One Night Love With CEO
ASSALAMU'ALAIKUM, SAYANG🍁🍁
SEBELUM MEMBACA, TOLONG PAHAMI, MOHON MAAF JIKA ADA KESAMAAN ALUR KARENA NOVEL INI ADALAH NOVEL MISI DARI NOVELTOON🙏🏻
HARAP BIJAK DALAM BERKOMEN JANGAN SAMPAI MENJATUHKAN METAL AUTHOR✌🏻😘
HAPPY READING YESS 🌼
Melia Zain, gadis kuat dan pekerja keras, memiliki sifat keras kepala dan tidak mudah untuk ditindas, termasuk oleh ayahnya yang ternyata telah menipu sang Ibu di masalalu.
Melia bekerja paruh waktu untuk mendapatkan uang demi pengobatan sang Ibu yang sakit parah hingga dirawat di sebuah Rumah Sakit.
"Kalau bukan karena kesembuhan Ibu, aku tak akan mau bekerja di tempat ini, tapi bagaimana tempat ini satu-satunya yang bisa memberiku gaji besar tanpa pendidikan tinggi." Melia menatap ke sekeliling, dentuman musik DJ memekakkan telinga, ia masih setia berdiri di meja bar sebuah club malam ternama di Jakarta.
Hya, Melia Zain bekerja sebagai seorang pengawal di sebuah club malam. Rupiah demi rupiah ia kumpulkan agar bisa segera mencari pendonor ginjal untuk ibunya.
"Hai, Mel bisa antar minuman ini ke ruangan VIP 02?" pinta Sarah mengulas senyum.
"Kenapa Sarah terlihat mencurigakan?" batin Melia yang merasa ada yang aneh. Minuman tamu VIP biasanya pemilik club atau bartender langsung yang mengantarnya, tapi kenapa kali ini malah Sarah meminta tolong pada dirinya yang jelas-jelas hanya pengawal.
"Oh, ayolah Mel. Aku akan memberikanmu tips nanti," ucap Sarah memohon, mau tak mau Melia mengangguk.
Sepeninggal Melia, seorang laki-laki berjass hitam menghampiri Sarah dan menyodorkan amplop coklat tebal berisikan sejumlah uang. Sarah menerima dengan antusias lalu tersenyum menggoda.
"Senang bekerja sama dengan anda, Tuan." Sarah mencium amplop coklat tadi lalu mengedipkan sebelah mata.
"Pastikan kamu memberi obat itu ke dalam minumannya, aku akan kembali." Pria itu melangkah pergi.
Melia masuk ke dalam ruangan VIP, sepi dan hanya ada satu orang disana yang tengah duduk bersandar pada sofa.
"Permisi, ini minumannya." Melia meletakkan sebotol wine dan gelas dalam nampan itu di atas meja lalu melangkah keluar.
"Kev, apa kau akan mendiamkan minuman yang aku persiapkan khusus untukmu?" ucap Tom berlagak kesal saat minuman yang diberi obat hanya didiamkan oleh Kevin.
"Oh, kau sudah datang? Dari mana saja." Kevin mengusap wajahnya sebentar, melonggarkan dasinya.
"Aku bahkan sudah habis setengah botol, rupanya kau sangat kelelahan. Minum sedikit agar penatmu hilang, aku akan menuangkannya untukmu. Jika kurang, aku akan meminta bartender mengantarkannya nanti." Tom memang sengaja mengurangi wine di dalam botol yang diantar Melia, malam ini ia harus berhasil menjebak Kevin.
Kevin Reyhan Louis adalah seorang CEO, karirnya yang terus naik di perusahaan membuat Tom yang hanya menjabat sebagai staf biasa merasa iri dengan kehidupan Kevin. Berselimut ikatan sahabat menutupi keirian Tom. Kevin selalu menganggap, apapun kesalahan Tom adalah ketidak sengajaan, lebih dari itu seseorang membayar mahal untuk menjebak Kevin malam ini juga.
"Huh, kenapa badanku terasa panas." keluh Kevin membuka kancing bajunya yang atas bahkan melepaskan jassnya.
"Aku akan siapkan kamar," ucap Tom sebelum melangkah pergi.
"Sial, aku harus segera pergi." Kevin bangkit, berjalan sempoyongan, sambil memegangi kepala yang terasa nyeri, Club Red Apple hampir tutup. Meski begitu, Kevin berulang kali menabrak seseorang. Langkahnya berhenti di depan pintu, Kevin mengedarkan pandangan berharap seseorang bisa menyelamatkannya.
"Kev, mau kemana?" teriak Tom yang berusaha mengejar Kevin.
Kevin menoleh, dan yang lebih mengejutkan Tom bersama beberapa orang berbadan kekar mengejarnya.
Sial.
Matanya tertuju pada gadis yang hendak menyalakan motor, tanpa pikir panjang Kevin berusaha lari dan naik ke jok belakang motor gadis itu.
"Eh, apaan ini." Kaget Melia, saat mendapati seorang laki-laki duduk di belakangnya.
"Mbak, jalan cepat. Tolong selamatkan aku," ucap Kevin memohon.
Tanpa pikir panjang, Melia menyalakan motornya dan membawa Kevin jauh dari area Club.
"Kenapa berhenti?" tanya Kevin saat menyadari Melia menghentikan motornya.
Melia memutar bola matanya malas, matanya meneliti penampilan Kevin. Pria tampan yang bersamanya saat ini sudah dipastikan bukan pria biasa. Sangat kentara dari penampilan dan jass yang dikenakan pun bermerk.
"Cepat, selamatkan aku. Aku janji akan memberimu uang satu milyar asal kau setuju menyelamatkanku dari mereka," Ucap Kevin saat menoleh lagi ke belakang dan menemukan Tom dan anak buah bayaran mengejarnya.
"Kevin Reyhan Louis silahkan lari kau tak akan bisa kabur dariku." Tom menyeringai.
Mendengar nama yang disebutkan, Melia mengerti bahwa laki-laki di belakangnya saat ini memang mampu membayar dirinya jika berhasil menyelamatkan diri dari kejaran orang di belakang sana.
"Pegangan yang erat," ucap Melia sebelum kembali melesatkan motornya dengan kecepatan tinggi.
Melia membawa Kevin pulang ke rumah, rumah sederhana dan minimalis. Satu-satunya harta yang ia dan ibunya punya.
"Kita sampai," ucap Melia. Kevin turun, sementara Melia berusaha membawa motornya masuk setelah membuka gerbang.
"Kecil sekali rumahmu, huh kenapa badanku rasanya panas sekali." Kevin membuka satu lagi kancing kemejanya, ia merasa sangat kegerahan. Melia mengajak Kevin masuk, laki-laki itu diam dan menurut. Namun, saat sudah masuk ke dalam rumah tiba-tiba tangan Kevin mendorong tubuh Melia menempel tembok dan menguncinya dengan kedua tangan.
"Apa-apaan kam--" baru Melia hendak protes, bibirnya sudah lebih dulu diserang oleh Kevin dengan buas.
"Ck, sial. Aku tak bisa menahannya," gumam Kevin.
Melia sempat mendorong dan menatap tajam Kevin.
"Tuan Kevin yang terhormat, jaga sikapmu! Aku sudah membantumu kabur, jangan macam-macam." Melia berusaha melepaskan diri. Tubuhnya bergerak hingga terbentur ke pintu kamar dan membuatnya terbuka.
Sial.
Melia menyadari Kevin sudah terpengaruh oleh obat, dan sialnya ia tidak bisa melepaskan diri dari tubuh Kevin yang mendorongnya ke atas ranjang. Wajah Melia memucat dengan keringat dingin yang membasahi.
"K-kau mau apa?" Melia berteriak saat tubuh atletis itu berada tepat di atasnya.
"Tolong jangan..." ucap Melia lagi, ia sama sekali tak mampu melawan tenaga Kevin yang kuat.
Bulir bening menetes di pipi Melia. Namun, ia sama sekali tak punya kekuatan melawan. Jika tau laki-laki di hadapannya saat ini dalam pengaruh obat, mungkin ia akan sigap membawanya langsung ke kamar mandi dan mengguyurnya dengan air dingin. Sayang, waktu seolah berhenti dan semua sudah terlambat bahkan kini pakaiannya sudah berhasil Kevin robek.
Kevin merasakan wangi tubuh Melia yang berhasil membiusnya, memaksa diri dan yang ada di bawah sana meronta. Dengan mengandalkan insting, ia pun mulai melakukan. Meski berulang kali Melia memberontak.
"Tenanglah, aku tidak akan ingkar janji. Aku akan membayarmu karena kamu sudah membantuku," ucap Kevin yang berusaha menerobos pertahanan Melia, gadis itu memekik kesakitan saat sesuatu yang tajam menerobos tubuhnya dengan paksa.
Sakit, sangat sakit hingga ia tak sanggup melawan. Melia hanya bisa menangis, hya hanya menangis!
Setelah selesai melakukannya, Kevin merebahkan diri di samping Melia dan berusaha merengkuh perempuan itu agar tenang. Seolah apa yang terjadi hari ini adalah bukan sesuatu hal yang besar.
Siapa yang tahu, dalam hati Melia merasa hancur, kotor dan tak lagi punya harga diri. Mahkota yang ia jaga telah berhasil di renggut oleh pria asing yang telah di tolongnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Indah MB
Tom keparat! gini aja udah enek ngebayangin si tom n jerry ini..
Menikah dengan Mr. Arogan mampir
2023-06-01
0
Soraya
pertama numpang duduk dl ya kak
2023-01-06
0
Miraicle Dewi
kak kok bisa dapet misi dari noveltoon?
2022-10-06
0