NovelToon NovelToon
Alenia Cinta Milik Juliette

Alenia Cinta Milik Juliette

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintamanis / Balas Dendam / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:560
Nilai: 5
Nama Author: Inge

Suatu rangkaian perasaan untuk menjadi sebuah kisah cinta yang sempurna milik Juliette. Bermula dari pertemuan dengan seorang pria yang bernama Ronald sehingga mereka menjalin hubungan asmara yang diisi dengan suka duka, up and down, intrik dan terkuatnya sebuah rahasia. Mampukah Juliette mempertahankan hubungan asmaranya yang tidak selalu sesuai dengan keinginan mereka? Di rangkaian kata - kata kisah cinta milik Juliette inilah tertulis sehingga terbentuk Alenia Cinta Milik Juliette.
Happy reading 😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sang Kekasih

Kilatan guntur telah menyambar membelah langit malam yang meronta. Hujan lebat turun menghujam bumi beriringan dengan bunyi petir yang gelegar kencang sehingga terdengar dari dalam mansion keluarga Albert Flint. Malam ini Juliette tidur di kamar lamanya. Juliette membuka tirai panjang di jendela. Memandang taman sepanjang mansion orang tuanya yang dibasahi oleh hujan.

Termenung menyendiri untuk menenangkan pikiran dan hatinya. Entah apa yang harus dia perbuat untuk menyelesaikan rasa dan pikiran yang berkecamuk di dalam dirinya akibat sang kekasih. Sudah enam hari Ronald tidak menghubungi dia lagi. Menghilang sejak makan malam mereka di restoran yang batal karena tiba-tiba Ronald meninggalkan dirinya begitu saja. Seharusnya Ronald kasih kabar dan menjelaskan semuanya.

Tok ... tok ... tok ...

Suara ketukan pintu yang membuyarkan lamunannya. Juliette menutup tirai itu. Membalikkan badannya.. Melangkahkan kakinya menuju pintu kamar. Menghentikan langkah kakinya, lalu membuka kunci pintu itu. Menekan handle pintu ke bawah, lalu menariknya ke dalam. Juliette melihat salah satu maid berdiri sopan di hadapannya.

"Nona, semua Tuan Muda sudah datang," ucap maid itu dengan sopan.

"Ok."

Tak lama kemudian, Juliette melangkah keluar dari dalam kamar. Menutup pintu kamarnya, lalu melanjutkan langkah kakinya menuju ke ruang keluarga dengan rasa gundah gulana yang berkecamuk di hatinya. Semalam Juliette menghubungi semua kakaknya satu persatu untuk meminta maaf, meminta izin dan mengajak mereka makan bersama pada malam ini di mansion milik Albert Flint. Tersenyum manis ketika melihat semua kakaknya yang sudah datang. Tatapan mata Albern dan Juliette bertemu, Albern membalas senyuman Juliette. Lalu merentangkan kedua tangannya. Albern merindukan sosok adik kesayangannya. Juliette mempercepat langkah kakinya menghampiri Albern.

"Adikku sudah berani keluar dari zona amannya," ucap Albern santai sambil memeluk erat Juliette.

"Haruslah, masa harus bergantung pada kalian melulu. Aku kan juga ingin bisa hidup mandiri seperti kalian," balas Juliette santai sambil membalas pelukan Albern.

"Kamu yakin tidak ingin memakai jasa bodyguard?" tanya Albern sambil melepaskan pelukannya.

"Aku sangat yakin Kak Albern," jawab Juliette sambil melepaskan pelukannya.

"Kamu mau hadiah apa dariku?" tanya Alexander sambil duduk di atas sofa.

"Memangnya kenapa Kak Alexander kasih aku hadiah?" tanya Juliette polos.

"Sebagai apresiasi untuk kamu yang telah berhasil meraih cita-cita kamu, sebutkan apa yang kamu mau Dik?"

"Mobil Kak Alex aja," jawab Juliette asal.

Tak lama kemudian Alexander merogoh kantung celananya di sebelah kanan untuk mengambil kunci mobilnya, lalu berkata, "Ini untuk kamu, ambil aja kuncinya."

Juliette membelalakan kedua matanya. Dia tidak menyangka mendapatkan sebuah mobil sport yang sangat mewah dan limited edition. Alexander beranjak berdiri lalu maju beberapa langkah mendekati Juliette. Menghentikan langkah kakinya di hadapan Juliette masih terkejut. Menarik telapak tangan kanannya, lalu menaruh kunci mobilnya di atas telapak tangan itu. Juliette tidak menyangka mendapatkan sebuah mobil Buggati Veyron La Couture Noire dari salah satu kakaknya.

"Terima kasih Kak Alex," ucap Juliette senang.

"Ini kartu untukmu Dik," ucap Alvin sambil menyodorkan sebuah Amex Black Card pada Juliette.

Juliette menerima kartu itu, lalu berujar, "Terima kasih Kak Alvin."

"Ini untuk kamu," ucap Albern sambil memberikan sebuah pistol Smith and Wesson 500 Magnum yang membuat Juliette tak percaya.

"Terima kasih Kak Albern," ucap Juliette senang karena dia telah memiliki sebuah pistol, lalu Juliette menelisik pistol pertamanya dengan seksama.

"Wah, adiknya kalian pasti senang sekali mendapatkan hadiah dari kalian," ujar Julia lembut dengan volume suara yang tinggi sehingga mereka menoleh ke sosok yang telah melahirkan mereka. "Ayo anak-anak kita makan malam bersama!" lanjut Julia riang.

Mereka tersenyum sopan merespon ucapan Julia. Mereka melangkahkan kakinya menuju ke ruang makan. Tiba-tiba smartphone milik Juliette bergetar. Juliette menjauhkan dirinya dari Alexander, Albern dan juga Alvin. Albern menghentikan langkah kakinya, lalu menoleh ke Juliette yang melangkah mundur. Juliette menoleh ke Albern karena merasa diperhatikan. Juliette tersenyum menenangkan sambil merogoh kantung celana sebelah kiri untuk mengambil smartphonenya.

"Aku ada telepon," ucap Juliette.

Albern menganggukkan kepalanya untuk merespon ucapan Juliette. Albern melanjutkan langkah kakinya menuju ke ruang makan. Juliette mengernyitkan dahinya melihat nomor asing yang berasal dari negara Italia. Dengan ragu Juliette menyentuh ikon hijau untuk menjawab panggilan itu. Mendekatkan benda pipih itu ke telinga kirinya.

"Hallo!" ujar Juliette ramah.

"Hai Baby, maaf aku baru sempat telepon kamu lagi karena aku lagi sibuk. Aku juga minta maaf atas makan malam kita karena aku mendapatkan berita buruk mengenai bisnisku. Bagaimana kabarmu Cantik?" ucap Ronald yang membuat hatinya Juliette berbunga-bunga namun segera dialihkan ke rasa kesalnya.

"Aku baik-baik aja," jawab Juliette datar.

"Bagaimana kalau nanti kita makan malam romantis lagi di Los Angeles?"

"Terserah kamu."

"Kamu masih marah sama aku?"

"Jawab aja sendiri."

"Kamu kapan berangkat ke Los Angeles?" tanya Ronald yang membuat rasa kesal di hatinya Juliette bertambah.

"Jawab aja sendiri," ucap Juliette kesal.

Tiba-tiba sambungan telepon itu terputus sebelah pihak. Juliette sengaja mematikan sambungan telepon itu. Ronald menghela nafas panjang. Menjauhkan benda pipih itu dari telinga kirinya. Eddy berjalan mendekati Ronald ketika menyentuh beberapa ikon di layar smartphonenya untuk menghubungi Juliette lagi. Ronald tidak menyentuh ikon hijau untuk membatalkan niatnya yang ingin menghubungi Juliette lagi. Ronald menoleh ke Eddy.

"Tuan Julius Laurenzo Accardi sudah datang Tuan, dia membawa semua peti barang kita yang telah mereka curi," ucap Eddy tegas.

"Kamu urus aja dia dan Lucia, aku tidak mau terlibat langsung dengan mereka."

"Baik Tuan."

Tak lama kemudian Eddy membalikkan tubuhnya, lalu melanjutkan langkah kakinya keluar dari ruang kerjanya Ronald. Ronald menaruh smartphone miliknya di atas meja kerja. Memutarkan kursi kerjanya sehingga dia bisa melihat pemandangan yang sangat indah di wilayah Sisilia. Dia sengaja memilih jalan damai untuk menyelesaikan masalah pengiriman semua barang ciptaan dari organisasi gelapnya. Dia melakukan itu karena menjaga perjanjian darah antara keluarga Accardi dan keluarga Mottola di hadapan sang suci, dan masih sungkan berhadapan dengan Julius Laurenzo, dan untuk menjaga hati sang kekasih.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!