NovelToon NovelToon
DENDAM GUNDIK

DENDAM GUNDIK

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Kumpulan Cerita Horror / Dendam Kesumat / Balas dendam pengganti
Popularitas:16.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

“ARRRGGGHHH! PANAAS! SAAKIIITT!”

Sekar Arum tak pernah membayangkan, setelah dipaksa menjadi gundik demi melunasi hutang orang tuanya, ia justru mengalami siksaan mengerikan dari para perempuan yang iri dan haus kuasa.

Namun, di saat dirinya berada di ambang hidup dan mati, sosok gaib mendekatinya—seorang sinden dari masa lalu yang menyimpan dendam serupa.

Arum akhirnya kembali dan menggemparkan semua orang-orang yang pernah menyakitinya. Ia kembali dengan membawa semua dendam untuk dibalas hingga tuntas.

Namun, mampukah Sekar Arum menumbangkan musuhnya yang memiliki kuasa?

Atau justru ia akan kembali terjerat dalam luka dan nestapa yang lebih dalam dari sebelumnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DG 26

“Dasar anak tak tau diuntung. Sudah dirawat hingga besar, malah hendak mengikuti jejak Si durhaka Sampuraga. Kau itu masih ada hutang bakti dengan kami! Sudah kewajiban mu untuk membayarnya—dengan menanggung biaya hidup kami, terutama biaya hidup semua adik-adikmu!” Pawiro berkacak pinggang, menatap sang putri dengan nyalang.

“Kalian yang terus mendesah setiap malam sampai terus-terusan beranak pinak, kenapa pula aku yang harus menanggung semuanya?!” sinis Arum.

PLAK!

Pawiro menampar Arum dengan amat keras, sampai-sampai tubuh gadis mungil itu terhempas di lantai. Darah segar mengalir di sudut bibir Arum, akan tetapi, Pawiro belum merasa puas. Ia kembali mengangkat tinggi tangannya, hendak mengulang aksinya. Namun—

“Hentikan!”

Suara berat yang menggelegar, seketika membuat pria pecandu judi itu mematung di tempat.

“Siapa dirimu, sampai berani menampar wajah perempuan kesayangan Juragan?!” teriak Mbah Darsih, yang muncul entah dari mana—suara dan langkahnya membelah udara seperti cambuk petir.

Pawiro sontak menoleh, ekspresinya campuran terkejut dan murka. Ia menilik penampilan Mbah Darsih dengan amat remeh. Kemudian ia langsung berkacak pinggang, dagunya terangkat tinggi.

“Aku?” ujung telunjuknya menghujam ke dadanya sendiri. “Aku ini bapak dari Sekar Arum—gundik Juragan yang kau layani kini! Aku orang tuanya, ya termasuk majikanmu juga! Butakah kau, Babu tua? Tak kenalkah kau pada majikanmu sendiri?!”

Mbah Darsih melangkah perlahan, senyuman sinis mengembang di bibir keriputnya.

“Orang tua?” ulangnya dengan nada mencemooh. “Maaf, Tuan—yang bahkan namanya tak penting untuk diingat. Di rumah besar ini, seorang gadis yang telah menjadi gundik Juragan, sudah pasti tak lagi memiliki orang tua. Karena orang tua sejati, tak akan pernah menjual darah dagingnya sendiri demi menutup hutang!”

Setelah berkata demikian, Mbah Darsih langsung menarik lengan Arum, menggiring gadis itu perlahan ke belakang tubuhnya. Sekilas, tatapan Mbah Darsih mengabur—seperti dibungkus kabut masa lalu. Entah kenapa, ia seperti sedang melihat penderitaan dari keponakannya sendiri—yakni Larasmi.

“Hey, Babu Tua Renta! Sebaiknya ... jaga ucapanmu. Jangan ikut campur kalau tidak tau apa-apa!” Pawiro berjalan mendekat, ia tak terima dengan perkataan Mbah Darsih.

Namun, tatapan tajam Arum membuat langkahnya melambat perlahan.

“Sudah puas, Pak?” bisik Arum pelan. “Pasti Bapak sangat merasa gagah setelah menampar anak perempuan—yang baru saja Bapak keruk habis-habisan.”

Ia menyeka sudut bibirnya dengan punggung tangan, lalu mendekat perlahan—langkah demi langkah, seperti predator mendekati mangsa.

“Belajarlah menjadi orang tua yang sesungguhnya, Pak,” lanjutnya dingin. “Bukan hanya pandai membuat anak, tapi juga tau cara bertanggung jawab di dunia hingga di akhirat.”

Arum menatap lurus ke mata Pawiro, senyumnya samar namun tajam. “Terima kasih untuk tamparannya. Kini aku benar-benar yakin, keputusan untuk tidak lagi menoleh ke arah kalian—adalah keputusan yang tepat. Sekarang ... ambillah uang itu, lalu pergi. Sebelum aku berubah pikiran, sebelum kalian tak mendapatkan sepeserpun dan berujung mati kelaparan.”

Pawiro mendengus tajam mendengar ancaman itu, dengan geram—ia menarik kasar lengan Sarinem yang masih gemetar. “Ayo, Nem. Kita pergi dari rumah anak durhaka ini. Nggak ada gunanya!”

Sarinem masih sempat melirik putrinya—ingin berkata sesuatu, tapi berujung tak sanggup mengatakan apapun.

Mereka pun pergi, meninggalkan Arum dan Mbah Darsih.

Arum berdiri kaku, mengusap pipinya yang masih memerah. Kemudian, ia berjalan ke arah jendela, membuka tirai, dan menatap langit. Air matanya tak menetes sedikitpun, meski hatinya masih dirundung pilu.

“Apa aku terlihat sangat jahat, Mbah?” lirih Arum, nyaris tak terdengar.

Mbah Darsih melangkah pelan, lalu menyentuh lembut punggung Arum.

“Bukan jahat, Nak Arum. Tapi ... lelah,” sahutnya lirih. “Lelah karena terlalu lama dihantam dari semua arah.”

Air mata Arum akhirnya tumpah. Ia menangis tanpa suara. Mbah Darsih menepuk pelan pundaknya, berusaha memberikan ketenangan. Meskipun akhirnya wanita tua itu meninggalkan Arum sendirian—memberinya ruang untuk bertenang.

Namun, baik Arum maupun Mbah Darsih—sedari tadi tak menyadari satu hal. Di balik cermin tua dengan bingkai kayu jati yang menggantung tenang di dinding, satu sosok tengah mengamati mereka.

Sosok Larasmi—dalam balutan kebaya kelam dan rambut panjang menjuntai basah, berdiri di balik cermin, tak berkedip. Matanya yang hitam legam menatap wajah Arum dengan nyala yang sulit diartikan—antara iba, murka, dan obsesi yang tak selesai.

Detik selanjutnya, suara Larasmi perlahan menggema di indera pendengar.

“Arum ... izinkan aku memberi pelajaran untuk Bapakmu.”

*

*

*

1
💜⃞⃟𝓛 ᵖᵃpiᵏᵖⁿpuˡᵃⁿᵍ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
oalahh ,bukan semua perempuan di rumah itu mandull ,tapi nyonya Lastri yg sengaja membuatnya tdk bisa hamil ,
pasti lah tdk ingin kekuasaannya di lengser para gundik yg berhasil memberi keturunan pada juragan Karta ,
justru itu lah yg membuat penyakitnya merajalela ,doyan perempuan
💕Bunda Iin💕
klo menurutku ijinin rum karna ortu model begitu bukan menganggap mu permata ( anak nya )...😡
💕Bunda Iin💕
benar mbah.. pd saat kita udah lelah dan mauk pikiran perempuan akan jernih seketika
💕Bunda Iin💕
betul itu...karna anak tdk meminta dilahirkan dan tdk bisa memilih yg pantas jdi ortu -NYA😭Tuhan menitipkan permata agar dijaga dan didik dgn baik.
💕Bunda Iin💕
lah benar pak yg dikatakan arum ko ga ngaca n mikir ya malah marah🤦‍♀️
💕Bunda Iin💕
jgn kambing hitamkan adik²nya arum pak wong itu duit kau buat judi😡
💕Bunda Iin💕
itu telunjuk pengen tak patahin dah
💕Bunda Iin💕
cinta pertama anak perempuan adalah bpk nya...klo model pawiro apakah bisa disebut cinta pertama bgi anak gadis nya🤔🤦‍♀️
💕Bunda Iin💕
anak yg tdi penurut dan shaliha akan menjdi ular apabila mempunyai ortu model kalian ini😔
💕Bunda Iin💕
bpk mu kasih ramuan yg kau buat untuk juragan karta atuh rum😡gemes ak tuh rum liat model bpk kyk begini😡
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
boleh di izinin tp jagn pula adik2 nya mati itu aja kan ksiham juga yg slsh emak bpk nya ya kan
hadehh ada2 aja klakuan org tua kok seoerti itu
աɛռɨռɢ ȶʏǟֆ քʀǟʍɛֆȶɨ
Parwiro berulang kali nyebut sii Durhaka Sampuraga, siapa dia? apa aku terlewat baca ya
աɛռɨռɢ ȶʏǟֆ քʀǟʍɛֆȶɨ
Nahh loh siap siap memanen apa yg udah kamu lakuin ke Arum.

maybe Arum msh ada belas kasih kna dia anak, tapi sisi dendam di dalam tubuh Arum ( Larasmi) harus tuntas nggak ada belas kasih lgi
💜⃞⃟𝓛 ᵖᵃpiᵏᵖⁿpuˡᵃⁿᵍ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ
Bapak Arum tukang judi sabung ayam ?
Siti Yatmi
gpp arum KLO ortu memeras mah abaikan aja, ngajarin yg tidak baik, ga usah di ikutin
istianah istianah
waduh siapa tu yg kena tampar 😟
istianah istianah
apa lagi kalau minta jatah bulanan rum ,kan kmu di pikiran ke 2 orang tuamu hudubmu enak ,
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
aaaahhhhhhhh
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kkreekkkk
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
jauh dari dugaanmu 😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!