Percaya tidak kalau keberuntungan seseorang yang pertama kali adalah terletak di rahim mana Ia di lahirkan. Terlahir dari rahim seorang yang punya moral tidak baik harus membuat Kayla Lestari berjuang extra agar tidak mengikuti jejak sang Ibu.
Mampukah Tari melakukan itu ??
Yuk simak selengkapnya, jangan lupa dukung karya Author
Rate, like, komen, fav dan share ya, makasih.
Love you all💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kado dari Papa
Tangannya dengan lihai melanjutkan pekerjaan nya dengan sangat rapi, Ia tersenyum ketika usahanya tidak sia sia. Tidak lupa Ia membubuhkan secarik surat disana. Pukul dua pagi Ia baru bisa tertidur.
Pagi pagi sekali suasana rumah terdengar berbeda dari biasanya, ini hanya terjadi setahun sekali. Terdengar suara bocah yang hari ini genap berusia tujuh tahun menggema di ruang tengah.
" Mama ! Oma ! Lihat nih, Arka dapat hadiah dari Papa lagi loh " Teriak anak lelaki itu bahagia.
Sudah menjadi rutinitas nya ketika hari ulang tahunnya, Ia pasti akan ke gerbang langsung ketika bangun tidur. Sebenarnya hati kecilnya berharap lebih, namun yang di harapkan tak kunjung terwujud. Namun Ia selalu bahagia ketika mendapat hadiah dari orang yang tidak pernah Ia tahu keberadaan nya.
Tari turun ke bawah setelah mendengar keramaian di ruang tengah.
" Ada apa sayang, kok nampak bahagia sekali "
Ia melihat Putranya sedang duduk di pangkuan Maudy, hal yang juga hanya terjadi setahun sekali itu sangat di nikmati oleh Maudy.
" Ini Nak, cucu Oma katanya dapat kado lagi dari Papanya "
Tari tersenyum begitu juga dengan Maudy.
" Benarkah sayang, wah pasti bagus Nak. " Nampak kebahagiaan di raut wajah putra semata wayangnya itu.
" Mau di buka sekarang atau nanti Nak "
Tari mendudukkan Putra nya di tempat duduknya sendiri.
" Boleh deh Ma "
Arka membuka kotak hadiah yang di kirimkan olehnya, matanya berbinar ketika melihat hadiah yang selama ini sangat di inginkan nya.
" Wah bagus sekali Nak, eh itu seperti nya ada surat dari Papa. Coba di buka dulu Nak "
Tari sebenarnya ingin menangis namun susah payah Ia tahan, semua itu di lakukan agar hari bahagia Putranya itu tidak terganggu. Pemandangan ini setiap tahun selalu menyayat hatinya.
...~ Buat Arka kesayangan nya Papa...
Selamat ulang tahun yang ke tujuh Nak, semoga jadi anak yang baik, pinter dan juga hebat. Maafkan Papa ya sayang karena Papa belum bisa menemuimu sekarang. Meskipun begitu Papa sangat menyayangimu Nak, jagalah Mama mu selagi Papa tidak ada dan dengarkan apa yang dia katakan. Jangan menangis ya sayang, Arka anak laki laki, anak laki laki tidak boleh menangis, percayalah kelak kita pasti akan berjumpa. Love you sayang
Peluk cium dari Papanya Arka ~
Terlihat Arka menggosok matanya, Tari tahu bagaimana perasaan anaknya itu.
" Love you Papa, oke Pa. Arka akan jadi anak pintar dan bisa menjadi kebanggaan Papa, Arka tidak akan menangis karena Arka anak laki laki, Arka juga akan jagain Mama seperti yang Papa minta. Papa baik baik disana. Sehat sehat, bekerja yang rajin agar Papa bisa cepat pulang, Arka rindu Papa " Batin Arka.
" Kenapa sayang, apa kata Papa " Tanya Tari.
" Ah tidak apa apa Ma, kata Papa ~ Papa sayang Arka. Oh ya Arka harus segera berangkat ke sekolah, nanti Arka telat Ma "
Arka segera berlari ke atas, seperti biasa Ia mempersiapkan diri untuk berangkat kesekolah.
" Sama Mama ya sayang " Tari bangkit mengejar Putranya.
Arka menghentikan langkahnya ketika mendengar suara Ibunya.
" Nggak usah Ma, Arka bisa sendiri kok. Lebih baik Mama sarapan saja sama Oma, biar nanti kita langsung berangkat sama sama "
Tari menghela nafas berat, air mata kembali jatuh membasahi pipinya.
" Sabar Nak, kuatkan dirimu "
Maudy adalah saksi bisu ketegaran anaknya itu, setiap tahun Ia harus membuat kado khusus beratas namakan Pria yang tidak tahu kemana rimbanya.
Pernah ketika umur Arka yang ke enam lebih tepatnya setahun yang lalu Tari lupa mengirimkan kado. Arka menjadi murung selama dua hari dua malam, Tari akhirnya mengirimkan kado meskipun dengan alasan sebenarnya kadonya sudah di kirim namun ada kendala dalam pengirimannya.
Hari ini Arka sangat bahagia, dia bahkan bernyanyi ketika dalam perjalanan ke sekolah. Anak kecil yang sudah seperti gambaran kutub utara itu jarang sekali berbicara, Ia hanya nampak mencair pada orang-orang tertentu saja.
" Hati hati sayang, belajar yang rajin ya "
Arka mengangguk dan tersenyum kemudian mencium punggung tangan Tari.
" Tentu saja Ma, Arka harus rajin belajar, biar jadi anak yang pintar, agar Papa cepat kembali Ma, Mama hati hati di jalan ya. Assalamu'alaikum "
Tari menatap punggung Putranya yang raut wajahnya langsung berubah ketika berada di sekolah. Tari baru mengemudikan mobilnya ketika Putranya sudah hilang di balik pintu.
" Apa yang harus ku lakukan, ah sudahlah. Semua sudah pada tempatnya, tidak ada sangkut pautnya dengannya " Gumam Tari.
Mobil yang di kendarainya melaju menuju rumah sakit tempat Ia bekerja. Hari ini Ia punya dua jadwal operasi jadi Ia harus mempelajari semuanya lebih awal.
El - Tari
Kevin - Vania
Alvin - Risma
Ilmi - Imel
🥰🥰🥰🥰🥰