Perempuan berparas cantik manis nan anggun tersebut duduk di teras rumah dengan hembusan angin malam dari pantai yang sejuk sambil merenungkan keluarganya yang hancur sejak ia masih kecil atau bisa di sebut dengan hancur sejak masih di dalam kandungan bundanya. Ia merenungkan kehidupannya yang hancur lembur karena di sebabkan oleh perceraian orang tuanya "Seandainya keluargaku utuh mungkin aku bisa sebahagia mereka yang bisa tertawa puas dengan kehidupan secemara itu". Namun, takdir berkata lain ia gadis berparas cantik nan anggun itu harus menjalani kehidupannya yang seolah-olah biasa saja tanpa melihatkan keorang lain apa yang terjadi di kehidupannya. Namun, dengan ia selalu bersabar Tuhan mempertemukan lelaki yang sangat menyayangi dan bisa disebut pengganti peran ayahnya, akan tetapi dengan seiring berjalannya waktu semua terbongkar dan laki-laki itu ternyata...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agiv_aja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengingat Kembali
"Argh.. sial banget gue, dasar ya tuh pelakor bisa²nya dia di belain sama deva" ucap tiara dengan penuh emosi,
"tenang, gwe ngerti perasaan lo kok tapi kita ngak akan ngebiarin lo sakit hati terus²an kek gini" ucap sintya dengan berusaha menenangkan amarahnya tiara yang sudah ngak bisa dia tahan lagi,
"tunggu aja diva, gue ngak akan tinggal diam dengan semua apa yang lo rebut dari gue" gerutu tiara dengan mengepalkan tangannya ingin sekali ia memukul gadis itu,
"Dan buat lo deva, apa lo udah lupa dengan kedekatan kita yang sudah lama, lalu kenapa lo sekarang bersikap keras kepada gue demi perempuan pelakor yang sudah merebut lo dari gue " ucap tiara sambil membayangkan moment yang pernah ia lalui bersama deva, dengan berbagai drama yang menurutnya itu sulit untuk di lupakannya.
Flashback on
"aww sakit... " ringik tiara sambil mengelus-elus kepalanya yang kejedot pintu tersebut, karena ia perempuan yang termasuk bisa di bilang teledor,
"mangkanya kalo jalan jangan sambil liat handphone tau sendiri kan sekarang" ucap deva dari belakang tiara yang secara tiba-tiba.
Tiara kaget dengan suara yang tiba-tiba terdengar di kupingnya, sehingga ia langsung menoleh dan benar aja dia deva. Dengan perasaan yang bahagia karena telah membuat deva perhatian ke dirinya sehingga tiara memudarkan senyumannya ke deva, tak lama guru datang dan mereka bergegas duduk di bangkunya masing-masing.
Pada saat jam pelajaran di mulai tiara terus-menerus memandang deva yang sifatnya akhir-akhir ini terlihat aneh menurutnya dan membuat tiara semakin dalam untuk menaruh rasa hatinya ke deva tersebut. karena cowok sedingin diva bisa-bisanya perhatian yang ketika di pikir, itu adalah moment yang sangat langka menurut tiara.
"lo kenapa anjay senyum² sendiri? kek orang gilak tau ngak! " kata sintya, tiara pun kaget dan secara ngak sengaja ia malah keceplosan menyaut dengan kata² yang kasar sehingga semua murid serta guru yang mengajar di kelas tersebut sampek menoleh ke arah tiara.
"anjing lu ya emang, lagi enak² ngayal ganggu aja" ucap tiara, ia lupa kalo di kelas tersebut ada guru yang sedang mengajarnya dan kelas dengan suasana hening kecuali hanya suara guru yang sedang menerangkan pelajaran bahasa Indonesia saat itu. Hingga akhirnya mereka semua yang berada di kelas menoleh kearahnya akan tetapi ia tak kunjung sadar sampai pada akhirnya ia di lempar spidol sama guru tersebut.
"Sopan ngomong kasar ada guru yang mengajar di kelas ha? " tanya guru bahasa Indonesia tersebut,
"Maaf bu saya ngak sengaja! " seru tiara sambil nyengir ke arah guru tersebut, lalu ia menyenggol badan sintya karena ini semua terjadi karena dia.
"Ibu ngak mau alasan apapun, sekarang berdiri dan dengarkan pelajaran yang saya jelaskan sambil berdiri" ucap guru tersebut,
"aaa... jangan bu, lo sih jadi di hukum kan gue.. puas lo" rengek tiara ke sintya sambil memanyunkan bibirnya, sintya cuman bisa tertawa karena baru kali ini dia melihat temannya di hukum, murid di kelas menatapnya sambil memberikan sorakan kepadanya sehingga tiara malu dan kembali membalas sorakan tersebut.
"hu.. mangkanya jadi cewek jangan suka ngomong jelek" ucap salah satu teman kelasnya tiara,
"apa sih lo berisik tau ngak, kek kalian ngak pernah ngomong kasar, dasar kampung" jawab tiara sambil emosi dan ingin sekali menjambak orang tersebut,
"huu.. " sorakan dari teman sekelasnya membuat guru bahasa Indonesia marah,
" stop, kalo ada yang berisik jangan di kelas, silahkan keluar" ucap guru dengan emosi, tiara cuman terdiam dan menatap guru tersebut sambil berdiri dan para murid yang di kelas pun ikut terdiam dan menundukkan kepalanya masing².
Ngak lama ke berisikan dari kelas 3 Ipa 1 tersebut akhirnya membuat suasana kembali sunyi dan ngak ada yang berani ngomong sama sekali, sehingga akhirnya guru tersebut melanjutkan menerangkan materi yang di pelajari hari ini.
Jam mulai berlalu pelajaran telah usai kini para murid berhamburan keluar dari kelasnya untuk pulang, tetapi tinggal deva dan tiara yang masih duduk santai di dalam kelas.
"ngak pulang? " tanya deva dingin dengan menghadap ke arah sintya yang duduk di barisan tengah,
"iya ini mau otw, lo sendiri ngak pulang deva? " tanya tiara dengan lembut, dan membuat deva tersenyum ke arahnya,
"ayok" jawab deva, hingga akhirnya mereka berdiri dari kursinya masing² dan meninggalkan kelas secara bersamaan.
Saat mereka berjalan menelusuri kelas dan akan menuju ke area parkir tiba² deva menawarkan untuk mampir ke sebuah mall terdekat.
"gue anterin lo ngak usah pesan taxsi online, dan gua akan mengajak lo mampir di mall untuk bermain dan cari makan sekalian! " seru deva dengan menatap ke arah tiara yang berjalan di pinggirnya, kemudian di iringi anggukan tiara yang menatap deva dengan senyumnya yang terlihat sangat elegan dan terkesan mahal.
Saat mereka berdua tengah asik menikmati perjalananya di dalam mobil milik deva yang berwarna putih tiba² tiara menanyakan sesuatu kepada deva,
"dev.. lo kenapa? gue perhatikan dari kelas 1 sampai kelas 2 akhir semester ini belom pernah pacaran ya? " tanya Tiara pelan dengan menatap ke depan, deva kaget dengan pertanyaan yang keluar dari mulut tiara akan tetapi deva menanggapi dengan santai,
"yah.. selama ini belum ada yang bisa buat gue tertarik, akan tetapi gue sudah mempunyai perasaan nyaman kepada salah satu wanita itu! " jawab deva dengan lembut dan membuat jawaban yang keluar dari mulut deva membuat tiara kaget dan melirik ke arah deva,
"siapa? " tanya tiara penuh harapan, kalo sebenernya wanita yang dia katanya adalah dirinya.
Akan tetapi deva cuman tersenyum dan fokus melajukan mobilnya, pertanyaan yang hampir tiap hari siapa yang buat deva nyaman itu terus terputar di kepalanya.
Tiara yakin pasti ia orangnya, akan tetapi ia belum bisa ngeklaim kalo ia orangnya. Sedangkan para cewek di sekolahan tersebut juga banyak yang mengagumi deva. Tetapi deva juga ngak pernah dekat dengan cewek lain kecuali dirinya.
Flashback off
Lamunan-nya bubar setelah tiba² datang seorang laki² yang tiba² duduk di sebelah tiara tak lain adalah deva, Tiara terkejut hingga akhirnya ia bergegas mengusap air matanya yang sudah membasahi pipinya sedari tadi, dan mencari keberadaan teman²nya yang tadinya masih duduk bersama-nya akan tetapi sekarang sudah menghilang tanpa ia ketahui.
"Sudah jangan nangis, maaf kalo ucapanku membuat sakit hati" ucap deva pelan dan menghadap ke arah tiara yang menahan air matanya supaya tidak menetes di pipinya lagi,
Tiara terdiam sama sekali ngak ngejawab ucapan yang di katakan oleh deva, sehingga deva yang melihat tiara cuman bisa diam dengan wajah yang melas membuat deva tersadar kalo perkataan yang keluar dari mulutnya selama ini membuat luka hati perempuan yang sudah pernah mengisi waktunya.
'Maaf tiara kalo ucapan gwe selama ini buat luka di hatimu, gwe ngak bermaksud membuat sakit tetapi karena lo yang terus membuat masalah dan buat bikin aku muak akhir² ini dengan sikap lo sendiri' batin deva yang masih menatap tiara,
"sekali lagi gwe minta maaf ya tiara, lo pantas nyari kebahagiaan di orang lain. Dan sekali lagi jangan pernah usik kembali diri gwe dan Diva karena gwe sekarang udah mulai ada rasa dengan dia" ucap deva dan kemudian beranjak pergi dari tempat itu dan meninggalkan tiara yang masih duduk terdiam dengan kesendiriannya.
Tiara menatap punggung deva yang berjalan meninggalkannya hingga pada akhirnya ia berdiri dan memutuskan untuk kembali ke camnya.
"Dan perlu lo ingat deva gue ngak akan ngebiarin orang lain mengambil hatimu kecuali aku " ucap tiara, kemudian ia beranjak pergi dari tempat tersebut.