NovelToon NovelToon
One Night Love With CEO

One Night Love With CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Balas Dendam / Tamat
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mimah e Gibran

Menjadi anak haram bukanlah kemauan Melia, jika dia bisa memilih takdir, mungkin akan lebih memilih hidup dalam keluarga yang utuh tanpa masalah.

Melia Zain, karena kebaikan hatinya menolong seseorang di satu malam membuat dirinya kehilangan kesucian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Suasana hening diantara keduanya. Melia yang bergelut dengan fikirannya sendiri dan Sintia yang memeilih diam memperhatikan wajah putrinya yang terlihat enggan.

Saat mata Sintia menangkap termos yang terletak di atas nakas dekat ranjang, dirinya tau jikalau putrinya telah memasak sesuatu dan membawakan makan siang untuknya.

"Apa kau memasak untuk ibu?" tanya Sintia, Melia mengangguk.

"Iya, karena Melia hari ini gajian jadi Melia sengaja memasak makanan kesukaan ibu," ucap Melia tersenyum.

Meski tahu jika Melia pandai memasak. Namun, Sintia ingin pergi berbelanja dan makan di luar. Ia pun mulai berfikir sejenak.

"Mel, tapi ibu ingin belanja dan makan di luar." pinta Sintia memasang raut wajah sedihnya, menggenggam erat tangan Melia berharap putrinya menurut saja.

"Tapi bu, bukankah ibu masih sakit dan belum sepenuhnya pulih?"

"Mel ibu gak minta apa-apa lo, cuma mau keluar sebentar. Lagipula tangan ibu sudah tidak di infus,"

"Baiklah aku akan tanya kepada dokter Revan lebih dulu," ucap Melia.

Melia menghubungi dokter Revan dan menayakan perihal ibunya yang ingin keluar sebentar. Dokter Revan pun mengiyakan asal tidak ada tekanan dan jangan terlalu lelah mengingat Sintia, ibu dari Melia baru saja pulih dari kondisi sebelumnya.

"Baiklah, kita akan keluar. Tapi sebelumnya kita makan lebih dulu," ucap Melia dengan antusias.

"Tidak, ibu mau makan di luar. Bagaimana jika makan siang itu untuk Rey, menantu ibu." ucapan Sintia membuat Melia membulatkan matanya tak percaya. Lantas ia memutar bola matanya malas dan berdecak kesal.

"Heii, Rey itu menantu ibu yang tampan." Mendengar sang ibu memuji Kevin membuat Melia bergidik geli.

"Oh astaga, bu."

Tiba-tiba Melia terdiam, teringat kejadian di toilet bar waktu itu.

Melia masih berfikir jika Kevin benar-benar selingkuh dan bermain wanita.

"Ngomong-ngomong seharusnya ia sangat tersiksa saat aku menghajar habis asetnya, tapi kenapa ia justru secara khusus mengunjungi ibu?" batin Melia bertanya-tanya.

Ia tak menyangka jikalau Kevin tipe orang seperti itu, suka bermain dengan wanita di bar. Mungkin saja beberapa wanita menjadi simpanannya. Dan lagi berapa banyak wanita yang sudah tidur dengannya. Melia kesal, entah kenapa jika mengingat ia melihat Kevin di bar dengan wanita yang tiba-tiba menyusulnya ke dalam toilet pria serta hal yang ia dengar saat mengerjai mereka membuat Melia merasa kecewa dan marah. Meski begitu, ia tak ingin sang ibu tahu bagaimana Kevin sebenarnya dan seperti apa?

Ibu gak boleh tahu, jangan sampai ibu tahu...

Biar cukup aku, biar hanya aku...

Aku tak ingin ibu merasa syok jika tau kenyataannya, aku tak ingin ibu tertekan dan drop lagi...

Semoga saja Kevin bisa menunjukan sikaap baiknya terhadap ibu, semoga walau itu hanya sandiwara tapi cukup membantu.

"Mel malah melamun, ayo ibu ingin berbelanja dan makan di luar?" ajak Sintia tak sabar.

"Bu, Mel udah terlanjur masak dan ini Melia buatkan dengan penuh cinta dan kasih sayang lho masa tega sih." cemberut Melia, gadis itu masih enggan beranjak.

Sintia bersedih, sengaja ia lakukan agar Melia luluh dan mau keluar bersamanya.

"Kemarin, diam-diam Sintia menyuruh pengawal untuk membeli dress sederhana untuk putrinya, hari ini ia tak ingin rencananya gagal begitu saja.

"Tidak masalah, khusus hari ini aku akan berakting demi mendapatkan apa yang ku mau. Mel, kamu paling tidak bisa lihat ibu sedih maka aku akan menguji sampai mana batas ketidak mauanmu." batin Sintia, kemudian ia mulai memasang wajah sedih, seraya mengusap sudut mata yang sama sekali tak berair.

"Kamu tega sama ibu, katanya kamu gajian banyak dan dapat bonus. Kali ini saja kamu turuti ibu, ibu pun nggak akan minta apa-apa, ibu gak minta hal banyak atau separuh lebih gaji kamu. Ibu cumw ingin keluar sebentar, berkeliling dan makan."

"Maafin Melia ya bu, Melia udah keterlaluan." ucap Melia seraya meraih ibunya dalam pelukan, " Baik lah kita akan jalan-jalan," ucap Melia akhirnya yang luluh oleh Sintia.

Mereka sempat pamit kepada pengawal dan salah satu pengawal pun mengikuti mereka.

"Pak, kami cuma pergi berdua saja dekat sini," ucap Melia yang merasa risih saat seorang pengawal di belakangnya.

"Maaf Nona, ini atas perintah dari Tuan, tidak membiarkan ibu pergi tanpa pengawalan." Pengawal itu membungkuk, Melia tersenyum sinis.

"Jadi hanya ibu yang mendapat pengawalan, tapi kenapa aku harus kesal. Bukankah seharusnya aku senang, ibu ada yang jaga sekarang jadi aku bisa bekerja dengan fokus," batin Melia berkecamuk.

"Baiklah, kalau begitu berjalanlah lebih dulu sampai jalan depan rumah sakit untuk cari taksi," titah Melia.

"Baik Nona," ucap pengawal itu kemudian membungkuk hormat dan undur untuk pamit lebih dulu.

"Beginikah rasanya punya kekuasaan, belum apa-apa sudah bisa menyuruh-nyuruh tapi sungguh membuat risih." batin Melia.

"Kenapa, Mel?" tanya sang ibu yang melihat putrinya bengong di tempat.

"Tidak apa-apa, bu. Ayo cepqt keburu ketemu nenek lampir." Melia menarik pelan tangan ibunya agar segera meninggalkan bangsal.

Dua wanita itu memasuki lift yang akan membawa ke lantai dasar kemudian melangkah tergesa meninggalkan rumah sakit Pusat Medika.

"Bu, mana pengawal tadi ya?" Melia menatap sekeliling, dan tak menemukan pengawal yang ia minta mencari taksi.

"Lah, emang kamu suruh apa tadi Mel?"

"Suruh cari taksi, bu?"

Beberapa menit kemudian setelah mereka menunggu, sebuah taksi menghampiri dan berhenti tepat di depan mereka. Melia tersentak saat pengawal keluar membuka pintu dan mempersilahkan ia dan ibunya masuk.

"Makasih pak," ucap Melia dan Sintia.

"Mau kemana kita mbak?" tanya sang supir.

"Caffe," jawab Melia

"Kantor LS Group," jawab Sintia yang berhasil membuat Melia membulatkan mata dan hendak protes.

"Kok..."

"Iya, sayang kan kalau makan siangnya mubazir mending buat Rey ganteng calon menantu ibu," ucap Sintia tersenyum penuh arti.

"Astaga, bu! Mana mungkin,"

"Sudahlah, Mel. Bukankah seharusnya ia mau apapun yang dibawakan oleh calon istrinya?" tanya Sintia dengan mata menyelidik curiga.

"Eh iya ya, seharusnya Kevin sangat menyukai masakanku yang lezat ini," ucap Melia hanya agar ibunya tak curiga tentang hubungan mereka yang sebenarnya.

Sintia memindai penampilan putrinya, beruntung ia membawa dress dalam paperbag. Sintia menggelengkan kepala, rambut Melia yang dikuncir tinggi dan wajahnya yang terlihat kusam. Sintia menatap lurus ke depan, ia harus mengajak Melia ke salon lebih dulu sebelum bertemu dengan Rey.

Bibirnya menyunggingkan senyum saat melihat salon ternama di depan.

"Pak berhenti di salon itu," ucap Sintia sambil menunjuk sebuah salon yang tak begitu ramai namun bagus.

"Bu, kok berhenti disini sih, kita mau ngapain?" protes Melia.

1
Nurul Huda
Luar biasa
Dini Lestari
iiihhhh jdi kesel baca nya
Dini Lestari
kapAn nikah nya D percepat ya
Dini Lestari
yg 1 m nya ke mna ya masa udh abisss
Indah MB
Mel : Asikk ada drama gratisan 🤣🤣
Indah MB
duh.. kev... kev... jangan gengsi gitu napa.. kan Mel jadi pergi..

menikah Dengan Mr. Arogan mampir
Indah MB
Kev kamu berhutang lg sama Mel hihihi
Menikah dengan Mr. Arogan mampir
Indah MB
semoga kevin bisa membantu

Menikah dengan Mr. Arogan Mampir
Indah MB
Lyn mak Lampir...
tp kasian deh sama Mel.. pasti dia takut ibunya kecewa karena tidak perawan lagi

Menikah dengan Mr. Arogan mampir
Indah MB
aku fav ya kak... hehhee seruuu

Menikah dengan Mr. Arogan mampir
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: makasih kak🙏🏻🥰
total 1 replies
Indah MB
Tom keparat! gini aja udah enek ngebayangin si tom n jerry ini..

Menikah dengan Mr. Arogan mampir
Oom Oom
Luar biasa
Oja Iena
terbaik
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: makasih banyak kaka🥰🤗
total 1 replies
As Thyen
sungguh miris perempuan seperti laras walaupun dari keluarga berpengaruh tapi tidak berharga, luar biasa murahannya
🍾⃝ͩֆᷞиͧσᷠωͣflower♕🆒
bener tuh kata Kevin kalo dia pelakunya pasti sudah gak bakalan bernafas tuh Gio
🍾⃝ͩֆᷞиͧσᷠωͣflower♕🆒
Kan ternyata Gio yang kena balas dendam Amelia, karena memang harusnya dia bukan Kevin
🍾⃝ͩֆᷞиͧσᷠωͣflower♕🆒
Nah beneran Kevin atau Gio tuh
𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 𝓐ⷨ𝖒ⷷ𝖊ᷞ𝖑𝖑♛⃝꙰ ❤
Salah sasaran mel
Minarni Juita
knapa juga si Kevin GK langsung nikahin si Melia biar gk kerja lagi di club
s
mantappp
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!