NovelToon NovelToon
MENGUNGKAP SEJARAH PETENG

MENGUNGKAP SEJARAH PETENG

Status: tamat
Genre:Spiritual / Duniahiburan / Reinkarnasi / Matabatin / Sistem / Tamat
Popularitas:715
Nilai: 5
Nama Author: Artisapic

Dengan sisa-sisa tenaganya, akhirnya Anggapala berhasil membuat tempat untuk berteduh. Ia menyekah keringatnya dengan sebuah kain lusuh. Dalam kondisi seperti itu, terdengar dari samping suara langkah beberapa orang yang mendekatinya.
Mereka akhirnya hidup bersama dengan tujuan membangun sebuah tatanan kehidupan yang pada akhirnya banyak orang-orang yang hidup di daerah itu. Hingga dalam beberapa bulan saja, daerah itu menjadi tempat persinggahan para pedagang yang hendak ke arah Barat.
Pada akhirnya daerah itu sekarang menjadi sebuah daerah yang mempunyai banyak unsur seni dan budaya, bahkan daerah Cikeusik atau Gegesik mendapat julukan Kampung Seni.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artisapic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB XVII LUMA LINTU

    Ki Buyut yang sedang berdialog dengan mbah Denan sama-sama berargumen pada pendiriannya. Hingga saat itu mbah Denan merasa terpojok karena apapun yang ia kerjakan semuanya itu salah besar. Mendidik bukan menjanjikan tapi mendidik adalah membentuk karakter seseorang yang siap menghadapi segala ujian. Pada akhirnya terjadilah.

    " Lantas kamu akan membuka usaha seperti ini yang hanya memperkaya diri begitu mbah?" tanya ki Buyut dengan geram.

    " Iya....apa pedulimu melarang usahaku ini , semua orang ingin hidup enak , terserah caranya yang penting enak , biar semua merasa terhina tapi saya tidak Ki", jawab mbah Denan sambil menantang.

    " Baik kalau kamu caranya begitu , yang jelas di pedukuhan ini tidak mau ada praktek seperti itu , apalagi dengan cara sesat dan kerjasama syetan , dasar kurang ajar," ketus Ki Buyut.

    " Silahkan kau berkata begitu tapi saya tetap akan berbuat seperti ini , hanya dengan cara ini usahaku untuk mencari kekayaan , paham Ki?" hardik mbah Denan.

    " Bicaramu bagai manusia tak berbudi Denan , kau hidup di sini tapi kau akan merusak kehidupan dengan caramu yang tak berbudi , baik..... kalau kau tak mau dinasehati , tapi ingat , jangan menyesal kalau semua akan terjadi menimpamu," kata Ki Buyut dengan tegas.

    " Silahkan ....wahai Bulhun....rupanya kamu belum kenal siapa Denan si pemanggil sukma," kata mbah Denan sambil mengacungkan telunjuknya ke atas.

    Tiba-tiba cuaca berubah , tadinya siang itu begitu teriknya , kini menjadi gelap dipenuhi mendung. Situasi menjadi kacau , para kerani berkumpul dalam sebuah jondol. Sementara Ki Buyut berdiri di depan pintu rumah mbah Denan. Ia membaca beberapa mantra. Berbarengan dengan selesainya bacaan mantra itu, mendung pun lenyap kembali. Melihat semua itu Mbah Denan mengambil sebuah senjata dari dalam sarungnya , dan muncullah sebuah keris. Sambil mengacungkan keris itu , suara menggelegar terjadi di atas sana. Hujan pun turun begitu lebat , membuat ki Buyut basah kuyup. Namun bukan Ki Buyut kalau menyerah , dirinya mengeluarkan trisula , dan aneh , hujan itu menghilang begitu saja.

    Saling adu kesaktian pun terjadi , keduanya saling mengeluarkan ilmu kanuragan masing-masing , dan mbah Denan selalu saja kalah. Pada akhirnya , saat mbah Denan memamerkan kesaktian dari boneka yang dinamakan Betara Karang , saat itulah Trisula Ki Buyut mampu menusuk ke tubuh boneka itu.

    "Rupanya kau ingin mengakhiri hidupmu Bulhun , rasakan ini ," kata mbah Denan sambil mengeluarkan boneka Betara Karangnya.

    " Bagus.....ini yang aku inginkan , musnah lah Denan ," jawab ki Buyut sambil menusukkan trisulanya.

    " Jleeeeeeep........"

    " Trisula itu menusuk tubuh boneka Betara Karang , dan.......

    " Aaaaaaaaakh....tobaaaaaat", teriak mbah Denan.

    " Tubuhnya hitam legam seperti terbakar , ia terkapar di halaman rumahnya , sementara boneka itu mengeluarkan suara ledakan yang membahana , " Duuuuuuaaaaar ".

    Boneka itu hancur berkeping-keping , dengan bau yang begitu anyir dan amis seperti bangkai , di tempat itu menjadi sebuah kejadian runtuhnya pesugihan di pedukuhan Cikeusik.

    Setelah mengubur jasad mbah Denan bersama bangkai boneka tadi , Ki Buyut beserta para kerani dan juga yang lain , akhirnya kembali ke pedukuhan. Dan tempat tersebut dikenal dengan nama Rawa Bangkai.

    Di bangsal pedukuhan , tampak beberapa orang duduk di situ , Ki Buyut dengan pakaian baju kampret , juga para kerani , serta warga Cikeusik yang hadir dengan pakaian slempang sarungnya. Mereka sambil menikmati hidangan juga mendengarkan cerita dari ki Buyut.

" *Saudara-saudaraku , kalian tadi melihat sendiri boneka Betara Karang bukan ?" tanya Ki Buyut.*

*" Begini asal usulnya , dulu menurut wejangan para leluhur bahwasanya di bumi ini pertama kali dihuni oleh manusia berwujud Anjul yang tingginya itu antara 40-50 cm. Makhluk itu menghuni hampir ribuan tahun , hanya saja kehidupan mereka itu makanannya berupa sari tanah, sehingga banyak dari mereka yang membuat lubang dengan cara menggali. Ribuan bangsa Anjul ini pada akhirnya hidup di dalam tanah dan membuat bumi ini banyak yang amblas karena di dalamnya kopong atau gerowok. Dari kejadian itu , maka terbentuklah lubang-lubang besar yang pada saat turun hujan , banyak tergenang air dan membuat daratan penuh dengan air. Di sana sini banyak air lalu tumbuhlah makhluk yang diberi nama pohon. Lama-lama banyak tumbuh jenis pohon. Membuat bumi ini seolah-olah tak berpenghuni. Maka diciptakan makhluk serupa yang dinamakan Banjul. Tingginya sekitar 70-80 cm. Makhluk ini untuk bertahan hidup yaitu dengan memakan pohon-pohon yang tumbuh. Semua permukaan bumi tertutup oleh pohon-pohon tersebut. Dan sebagiannya dipenuhi air. Hampir tiga perempat bumi penuh dengan air. Karena air yang menggenang tadi begitu lama , maka rasanya asin" kata Ki Buyut bercerita kepada yang hadir di bangsal pedukuhan.*

*" Lalu , apakah makhluk yang bernama Anjul itu hidup di dalam tanah Ki?" tanya Wirya.*

*" Iya....mereka hidup dengan cara membuat lubang di dalam tanah dan membuat peradaban di sana," jawab Ki Buyut.*

*" Terus adakah yang bertemu dengan makhluk Banjul Ki ," kata Soma.*

*" Ada .....yaitu saat bangsa Banjul ini memakan bagian akar pohon yang paling dalam, di titik itulah dua jenis makhluk tadi bertemu dan saling berkelahi," jawab Ki Buyut.*

*" Bangsa Banjul kan makan pohon Ki , apakah nanti pohon-pohon akan dimakan juga?" tanya Pandanala.*

*" Iya....bahkan pohon-pohon yang tumbuh di bumi ini hampir punah ," jawab Ki Buyut.*

*" Ki.....Ki Buyut....tolonglah Ki...anak saya Ki.....", kata seseorang datang sambil tergopoh-gopoh.*

*" Tolonglah Ki......" lanjutnya.*

*" Memangnya kenapa?" tanya ki Buyut dengan tenang.*

*" Tadi , kata teman-temannya , saat bermain di sungai , tiba-tiba hilang Ki.....tolonglah Ki", kata orang itu sambil meratap.*

*" Baik....kita akan kesana , sungai mana ki sanak?" tanya Soma.*

*" Sungai selendang kuning Ki," jawabnya*

*" Ya sudah, kita akan ke sana , membantu menemukan anak ki sanak," kata Wirya sambil berdiri disusul oleh yang lainnya.*

*Setelah sampai di sungai yang dituju itu , tampak sungai selendang kuning atau sungai kuning tersebut mengalir dari Selatan ke Utara yang membelah pedukuhan. Sungai tidak begitu lebar , airnya jernih , bersih bahkan penduduk pada waktu itu banyak yang mandi dan mencuci di situ. Di samping bersih ternyata sungai itu sebagai tempat untuk mengadakan pesta berebut bebek saat acara rakyat.*

*Pandanala dan beberapa santrinya mulai menyusuri sungai tersebut. Tujuannya untuk menemukan anak yang hilang tadi. Mereka terbagi atas dua kelompok. Yang satu kelompok menyusuri tanggul kiri dan yang satu kelompok lagi menyusuri tanggul kanan. Di bantu oleh sebagian warga yang begitu peduli saat itu.*

*Kemudian setelah lama mencari , belum juga diketemukan. Banyak yang putus asa dan merasa lelah , tiba-tiba di arah timur terdengar teriakan.*

*" Ada lubang.......mungkin di sini....cepat," katanya.*

*Ki Buyut dan beberapa yang ikut akhirnya menuju ke sumber suara tadi.*

*Di depan sana tampak ada lubang besar dengan kondisi airnya tenang tapi terlihat jelas banyak ikan berkerumun. Saat itu Pandanala dan beberapa santrinya menceburkan diri ke lubang itu. Satu persatu mereka masuk ke air dengan cara menyelam. Namun yang terjadi dari mereka tak muncul kembali. Hingga sudah 20 santri yang masuk tak muncul lagi.*

*Pandanala menjadi panik dan beberapa saat kemudian , dirinya juga masuk dan menyelam. Sama dengan santrinya, ia juga tak muncul lagi.*

*Ki Buyut akhirnya berkata " sudah....sudah , besok kita ke sini lagi*.

1
ArtisaPic
Sebagai generasi muda perlu untuk mengenal sejarah, baik sejarah lokal maupun sejarah negara atau benua atau sejarah alam semesta. Dengan sejarah kita akan mengenal diri kita dengan norma-norma yang ada, tidak gegabah dan tidak rakus akan dunia. Hanya kedunguan yang menjadikan diri kita sebagai budaknya. Manusia bukan BUDAK DUNIA.
Jihan Hwang
salam kenal thor... yuk saling dukung
ArtisaPic
Gegesik kota asyik , Desa wisata , Gudangnya seni dan budaya.
Q.Sambling Gegesiklor
Cirebon
Jawa Barat
Kaylin
Bikin baper, deh!
ArtisaPic
ok , makasih , semoga sukses sll
Aiko
Hebat!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!