NovelToon NovelToon
Misteri 7 Sumur

Misteri 7 Sumur

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Mata Batin / Hantu
Popularitas:336
Nilai: 5
Nama Author: Artisapic

Setelah mendapatkan air sumur pertama, kedua, ketiga, keempat , kelima, dan keenam, tinggal ketujuh....konon di sumur inilah telah banyak yang hanya tinggal nama.....mengerikan !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artisapic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB XXIV TEROR ULAR DANAU

    Si hitam dan si loreng adalah sosok penghuni pohon waru di ujung jalan kampung. Mereka diutus untuk mencari tumbal manusia. Hingga akhirnya mereka menemui tantangan Sabdo yang pada akhirnya harus berkorban tubuhnya akibat serangan Sabdo. Saat tombak si hitam itu akan menusuk ke tubuh Sabdo, dengan tangkisan yang tepat, akhirnya tombak terlepas dan tendangan Sabdo pas mengenai leher si hitam, kontan saja ia mengerang kesakitan.

"Aaaaakh....aduuuuuuh....aaaaaaakh," teriak si hitam.

Sabdo akhirnya melepas pukulan dengan kekuatan penuh , namun saat kepalan tangan itu akan mengenai tubuh si hitam, tiba-tiba melesat sebuah tongkat mengenai tangan Sabdo.

"Dugh....dugh...",

Tangan Sabdo terpental, dan gagal memukul wajah si hitam.

"Hiaaaaaaaaaat," teriak suara dari arah lain.

Tampak sosok wanita yang berpakaian putih, rambutnya menutupi wajah, jari-jarinya berkuku panjang serta di pakaian putih itu banyak noda darah , membuat tubuhnya begitu mengenaskan dan menyeramkan. Wanita itu tak tampak wajahnya, namun suaranya serak dan membuat siapa saja akan takut.

"Kenapa kau akan habisi utusanku, kurang ajar kau," hardik wanita itu.

"Siapa kau ?!" bentak Sabdo sambil memegangi tangan yang terkena tongkat tadi.

"Aku penguasa di sini tolol, enyahlah dari sini , atau akan aku musnahkan semua kampung ini," kata wanita itu.

Tiba-tiba, saat wanita itu menjulurkan tangannya, maka keluarlah ribuan kelelawar dan menyerbu Sabdo. Kontan saja Sabdo merasa kaget dan terhentak, dirinya dikerumuni ribuan kelelawar yang sangat ganas, tubuh Sabdo menjadi sasaran gigitan para kelelawar itu. Sementara dari balik baju wanita itu keluar ular berbisa yang segera menuju Sabdo.

"Tolonglah saya kek.....saya nggak bisa melawan kek....tolonglah," ratap Sabdo sambil berusaha lari namun selalu terjungkal.

Kini tubuh Sabdo penuh dengan kerumunan kelelawar yang semuanya mengigit Sabdo, hingga tubuhnya penuh dengan luka. Saat itulah sebuah sinar perak meluluh lantakan kelelawar tadi, semuanya hangus terbakar dan gosong, namun datang beberapa ular berbisa yang sudah berada di hadapan Sabdo. Ular-ular itu siap mengigit dan melilit Sabdo, mulut ular-ular itu mengeluarkan cairan bisa yang siap mengenai tubuh Sabdo. Tiba-tiba, bunyi semacam suitan terdengar, membuat ular-ular itu terdiam bak patung. Dengan susah payah Sabdo meraih pedangnya, dan " crash...crash..crash....". Semua kepala ular itu terputus.

"Kurang ajar, kau bunuh suruhanku itu hai," bentak wanita itu sambil menghunus pedang hitam.

Sabdo yang hanya punya kekuatan satu tangan berusaha menjawab, namun sebuah tendangan mendarat telak di dadanya, tubuh Sabdo terjengkang dan jatuh terlentang lalu diam, ia pingsan.

Melihat Sabdo pingsan, Lengser segera menolong Sabdo bersama warga lain, namun selarik sinar merah datang dan mengenai Lengser dan warga lain, semuanya terjengkang dan jatuh tengkurap di tanah.

Sosok kakek Palon berdiri sambil memegang tongkat dari kayu lingga yoni, hitam mengkilat penuh kharisma tongkat itu. Kakek Palon menunjuk ke wanita tadi.

"Kau jangan sentuh mereka yang bukan tandinganmu Durga, kau bukan lawan mereka," kata kakek Palon.

"Hmmmm...rupanya kau di belakang mereka ya, manusia busuk," hardik wanita itu ternyata Durgandini, sang ratu siluman.

Lalu Durga mulai menyerang dengan jurus yang mematikan, kakek Palon hanya menghindar dan terus menghindar.

"Lawan aku hai manusia busuk, lawan aku...ciiiiiiaaaaaat," teriak Durga.

Kembali kakek Palon hanya menghindar, membuat Durga menjadi beringas, ia keluarkan jurus-jurus bersama tebaran racun, namun kakek Palon masih bisa menghindar. Hingga pada jurus kesekian kalinya, kakek Palon terkena sambaran racun Durga, membuat matanya rabun dan samar-samar melihatnya. Kini Durga kembali menyerang dengan tendangan mautnya, sasaran tendangan itu adalah leher kakek Palon, dalam kondisi terhuyung-huyung itu, kakek Palon mendapat tendangan maut, beliau terpental hingga beberapa meter. Tubuh yang renta itu kembali bangkit, lalu beliau bersilah dan dari dalam tubuhnya keluar cahaya menyilaukan, membuat Durga menjerit histeris.

"Panas.....panas....panas manusia busuk...sudah...sudah....panaaaaaaas," jerit Durga sampai tubuhnya terjatuh dan diam.

Kakek Palon akhirnya kembali ke wujud asalnya, sementara akibat sinar dari tubuh kakek Palon itu, Sabdo dan juga warga lain berdiri seperti sehat bugar tidak terkena apapun.

"Kemana wanita itu kakek ?" tanya Sabdo.

"Itu ki sanak," jawab kakek Palon sambil menunjuk ke arah tubuh Durga.

"Siapa dia kek," tanya Sabdo kembali.

"Dia itu Durga ki sanak, dia sengaja menjadi siluman karena salah menggunakan ilmunya, dulu dia adalah seorang Dewi dan sangat banyak yang mencintainya, namun akibat sumpahnya maka dia terkena karma nya, jadilah Ratu siluman di bumi ini", tutur kakek Palon.

"Apa dia sudah mati kek?" tanya Lengser.

"Dia tak kenal mati, tubuhnya mati tapi dia sendiri sudah pergi dan masuk ke tubuh siapa saja yang disukai, lihat saja tubuh itu bukan dia ki sanak," seru kakek Palon.

Sabdo dan beberapa warga akhirnya menghampiri tubuh itu, dan aneh, tubuh itu hilang, hanya ada pakaian yang penuh dengan darah saja. Semua mundur dan merasa takut, lalu kakek Palon menyuruh Lengser untuk membakarnya.

"Nanti ki sanak cari pohon waru, dan di samping pohon itu, buatlah sumur," kata kakek Palon.

keesokan harinya, Sabdo dan Lengser serta para warga akhirnya menemukan pohon waru tersebut, dan di bawah pohon waru itu, sebelah kirinya mulai digali untuk sumur. Tanah di situ sangatlah keras bahkan beberapa alat untuk menggali banyak yang patah, membuat penggalian sumur itu makin lama.

Pada hari ke 7, saat warga menggali sumur, tiba-tiba ia tersungkur di dalam sumur itu, baru saja dengan kedalaman 1 meter lebih, sudah banyak kejadian aneh, warga tersungkur dan beberapa alat untuk menggali banyak yang patah.

"Sebaiknya hentikan dulu, kita selesaikan nanti setelah di danau itu sudah aman, nanti malam waktunya ki sanak," kata kakek Palon.

"Ya....nanti malam sudah 21 hari kek, kita akan lihat ular itu," sambung Sabdo.

Pada malam harinya, semua sudah berada di tepi danau, Sabdo bersama beberapa warga berada di sebelah kanan, Lengser dan beberapa warga berada di sebelah kiri, sementara kakek Palon berada di tengah-tengah yang lurus dengan danau itu.

Beberapa saat setelah semuanya sudah siap di posisi masing-masing, tiba-tiba......dari arah tengah danau muncul gelombang membentuk ombak dengan penuh kekuatan, lalu ombak itu memecah ditepian danau, semua yang berada di situ merasa kaget dan penuh was-was.

Sementara itu Sabdo sudah siap dengan panah begitupun dengan warga, lalu Lengser menyiapkan tombak bersama warga yang lain. Dan.....di tengah danau itu muncul sosok ular hitam dengan mata menyala, mulutnya penuh gigi-gigi besar dan tajam, sisiknya besar-besar, lalu ular itu memandang api yang sengaja dinyalakan kakek Palon. Kemudian ular itu menuju arah api obor tersebut , dan.....beberapa panah tampak melesat mengarah ke tubuh ular itu. Ia terus meluncur ke arah api tadi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!