Luka Dan Cinta Dalam Perjodohan

Kimmy terbangun merasakan tubuhnya yang terasa remuk redam, area inti nya juga terasa sangat ngilu. Kimmy bangun dari posisi berbaringnya seraya mengusap-usap tengkuknya yang terasa pegal. Matanya mengedar menatap sekeliling, kening nya seketika mengerut bingung.

"Aku ada dimana ? Ini bukan kamar ku?" Sejenak Kimmy terdiam mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi dengannya semalam. Sontak saja, matanya membulat sempurna saat mengingat kejadian yang ia alami. Semalam, dia pergi ke club menemui Padma untuk membahas pergantian model gaun perngantin yang wanita itu minta. Ia juga teringat jika sebelum pergi, ia meminum cocktail yang diberikan oleh Padma.

Setelah meminum minuman tersebut, Kimmy merasakan perbedaan suhu tubuhnya yang tiba-tiba panas berkeringat. Kimmy memutuskan untuk ke kamar mandi sebelum pulang kerumah. Tapi, saat Kimmy keluar dari kamar mandi ia beberapa kali tak sengaja menabrak orang yang berlalu lalang keluar masuk kedalam lorong kamar mandi tersebut. Dan, bagian terakhir yang Kimmy ingat adalah ia menabrak seorang pria. Tapi, saat Kimmy hendak melangkah pergi pria itu menarik tangan Kimmy dan mengira Kimmy adalah kekasihnya, setelah itu ia sudah ingat apapun lagi.

Kimmy terdiam sejenak mencoba meyakinkan dirinya jika semalam ia tidak berbuat yang tidak-tidak dengan pria itu. Tapi, dengan kondisi Kimmy yang bertelanjang tanpa sehelai benang itu saja sudah membuktikan jika semalam...

Kimmy menunduk meremat kuat selimut yang menutupi tubuhnya sebatas dada. "Enggak, ini hanya mimpikan? Aku tidak mungkin melakukan itu dengan pria asing". Kimmy bermonolog sendiri seraya menggeleng-gelengkan kepala masih mencoba menyangkal dengan apa yang terjadi pada dirinya. Matanya mengembun saat tak sengaja melirik samping tempat tidur nya, sebuah bercak darah yang Kimmy yakini itu adalah bekas miliknya.

"Enggak, aku tidak mungkin melakukan semua ini". Gumam Kimmy. Demi apapun, hatinya hancur berkeping-keping saat menerima fakta jika dirinya kini sudah tak suci lagi, dan lebih parahnya dia sendiri tidak tau siapa pria yang tidur dengannya semalam. Bagaimana jika pria itu meninggalkan benih didalam rahim nya ? Tak hanya itu,, bagaimana Kimmy akan menghadapi keluarga Winata nantinya. Apa mereka masih akan menerima dirinya yang sudah kotor ini ?

Air mata Kimmy jatuh berlinangan tanpa bisa ia tahan lagi. Semua yang ia pikirkan itu terus berputar-putar didalam kepalanya. Seandainya saja semalam dia tidak menemui Padma mungkin kejadian ini tidak akan ia alami, seandainya.. seandainya..

Sekarang menyesal pun sudah tidak ada gunanya. Ia sudah kehilangan mahkota yang 25 tahun ini ia jaga untuk suaminya kelak. Suami ? Kimmy tersenyum getir saat kata suami itu ia gumamkan dalam hatinya. Apa calon suaminya itu akan menerima kondisi dirinya yang seperti ini ? Atau dia akan ditolak mentah-mentah?

Dengan perasaan yang kacau balau tak karuan, Kimmy menyibakkan selimut lalu menurunkan kedua kakinya dari atas ranjang. Mata Kimmy tak sengaja melirik kearah nakas, ada sebuah noted, jam tangan mewah dan kartu nama. Tangannya terulur menyambar benda itu. Kimmy yakin itu adalah tulisan yang ditulis oleh pria yang bersama nya semalam. Kimmy membaca noted itu yang berisi.

"Maaf, aku meminta maaf tulus dalam hati ku. Aku tidak memiliki niat sama sekali untuk merenggut kesucian mu. Semua murni karena keteledoran ku. Aku berjanji akan bertanggung jawab atas apa yang terjadi, setelah urusan ku selesai aku akan segera menemui mu, kita bicarakan hal ini bersama. Sekali lagi aku minta maaf, aku juga tidak berniat untuk meninggalkan mu setelah kejadian semalam, tapi aku ada urusan penting dan mendadak dikantor. Jika kamu ingin menuntut ku silahkan datang dan temui aku dikantor. Aku sudah meninggalkan kartu nama ku dan jam tangan milik sebagai bukti jika aku tidak akan lari dari tanggungjawab. Maaf, ku mohon maafkan aku".

Kimmy tertawa getir setelah membaca pesan yang pria itu tinggalkan diatas nakas, "Aku tidak tau, entah aku harus percaya dengan janji mu ini atau tidak. Semua nya terasa menyakitkan untuk aku terima", gumam nya lirih. Kemudian pandangannya beralih pada jam tangan terlihat begitu mewah dan elegan. Kimmy bukan orang bodoh, ia sangat tau berapa harga jam tersebut. Itu adalah jam milik sebuah brand ternama tapi yang membuat Kimmy heran adalah, ia belum pernah melihat desain jam seperti ini berbentuk burung dan abstrak lingkaran.

Lalu, Kimmy beralih memegang kartu nama itu. Namun, saat akan membaca kartu nama tersebut tiba-tiba terdengar suara dering ponsel nya dari dalam tas miliknya yang tergeletak dilantai bersama dengan pakaiannya yang juga berserakan dimana-mana.

Dengan susah payah Kimmy bangkit dari ranjang lalu berjalan tertatih-tatih memungut seluruh pakaiannya juga tas nya. Kimmy kenakan dahulu pakaiannya secepat mungkin, setelah itu ia barulah mengangkat telepon tersebut.

"Ya Ga?", sapa Kimmy terlebih dahulu dengan suara yang terdengar serak

"Bu Kimmy ada dimana ?". Tanya Mega

"Aku ada dihotel Ga, ada apa ?", sahut Kimmu berbohong. Ia tidak mungkin mengatakan pada asistennya itu jika semalam dirinya bermalam di club.

"Ibu baik-baik saja kan? Kenapa suara ibu seperti menangis?" selidik Mega

Kimmy yang mendengar itu langsung menghapus air mata nya dan berdehem. "Aku baik-baik aja Ga, gak usah khawatir".

"Syukurlah, ibu kirim lokasi nya sekarang biar saya jemput". Kata Mega

Kimmy menggeleng, "Gak usah Ga. Aku bisa pulang sendiri, hari ini aku ambil cuti kamu handle pekerjaan ya".

"Baik siap  bu".

"Oke". Setelah mengatakan itu, Kimmy langsung mengakhiri sambungan telepon. Ia kembali memasukkan ponselnya kedalam tas berserta dengan noted, jam tangan dan kartu nama milik pria itu. Kimmy akan membacanya nanti setelah tiba dirumah. Hari ini dia memutuskan untuk istirahat sejenak dari pekerjaannya, suasana hati nya sedang tidak baik-baik.

Dengan langkah yang terseok-seok Kimmy melangkahkan kakinya keluar dari kamar tersebut, sesekali Kimmy berhenti sejenak saat area inti nya itu kembali terasa sakit dan ngilu. Astaga, apa pria semalam itu memperlakukan Kimmy dengan brutal sekali sampai milik Kimmy terasa sangat ngilu ketika dipakai untuk berjalan.

"Ssshh.. " Kimmy mendesis seraya menyandarkan punggungnya dipintu dan menutup matanya mencoba menetralkan rasa sakit dibagian inti nya. Saat dirasa sudah sedikit mereda Kimmy kembali melanjutkan langkah kakinya. Namun, terdengar suara bariton yang memanggilnya dari arah belakang.

"Hai nona manis.. "

Kimmy menghentikan langkah kaki nya lalu memutar tubuhnya, seorang pria tampan berkulit putih berwajah bule berjalan menghampiri nya.

"Kamu siapa ?", tanya Kimmy dengan was-was

"Aku?", pria itu menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya. "Kenalkan namaku Bastian, pemilik club ini juga teman karib pria yang menghabiskan malam bersama mu", bisik Bastian

Bola mata Kimmy sontak membulat sempurna mendengar ucapan Bastian, ia mundur selangkah lalu menatap Bastian dengan tajam. "Katakan siapa teman karib mu?"

"Hmm?  Bastian berdehem dengan alis yang terangkat sebelah. "Kau tak tau nona manis ? Dia adalah... "

"Tuan Bastian".

.

.

.

Jangan lupa dukungannya! Like, Vote dan Komen.. Terimakasih