Alina seorang wanita muda yang harus menerima kehancuran rumah tangganya karena ulah suami dan ibu tirinya yang suka bermain di belakang.
Selama ini dia sudah menganggap bu Nurma seperti ibu kandungnya sendiri tapi ternyata wanita itu malah mengambil suaminya.
"Emmhhh Rizal... Tambah lagi ya pompanya" Ucap Nurma sambil memejamkan matanya.
"Suka ya sayang?" Tanya Rizal dan menambah ritme pompaannya sesuai dengan permintaan Bu Nurma.
Mau tahu kisah mereka bertiga selanjutnya? baca terus novel ini ya kak, terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15: Benar-benar keterlaluan
“Assalamualaikum..” Ucap Alina saat masuk ke dalam rumah.
“Waalaikumsallam istriku” Jawab Rizal.
Nurma tadi saat mendengar mobil Alina masuk ke halaman rumah dan dia langsung masuk ke dalam kamar.
“Tumben mas disini, biasanya jam segimi ada di kamar atau ruang tv” Ucap Alina dengan tatapan sedikit curiga.
“Gak apa-apa sayang, mas lagi malas saja nonton tv gak ada tayangan yang menarik jadi ya mending disini sekalian ngopi” Jawab Rizal sambil mengangkat cangkir kopi di depannya.
“Hmm gitu, udah makan mas?” Tanya Alina.
“Sudah sayang, kamu sudah makan belum. Maaf ya tadi mas makan duluan sama mama karena udah lapar banget” Jawab Rizal.
“Oh gitu, iya gak apa-apa mas. Tadi aku juga sudah makan. Sekarang mama kemana emangnya?” Tanya Alina.
“Gak tau mungkin lagi tidur, habis makan tadi langsung masuk kamar” Jawab Rizal berbohong.
Alina hanya tersenyum sinis mendengar jawaban dari suaminya, tadi di jalan dia sempat berhenti untuk mengecek cctv di rumahnya.
Flashback satu jam yang lalu..
“Oh jadi gini kelakuan kalian berdua, dasar binatang..!” Umpat Alina.
Rizal dengan rakusnya menci-um bibir Nurma dan mereka saling mem4gut mesra, bahkan tangan milik Rizal juga tak tinggal diam.
Dengan lihainya dia memasukkan tangannya pada piyama milik Nurma dan mer-emas gunung kembar disana.
“Ouchhh Rizal sayang, aku sudah gak tahan” Desah Nurma di saat Rizal membuka piyama dan mulai menunduk disana.
“Sabar sayang, kita gak perlu gegabah nanti kalau Alina tiba-tiba datang bagaimana” jawab Rizal dan kembali melakukan aktivitasnya.
Alina yang melihat kegiatan mereka semakin meradang di buatnya, baru di tinggal beberapa saat seperti ini kelakuan mereka.
Bagaimana sebelum-sebelumnya saat Alina di beri ob-at tidur oleh Nurma?
“Awas saja kalian ya..! Tunggu sampai semua peninggalan ayah dan ibu ada di tanganku akan ku buat perhitungan dengan kalian berdua” Umpat Alina dan mematikan rekaman cctv serta melanjutkan perjalanan ke rumah.
Flashback off...
“Oh gitu, ayo mas ke kamar aku sudah ngantuk nih” Ajak Alina.
“Iya sayang, mau di bawain minuman apa?” Tawar Rizal.
“Enggak deh mas, aku gak haus soalnya” Jawab Alina.
Tanpa menunggu ucapan Rizal, dia naik ke lantai dua dimana kamarnya berada.
Di dapur Rizal tak kehilangan akal, lantas dia membuat susu buat Alina.
Karena beberapa hari ini Alina lebih sering mengkonsumsi susu sebelum tidur.
“Kamu lagi apa sayang?” Bisik Nurma dari belakang.
“Sssut..” Ucap Rizal dengan menempelkan jari telunjuk di bibirnya.
“Aku lagi buat susu, lebih baik kamu masuk ke dalam kamar. Jangan lupa pakai yang warna merah cabe” Bisik Rizal.
Nurma hanya mengedipkan sebelah matanya dengan genit dan berlalu masuk ke dalam kamarnya lagi.
Tanpa mereka ketahui Alina sudah memantau pergerakan mereka lewat cctv yang terkonek pada ponselnya.
Saat ini Rizal tengah menuangkan cairan ke dalam susu milik Alina dan mengaduknya kembali.
“Kena kamu mas..!” Gumam Alina dan mematikan ponselnya karena Rizal sudah pergi dari arah dapur dan kemungkinan akan ke kamarnya.
Ceklek..
Pintu terbuka dan masuklah Rizal dengan membawa satu gelas susu di tangannya.
“Minum susu dulu sayang biar tidurnya semakin nyenyak” Ucap Rizal dan memberikan gelas susu itu pada Alina.
“Makasih mas, kamu kok bau banget sih? Mending mandi lagi ah aceem” Jawab Alina.
“Hmm masak sih mas asem?” Tanya Rizal dan mengendus pakaiannya.
Tapi wangi tak ada tercium bau badan sama sekali dari tubuhnya.
“Ih mandi dulu atau cuci muka mas sebelum tidur kan habis dari dapur bau kompor” Jawab Alina yang tidak kehilangan akal.
Dia harus bisa membuat Rizal meninggalkan dirinya di kamar sendiri, agar bisa membuang susu laknat itu dari tangannya.
“Iya sayang iya, mas cuci muka dulu kamu habisin ya susunya” Ucap Rizal dan berlalu masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah keadaan aman, Alina menuang susu tersebut pada plastik yang sudah dia siapkan dan plastik itu dia taruh di kolong ranjang.
“Perfect..” Gumam Alina dan menaruh gelas kosong itu di meja samping ranjang.
Tak berapa lama kemudian Rizal keluar dari kamar mandi dan tersenyum manis padanya.
“Cuih..!!” Batin Alina karena dia tahu di balik senyumannya itu ada sebuah rencana licik.
“Kenapa sih mas? Kok senyum-senyum gitu” Tanya Alina.
“Hmm enggak sayang, kamu makin cantik deh. Oh ya susunya sudah di habiskan?” Tanya Rizal.
“Tuh udah habis, makasih banyak ya mas. Kamu udah perhatian banget sama aku” Jawab Alina.
“Sama-sama sayang, kan sudah menjadi kewajiban bagi seorang suami untuk memuliakan istrinya dan memberi perhatian” Ucap Rizal dan membelai rambut Alina dengan mesra.
“Hoamm...” Alina pura-pura menguap agar Rizal tak curiga padanya.
“Kamu ngantuk? Tidur gih mas temani” Ucap Rizal.
“Ya jelaslah kamu temani mas..! Kan ini sudah malam emangnya kamu mau kemana kalau gak tidur” Ucap Alina.
“Hmm maksud mas tuh gak gitu sayang, udahlah ayo kita tidur. Mas juga ngantuk ini” Jawab Rizal dan merebahkan dirinya di ranjang.
Rizal pura-pura memejamkan mata agar Alina ikut tidur, lagi pula o-bat itu pasti sudah bekerja pada tubuh Alina saat ini.
“Sialan..! Dia pura-pura tidur agar aku percaya kalau dia juga ngantuk” Gumam Alina dalam hati.
“Oke aku ikutin permainan kamu mas” Lanjut Alina dalam hati.
Akhirnya Alina memejamkan mata dan pura-pura terlelap agar Rizal segera pergi dari kamar dan menjalankan rencananya.
Dia harus mengumpulkan bukti sebanyak-banyaknya dan lagi rekaman di ruang tamu tadi akan Alina serahkan ke pihak perkebunan agar mudah memproses uang pensiun milik sang ayah di rekeningnya.
Karena kelakuan istri muda ayahnya yang sudah memiliki lelaki lain, bahkan suami anak tirinya sendiri.
Dan benar saja tak lama kemudian Rizal keluar dari kamar dengan perlahan dan turun ke lantai satu di mana kamar Nurma berada.
Saat Rizal keluar kamar, Alina langsung membuka matanya dan melihat rekaman cctv di kamar Nurma.
Ternyata dia sudah mengenakan linge-rie berwarna merah cabe yang sangat menggoda sekali.
“Pantas saja mas Rizal klepek-klepek di buatnya, bodynya aduhai juga nih ibu-ibu” Gumam Alina dan mengomentari tubuh ibu tirinya itu.
“Tapi ya masih mending aku dong kemana-mana, masih muda kenceng lagi” Cebik Alina.
Tak lama kemudian Rizal terlihat masuk ke kamar Nurma, di tengah pintu Nurma langsung menyambut kedatangan Rizal dengan bergelayut manja di lengannya.
“Sudah gak sabar ya sayangku ini hemm” Ucap Rizal dan menjawil dagu Nurma.
“Iya sayang, lama banget sih turunnya” Jawab Nurma dengan sedikit merajuk.
“Tahu sendirilah sayang Alina kan banyak protes sebelum minum susu tadi” Ucap Rizal.
“Protes ngapain?” Tanya Nurma.
“Katanya aku bau lah ini lah” Jawab Rizal.
“Harum gini..” Ucap Nurma dan mulai mengendus leh3r Rizal hingga membuat sang empu tak tahan dengan godaan di depan matanya.
Perlahan tapi pasti mereka saling berci-uman dengan sangat panas.
Alina yang melihatnya sampai meneteskan air mata, dia lantas menutup kembali ponselnya.
“Gak kuat rasanya melihat mas Rizal seperti itu dengan wanita lain” Gumam Alina.
🙏🙏👍👍👍