NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Winarsih

Misteri Kematian Winarsih

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Matabatin / Cinta Beda Dunia / Penyeberangan Dunia Lain / Hantu / Tamat
Popularitas:52.3k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Kematian Winarsih sungguh sangat tragis, siapa sebenarnya dalang di balik pembunuhan wanita itu?

Gas baca!
Jangan lupa follow Mak Othor, biar tak ketinggalan updatenya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MKW Bab 31

Bagas baru saja selesai makan malam, dia melihat ibunya dan juga adiknya yang merapikan bekas mereka makan. Bagas jadi bertanya-tanya, ke mana perginya bi Tuti? Kenapa wanita itu tidak terlihat sama sekali dari dia bangun tidur?

"Kamu udah selesai kan, makannya?" tanya Winda karena putranya itu malah terdiam sambil memperhatikan dirinya.

"Udah, Bun."

"Terus, kenapa malah diam saja di sini?"

"Itu loh, Bun. Bi Tuti ke mana?"

"Izin dia dua hari, katanya mau nengokin suaminya yang sakit."

Bagas mengganggukan kepalanya tanda mengerti, walaupun di dalam hati dia merasa kalau bi Tuti hanya beralasan saja agar bisa pergi untuk sementara dari rumahnya.

"Terus, Wati ke mana?"

Wanda yang sudah selesai menyimpan piring bersih ke dalam rak langsung menghampiri Bagas, lalu wanita itu duduk tepat di samping abangnya.

"Abang itu sebenarnya nyari bi Tuti atau nyari Wati?"

"Ish! Abang cuka tanya orang-orang yang biasanya terlihat, tapi hari ini tidak terlihat."

"Oh gitu, kirain nyari Wati karena kangen."

"Wanda!" teriak Bagas.

"Bercanda, Bang. Wati seperti biasanya, ngurus Cantik."

"Udah makan belum dia?"

"Seperti biasanya, dia akan lebih mementingkan Cantik daripada dirinya sendiri. Tadi Cantik demam, dia sampai panik dan tak makan sama sekali. Dia terus urus Cantik sampai panasnya turun," ujar Wanda.

"Cantik panas? Kenapa nggak ada yang kabarin aku?" tanya Bagas karena hari ini dia pergi ke warung seharian.

"Kata Wati gak usah, takut Abang nanti malah terlalu khawatir. Abang tahu? Terkadang aku merasa kalau Wati itu sama seperti mbak Win," ujar Wanda.

"Aku juga, aku merasa sikap dan sifat Wati itu sama seperti Winarsih. Hanya saja beda tubuh," ujar Bagas membenarkan.

"Mungkin itu alasan Cantik terus menempel sama Wati, mungkin itu alasan mbak Win masuk ke dalam tubuh Wati saat itu."

Bagas di dalam hatinya membenarkan apa yang dikatakan oleh adiknya itu, tetapi tidak mengatakannya karena takutnya Winarsih ada di sana dan merasa tersinggung sudah disamakan dengan Wati.

"Udah ah, Abang mau masuk kamar. Kamu nanti jangan lupa bawakan makanan untuk Wati," ujar Bagas.

"Abang gak nengok Wati? Eh? Maksudnya nengok Cantik?"

"Nengokin sebentar, tapi gak sambil bawa makanan. Takut nanti dia mikir macem-macem," ujar Bagas.

"Siap!" ujar Winda yang paham dengan maksud dari Bagas.

Setelah berbicara dengan Wanda, Bagas berpamitan untuk menemui Cantik kepada ibunya dan juga Wanda. Saat dia masuk ke dalam kamar putrinya, ternyata bayi mungil itu sedang tidur dalam gendongan Wati.

"Sudah baikan?"

"Sudah," jawab Wati.

"Kalau kamu lelah, malam ini Cantik bisa tidur dengan aku."

"Nggak usah, sama aku aja, Pak. Nanti aku kangen," ujar Wati yang terlihat seperti enggan berpisah dengan bayi itu walau hanya semalam saja.

"Oke, kalau gitu aku masuk kamar dulu. Kalau ada apa-apa nanti panggil saja," ujar Bagus.

"Siap, Pak."

Bagas lalu keluar dari dalam kamar putrinya, dia memilih untuk masuk ke dalam kamarnya dan mengistirahatkan tubuhnya. Dia mengambil foto pernikahannya dengan Winarsih yang ada di atas nakas, lalu menatap foto pernikahan itu sambil mengelusnya.

"Mas sekarang harus bagaimana, Dek?"

Bagas meneteskan air matanya, sedih sekali rasanya mengingat bagaimana istrinya meninggal. Dia merasa tidak becus sebagai seorang suami, tetapi semuanya dia kembalikan lagi kepada Sang Pencipta. Mungkin inilah takdir hidupnya, mungkin inilah kejadian di dalam hidupnya yang membuat dirinya semakin dewasa dan semakin mengerti tentang kehidupan.

"Mas kangen," ujar Bagas sambil mencium foto Winarsih, lalu dia memeluk foto itu sambil memejamkan matanya.

Cukup lama dia menangis, hingga tak lama kemudian terdengar dengkuran halus dari bibirnya. Bagas masuk ke dalam mimpinya, di mana dia saat ini merasa sedang berjalan di jalan setapak. Sempit dan juga gelap, sejauh mata memandang, hanya ada kegelapan yang dia lihat.

"Mas! Tolong Adek, Adek gak bisa keluar dari sini."

Bagas mendengar suara Winarsih, dia dengan cepat mencari asal suara itu. Berkali-kali dia mendengar suara Winarsih memanggil dirinya, Bagas berlari sekuat tenaga mengejar suara yang datang.

"Dek! Kamu di mana?!" teriak Bagas.

Bagas terus aja berlari, dia berhenti ketika melihat cahaya yang tak jauh dari sana. Cahaya itu tidak terlalu terang, karena sisi cahaya itu dikelilingi oleh kegelapan.

"Dek!" teriak Bagas karena dirinya melihat bangunan yang sudah runtuh.

Bangunan kokoh itu runtuh setengahnya, tapi Bagas masih bisa melihat kalau di dalam bangunan itu banyak orang-orang yang sedang menangis. Saat Bagas ingin masuk ke dalam bangunan itu, seperti ada rantai yang menghalanginya dan memiliki tegangan listrik yang begitu tinggi.

"Astagfirullah! Tempat apa itu?" tanya Bagas.

"Mas! Tolong Adek, Adek mau keluar."

Bagas melihat Winarsih di antara banyaknya yang berlalu lalang di sana, wanita itu terlihat begitu bersedih karena tidak bisa keluar dari sana.

"Bagaimana cara Mas menolong kamu, Dek?"

"Nggak tau, Mas. Sekarang di sini sudah tidak ada raja setan lagi, tapi Adek tetap tidak bisa keluar dari sini. Adek mau pulang, Adek takut."

Bagas hanya bisa menangis melihat istrinya menangis, karena nyatanya dia tidak bisa melakukan apa-apa. Dia hanya bisa menatap Winarsih dengan tatapan tak berdaya.

"Mas gak bisa bantu, Dek. maaf," ujar Bagas sambil bersimpuh di hadapan istrinya.

Walaupun ada jarak rantai besi di sana, tetapi keduanya merasa senang karena bisa bertemu.

"Tak apa, Mas. Mungkin ini sudah takdir Adek, Adek ikhlas. Tapi, Adek titip Cantik. Jaga dan rawat dia, kalau Mas tak sanggup merawat dia sendirian, Mas cepet nikah lagi. Biar ada perempuan yang mengurus Mas, biar ada ibu untuk Cantik."

"Nggak bisa, Dek. Mas cinta Adek, mana mungkin Mas nikah lagi."

"Harus nikah lagi, Mas. Jangan egois, Cantik butuh ibu. Bukan pengasuh," ujar Winarsih.

"Mas mau Adek aja, apa Adek gak bisa kembali?"

Winarsih tertawa mendengar pertanyaan dari Bagas, tetapi air matanya tetap mengalir di kedua pipinya.

"Keluar dari kerajaan setan saja Adek gak bisa, apalagi harus kembali ke dunia. Itu hal yang tak mungkin, Mas."

Bagas dan Winarsih saling mendekat, keduanya saling menatap dengan tatapan penuh rindu. Sayangnya, keduanya sudah tidak bisa bersama lagi. Keduanya sudah berbeda alam, tak akan ada yang bisa menyatukan mereka kembali.

"Mas sayang Adek," ujar Bagas sambil memukul dadanya yang terasa sesak.

"Adek juga sayang sama Mas, kalau Mas beneran sayang sama Adek, jangan lupa nikah lagi. Sekarang Mas kurus, nanti kalau punya istri ada yang urus. Ada yang urus Cantik juga," ujar Winarsih.

Winarsih dan juga Bagas terus saling tatap, hingga tak lama kemudian Bagas berteriak dengan histeris karena melihat Winarsih yang menghilang dari pandangan matanya.

"Dek!" teriak Bagas sambil membuka matanya dengan lebar.

Bagas tertawa sumbang karena menyadari kalau pertemuannya dengan Winarti hanyalah sebuah mimpi, bukan kenyataan.

"Kamu tega, Dek." Bagas menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, lalu dia menangis sejadi-jadinya.

Winda yang tidurnya di sebelah kamar Bagas tentunya mendengar teriakan Bagas, dia hendak masuk ke dalam kamar putranya karena begitu khawatir.

Namun, saat dia membuka sedikit pintu kamar putranya, Winda mengurungkan niatnya ketika melihat Bagas yang sedang menangis.

"Kasihan sekali nasib kamu, Nak."

1
neni nuraeni
thor lnjut aj dong nanggung ini...pdhl ceritanya bgus bnget
FiaNasa
Oke thor,,slalu ditunggu crtanya ya,semangat thor
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
thor nanggung bngt ini🤣
Cucu Suliani: Ish! Kan' biar penasaran kalau nanti Mak Othor bikin cerita baru lagi🤣
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
FiaNasa
wah cantik malah punya indera ke enam ya,,lanjut dong thor.bon capnya
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
wwiiihhh iseng iseng ngscrol novel yg udah selesai di baca malah berhadiah dapet bon chap🤣 oke aku tunggu update nya lagi😎 terimakasih thor
Komangparwati
wah cantik bsa brkomonikasi dn meliht mhluk gaib seru nieee..
neni nuraeni
wiiiih itu part 2 nya ya thor seru deh baru aja pertma baca udah seru lnjut thor
Shyfa Andira Rahmi
apa Wati anaknya bi Tuti??🤔🤔
Shyfa Andira Rahmi
penyesalan mu tiada guna, n tak akan membuat istrimu kembali😏😏
Shyfa Andira Rahmi
pikirin aja tuuhh nyawerr biduan....
Shyfa Andira Rahmi
kapok luu....sana mending lanjut aja joget2 nya😤
FiaNasa
happy ending,,,trimakasih critanya mak.author...terus semangat,ditunggu kisah2 lainnya
FiaNasa
waduh...size berapa itu 😅😅😅
FiaNasa
kebayang gak ngilunya itu,,habis dijahit dimasukin lagi hiiiii
FiaNasa
coba datangi pak ustad lagi,,biar dikirim doa bersama,,mungkin Winarsih bisa terbebas
FiaNasa
pergilah pada pak ustad lagi mingalah solusi padanya bagas
FiaNasa
pantas saja neng cantik gak pernah mau digendong bi Tuti malah nangis kejer,,ternyata bi Tuti emang jahat
FiaNasa
pasti Wati anak bi Tuti ,,,& bi tutilah yg mungkin jadi dalang pembunuhan Winarsih..mungkin bi Tuti mau nya tempat Winarsih diganti dg anaknya,,yaitu wati
FiaNasa
kenapa sih gak crita saja soal barang² aneh digudang itu,,harusnya crita kan dulu baru ngomong kek gitu,,mendadak ngomong gitu ya mana Bagas percaya,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!