Mantan Istriku Ternyata Miliarder

"Apa anda seorang Miliarder?" Mulut Yasmine tiba-tiba bertanya.

Alexander tertawa kecil. Ia tidak ingin menyombongkan diri pada putrinya. Tapi, sudah seharusnya Yasmine tau siapa dirinya, dan Yasmine bukanlah putri dari keluarga biasa.

"Yasmine, rumah ini bukan apa-apa! Ayah masih memiliki beberapa rumah diluar negeri yang seperti ini!"

"Haaa??" Mulut Yasmine terbuka lebar, ia langsung menutupnya begitu sadar.

Alex tersenyum sembari mengusap rambut putrinya. Alex seorang pengusaha tambang emas. Dia juga memiliki banyak saham dibeberapa perusahaan besar, baik diluar maupun negeri.

Alex juga merupakan seorang sutradara yang terkenal dengan banyaknya judul film yang laris ditangannya. Dia memiliki kenalan aktris-aktris terkenal.

"Yasmine, apa kamu mau bertemu ibumu?" Tanya Alex, tiba-tiba saja pria itu merasa sedih.

Alex sedih jika mengingat kondisi istrinya yang sampai terkena gangguan mental. Namun, sekarang ia sudah mendapatkan obat untuk Zoe, ibunya Yasmine.

Yasmine langsung menganggukkan kepala. Ia sangat ingin bertemu ibunya.

.....

Mereka masuk kedalam sebuah ruangan kamar dilantai dua.

Dengan cahaya yang tidak terlalu terang, namun Alex dan Yasmine bisa melihat seorang wanita yang duduk dilantai, bersandar pada ranjang sembari memeluk sebuah boneka beruang bewarna merah muda.

"Zoe..." Alex memanggil. Sementara wanita itu hanya menoleh.

Meskipun terkena gangguan mental, tapi tidak sangat parah. Zoe masih mengenali Alex dan ingat siapa dirinya.

Hanya saja, Zoe tidak bisa menerima jika putrinya hilang. Bahkan yang membuat kondisi Zoe tambah buruk, karena awalnya mereka mendapatkan kabar bahwa Yasmine putri mereka telah dibunuh.

Seorang ibu mana yang tidak gila mendengar kabar putrinya telah tiada karena dibunuh?

"Yasmine. Dia Zoe, ibu kandungmu!"

Yasmine meneteskan air matanya. Ia sungguh bahagia karena ternyata ia masih memiliki seorang ibu.

Namun Yasmine juga sedih melihat kondisi ibu kandungnya seperti itu.

Yasmine berjalan mendekati Zoe tanpa rasa takut. Meskipun sakit, Zoe terawat dengan baik. Alex sendiri yang merawat dan mengurus Zoe, dan hanya sesekali dibantu oleh seorang perawat.

"Ibu..." Yasmine berjongkok disamping wanita itu.

Mendengar panggilan ibu, Zoe menoleh pelan. Wanita itu menatap Yasmine dengan tatapan sendu yang penuh kerinduan.

"Sayang, kamu pasti tidak percaya ini. Gadis cantik ini... Dia Yasmine! Yasmine putri kita!" Ucap Alex.

Zoe menatap Alex. Wanita itu kembali menatap Yasmine dari ujung rambut hingga bawah.

"Ya Yasmine? Putri ku?" Zoe mengangkat tangannya, meraba wajah Yasmine yang cantik.

Yasmine tersenyum dan mengangguk. Memang benar yang dikatakan Alex, wajah Zoe mirip dengannya.

"Apa aku bermimpi? Yasmine putriku masih hidup?" Bulir bening mengalir dipipi Zoe.

Wanita itu merasa tidak percaya melihat Yasmine. Selama puluhan tahun, ia terpisah dari putrinya yang masih kecil.

Tapi sekarang, putrinya sudah besar dan tumbuh menjadi gadis yang cantik.

"Yasmine putriku!" Zoe melepaskan bonekanya lalu memeluk Yasmine.

Naluri hatinya sebagai ibu begitu kuat dan tidak meragukan Yasmine apakah memang putrinya atau tidak. Zoe sungguh merasakan kalau Yasmine adalah putri kandungnya.

"Maafkan ibu, Yasmine. Maafkan ibu lalai menjaga kamu!" Ucap Zoe sesenggukan.

Yasmine tidak menyalahkan Zoe dan juga Alex. Mereka juga terluka karena kehilangan seorang putri.

Kehidupan yang Yasmine alami, Yasmine menganggapnya sebagai pelajaran hidup. Dan ia tidak pernah menyesal hidup di panti asuhan, sebatang kara, dan mandiri.

.....

Yasmine sungguh terpukau dengan semua isi didalam Mansion Kaylor. Baru lantai satu dan dua yang ia lewati, itupun tidak sepenuhnya ia masuk kesemua ruangan.

Setelah satu malam Yasmine tidur bersama Zoe, pagi harinya Yasmine baru pindah ke kamarnya.

Yasmine adalah obat paling mujarab untuk Zoe. Begitu bertemu putrinya, Zoe langsung membaik bahkan wanita itu seakan tidak pernah memiliki riwayat sakit mental.

Penampilan Zoe telah berubah kembali, segar terlihat awet muda dan kembali menjadi Nyonya Kaylor.

Yasmine, Zoe, serta Alex masuk kedalam sebuah kamar dilantai tiga. Kamar yang besar dan luas, seperti kamar seorang tuan putri sungguhan.

"Ini kamar kamu, sayang!" Ucap Zoe.

Yasmine menggelengkan kepala. "Bu, menurutku ini terlalu besar! Apa tidak ada yang lebih kecil?"

'Aku hanya tidur sendiri! Kamar ini bahkan hampir setara dengan setengah bagian rumah panti!' Gumam Yasmine dalam hatinya.

Zoe dan Alex tersenyum. Namun mereka juga sedikit sedih, karena Yasmine harus mengalami hidup miskin selama puluhan tahun.

"Yasmine. Semua ini milik kamu! Bahkan menurut ayah, apa yang kamu miliki hari ini, belum ada apa-apanya! Kamu putri kami satu-satunya. Kamu berhak memiliki semua yang ayah dan ibu punya!" Ucap Alex.

"Yasmine! Kamu adalah tuan putri! Sudah seharusnya tempatmu seperti ini! Mulai sekarang, ibu akan membiasakan mu hidup serba ada! Apa yang kamu inginkan, semuanya harus terpenuhi!" Zoe menyahut.

Yasmine tersenyum. Ia sungguh bingung. Semua kenyataan ini membuatnya masih seakan bermimpi dan tidak percaya.

Zoe menatap pakaian Yasmine dari kemarin. Dia menyentuhnya. Sebagai mantan model kelas atas internasional, Zoe tau style dan fashion yang mahal.

"Kamu tidak cocok memakai pakaian seperti ini, sayang!"

Yasmine mengerutkan keningnya. Ia melihat dress sederhana yang dipakai. Dress yang ia beli pakai uangnya sendiri. Padahal Evand memberinya uang bulanan dengan jumlah yang cukup besar.

Zoe membawa Yasmine menuju walk in closed yang tidak kalah luas. Beberapa pelayan masuk kedalam ruangan, mereka membuka satu persatu pintu lemari kaca.

Tersedia deretan tas, sepatu, gaun, dan aksesoris lainnya, koleksi terbaru dari brand ternama yang limited edition. Bukan hanya itu, bahkan ada banyak perhiasan emas dan berlian dengan banyak model.

Mulut Yasmine terbuka lebar, ia menutup mulutnya sangking syok-nya melihat semua barang-barang mahal dihadapannya. Bahkan kalau bisa, Yasmine ingin pingsan.

"Pilih baju yang kamu suka! Semua ini milikmu!"

Yasmine menoleh pada Zoe. Ia sungguh bingung harus berkata apa.

"Apa semua ini tidak berlebihan bu? Aku, sepertinya tidak membutuhkan semua ini!" Ucap Yasmine dengan tidak enak hati.

"Mulai sekarang kamu harus membutuhkannya! Kamu harus terbiasa!"