NovelToon NovelToon
Menikahi Ayah Pelakor

Menikahi Ayah Pelakor

Status: tamat
Genre:Patahhati / Duda / Tamat
Popularitas:4.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Noor Hidayati

Bagaimana jadinya jika wanita yang telah ia rebut suaminya menikahi Ayahnya?

Ya, Dia adalah Maya, Wanita yang rumah tangganya di hancurkan oleh Vanya Adiyaksa Abrisam, Membalas perbuatan sang pelakor dengan balasan yang tidak pernah Vanya bayangkan sebelumnya.
Dengan bermain cantik, Maya diam-diam mendekati Adiyaksa Abrisam yang tak lain adalah Ayah dari Vanya sang pelakor hingga berhasil menikahinya.

Lalu bagaimana kisah mereka setelah menjadi satu keluarga?
Ikuti keseruan pembalasan istri sah terhadap pelakor yang akan tersaji dalam Novel "Menikahi Ayah Pelakor"

Karya : Noor Hidayati
Add FB : I'tsmenoor
Instagram @_itsmenoor
Tiktok @itsmenoor12

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam Pertama

Sesampainya di rumah Abrisam, Semua orang turun kecuali Maya yang masih tetap duduk di dalam mobil. Meskipun Abrisam telah mengulurkan tangannya. Namun Maya hanya menggelengkan kepalanya.

"Kenapa, Apa kamu berubah pikiran dan tidak mau tinggal di rumah ini?"

Maya kembali menggelengkan kepala dengan senyumannya.

"Lalu?"

Tanpa mengatakan apapun Maya mengulurkan kedua tangannya seperti anak kecil yang minta gendong kepada Ayahnya.

Abrisam yang melihat kelakuan Maya yang begitu manja, Menoleh ke belakang menatap Alvin dan Vanya masih berdiri menunggu mereka.

"Kau yakin?" tanya Abrisam memastikan.

"Ya." Maya semakin menunjukan sikap manjanya dan mengalungkan kedua tangannya di leher Abrisam. Abrisam tersenyum menggelengkan kepala melihat sisi lain dari istrinya yang belum ia lihat sebelumnya.

"Baiklah, Dengan senang hati." dengan cueknya Abrisam langsung membopong tubuh Maya melewati Alvin dan Vanya yang masih saja berdiri menunggu mereka. Maya yang berada dalam gendongan Abrisam melambaikan tangannya pada Alvin kemudian membenamkan wajahnya di ceruk leher suaminya.

"Jika kamu merasa iri, Kamu bisa menggendong ku Alvin," ucap Vanya yang melihat suaminya terlihat kesal.

Mendengar hal itu Alvin semakin kesal dan langsung pergi meninggalkan Vanya.

"Alvin... Allvin..." Vanya berlari mengejar Alvin. Namun Alvin tak mempedulikannya.

Sementara Maya yang sudah sampai di kamar. Langsung turun dari gendongan Abrisam tanpa menunggu Abrisam menurunkannya.

Melihat hal itu Abrisam hanya tersenyum karena mengira Maya hanya merasa gugup saat mereka berduaan di dalam satu kamar.

"Maya... Apa kita harus memanggil Alvin dan Vanya agar kamu tidak merasa malu pada ku?"

"Hah?!" Maya yang mendengar langsung memutarkan badannya menatap Abrisam.

Abrisam terkekeh melihat ekspresi wajah Maya yang menganggap ucapannya dengan serius.

"Kamu begitu sangat menggemaskan," ucap Abrisam mencubit pipi Maya dengan gemas.

"Apa kamu pikir Aku akan benar-benar menyuruh mereka menyaksikan malam pertama kita?"

Maya menunduk malu dan menggaruk-garuk lehernya yang tidak merasa gatal.

"Aku hanya bercanda sayang, Kemarilah." Abrisam menuntun tangan Maya dan menyuruhnya duduk di tepi ranjang bersamanya.

Abrisam mengangkat dagu Maya yang terus menunduk kemudian mendekatkan bibirnya.

"Cup..." satu kecupan lembut mendarat di bibir Maya tanpa penolakan.

Kemudian Abrisam memegang kedua sisi kepala Maya dan mengecup keningnya beberapa saat. Ia menatap lekat sang istri dan menarik tubuhnya perlahan hingga mereka berbaring di ranjang saling berhadapan.

Tangan kekar Abrisam membelai lembut wajah Maya dan kembai mengangkat kepalanya untuk menci'umnya. Namun kali ini Maya menolak dan langsung beranjak duduk membelakangi Abrisam yang kemudian ikut kembali duduk.

"Ada apa?"

"A-aku ingin ke kamar mandi dulu," ucap Maya yang langsung berdiri menghindari tatapan Abrisam.

"Baiklah," ucap Abrisam yang merasa sedikit kecewa.

Maya yang mendapat izin dari suaminya langsung pergi ke kamar mandi. Ia menyandarkan tubuhnya di balik pintu dan memegang kepalanya yang terasa begitu berat. Hatinya benar-benar merasa belum siap menjalani kewajibannya sebagai seorang istri di malam pertama mereka.

"Bagaimana Aku akan melakukannya sementara hatiku belum bisa menerima Mas Adi sepenuhnya." batin Maya yang kemudian duduk di lantai memeluk kedua lututnya.

Di kamar lain Alvin menatap Vanya yang sudah tidur membelakanginya setelah kembali bertengkar.

Sementara dirinya masih tidak bisa tidur karena merasa resah membayangkan apa yang tengah Maya lakukan dengan Ayah mertuanya.

"Kenapa Aku jadi merasa resah, Padahal Aku tau, Maya tidaklah seliar Vanya sehingga Aku harus cemburu jika ia tengah melakukan malam pertamanya denga Ayah." batinnya yang terus mencoba menepis keresahan di hatinya. Namun semakin lama ia mencoba menepis, Justru Alvin semakin merasa resah memikirkan hal itu.

"Siallll...!!!" ucap Alvin yang kemudian keluar dari kamar agar tidak terlalu fokus dengan apa yang ia pikirkan.

Tanpa di sadari Maya tertidur di kamar mandi cukup lama, Ia menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 01.25 Wib. Ia segera beranjak bangun dan hanya membersihkan diri sekedarnya.

Setelah itu ia keluar dari kamar mandi dan melihat Abrisam yang sudah tertidur pulas dengan setengah berbaring di ranjangnya.

Melihat hal itu Maya mendekatinya, Ada sedikit rasa bersalah di hatinya karena mengabaikannya di malam pertama mereka. Namun ia tidak punya pilihan lain karena tidak ingin melakukannya tanpa hasrat dan membuat Abrisam lebih kecewa lagi.

"Maafkan Aku Mas Adi." batin Maya sembari meletakkan telapak tangannya di punggung tangan Abrisam.

"Maya..."

Maya tersentak melihat Abrisam yang tiba-tiba membuka matanya.

"Apa Aku ketiduran, Jam berapa ini?" tanya Abrisam sembari mengusap-usap matanya secara bergantian.

"Tidak, Aku yang terlalu lama di kamar mandi," ucap Maya menundukkan kepalanya.

Abrisam hanya tersenyum dan melihat ke atas nakas untuk menuangkan air putih ke dalam gelas. Namun rupanya teko air itu kosong sehingga membuat Abrisam harus turun dari ranjang.

"Mau kemana?" tanya Maya menghentikan Abrisam yang ingin melangkah.

"Aku akan mengambil air sebentar, Mungkin Bibi lupa mengisi teko ini."

"Biar Aku yang mengambilnya," ucap Maya mengambil teko tersebut dari tangan Abrisam.

"Kamu baru di sini, Ini sudah larut, Apa kamu tau di mana letak dapurnya?"

"Aku akan menelusuri semua ruangan," ucap Maya tersenyum manis.

"kalau begitu biar Aku menemani mu."

"Tidak perlu, Aku akan menelfon mu jika Aku tersesat."

Abrisam tertawa kemudian membukakan pintu untuk Maya.

Maya menapaki anak tangga satu persatu, Meskipun ada lift yang tersedia. Namun Maya lebih memilih menuruni anak tangga.

Tak terlihat satu orang pun di rumah besar itu mengingat waktu yang sudah begitu larut.

Setelah menelusuri beberapa ruangan, Akhirnya Maya menemukan dapur yang luasnya melebihi ruang tamu di rumahnya.

Ia menyalakan lampu dan melihat kesana-kemari mencari dimana letak air galon berada.

Setelah menemukannya, Ia mengisi teko yang ia bawa hingga penuh.

Baru saja ia memutar tubuhnya untuk meninggalkan dapur ia di kejutkan oleh Alvin yang sudah berfiri di depannya.

"Alvin!"

"Apa yang sedang kamu lakukan di jam segini Maya?" tanya Alvin yang memperhatikan Maya dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Ibu! Biasakan memanggil ku dengan sebutan ibu!" tegas Maya.

Alvin tertawa dengan nada mengejek mendengar apa yang Maya ucapkan.

"Kamu tidak perlu berpura-pura di depan ku Maya, Lihatlah dirimu."

Maya merasa bingung dan melihat dirinya sendiri.

"Penampilan mu jelas menunjukan jika Ayah Abrisam belum menyentuh mu, Benar kan yang ku bilang?"

"Tutup mulut mu Alvin! Darimana kau mengetahui dia sudah menyentuh ku atau belum?!"

"Maya... Maya... Lihatlah diri mu, Rambut mu masih tertata rapi, Bibir mu masih nampak merah dan Aku juga tidak melihat ada satu tanda apa pun yang tercetak di leher mu."

Maya yang mendengarnya begitu sangat kesal. Namun ia tidak bisa menepis apa yang Alvin katakan karena itulah kenyataannya.

"Hanya ada dua kemungkinan Maya, Dia belum menyentuh mu, Atau dia tidak pandai dalam urusan ranjang sehingga tidak ada..."

"PLAKKK...!!!"

Alvin yang begitu terkejut karena tiba-tiba mendapat tamparan dari Maya memegangi pipinya yang terasa amat perih ia rasakan.

Bersambung...

1
Layla Rosita
baca komentar nya kebanyakan ga baiknya.. namanya orang ngidam ya diluar Nurul..
Heriyani Lawi
aku testing banting pintu tp kok bunyinya ngga "jebrett" Thor 😅
Siti Dede
Kena mental
Memyr 67
𝗁𝖾𝗁𝖾, 𝗍𝗒𝗉𝗈 𝗄𝗈𝗄 𝖽𝗎𝖺 𝗄𝖺𝗅𝗂?
Itsmenoor (Author Gragas): Maaf ya, terimakasih koreksinya 🙏
total 1 replies
Memyr 67
𝖺𝖻𝗋𝗂𝗌𝖺𝗆 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗆𝗉𝖾𝗋𝖼𝖺𝗒𝖺𝗂 𝗉𝗎𝗍𝗋𝗂𝗇𝗒𝖺 𝗅𝖺𝗀𝗂? 𝗒𝗀 𝗃𝖾𝗅𝖺𝗌 𝗉𝖾𝗋𝗇𝖺𝗁 𝗄𝖾𝗍𝖺𝗁𝗎𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗆𝖻𝗈𝗁𝗈𝗇𝗀𝗂 𝖽𝗂𝖺
Memyr 67
𝖺𝗅𝗏𝗂𝗇 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝗉𝖾𝗇𝗀𝖾𝖼𝗎𝗍. 𝖽𝗂𝗍𝗂𝗇𝗀𝗀𝖺𝗅 𝖺𝗃𝖺 𝗏𝖺𝗇𝗒𝖺 𝗍𝗎. 𝖺𝗆𝖻𝗂𝗅 𝖼𝗎𝗍𝗂 𝖺𝗍𝖺𝗎 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗎𝗇𝖽𝗎𝗋𝗄𝖺𝗇 𝖽𝗂𝗋𝗂 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗉𝖾𝗋𝗎𝗌𝖺𝗁𝖺𝖺𝗇 𝖺𝖻𝗋𝗂𝗌𝖺𝗆. 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖻𝗂𝖺𝗋𝗄𝖺𝗇 𝖽𝗂𝗉𝖾𝗋𝖻𝗎𝖽𝖺𝗄 𝗏𝖺𝗇𝗒𝖺.
Memyr 67
𝗇𝗒𝖾𝗌𝖾𝗅 𝗒𝖺 𝗏𝗂𝗇? 𝗇𝗒𝖾𝗌𝖾𝗅 𝖽𝗈𝗇𝗄 𝗆𝖺𝗌𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄? 𝗁𝖺𝗁𝖺𝗁𝖺𝖺𝖺
Memyr 67
𝗆𝖾𝗇𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎 𝖺𝗅𝗏𝗂𝗇 𝗏𝖺𝗇𝗒𝖺 𝖻𝗎𝖻𝖺𝗋
Memyr 67
𝖺𝗅𝗏𝗂𝗇 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗅𝗂 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗆𝖾𝗋𝖺𝗌𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗎𝗅𝖺𝗋 𝖻𝖾𝗍𝗂𝗇𝖺. 𝖻𝖾𝗋𝗌𝖾𝖽𝗂𝖺 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗂𝗌𝗍𝗋𝗂 𝗄𝖾𝖽𝗎𝖺, 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗆𝖺𝗎 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗎𝖺𝗌𝖺𝗂 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝖽𝗂𝖺 𝗌𝖾𝗇𝖽𝗂𝗋𝗂. 𝗂𝗌𝗍𝗋𝗂 𝗄𝖾𝖽𝗎𝖺? 𝖺𝗉𝖺 𝖺𝖽𝖺 𝗒𝗀 𝗄𝖾𝖽𝗎𝖺 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗒𝗀 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗎𝖺𝗌𝖺𝗂?
Dwi Winarni Wina
hadiiiir dan nyimak kak sangat menarik dsn bikin penasaran...
Dwi Winarni Wina: sama2 kakak....
total 2 replies
guntur 1609
dasar jihan egois
guntur 1609
hahahah skak matt
guntur 1609
rasain kau vena
guntur 1609
ad a kemungkinan juga kalau hanya tu bukan anaknya si abi
guntur 1609
brti anaknya hanya tu anak dari 2 laki2 yg pernah sm dia. brti mantan maya mandul dong
guntur 1609
brti loe mandul
guntur 1609
hati2 kau abi. jangan bermain api. jangan sampai kau tergoda. kasihan maya
guntur 1609
hati2 maya. kau permainkan perasaan abrisam yg baik. jangan sampai kau yg kebakar sendiri
muslimah Lava
kok udah tamat sih ,kan blm bahagia tuh si Vanya ,jangan gantung dong ceritanya kaka
Itsmenoor (Author Gragas): Kan kehidupan orang gak semua berakhir bahagia say 😁
total 1 replies
kriwil
udah kayak budak sex ai alvin 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!