NovelToon NovelToon
Batu Kertas

Batu Kertas

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers / Pelakor jahat
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone_Batman

Kita tidak pernah tau bagaimana Tuhan akan menuntut langkah kita di dunia. Jodoh.. meskipun kita mati-matian menolaknya tapi jika Tuhan mengatakan bahwa dia yang akan mendampingimu, tidak akan mungkin kita terpisahkan.

Seperti halnya Batu dan Kertas, lembut dan keras. Tidaklah sesuatu menjadi keindahan tanpa kerjasama dan perjuangan meskipun berbeda arah dan tujuan.

KONFLIK, SKIP jika tidak sanggup membacanya..!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Perjuangan menjadi calon ayah dan ibu.

"Bang.. Ini..!!!" Risha memberikan sesuatu pada Bang Hananto.

Bang Hananto menerimanya, ia pun bersujud syukur. Awalnya tidak ada banyak harap dalam hatinya. Test kesehatan yang ia yakini hanyalah sebuah rasa emosional nya sesaat kini menjadi nyata.

Ia sempat meminta pada pihak kesehatan agar hasil test tersebut menjadi positif demi memuluskan perjanjian di atas kertas dengan Risha. Namun siapa sangka hasil positif yang ia pegang membuat rasa yang berbeda dalam benaknya.

"Alhamdulillah." Ucapnya kini tidak lagi sekedar berakting.

***

Papa Rinto mengantar Bang Shano dan Jena ke bandara bersama dengan Papa Rakit. Beliau memutuskan kembali ke Jawa setelah memastikan putranya benar-benar take off menuju tempat dinasnya yang baru.

"Ingat kata Papa ya ndhuk..!!" Pesan Papa Rinto pada Jena.

"Jena selalu ingat, Pa." Jawab Jena. Ia menunduk mencium punggung tangan Papa mertuanya lalu beralih pada Mama Dinar dan memeluknya.

"Segera minta tolong kalau suamimu sedang kambuh. Jangan biarkan dirimu dalam bahaya. Ada anak yang harus kamu jaga juga." Imbuh Mama Dinar.

"Iya Ma, Jena paham."

Mama Dinar mengecup sayang kening menantu nya. Ibu mana yang tidak menangis melihat carut marut rumah tangga anaknya.

"Percayalah, Bang Shano tidak jahat." Ucap Mama berkali-kali.

...

Jena meremas perutnya, bukan karena luka yang masih tersisa namun kali ini perutnya seperti di aduk, kepalanya seakan berputar berbalik bagai 'bumi di atas kepala'.

hhhkkkk.. bbyyyrr..

Bang Shano berpegangan pada sisi dinding body pesawat angkut militer. Entah apa yang salah hingga dirinya bisa mabuk parah seperti ini. Meskipun masih bisa mengatasinya di antara lemas tak terkira namun dirinya masih lumayan bisa mengatasinya.

Tak jauh berbeda dengan Bang Shano, Bang Hananto pun merasakan mual. Semalaman dirinya tidak bisa tidur dan hanya mengusap perut datar Risha.

Semakin Jena merasa mual, tak habisnya Bang Shano tersiksa.

"Ijin, Danton. Danton mabuk? Mau saya ambilkan obat?" Tanya Prada Ruanda yang selalu 'menempel' padanya.

"Berapa lama kamu ikut dengan saya, pernahkah saya mual???" Tegur Bang Shano gengsi.

"Siap. Atau mungkin ada yang bisa saya bantu??" Tanya Prada Ruanda lagi.

"Nggak ada, saya baik-baik saja." Tak lama Bang Shano kembali mual. "Hhhkkk.."

Suara Bang Shano sungguh terdengar bagai terhukum dari sebuah karma sampai akhirnya Bang Shano terhuyung, Prada Ruanda pun memapahnya, jalannya oleng kesana kemari. Segera Prada Ruanda membantu Bang Shano untuk duduk.

Dengan cepat Prada Ruanda melonggarkan ikat pinggang, mengambil senjata Dantonnya di pundak lalu melepas seragam dan meletakkannya di samping menyisakan celana loreng melekat di badan.

Tak banyak bicara Prada Ruanda menggosok minyak kayu putih plus minyak angin di tubuh Dantonnya. Dantonnya itu diam tanpa perlawanan dan hanya bisa memejamkan mata. Entah saat ini Letnan Harshano masih dalam keadaan sadar atau tidak.

Prada Jangkung yang notabene 'ajudan' dua Letnan Harshano kini sedang membantu merawat Letnan Hananto dengan keadaan yang tidak jauh berbeda. Ia juga akan mendampingi Letnan Harshano karena memang dirinya lebih banyak interaksi dengan Letnan killer itu.

"Nda, menurutmu Danton kita kenapa?" Tanya Prada Jangkung sempat kocar-kacir menangani Dantonnya.

"Ini gangguan makhluk ghaib nggak sih. Atau mungkin Danton sudah berbuat sesuatu sampai yang ghaib marah. Hmm.. Berantakin sesaji atau membuat 'yang punya rumah' tersinggung." Jawab Prada Ruanda.

"Masuk akal, Danton kita ini tidak percaya hal mistis padahal kita hidup berdampingan dengan alam lain. Kau lihat sendiri ibu Danton juga lemas." Ucap tegas Prada Jangkung.

Bang Hananto juga membawa 'ajudan' hanya saja ia memerintahkan ajudannya itu untuk menjaga ketat para ibu Danton. Salah mungkin memang salah tapi tidak ada pilihan lain sebab keadaan mereka pun sedang tumbang.

...

Letnan Harshano dan Letnan Hananto turun dari pesawat seolah tidak terjadi apapun padahal sepanjang penerbangan kedua Letnan sudah merepotkan hampir seluruh crew pesawat.

Udara wilayah yang baru seakan mengaburkan adegan ruwet yang terjadi di atas sana.

Kini berbalik Jena dan Risha lemas bukan main membuat 'saksi mata' perkara tadi geleng kepala.

"Lapor datangnya nanti saja ya, istri saya masih lemas." Kata Bang Shano.

"Sama, tunda dulu lapor datangnya." Imbuh Bang Hananto.

"Ijin, Danton. Barangnya sudah masuk truk semua." Lapor Prada Jodie dan Prada Fahrul.

"Ijin, barang Danton juga sudah masuk truk." Lapor Prada Ruanda dan Prada Jangkung.

...

Sepanjang jalan Prada Ruanda dan Prada Jangkung gelisah melihat Ibu Dantonnya tidak bisa membuka mata. Letnan Harshano terus mengatur posisi duduk sang istri agar tidak semakin mabuk.

Kedua 'ajudan' mencuri lihat perlakuan lembut sang Danton yang telaten mengusap kening Ibu Jena Harshano sambil menjawab panggilan telepon dari seberang sana.

Jena menutup mulutnya, agaknya rasa mual terus mengganggu. Bang Shano menyudahi panggilan teleponnya.

"Berhenti dulu..!!" Perintah Bang Shano pada mudinya.

Jena sudah tidak bisa lagi menguras isi perutnya. Ia hanya bisa menangis menahan rasa sakit dan pahit di seluruh rongga mulutnya.

"Kita mampir ke bidan atau rumah sakit dulu, ya..!!" Ajak Bang Shano tidak tega melihat keadaan Jena.

Jena menggeleng tidak bisa menjawab apapun, ia hanya bersandar pada dada bidang Bang Shano.

Bang Shano mengusap pipi Jena yang sembab basah. Bagaimanapun juga Jena sedang membawa darah dagingnya. Karena dirinya juga Jena harus mengalami hal seperti ini.

"Abang bisa apa supaya sakitnya berkurang?" Tanya Bang Shano. Jempolnya juga menyusuri bibir berwarna pink alami yang membuat darah nya tiba-tiba memanas.

"Jena suka wangi parfum ini, suka bersandar begini. Begini saja boleh?"

"Boleh. Di obrak-abrik, di bongkar juga boleh. Abang pasrah, nggak akan melawan. Yang penting sehat ya, dek..!!" Balas Bang Shano.

.

.

.

.

1
Lendra malayu
kacauuuu /Facepalm//Facepalm/
Nia nurhayati
lanjutttt mbk naraaa
cipa
emosi duluan yg maju
penyesalan datang belakangan
sri wulandari
lanjut kak
Lendra malayu
next kak naraaa /Kiss//Kiss//Rose/
dyah EkaPratiwi
semoga jena g salah paham
Nia nurhayati
udah bang elll jangn di ledekekin terus bang shano nya di lagi bahagiaa kita harus mendukung nya
Lendra malayu
suatu saat bang el akan merasakan jg /Angry//Angry/
dyah EkaPratiwi
jangan ngledek bang el sebelum merasakan sendiri
Lola Maulia
🥰🥰🥰🥰
Nia nurhayati
🙈🙈🙈🙈🙈 dasar kau shanoooo
dyah EkaPratiwi
hahaha emang ya bang shano
Nia nurhayati
duhhh mSih banyak mistsri nya niii
Nia nurhayati
kas8han jena yang jadi korban
Lendra malayu
Bang shano mumet /Bye-Bye/
dyah EkaPratiwi
jena banyak menyimpan rahasia
Igo Wardana
jhane Syafa kie sopo kok ya makin penasaran aku. . up lg ya kak..
Nabil abshor
dari apaaa??? ayolaaah,,,,,
sri wulandari
hadeh gantung kak ayo dong up lagi
Maysuri
lanjut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!