beri poin/Rose/
Batara Kresno
mungkin dulu mempan dengan menangis tp sekarang ga mungkin nata karna sekarang udah cerdik
Nurhayati Nurhayati
🤣🤣🤣
restu s a
lanjut thor
Ersya Lutfhi
lanjut kak udah makin greget ini semangat 💪
Imas Masripah
ceritanya bagus wanita tegas dan tangguh latar belakang tempat nya di Indonesia jaman Belanda dulu,aku suka
Kusii Yaati
lanjuttttt Thorrrr!!!
Kusii Yaati
segeralah pulang seruni,dan segera buanglah suami plin plan mu itu gedek aq lihat mereka 😤😤😤
RA
lanjutttt up dong thorrr🙏🙏🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!