NovelToon NovelToon
SESAL YANG TERLAMBAT

SESAL YANG TERLAMBAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyesalan Suami / Pelakor jahat / Putri asli/palsu
Popularitas:37.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Virginia Fernandes mencintai Armando Mendoza dengan begitu tulus. Akan tetapi kesalah pahaman yang diciptakan Veronica, adik tirinya membuatnya justru dibenci oleh Armando.

Lima tahun pernikahan, Virginia selalu berusaha menjadi istri yang baik. Namum, semua tak terlihat oleh Armando. Armando selalu bersikap dingin dan memperlakukannya dengan buruk.

Satu insiden terjadi di hari ulang tahun pernikahan mereka yang kelima. Bukannya membawa Virginia ke rumah sakit, Armando justru membawa Vero yang pura-pura sakit.

Terlambat ditangani, Virginia kehilangan bayi yang tengah dikandungnya. Namun, Armando tetap tak peduli.

Cukup sudah. Kesabaran Virginia sudah berada di ambang batasnya. Ia memilih pergi, tak lagi ingin mengejar cinta Armando.

Armando baru merasa kehilangan setelah Virginia tak lagi berada di sisinya. Pria itu melakukan berbagai upaya agar Virginia kembali.

Apakah itu mungkin?
Apakah Virginia akan kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

08. Sepiring kepiting

“Kak… Kak Armando…!” Veronica berseru kesal. suasana romantis yang ia atur sedemikian rupa buyar karena Armando yang lebih banyak melamun.

Armando tersentak menatap Veronica dengan bingung. Menengok ke sana kemari. Tidak ada Virginia. Yang ada di hadapannya adalah Veronica. Jadi dia tadi hanya berhalusinasi?.

“Kak Armando…! Kak Armando…!” Veronica menarik tangan Armando agar menatap ke arah nya.

Kesadaran pria itu kembali ia mengangkat wajahnya dan menatap sepiring kepiting yang kini di hadapannya. Perlahan ia mencoba mengupas kepiting itu, sesuatu yang tak pernah ia lakukan. Selama ini ia hanya tinggal makan.

Terus mencoba meskipun sulit. Duri kepiting menusuk ibu jarinya setitik darah merembes keluar. Sakit. Ini terasa perih. Armando menatap ke arah Veronica.

Wanita itu tersenyum manis menatapnya sambil menyangga dagu. “Kenapa?” tanya Veronica. “Kupas dong,” pinta wanita itu lagi.

Armando terdiam, menunduk menatap setitik merah di ibu jarinya. Mengangkat wajah menatap kembali wajah di hadapannya.

“Ya ampun, Sayang! Apa yang terjadi?” Virginia begitu panik melihat jari Armando yang terluka. Dengan cekatan wanita itu menarik tangan Armando dan menghisap darah yang ada di ujung jarinya.

“Tunggu sebentar.” Virginia beranjak dari duduknya. “Aku akan mencari kotak P3K.” tanpa menunggu jawaban darinya Virginia berlari ke arah laci yang ada di sebuah meja di sudut ruang. Sedetik kemudian Wanita itu telah kembali dengan sesuatu di tangannya dengan cekatan Virginia membersihkan luka yang ada di ujung jari Armando lalu membungkus luka itu dengan plester.

"Kamu harus lebih nurut ya. Ini adalah jari orang yang paling aku cintai di seluruh dunia, kamu tahu tidak?” Bagaikan orang gila Virginia berbicara dengan ujung jarinya yang sudah terbalut plester. Berbicara seperti memarahi seorang anak kecil.

Virginia menatap ke arah wajah Armando sambil tersenyum manis. "Jangan khawatir Ini hanya luka kecil, dicium sedikit saja pasti hilang rasa sakitnya,” ucap wanita itu dengan bahagia.

Armando menarik tangannya dengan kasar sebelum Virginia benar-benar memberi ciuman untuk jarinya, membuat tubuh Virginia yang bersimpuh di lantai terjengkang ke belakang.

“Kekanak-kanakan,” ucapnya lalu berdiri dan meninggalkan wanita yang baru saja membalut lukanya.

Virginia tersenyum manis. Meskipun ditolak berkali-kali ia tak pernah bersedih, tak pernah kecewa, dan tak pernah marah, juga tak pernah meninggalkannya.

“Kak Armando. Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kamu melamun lagi?” Veronica berseru kesal.

Armando tertegun. Di hadapannya bukan Virginia, melainkan Veronica. Armando meletakkan kepiting di tangannya dengan kasar ke atas piring. Ia bahkan tak tahu cara mengupas kepiting.

Veronica menatap tak percaya. Biasanya Armando selalu melakukan apapun yang ia minta. Kenapa sekarang berubah?

“Wah wah… Bukankah ini adalah Veronica Fernandez dengan kakak iparku? Kalian sedang makan romantis rupanya?”

Seorang pria tampan berkacamata, berambut hitam maskulin, mengenakan mantel panjang berwarna hitam datang menghampiri. Dia adalah Sergio Santibanez, suami Cecilia. Dengan kata lain, dia adalah adik ipar Armando.

Armando menghela nafas kemudian menyandarkan punggung, menarik kedua tangannya lalu meletakkan di atas paha. Mendengus kesal. Sergio adalah salah satu orang yang tidak menyukai hubungannya dengan Veronica.

Veronica menengadahkan wajah menatap kedatangan pria itu dengan penuh kebencian. Sergio Santibanez adalah salah satu dari sekian banyak orang yang tidak menyukai keberadaannya di sisi Armando.

Sergio Santibanez menopang tubuhnya dengan kedua tangannya yang bertumpu di atas meja menatap datar ke arah Veronica. Veronica meneguk ludahnya kasar. Kedatangan pria ini pasti ingin membuat ulah untuknya.

“Beberapa hari yang lalu kakak iparku baru saja keguguran, dan itu disebabkan oleh Veronica Fernandez, adik tirinya. Dan sekarang tiba-tiba saja sang adik tiri langsung datang untuk merayu suami dari kakaknya. Kamu benar-benar bermuka tebal ya? Tidak aku sangka, kemampuan Nona Veronica ini benar-benar patut untuk diacungi jempol.”

“Kamu!” Veronica menunjuk kesal. Seandainya tidak ada Armando di sana, pasti ia sudah mencaci maki pria itu. Sayangnya ia masih harus menahan diri. Dia harus tetap berperan sebagai putri baik hati.

"Kak Armando" Veronica menatap ke arah Armando, berharap ada pembelaan dari pria itu untuknya.

“Apa?” Sergio memotong ucapan Veronica. “Kamu ingin bicara apa pada Armando? Ingin mengatakan bahwa dirimu tidak sengaja?" Sergio menebak dengan telak.

“Tuan Santibanez, itu tidak benar.” Veronica menatap ke arah Sergio. Menggelengkan kepala dengan mata berkaca-kaca. Seperti biasa akting sang ratu kebaikan yang teraniaya.

"Apa? Apa aku salah bicara?” Sergio menatap Veronica dingin.

“Saat itu Veronica benar-benar tidak sengaja. Aku melihatnya sendiri. Jadi jangan bicara seperti itu padanya." Armando menatap Sergio tajam.

Pembelaan Armando membuat Sergio tersenyum miring. "Tidak sengaja?” Sergio terkekeh sinis. “Armando, kamu membela perempuan hina ini, bahkan sampai rela menyakiti kakak ipar? sebenarnya kamu ini punya hati nurani tidak?" Sergio berteriak ke marah.

Armando menggebrak meja dan menatap kesal ke arah Sergio. "Sergio Santibanez apa kamu lupa Virginia dulu seperti apa? Dia yang memaksaku untuk menikahinya meskipun dia tahu kalau aku tidak mencintai dia. Sekarang apa yang dia alami, semua adalah akibat perbuatannya sendiri!" Armando terus melakukan pembelaan.

Tanpa gentar Sergio menatap tajam wajah Armando. Kedua mata mereka bertatapan dalam jarak yang sangat dekat.

“Armando kamu jangan lupa. Dulu untuk menyelamatkan Veronica, kamu yang memaksa kakak ipar untuk mendonorkan darah. Tapi setelah Veronica sembuh, dia malah pura-pura bunuh diri, membuatmu jatuh dari lantai atas demi menyelamatkannya. Kakimu patah bahkan matamu buta. Waktu itu Veronica ada di mana?” Suara Sergio menggelegar.

Armando bingung dengan kata-kata Sergio, ia menatap Veronica dan Sergio bergantian.

Veronica menjadi gugup. Menggelengkan kepala berharap “Waktu itu aku…” Veronica berusaha menyela ucapan Sergio. Tapi,,,

“Diam kamu!” bentak Sergio dan menunjuk wajah Veronica dengan telunjuknya, membuat wanita itu mengkeret.

Sergio kembali menatap ke arah Armando tatapan keduanya kembali beradu. “Waktu itu dokter menyatakan matamu akan buta seumur hidup. Kamu juga tak kan bisa lagi berjalan. Kamu akan terkurung di kursi roda selamanya. Lalu kamu depresi, saat itu Veronika ada di mana?”

Armando hendak menatap Veronica, tapi Sergio menahan rahangnya, memaksa Armando untuk tetap menatapnya. “Waktu itu yang menemanimu di rumah sakit adalah istrimu, Virginia! Hanya Virginia istrimu yang menemanimu di saat kamu tidak bisa apa-apa!” Sergio tidak peduli jika mereka menjadi perhatian.

Armando tertegun ucapan Sergio ini membuatnya bingung. “Apa katamu? Virginia yang menemani aku?” melepaskan cengkeraman tangan Sergio pada wajahnya lalu menatap Veronica.

Veronica berulang kali menggeleng, menatap Armando dengan mata berkaca-kaca. Berharap Armando tetap percaya padanya.

“Omong kosong apa yang sedang kau bicarakan?” Armando menatap sinis ke arah Sergio. Adik iparnya ini memang begitu mengidolakan Virginia. Tak heran jika sampai membela sedemikian rupa.

Sergio menggeleng tak percaya. “Armando, tidak ku sangka. Kamu CEO yang biasa mengendalikan ribuan karyawan dalam perusahaan yang besar. Tapi ternyata kamu bodoh!" Sergio tidak peduli jika mungkin Armando akan tersinggung.

"Meskipun saat itu matamu buta, harusnya telingamu tidak tuli. Dan bahkan jika telingamu tak bisa membedakan suara mereka berdua, harusnya hidungmu bisa mengenali, mana aroma bidadari suci dan mana aroma siluman ular!”

1
ora
Tanda-tanda akan siuman kah ...
Semoga segera bangun Virginia ....
Nurjannah Rajja
Kasiannnn
Zhu Yun💫
Hati-hati potong gaji loh Bernardo /Joyful//Joyful//Joyful/
〈⎳ FT. Zira
kann bener kann/Proud//Proud//Proud/
〈⎳ FT. Zira
kyknya di ksih obat tidur deh
Zhu Yun💫
Boleh pake banget kok /Sweat/
Zhu Yun💫
Hati-hati dikasih obat loh Ale... /Grievance//Grievance//Grievance/
〈⎳ FT. Zira
memberikan diri..../Drowsy//Drowsy//Drowsy//Drowsy/
〈⎳ FT. Zira
Bernardo ini mengingatkan aku pada tokohku di silver bullet🤭🤭🤭
. padahal dah dari bab kemarin yak
〈⎳ FT. Zira: biarkan jim menyendiri/Facepalm//Facepalm/
Zhu Yun💫: Itu aku kirim gambarnya si Betty,,, kali aja mau dijodohkan dengan Jim /Facepalm//Facepalm/
total 6 replies
Cristella Tella
ayo bngun virginia
partini
putri tidur dah waktu nya bangun
siapa kah gerangan pria yg di dalam mimpi itu,,,
Nar Sih
cepat bsgun virginia,seorang pageran sdh menunggu mu
Erni Nofiyanti
mimpinya sama Ama mantan suaminya.
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia 💃: ahh, sebenarnya bab ini sedang direvisi. ada sedikit tambahan kata2 Bernardo buat Virginia. mungkin 10 menit lagi baru bisa terbaca
total 1 replies
Huri Fah
bangunlah Virginia ada pangeran berkuda yg menunggu mu & siap membahagiakan mu🤗
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia 💃: ahh, sebenarnya bab ini sedang direvisi. ada sedikit tambahan kata2 Bernardo buat Virginia. mungkin 10 menit lagi baru bisa terbaca. persis seperti yang akak ucap itu
total 1 replies
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Noey Aprilia
Laaahhh....
bnrn gila tu orng.....
hiiyyy......mna kjam pula....tp ga pa2 lh,kn bls dndm sm mreka krna udh nyktin virginia.....
Paragraf 5: "Cukup sudah. Kesabaran Virginia sudah berada di ambang batasnya. Ia memilih pergi, tak lagi ingin mengejar cinta Armando."
* Narasi yang Malas: "Cukup sudah. Kesabaran... ambang batasnya." Ini adalah narasi internal yang tidak diekspresikan dengan baik melalui aksi atau dialog. Pembaca tidak melihat proses "batas kesabaran" itu, hanya diberitahu bahwa itu terjadi.
* Keputusan Terlambat: Virginia bertahan lima tahun, kehilangan bayi, diperlakukan buruk, dan baru sekarang ia menyerah? Ini membuat karakternya terasa pasif dan lemah. Drama yang terlalu lama tanpa titik balik yang signifikan membuat cerita terasa berlarut-larut.
Paragraf 3: "Satu insiden terjadi di hari ulang tahun pernikahan mereka yang kelima. Bukannya membawa Virginia ke rumah sakit, Armando justru membawa Vero yang pura-pura sakit."
* Dramatic Irony Murahan: Vero yang "pura-pura sakit" adalah trik lama untuk memanipulasi. Ini terasa seperti adegan sinetron sore yang diproduksi terburu-buru.
* Kejadian Konyol: Di hari ulang tahun pernikahan, bukannya fokus pada istri, dia malah membawa orang lain ke rumah sakit karena "pura-pura sakit"? Ini bukan drama, ini kebodohan yang sulit dipercaya. Armando terlihat semakin menjengkelkan tanpa alasan yang kuat, dan plotnya terkesan dipaksakan hanya untuk menciptakan penderitaan bagi Virginia.Paragraf 4: "Terlambat ditangani, Virginia kehilangan bayi yang tengah dikandungnya. Namun, Armando tetap tak peduli."
* Tragedi yang Dieksploitasi: Kehilangan bayi adalah peristiwa yang sangat menyakitkan, namun di sini terasa seperti sekadar alat untuk menumpuk penderitaan Virginia dan membuat Armando semakin kejam. Ini kehilangan dampak emosionalnya karena tidak ada pengembangan yang layak. Pembaca tidak merasakan kesedihan; mereka hanya melihat satu lagi cobaan yang dilemparkan begitu saja.
* Kedangkalan Karakter: "Armando tetap tak peduli" – Kembali, ini adalah karakterisasi satu dimensi. Mengapa dia begitu kejam? Apa motivasinya? Jika tidak ada, dia hanyalah karikatur, bukan manusia.Paragraf 5: "
Paragraf 1: "Virginia Fernandes mencintai Armando Mendoza dengan begitu tulus. Akan tetapi kesalah pahaman yang diciptakan Veronica, adik tirinya membuatnya justru dibenci oleh Armando."
Paragraf 2: "Lima tahun pernikahan, Virginia selalu berusaha menjadi istri yang baik. Namun, semua tak terlihat oleh Armando. Armando selalu bersikap dingin dan memperlakukannya dengan buruk."
* Generalisasi Hambar: "Selalu berusaha menjadi istri yang baik" – Bagaimana caranya? Apa buktinya? Ini adalah deskripsi tanpa isi.
* Karakterisasi Satu Dimensi: Armando adalah gambaran paling klise dari suami antagonis: "dingin dan memperlakukannya dengan buruk." Tidak ada nuansa, tidak ada alasan. Ia hanya berfungsi sebagai alat untuk menyiksa Virginia, bukan sebagai karakter yang kompleks. Lima tahun dan tidak ada yang berubah? Plotnya mandek.
Jenong Nong
bisa kejam jg si Armando... 😁😁❤❤🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!