NovelToon NovelToon
Candu Istri Klienku

Candu Istri Klienku

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:10k
Nilai: 5
Nama Author: N_dafa

"Jangan, Mas! aku sudah bersuami."
"Suami macam apa yang kamu pertahankan itu? suami yang selalu menyakitimu, hem?"
"Itu bukan urusanmu, Mas."
"Akan menjadi urusanku, karena kamu milikku."
"akh!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N_dafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

“Kamu yakin ingin menawarkan diri?” Satu alis Biantara terangkat meragukan.

“Ya. Saya yakin. Saya mau hidup tenang.”

“Baiklah… kita buat janji kapan-kapan.” Biantara memberikan ponselnya kepada Ajeng.

Paham apa maksud lelaki itu, Ajeng menuliskan nomornya sendiri di handphone Biantara.

“Sudah.” Ajeng memberikan ponselnya lagi. “Saya harap, anda bisa bekerja sama, Pak. Jangan mendesak saya, apalagi disini. Selain dalam janji yang sudah kita buat, berpura-pura lah tidak terjadi apapun dengan kita, dan kita hanya sebatas rekan kerja saja.”

“Oke, deal!” Biantara mengulurkan tangannya.

Ajeng mengeratkan rahangnya sebentar, sebelum akhirnya, membalas jabatan tangan Biantara mau tak mau.

“Senang bekerja sama dengan kamu, Baby.”

Biantara sudah mengangkat tangan Ajeng hendak dia cium, tapi Ajeng cepat menarik tangannya sendiri.

“Menjijikkan!” Geram rendah wanita itu. Yang lantas meninggalkan tempat, tanpa basa-basi lagi.

Sayangnya, Biantara masih menahan sekali lagi.

“Tunggu, Ajeng! Ini kunci kamarmu.”

Ajeng berbalik cepat dan menyambar kartu yang dipegang Biantara. Setelahnya, dia kembali ke tujuan awalnya ke toilet umum.

Setelah melakukan aktivitas ringannya di toilet yang sepi, Ajeng justru melamun sendirian, sambil menatap pantulan wajahnya di dalam cermin toilet.

“Apa aku kurang cantik, Mas?” Gumamnya sambil menyentuh wajahnya sendiri. "Katamu, dulu aku cantik kan? Tapi, kenapa kamu masih menyimpan rasa untuk mantan pacarmu?"

“Apa Sabrina terlalu menyenangkan, sampai kamu lupa sama aku? Sampai kamu lupa, yang tadinya hanya ingin bertanggung jawab, tapi dia malah menjadi prioritas utamamu.”

“Apa aku harus genit dulu seperti dia biar kamu mengingaku? Atau aku harus jadi orang jahat dulu seperti istri keduamu itu?”

Lamunan Ajeng membawa wanita itu ke sebuah kejadian tak terduga beberapa bulan lalu.

Belum jelas diyakini, tapi Ajeng merasa harus waspada dengan madunya setelah kejadian itu.

Flashback on.

“Kenapa nggak mau? Jadi istri kedua itu nggak buruk kok. Yang penting, suaminya bisa memenuhi tanggung jawab materi kami.”

Langkah Ajeng di depan rumah Sabrina terhenti kala dia tak sengaja mendengar suara seseorang.

Sebenarnya, tujuannya datang ke rumah madunya adalah untuk mencari Rendy. Namun, Ajeng justru mendapati madunya sedang bertelepon entah dengan siapa.

Karena merasa pembicaraan itu cukup sensitif, Ajeng berniat menguping sebentar.

“Ya biarin. Gue kan cantik. Gue juga datang kesini, nggak cuma minta-minta doang. Gue manjain burung laki gue sampai seneng. Itu juga effort kan, meskipun gue nggak ikut bangun bisnis keluarga?"

“Apalagi, kata Mas Rendy, si Ajeng itu anaknya pasif. Kurang menyenangkan dan kurang kreatif. Jadi, kalau tidur sama dia, Mas Rendy cuma puas doang, dan udah. Nggak ada sensasinya.”

Deg.

Dada Ajeng rasanya ngilu luar biasa, karena merasa dirinya lah yang sedang dibicarakan. Apalagi, Sabrina jelas-jelas menyebut namanya meskipun Ajeng tak tahu pasti apa tema yang Sabrina bicarakan dengan temannya itu.

“Kalau gue pakai apa aja lah yang penting dia seneng. Mulai dari gaya, penampilan, sampai gue rayu-rayu biar betah sama gue.”

Ada jeda Sabrina diam, karena mendengarkan lawan bicaranya.

“Jangan! Biarin aja kayak gini. Kalau kayak gini, gue punya harapan buat dapetin semuanya. Tapi, kalau mereka pisah, pasti semua dibagi dua dan hak kami tinggal sedikit. Begini aja, Mas Rendy juga udah banyakan sama aku kok."

Lagi, ada jeda lagi, yang membuat Ajeng penasaran. Pasalnya, pembicaraan selanjutnya terdengar menarik.

“Ya bisanya kalau dia mati lah, Na. Makanya, biarin gini aja dulu. Apa yang gue dapet bisa lebih banyak. Kalau Mas Rendy cuma jalanin setengah usaha aja. Ya pasti dapatnya juga sedikit.”

Ajeng Menutup mulutnya yang menganga tak percaya. Siapa sebenarnya yang dimaksud 'mati' oleh Sabrina? Apakah itu Ajeng?

“Sudahlah, Na. Lo nggak perlu khawatirin gue. Gue bahagia kok disini. Mas Rendy benar-benar ngutamain gue dibanding istri pertamanya. Secara, gue kan cantik dan menarik. Nggak kayak Ajeng yang b aja.”

“Iya. Lo tenang aja. Meskipun bertiga, tapi banyak kok keuntungan gue. Akun gue naik drastis setelah bikin konten bertiga sama mereka. Nafkah yang lain juga masih ngalir. Tinggal gimana caranya biar usaha itu pindah tangan."

“Tapi, lucu juga sih si Ajeng bodoh itu, dia nggak tahu, kalau hasil bersih ngonten yang dibagi tiga itu, milik Mas Rendy juga dikasih ke gue karena rayuan gue. Gue tinggal ngangkang, jongkok sama goyang, Mas Rendy udah klepek-klepek sama gue. Sedangkan kalau ada kurangnya, dia minta sama Ajeng."

Karena tak sanggup lama-lama mendengar pembicaraan madunya dalam sambungan telepon, Ajeng memutuskan untuk pergi.

Dia memang belum bisa memastikan apa sebenarnya maksud Sabrina karena pembicaraan yang Ajeng dengar hanya sepihak saja. Dia juga tak punya bukti apapun karena Sabrina memang belum melakukan apapun, selain merebut perhatian Rendy.

Namun meskipun begitu, sejak saat itu, dia menjadi waspada kepada Sabrina.

Dalam pikiran Ajeng, kalau dia tidak bisa mempertahankan Rendy menggilai selang kangan Sabrina, setidaknya dia tidak akan membiarkan jerih payahnya jatuh juga ke tangan wanita itu.

Ajeng ingat. Tiga tahun lalu, dia berjuang membuat konten hingga hampir membuatnya putus asa.

Apa saja dia lakukan, mulai dari aktivitas ber-budget ringan hingga yang paling mahal untuk kontennya. Tak jarang, Ajeng harus berkorban dulu tapi kontennya tidak menghasilkan sama sekali.

Tapi sekarang, terbayar lunas usaha Ajeng. Makanya, apa yang sudah dia dapatkan dengan keringat dan pikirannya, tidak akan dia relakan begitu saja kepada orang baru, yang tidak ikut kelaparan bersamanya.

Flashback end.

1
Yunita aristya
ren2 nanti Ajeng sudah pergi baru tau rasa kamu. mau liat kamu nyesal dan jatuh miskin gara2 istri muda mu yg suka foya2😁😂
Nana Colen
luar biasa aku suka sekali karyamu 😍😍😍😍😍
Yunita aristya
lanjut kak
Nana Colen
lanjut thooooor❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍
Nana Colen
benar benar ya rumput tetangga lebih hijau 🤣🤣🤣🤣
Nana Colen
dasar laki tak tau diri 😡😡😡😡
Yunita aristya
lanjut
Nana Colen
lanjut thooooor❤❤❤❤❤
Fitri Handriayani: lanjut
total 1 replies
Nana Colen
iiiih kesel bacanya dongkol sama si ajeng.... cerai jeng cerai banyak laki yang kaya gitu mh 😡😡😡😡
Keisya Oxcel
penasaran
Yunita aristya
lnjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!