NovelToon NovelToon
PEDANG GENI

PEDANG GENI

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Balas Dendam / Persahabatan / Raja Tentara/Dewa Perang / Pusaka Ajaib / Ilmu Kanuragan
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fikri Anja

PEDANG GENI. seorang pemuda yang bernama Ranu baya ingin membasmi iblis di muka bumi ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fikri Anja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24

"Gemuruhnya begitu keras terasa," gumam Mahesa.

Sesaat berikutnya, Matanya melihat sendiri lautan prajurit yang mempunyai tinggi badan berbeda-beda. Ada yang seukuran manusia biasa, dan ada pula yang tingginya 2 kali manusia.

Pasukan andalan Raja Condrokolo yang berkuping lebar terlihat berada di barisan paling depan. Sedangkan Raja Condrokolo sendiri berada di sebuah kereta mewah yang ditarik dua ekor kuda putih tinggi besar.

"Berhenti!"

Suara Raja Condrokolo begitu menggelegar hingga membuat seratus ribu lebih prajurit itu berhenti tiba-tiba.

Suropati melesat di antara kepala prajurit tersebut dan berhenti tepat di samping Wanandra, "Aku akan masuk dulu, kalian tunggu di sini!"

Suropati mengeluarkan sinar putih kecil dari dalam dahinya.

Dia kemudian menggerakkan tangannya untuk mengarahkan sinar putih itu di atas tonggak kayu kuning.

Keajaiban terjadi di depan mata Mahesa dan Wanandra. Sinar putih itu bersinar terang dan auranya menyebar hingga membentuk sebuah pintu gerbang yang sangat besar.

Suropati menolehkan kepalanya kepada mereka berdua sebelum beranjak memasuki pintu gerbang tersebut.

Sementara itu Haruna yang menjaga pintu gerbang bersama seratus orang prajurit bergegas mengepung Suropati.

"Tangkap dia!" teriak Haruna memberi perintah.

"Sialan! ternyata mereka sudah bersiap," umpat Suropati dalam hati.

Dikeroyok ratusan prajurit tidak membuat Suropati takut. Dia masih bisa menyunggingkan senyumnya sembari bergerak menahan serangan bergelombang yang datang kepadanya.

Manarah yang melihat dari jauh dan di atas pohon, menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas ciri-ciri sosok yang di keroyok ratusan prajurit tersebut.

Dia berusaha membandingkan ciri-ciri yang diberikan Ranu kepadanya dengan sosok tersebut. Setelah memastikan bahwa sosok yang sedang dikeroyok itu tepat seperti penjelasan Ranu, Manarah pun melesat dengan kecepatan tinggi membantu Suropati yang mulai terdesak.

"Aku diperintah Ranu menunggumu di sini, Tuan!" ucap Manarah setelah berhasil mendekati Suropati.

"Rencananya bagaimana?" tanya Suropati sembari memberikan serangan kepada lawannya.

Manarah tidak langsung menjawab. Dia harus meladeni prajurit lawan yang memberikan serangan bertubi-tubi kepadanya.

Sesaat kemudian, kedua jari telunjuk tangan Manarah memanjang dan membentuk seperti pedang. Dengan kuku yang tajam di kedua sisi serta lancip di ujungnya, Manarah menebas setiap prajurit yang mengeroyoknya.

Manarah kembali berhasil mendekati Suropati yang sudah mulai bisa mengendalikan situasi sejak kedatangannya.

"Segera panggil pasukan Raja Condrokolo sebelum pintu gerbang itu tertutup!" teriak Manarah.

Suropati melirik sebentar ke arah pintu gerbang yang masih terbuka dan secara perlahan mulai memudar.

"Tahan mereka sebentar!"

Dengan cepat Suropati melesat keluar dari pintu gerbang dan tiba di depan Raja Condrokolo.

"Paduka, Ranu memberi perintah agar segera memasuki kota Wentira sebelum pintu gerbang tertutup!"

Tanpa banyak bertanya, Raja Condrokolo mengangguk dan mengeluarkan sinar merah dari tangannya yang bergerak cepat menyelimuti semua prajuritnya.

Mahesa dan Wanandra yang juga berada di samping penguasa kerajaan jin Kalingga, akhirnya mengerti situasi yang sedang terjadi. Mereka berdua melesat terlebih dahulu dan diikuti Suropati di belakangnya.

Sementara itu, ribuan prajurit Raja Dharmacakra sudah berdatangan di lokasi pertempuran. Manarah dibuat bertahan sambil terus mengayunkan kedua kukunya yang tajam untuk memberi serangan.

Blaaaaar!

Sebuah ledakan besar terdengar keras setelah Manarah merubah wujudnya menjadi siluman buto ijo yang bertubuh tinggi besar. Kali ini bukan hanya kuku jari telunjuknya saja yang memanjang, tapi kuku 4 jari sekaligus selain jempol.

Berturut turut Wanandra, Mahesa dan Suropati berdatangan di arena pertempuran. Mereka langsung bergerak menyerang ribuan prajurit kota Wentira yang sudah bersiap menyambut serangan lawan.

Sebuah suara seperti siulan yang memekakkan telinga tiba-tiba terdengar begitu keras. Sedetik berikutnya, sebuah Ledakan keras terdengar membahana hingga membuat kota Wentira bergetar.

Akibat ledakan yang terjadi di arena pertempuran itu,ratusan prajurit kota Wentira mati seketika dengan tubuh hancur.

Raja Condrokolo melayang setinggi sepuluh meter di atas tanah. Di bawahnya, seratus ribu lebih prajuritnya bermunculan di lokasi ledakan tersebut.

Di dalam istana kota Wentira, getaran akibat ledakan itu juga terasa. Raja Dharmacakra dan Racun utara beserta 7 orang panglimanya yang sedang berada di aula dibuat kaget.

Selama ratusan tahun menjadi raja kota Wentira, baru kali ini ada getaran seperti gempa bumi yang diawali dengan ledakan.

Pikiran mereka dipenuhi pertanyaan, ledakan apakah gerangan yang membuat istana megah itu bergetar?

Haruna yang melihat kedatangan pasukan Raja Kolocokro melesat pergi meninggalkan arena pertempuran. Dia tahu akan sulit menahan begitu banyaknya pasukan lawan dengan hanya ribuan pasukan saja.

Ranu yang juga merasakan getaran itu tersenyum tipis.Dia tahu kalau pasukan yang dipimpin Raja Condrokolo sudah datang meski tanpa melihat. Siapa lagi yang bisa membuat kota Wentira bergetar selain Raja Condrokolo, pikirnya.

Haruna yang sudah berada di dalam aula, dengan nafas tersengal-sengal melaporkan serangan yang menimpa kota mereka.

"Paduka, di pintu gerbang sedang terjadi pertempuran. ternyata teman pemuda itu masuk membawa ratusan ribu prajurit!" kata Haruna sambil berlutut dan menundukkan kepalanya.

"Apa kau tahu siapa yang memimpin mereka?"

"Hamba tidak mengenalnya, Paduka. Tapi yang pasti mereka dari bangsa jin," jawab Haruna.

"Hahahaha, mereka belum tahu bagaimana kekuatan pasukan kota ini!" ucap Raja Dharmacakra congkak. Dia menganggap remeh serangan yang menimpa kotanya karena belum mengetahui bahwa yang menyerangnya adalah Raja Condrokolo.

Raja kota Wentira itu mengira jika yang menyerangnya adalah kerajaan jin di gunung Latimojong, sehingga dia tidak menganggap serangan itu adalah serangan yang berat.

Raja kota Wentira itu kemudian berdiri dan memberi perintah kepada 7 panglima perangnya untuk menyambut serangan lawan.

"Bawa pasukan dan hadang mereka jangan sampai memasuki kota!" lanjutnya.

7 panglima perang itupun berdiri dan menundukkan kepalanya sebelum beranjak keluar dari aula.

"Kalau teman pemuda itu memanggil pasukan lawan,berarti pemuda itu bukan pemuda biasa Ketua," kata Raja Dharmacakra.

Racun utara menghela napas perlahan, "Sejak awal aku sudah merasa curiga, Paduka. Kenapa pemuda itu terlihat tenang sekali ketika Paduka memberondongnya dengan berbagai pertanyaan," balas Racun Utara. Lelaki tua itu mengambil golok Tirta Aji yang berada di sampingnya.

"Andai dia pemuda biasa, aku yakin minimal dia sudah pasti gemetaran, bahkan keluar keringat dingin dari tubuhnya," lanjut Racun utara.

Raja Dharmacakra mengangguk menyetujui alasan yang dikemukakan Racun Utara.

"Prajurit, bawa pemuda itu kemari!"

"Hamba laksanakan perintah Paduka," jawab prajurit yang menjaga pintu aula.

Sementara itu, 7 panglima perang kota Wentira yang dipimpin Panca sudah bersiap dengan jubah perangnya. Di belakangnya, 140 ribu prajurit juga sudah bersiap untuk menyambut serangan lawan.

Muka mereka terlihat sangat bersemangat, mengingat ini adalah pertempuran pertama mereka setelah mendapat kutukan dari Dewata.

Panca memberi aba-aba dengan tangannya agar mereka berangkat menuju medan pertempuran. Dengan gagah, lelaki yang memiliki tubuh tinggi besar itu berjalan memimpin pasukannya keluar dari dalam kota Wentira.

Di belakangnya, suara derap kaki 140 ribu pasukan dan sesekali diiringi dengan pekikan semangat kemenangan, membuat rakyat kota Wentira keluar dari rumahnya masing-masing untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Rasa kagum dan bangga terlihat jelas di wajah mereka ketika melihat pasukan yang begitu besar bergerak keluar dari kota itu. Namun rasa bangga itu seketika pudar di saat mengetahui bahwa kota mereka sedang mendapat serangan.

Seketika mereka heboh dengan sendirinya dan berlarian mencari tempat untuk menyelamatkan diri.

"Paduka, pemuda itu sudah tidak ada di dalam penjara!"lapor prajurit kepada Raja Dharmacakra.

"Bagaimana bisa!? Di mana penjaga penjara?" Raja Dharmacakra bersungut marah.

"Ada keanehan, Paduka. Terali besinya meleleh dan pemuda itu sudah tidak ada. Lebih anehnya lagi, para penjaga tidak ada yang tahu di mana pemuda itu. Mereka bilang tidak ada yang melewati penjagaan sama sekali," jawab prajurit tersebut ketakutan.

"Apa kau sudah mencarinya di setiap sudut penjara itu?"

"Hamba sudah mencarinya, Paduka. Namun pemuda itu benar-benar sudah menghilang."

"Kejanggalan yang aku rasakan benar-benar terbukti, Paduka. Jika pemuda itu bisa menyembunyikan energinya dariku, aku bisa pastikan kekuatan dia hampir setara denganku."

"Bagaimana mungkin pemuda seusianya bisa memiliki kekuatan yang hampir menyamaimu, Ketua?"

"Umur bukan patokan kekuatan seseorang Paduka. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Apalagi kita juga sudah lama tidak keluar dari kota ini, jadi kita tidak tahu perkembangan dunia luar," jelas Racun Utara. Golok Tirta Aji yang berada di genggamannya diangkatnya tinggi-tinggi.

"Energi tenaga dalamnya mungkin setara denganku, Tapi golok ini nanti yang akan jadi pembedanya!"

Sementara itu, pasukan kota Wentira yang dipimpin Panca sang Panglima Singa, sudah mendekati arena pertempuran. Ketika jarak tinggal 40 meter lagi, tiba-tiba mereka dihujani anak panah yang tiada henti.

5 ribu pasukan pemanah melepaskan anak panahnya dan disusul 5 ribu pasukan pemanah lainnya. Anak panah meluncur deras bagaikan air hujan, menyasak siapa saja yang menjadi sasarannya.

1
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍
Was pray
ya jelas dicurigai kan kamu dan suropati jelas2 orang asing
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!