Misteri Mr Dingin VS Gadis Jutek

Naura dan Syara pun kembali melanjutkan acara makan mereka. Karna. menganggap Nea hanya datang untuk mengusik mereka. Padahal tanpa tawaran Nea pun. Syara tidak akan bergeming dengan tawarannya. Bahkan tawaran Gee pun langsung di tolak Syara

" Jadi kalian tidak tertarik?" tanya Nea melihat keduanya terlihat cuek

" Tidak kami sudah merasa senang bekerja disini. Kau saja yang pergi kesana," kata Naura

" Yah ...padahal aku mau menawarkan itu hanya untuk kalian, sekalian aku minta maaf. Karna salah menilai kalian yang dekat dengan dokter Gee," kata Nea

" Kami sudah memaafkan anda dok, jadi tidak perlu di bahas," kata Syara.

" Oh ya, baguslah kau memang terlihat bertampang jutek Sya, tapi aku senang. Bisa berkenalan dengan mu," kata Nea sok akrab

" Lebay ....apa karna dokter ngak punya teman?" kata Naura menyindir Nea

" Siapa bilang, aku punya banyak teman disini. Hanya saja kalian lebih lebay dan cukup asyik untuk di ajak ribut," kata Nea tersenyum.

" Ish ...dasar orang aneh, apa membuat keributan itu asyik?" kata Syara heran.

" Ya paling tidak begitu. Tapi apa kalian memang benar benar tidak berminat pada rumah sakit baru, aku memberikan tawaran ini lebih dulu pada kalian berdua. Sebelum menawarkannya kepada yang lain," kata Nea

" Aku tidak tertarik," kata Naura

" Aku juga, tawarkan saja pada orang lain," kata Syara cuek

" Wow.... rupanya dokter Syara tidak ingin mengembangkan diri ya, padahal ini peluang bagus bagi dokter muda berbakat seperti anda. Bahkan ku dengar kau juga seorang dokter berprestasi," kata Nea menatap Syara

" Terimakasih atas pujiannya dok, tapi maaf saya benar benar tidak tertarik dengan tawaran anda. Hidup saya sudah cukup merepotkan selama ini. Jadi saya hanya ingin bersantai setelah lulus magang," kata Syara

" Oh ya, kenapa begitu ?" kata Nea heran. Padahal ia tahu jika beberapa dokter Senior tertarik dengan bakat Syara

" Ya karna saya ingin hidup santai, kerja santai, bisa tidur enak dan makan gratis," jawab Syara. Membuat Naura tersenyum mendengar perkataan Syara. Karna memang adik tingkatnya itu kadang asal bicara..Jika berhadapan dengan orang kepo.

" Astaga ....apa orang tuamu kaya, hingga kau ingin hidup dengan semaumu., Semua orang juga ingin seperti itu Sya, tapi di jaman sekarang..Hanya orang beruntung saja yang bisa hidup seperti itu," kata Nea menatap lekat wajah Syara. Yang hanya berpenampilan biasa biasa baginya.

" Yah begitulah," kata Syara sembari menyesap minumannya. Sedangkan Naura hanya tersenyum mendengar Syara yang berhasil membuat Nea sedikit kepo dengan ulah adik tingkatnya itu.

" Orang tuaku juga kaya, bahkan kerabat kami hampir semua orang kaya. Tapi tidak semua nya bisa di nikmati secara gratis. Harus kau raih sendiri, jika kau ingin hidup seperti itu," kata Nea seperti menegaskan dirinya lebih baik dari Syara.

" Masa ...berarti masih mendingan saya dong dok, hidup saya lebih enak, tidur enak dan bisa santai berleha leha," kata Syara yang sengaja mengerjai Nea.

" Mana buktinya, penampilan mu saja biasa. Bahkan pakaian mu juga biasa," kata Nea

" Aku rasa aku lebih baik dari mu dalam berpenampilan. Biar kau sedikit pintar. Masalah fashion aku lebih unggul," kata Nea mulai sombong.

" Terserah apa pendapat dokter, aku tidak butuh pakaian mahal. Tapi nyaman di pakai, aku tidak tertarik bersaing dengan dokter. Nanti kita lihat saja bukti nya," kata Syara yang tidak malu di bilang penampilannya tidak modis.

" Ok.....kita rival sekarang. Tapi ingat kita tidak saling menganggu" kata Nea

" Bagus , penggang tuh omongan dokter," kata Syara merasa tertantang. Karna ia juga tidak berniat untuk mencari musuh. Apalagi Nea seniornya.

" Ok deal, ingat kau masih magang. Aku bisa menjatuhkanmu kapan saja, jika aku mau," kata Nea bicara dengan memelankan nada suaranya. Takut kedengaran yang lain.

" Aku tidak takut, aku juga bisa mendepak dokter dari sini," balas Syara tidak takut, karna ia juga bisa meminta bantuan suaminya jika ia mau.

Naura yang mendengar kedua nya saling beradu ego. Hanya bersikap santai, karna ia tahu Syara juga bukan gadis biasa biasa saja

Walau Syara tidak pernah bercerita apa latar belakang keluarganya. Namun jelas terlihat Syara punya koneksi yang tidak biasa. Dan Naura cukup peka dengan hal itu.

" Ok...." kata Nea menarik nafas dalam. Karna rupanyanya juniornya itu cukup punya nyali untuk menantangnya. Bahkan Syara tak punya rasa takut sedikitpun terhadapnya. Di banding dokter dokter yang lain.

*****************

Sorenya Syara pulang di jemput oleh Ken di halaman parkiran rumah sakit. Sebab malam ini ada acara makan malam keluarga besar Kusuma di mansion. Dan setibanya di mansion Syara langsung mandi, lalu dandani para MUA yang dibawa bunda dari sebuah salon kecantikan belensensi. Sehingga membuat Syara bingung menghadapi ulah mertuanya itu

" Bun, apa ini tidak berlebihan kan hanya makan malam keluarga ,"' kata Syara dengan suara pelan. Takut sang mertua tersinggung

" Hei kamu ini istri Ken, nona muda keluarga Kusuma. Kalau hanya untuk menyewa MUA itu hanya pakai uang receh Sya," kata bunda Membuat Syara terdiam. Sebab tidak salah apa kata mertuanya itu.

" Ya bun," kata Syara akhirnya menurut. Saat dirinya dirias dan di kenakan gaun mewah. Walau Syara merasa tidak nyaman. Namun mau tidak mau ia pun memakainya. Untuk menyenangkan bunda dari suaminya

" Huh.....aku bisa stress, jika hidup dengan cara begini. Lebih enakkan hidup bebas dan sederhana," batin Syara.

Sedangkan Ken yang sedari tadi memperhatikan Syara hanya tersenyum melihat sikap risih sang istri. Yang sepertinya tidak nyaman ketika harus berhadapan dengan pelayanan eksekutif dari sang bunda Apalagi semua pelayan di buat sibuk untuk melayani perintah bundanya

" Dia memang anak yang polos, tidak seperti Farah" batin Ken sembari membaca koran yang duduk di sofa ruang tengah .

" Tuan muda, tadi tuan Sam menanyakan jam berapa acaranya di mulai ?" tanya Mark yang datang tiba tiba.

" Mungkin jam 7 Mark , kenapa dia bertanya. Datang saja langsung kesini," kata Ken tanpa menoleh dari koran yang ia baca

" Katanya tuan Sam mau mengajak teman kencannya tuan," kata Mark kembali melapor

" Hah.....astaga, apa harus. Ini hanya untuk anggota keluarga, tapi terserah dia saja. Aku tidak melarangnya,"' kata Ken menatap Mark yang sudah berpakaian rapi.

" Baik tuan, nanti akan saya beritahu. Mba Mira juga akan datang bersama tuan Samir tapi nyonya Dian dan tuan David. Mungkin akan datang sedikit terlambat , sebab tadi ada masalah di perusahaan tuan Narendra,"'lapor Mark

" Ada masalah apa ?" kata Ken kaget

" Tuan David bilang ada beberapa kesalahan di kantor cabang yang membuat beliau harus turun tangan. Apalagi nona Farah baru saja dikirim pulang. Jadi nona Farah tidak bisa mengantikan tuan David," kata Mark lagi.

" Hmmm....ya baiklah, nanti aku sendiri yang akan menyampaikan nya sendiri kepada Ayah dan bunda," kata Ken menarik nafas. Sedikit khawatir dengan papi dan mami Syara.

" Oh ya Mark jangan lupa, suruh Rista untuk mengawasi perusahaan Narendra. Karna aku takut, ada orang yang sengaja ingin merusak perusahaan tuan David," kata Ken

" Baik tuan, saya akan menghubungi Rista sekarang juga. Kalau begitu saya permisi sebentar," kata Mark ingin menelpon Rista

" Ya pergilah !!" kata Ken Kembali membaca koran ditangannya. Dan saat asyik membaca ada sebuah tangan yang memegang bahunya

" Hai Ken ..." kata seorang wanita yang membuat Ken kaget

" Kau ....." kata Ken tak percaya dengan wanita yang berdiri di depannya.