Di cerai karena anak yang dia lahirkan meninggal, membuat hati Adelia semakin terpuruk, akan tetapi beberapa hari kemudian, dia di minta untuk menjadi ibu susu anak CEO di tempatnya bekerja, karena memang dirinya di ketahui mempunyai ASI yang melimpah.
Apakah Adelia mampu menyembuhkan lukanya melalui bayi yang saat ini dia susui? Temukan jawabannya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa Lalu Yang Belum Usai
Pagi ini suasana begitu cerah, sinar mentari mulai masuk di sela-sela jendela kamar, hembusan angin pagi mulai masuk menambahkan kesejukan di ruangan ini, tapi tidak dengan hati Adel, yang merasa ketakutan karena semenjak semalam Bima mengirimkan banyak chat yang berisi ancaman jika ia tidak memenuhi janjinya.
Tatapan Adel mulai kosong, langkahnya terasa berat, bahkan perasaannya mulai tergoyahkan dengan pikirannya sendiri, ia ingin menghindar tapi ... masalah terus saja dilibatkan padanya.
Bukannya Bima sendiri yang menginginkan perceraian ini, akan tetapi kenapa ia yang sekarang seolah melemparkan batu ke arahnya.
"Sudah lah Bim, apa yang mau kita bahas bukannya sudah jelas kau sendiri yang menginginkan perceraian itu," balas Adel dalam pesannya tadi malam.
"Ada sesuatu yang harus kau jelaskan, dan aku tahu ternyata masalah kita masih belum usai," tulis Bima kembali.
Adel masih bingung tangannya masih memegang ponsel dan memandangi chat nya yang semalam bersama dengan Bima.
Seketika tangan Adel mulai menaruh ponselnya kembali, saat ini tatapannya mulai mengarah ke arah Dalton yang sedikit merengek, bahkan bayi itu sejak semalam agak rewel seolah tahu dengan apa yang di rasakan oleh ibu susunya.
"Oek ... Oek ...," tangis kecil itu mulai terdengar.
Adel segera mengangkat tubuh kecil itu dari boks bayinya, tangannya langsung mendekap sedikit menggoyangkan tubuhnya agar anak yang berada di dalam dekapannya itu merasa tenang.
"Cup ... cup ... cup Sayang, maafkan Ibu Adel ya, Ibu janji tidak akan buat kaku nangis lagi," ucap Adel sedikit mengambil nafas tinggi lalu membuangnya perlahan.
Hati Adel sedikit tenang, pikirannya saat ini mulai fokus dengan Dalton tidak untuk yang lainnya, wanita itu mulai duduk di kursi lalu mulai mengeluarkan benda yang menjadi kesukaannya Dalton.
"Diam ya Sayang ... ini susumu, kau bisa minum sampai kenyang, biar tambah besar ya," ucap Adel sambil mengelus pelan pelipis bayi itu.
Mulut kecil itu mulai menghisap kuat puting Adel tangannya kecilnya mulai memegangi bagian buah dadanya, seolah tidak ingin pemiliknya itu pergi meskipun hanya dalam sekejap.
Adel mulai fokus dengan Dalton tapi deringan ponsel membuat fokusnya buar kembali, akan tetapi wanita itu berusaha mencoba untuk tenang agar tidak berpengaruh dengan anak susunya, yang masih aktif melahap buah dadanya itu.
<"Kurang satu jam lagi aku tunggu di hotel xxx," tulisnya melalui pesan singkat.
Adel tertegun, tangannya bergetar sambil memegang benda pipih itu.
<"Aku sibuk, tolong jangan pernah ganggu lagi, bukannya kita sudah selesai," balas Adel melalui ketikan tangannya.
<"Silahkan menghindar, jika tidak ingin petaka baru menghampirimu," ancam Bima di dalam tulisannya.
Adel mulai dihantui ketakutan, pasalnya ia tidak tahu apa yang akan di perbuat sang mantan jika mereka bertemu, sedangkan Adel tahu sendiri bagaimana Bima jika sudah membenci seseorang.
"Aku harus hadapi semuanya, Dalton Sayang, Ibu tinggal sebentar ya," ucap Adel sambil mencium kening anak asuhnya itu.
Adel langsung menelpon Arthur, untuk berpamitan sebentar, dan Arthur pun langsung memberi ijin, Adel, agar menitipkan Dalton kepada salah satu pelayan yang di percaya oleh atasannya itu.
Sejenak, mulut Dalton mulai melepaskan sendiri benda kesukaannya itu, Adel pun merasa lega karena bayi itu kembali terlelap di dalam tidurnya.
Perlahan Adel mulai meletakkan kembali tubuh mungil itu ke dalam box bayinya, langkahnya mulai terburu-buru untuk menghampiri pelayan yang di percaya untuk menjaga Dalton.
"Bi Jumi ...," panggil Adel.
"Iya Mbak ada apa?' tanya Bi Jumi.
"Gini Bi Jum, aku mau keluar sebentar, kata Tuan Arthur Bi Jum di suruh menjaga Tuan Dalton yang bati terlelap dari tidurnya," ucap Adel.
"Baiklah Mbak kalau begitu, pergilah dengan tenang agar Dalton di sini tidak rewel," sahut Jumi yang diangguki oleh Adel.
Adel segera pergi dengan mengenakan tas selempangnya, supir sudah menunggunya di depan, wanita itu langsung melangkah ke arah teras rumah dan mobil pun sudah menunggu tepat di pintu utama.
Adel segera masuk ke dalam mobil itu. Mobil sudah melaju perasaannya semakin sedih meninggalkan Dalton meskipun hanya sekejap.
Mobil sudah membawanya ke tempat di mana mantan suaminya itu memberikan alamat kepada Adel.
Di sini Adel sudah sampai di restaurant yang masih berada di kawasan hotel yang sudah di rekomendasikan oleh Bima.
"Mbak Adel, apa mau aku temanin," ucap supir itu.
Adel sejenak berpikir, lalu mulai berkata. "Boleh Pak, tapi kita jaga jarak ya, nanti kalau ada apa-apa Bapak segera kabari Tuan Arthur," ucap Adel untuk jaga-jaga.
"Baiklah Mbak, kalau begitu aku ikutin saja apa kata Mbak Adel," sahut supir itu.
Adel mulai melangkahkan kakinya dengan berat, perlahan wanita itu mulai masuk di pintu utama restaurant tersebut, di situ pandangan Adel mulai melihat ke sekeliling arah, dan benar saja, Bima sudah menunggu di meja nomor 17.
Adel langsung melangkah menghampiri di meja nomor 17.
"Duduk," suruh Bima dengan nada datarnya.
Adel pun mulai duduk dengan perasaan takut yang menghantui pikirannya.
"Hai Del, akhirnya kamu datang juga ya," sapa Bima dengan seringai di wajahnya.
Adel hanya terdiam mencoba mencerna perkataan dari Bima. "Aku datang kesini untuk menyelesaikan masalah, yang akupun tidak tahu masalahnya apa? Bukannya kita sudah selesai," sahut Adel dengan berani.
"Selesai kau Bilang, bahkan aku menemukan bukti baru kalau kamu, sengaja membunuh bayi kita agar kamu bisa menyusui anak majukan mu itu!" cetus Bima.
"Omong kosong macam apa itu? Aku tidak pernah ada niatan untuk membunuh anak kita, kau sudah gila, aku ini seorang ibu yang mengandungnya selama sembilan bulan, rasanya tuduhan itu tidak pantas kau tuduhkan untukku," sahut Adel.
"Kau jangan munafik Del, aku tahu kau ini wanita macam apa! Dan aku tidak terima jika membunuh anakku!" sungut Bima, dengan amarahnya.
"Aku tidak munafik, dan di situ juga ada keterangan medisnya, aku yang mengurusi biaya dan surat-surat lainnya, sebagai seorang suami seharusnya kamu malu, apa kamu ada di saat aku berjuang mengalami kontraksi yang begitu dahsyat sakitnya apa kamu ada di sampingku di saat aku berjuang melahirkan anakmu tidak kan!" balas Adel dengan tatapan nyalang.
"Aku sibuk karena keluargaku butuh bantuan ku."
"Lalu kau pikir aku tidak butuh bantuan mu dan kau pikir anak yang ku kandung tidak butuh peran darimu, dasar manusia egois, giliran ada gosip murahan kau langsung meng-judge aku sebagai ibu yang membunuh anaknya," gerutu Adel.
Bima mulai kehabisan kata-kata hingga pada akhirnya ia mulai menunjukkan sebuah video yang mirip sama Adel pas waktu mengandung dulu.
"Baiklah kalau kamu masih berkilah lihat ini," ucap Bima.
Adel, mulai mencermati video wanita hamil itu yang memang wajahnya begitu mirip dengan dirinya, bahkan kamarnya pun sama persis seperti kamar yang ia tempati dan di dalam video itu wanita tersebut sengaja memukuli perutnya di saat air ketuban sudah merembes di bajunya.
"Ini bukan aku, meskipun wajahnya begitu mirip tapi hatiku yakin, itu bukan aku silahkan kau mau bawa kejalur manapun aku ikuti," tantang Adel.
"Lantam sekali mulutmu itu, kalau kamu aku tunjukkan video ini mulut kamu masih selantam itu!" desis Bima yang lansung menunjukkan video senonohnya bersama dengan Adel pas menjadi pasangan suami istri dulu.
Adel, benar-bensr tidak pernah membayangkan jika mantan suaminya itu diam-diam mereka aksinya dulu ketika berhubungan. Tubuh Adel langsung limbung ke kursi hatinya bergetar melihat semua kejadian ini, meskipun status mereka suami istri akan tetapi siapa yang mau hubungan intimnya tersebar luas kepada khalayak ramai.
"Kalau ini kau tidak bisa berkilah kan, ayo suarakan kelantaman mu Adelia Jelita, wiih ... suaramu begitu menggoda aku yakin jika video ini tersebar, maka majikanmu itu akan jijik denganmu, dan kau akan di pecat menjadi ibu susu dari anaknya!" cetus Bima.
"Kau benar-benar manusia terkutuk Bima, bahkan kau tidak punya malu dan harga diri ingin mempublikasikan hubungan intim kita kepada publik, dimana akal sehat mu Bima di mana!" bentak Adel.
"Aku tidak butuh harga diri, hidupku hancur karena mu, dan kamu juga harus hancur apapun yang kau dapatkan hari ini akan ku hancur kan dalam sekejap," tegas Bima.
Saat ini Bima mulai memandangi video syur nya itu dengan senyum kelicikan bahkan tangannya mu akan menyentuh tombol berbagi.
Sementara Adel hanya bisa memejamkan matanya berharap ada malaikat yang datang menolongnya di saat situasi genting seperti ini.
"Ayo Adel, tinggalkan majikanmu itu, atau kau ingin melihat kehancuranmu saat ini juga," ancam Bima.
Bersambung ....
vote pun udah meluncur lho