NovelToon NovelToon
Dermaga Cinta Sang Kapten

Dermaga Cinta Sang Kapten

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Menikahi tentara
Popularitas:36.4k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Setelah hubungannya tidak mendapat kejelasan dari sang kekasih. Kapten Prayoda, memutuskan untuk menyerah. Ia berlalu dengan kecewa. Empat tahun menunggu, hanyalah kekosongan yang ia dapatkan.

Lantas, ke dermaga mana akan ia labuhkan cinta yang selama ini sudah berusaha ia simpan dengan setia untuk sang kekasih yang lebih memilih karir.

Dalam pikiran yang kalut, Kapten Yoda tidak sengaja menciprat genangan air di bahu jalan pada seorang gadis yang sedang memarkirkan motornya di sana.

"Sialan," umpatnya. Ketika menoleh, gadis itu mendapati seorang pria dewasa tampan dan gagah bertubuh atletis memakai baret hijau, berdiri resah dan bersalah. Gadis itu melotot tidak senang.

Pertemuan tidak sengaja itu membuat hari-hari Kapten Prayoda tidak biasa, sebab bayang-bayang gadis itu selalu muncul di kepalanya.

Bagaimana kelanjutan kisahnya?

Ikuti juga ya FB Lina Zascia Amandia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Luka Yang Membuka Hati

      Senja baru saja turun, langit masih menyisakan semburat jingga keemasan di ufuk barat. Jalan raya depan kampus mulai ramai dipadati kendaraan. Para mahasiswa bergegas pulang, sebagian mampir ke warung pinggir jalan, sebagian lagi terburu-buru menuju rumah kos atau kontrakan. Di antara hiruk-pikuk itu, Amira tampak menyalakan motornya. Wajahnya letih, ditambah pikirannya yang kacau membuat ia tidak terlalu fokus.

     Sejak beberapa hari terakhir, ia memang sengaja menghindari Yoda. Setiap pesan yang masuk hanya dibaca tanpa balasan, setiap tatapan sengaja dihindari. Namun, bukan berarti hatinya baik-baik saja. Justru, semakin ia menjauh, semakin berat beban yang ia rasakan.

     "Aku harus tetap tegas, aku tidak boleh goyah,” gumamnya, mencoba menguatkan diri sambil menarik gas motornya perlahan.

     Jalan sore itu cukup padat. Di sisi kanan, sebuah truk besar melaju dengan pelan, membawa muatan penuh. Amira berusaha menjaga jarak, tapi pikirannya melayang, ia kembali teringat kata-kata Yoda dalam pesan terakhirnya.

     "Aku sungguh-sungguh padamu."

     Kalimat itu terus terngiang, membuat konsentrasinya pecah. Dan di saat itulah, kejadian yang tak pernah ia bayangkan terjadi.

     Truk besar itu rupanya tidak melihat motor Amira yang melaju di sisi kirinya. Blind spot membuat pengemudi truk tak menyadari keberadaannya. Satu sentuhan kecil saja dari badan truk sudah cukup untuk mengguncang keseimbangan motor.

     Brak!

     Motor Amira oleng ke kiri, tubuhnya tersentak. Ia berusaha menahan kemudi, tapi roda sudah kehilangan kendali. Dalam hitungan detik, motor itu tergelincir, menyeret tubuh Amira ke aspal kasar. Perih langsung menjalar dari siku dan kakinya yang tergores keras.

     "Aaakhhh!” teriaknya spontan, sebelum tubuhnya terhenti beberapa meter dari posisi awal. Helmnya menyelamatkan kepalanya dari benturan, tapi rasa sakit menjalari seluruh tubuh.

     Suara rem berdecit keras. Orang-orang sekitar berteriak panik. Beberapa pengendara langsung berhenti, ada yang berusaha menolong. Sementara sopir truk menepikan kendaraannya dengan wajah pucat.

     Amira berusaha bangkit, tapi kakinya gemetar hebat. Darah mulai merembes dari luka di lutut, sementara sikunya juga berdarah. Ia merasa pusing, pandangannya berkunang. Jantungnya berdegup kencang, antara rasa sakit dan ketakutan.

***

    Di saat yang hampir bersamaan, Yoda kebetulan baru keluar dari kesatuannya Yonif xxx. Ia berniat pulang lebih awal karena merasa lelah dengan semua yang terjadi. Jalan yang ia lewati adalah jalan yang sama dengan arah pulang Amira.

     Ketika mendekat ke lokasi, matanya langsung menangkap kerumunan. Orang-orang berdesakan, beberapa menunjuk ke arah seorang perempuan yang jatuh dari motor. Seketika, dada Yoda seperti diremas.

     "Itu… Amira?” desisnya panik.

     Tanpa pikir panjang, ia menepi dengan cepat, meninggalkan mobilnya di pinggir jalan. Langkahnya berlari, menerobos kerumunan hingga akhirnya ia melihat dengan jelas, Amira tergeletak, berusaha duduk sambil menahan sakit, wajahnya pucat.

     "Amira!” suara Yoda parau, penuh kecemasan. Ia langsung jongkok di sampingnya, tangannya gemetar menyentuh bahu gadis itu. “Astaghfirullah… kamu kenapa? Sakit di mana?”

     Amira menoleh, matanya basah oleh air mata karena rasa sakit. “Aku… aku nggak apa-apa,” suaranya bergetar, jelas berbohong demi menenangkan Yoda.

     "Nggak apa-apa gimana? Lihat ini, luka kamu parah, Amira." Yoda nyaris tak bisa mengendalikan nadanya. Ia meraih tangan Amira dengan hati-hati, takut menyakitinya. “Kamu harus ke klinik sekarang juga.”

     "Tapi, motor aku ....”

     "Biarin motornya! Keselamatan kamu yang lebih penting!” potong Yoda tegas.

     Ia segera memberi instruksi pada beberapa orang yang membantu agar motornya diamankan di pinggir jalan. Kemudian, tanpa menunggu persetujuan lebih lanjut, Yoda mengangkat tubuh Amira dengan hati-hati. Amira meringis kesakitan, tapi juga merasa hangat karena perhatian itu.

     Mobil Yoda melaju kencang menuju klinik terdekat. Sepanjang perjalanan, suasana hening, hanya suara napas Amira yang sesekali terdengar berat. Yoda terus menoleh, memastikan gadis itu tidak pingsan.

     "Bertahan ya, Amira. Sebentar lagi sampai,” bisiknya, meski lebih terdengar seperti doa.

     Amira meliriknya samar. Wajah Yoda tegang, matanya fokus tapi jelas-jelas diliputi rasa khawatir mendalam. Hatinya yang tadi dingin seketika melembut. "Kenapa aku justru merasa aman saat dia ada di sini?" batinnya lirih.

     Beberapa menit kemudian, mereka sampai di klinik. Yoda turun tergesa, lalu menggendong Amira masuk. Perawat langsung menyambut, membawanya ke ruang perawatan. Yoda menunggu di depan, mondar-mandir dengan wajah gusar.

     Detik terasa lambat. Yoda memejamkan mata, menundukkan kepala. "Ya Allah, jangan biarkan apa pun terjadi sama dia, aku nggak sanggup kalau harus kehilangan." Yoda berdoa sungguh-sungguh.

     Tidak lama, perawat keluar. "Pak, lukanya cukup dalam di bagian lutut dan siku. Tapi sudah kami bersihkan. Butuh jahitan kecil di lutut, sementara sikunya bisa ditangani dengan perban. Untung tidak ada patah tulang."

     Ucap syukur langsung meluncur dari bibir Yoda. Ia hampir jatuh lemas saking lega. “Boleh saya masuk menemuinya?”

     "Silakan. Tapi jangan terlalu lama, biar pasien bisa istirahat,” jawab perawat ramah.

     Yoda masuk perlahan. Di ranjang, Amira sudah berbaring dengan wajah pucat tapi tenang. Siku dan kakinya dibalut perban. Ketika melihat Yoda masuk, matanya melembut. Ada rasa haru sekaligus canggung.

     "Kak Yoda.…” panggilnya pelan.

     Yoda mendekat, duduk di kursi di samping ranjang. Tangannya sempat ingin meraih tangan Amira, tapi ia menahan diri. "Kamu bikin aku hampir mati ketakutan tadi. Jangan pernah bilang ‘aku nggak apa-apa’ lagi kalau kamu terluka separah ini.”

     Amira tersenyum tipis, meski wajahnya menahan sakit. “Aku, nggak mau Kakak tambah khawatir.”

     “Aku sudah pasti khawatir, Amira." Suara Yoda bergetar. “Kamu itu penting buat aku. Lebih penting dari apa pun.”

     Hening sejenak. Amira menunduk, hatinya berdebar. Kata-kata Yoda masuk begitu dalam, melunturkan tembok yang selama ini ia bangun untuk menjauh. Air matanya jatuh tanpa ia sadari.

     Amira tersenyum tipis, ia tidak bisa membalas apa yang Yoda katakan barusan. Namun, gurat wajahnya menyiratkan sebuah keraguan.

      Yoda menatapnya dalam-dalam. “Kalau kamu takut salah pilih, lihat saja siapa yang tetap ada di sampingmu, bahkan di saat terburukmu. Aku nggak akan ke mana-mana, Amira. Aku di sini.” Yoda seakan tahu apa yang sedang dirasakan Amira sekarang, sehingga Amira merasa terharu.

Mata Amira berkaca-kaca. Semua keraguan, semua rasa bersalah, semua kelelahan, tumpah jadi satu. Dan Yoda hanya bisa menunduk, menahan diri agar tidak memeluknya. Ia tahu, Amira masih butuh waktu. Tapi setidaknya, hari ini Yoda membuktikan satu hal, cintanya nyata, dan ia tidak akan berubah.

Di dalam hatinya, Amira pun sadar. Yoda bukan hanya sekadar kata-kata. Ia adalah tindakan nyata, bukti yang bahkan tidak bisa disangkal oleh hatinya sendiri. 

Malam itu, setelah semua tenang, Yoda masih duduk di samping ranjang Amira. Ia menatap wajah gadis itu yang mulai tertidur karena lelah. Senyumnya samar, tapi matanya masih basah.

"Terima kasih, Ya Allah, karena Engkau masih menjaga dia,” bisiknya.

Dan untuk pertama kalinya sejak sekian lama, Yoda merasa ada harapan. Meski Amira masih menjauh, setidaknya ia tahu, ada ruang kecil di hati gadis itu yang mulai terbuka.

1
Esther Alviah Ekawati Paulus
Sukses selalu adek Lina dalam menulis dan suka dengan karakter Yoda yang move on dari Aika, serta mantan tunangannya.
Lina Zascia Amandia: Mksh byk Bun.... 🥰🥰🥰
total 1 replies
dewi_nie
jodoh Amira SDH terlihat jelas hilalnya..
sabar bang Yoda..cinta emang perlu perjuangan.
dewi_nie
si Iqbal masuk jebakan Batman Amira..
hmm..Amira ujianmu marai koe kwareken mangan.aku seng Moco Karo mbayangke melok warek pisan mir.🤭
Lina Zascia Amandia: Heheheh.... ikutan kenyang sampe perut gak muat.
total 1 replies
dewi_nie
semoga Serelia segera mendapatkan pengganti Yoda.
Marya Dina
wes mir coba tes lgi yoda nya.soal nya emak mu ini.kyak nya koo sreg.ma yoda dr pada ma babal.minta saran juga ma saka jangan lupa😁☺️
Supryatin 123
pilih sesuai hati yg paling dalam amira.minta petunjuk kpd Allah SWT.lnjut thor 💪💪💪
K4RL4
akuh mendukung mu dengan yoda, amira. ni akuh kasih bunga mawar merah biar kamu semangat milih yoda, ga perlu ragu utk buang iqbal sejauh mungkin.
kk othor akuh kasih kopi biar melek bab selanjutnya 😁.
Lina Zascia Amandia: Mksh Kak...
total 1 replies
Marufah Rufah
udah mir ngk usah pusing2 pilih aja Yoda ,,, dia lebih tulus lebih Nerima km apaadanya ngk kyak Iqbal blum apa2 udh bandingin km sm cwek lain
Rina
Udah deh pilih Yoda aja Amira , sepertinya dia mau menerima kamu apa adanya gak seperti Iqbal yang harus mengikuti keinginannya 🫢🫢🫢
Ayudya
ayo lah Mira lebih baik Yoda dari pada Iqbal yg gede gengsi
Ickhaa PartTwo
Lanjuttt mba othor
ana nuryana
/Smile/
𝐈𝐬𝐭𝐲
ceritanya bagus aku suka banget .😍😍
Lina Zascia Amandia: Mksh byk Kak...
total 1 replies
𝐈𝐬𝐭𝐲
suka cara Amira menguji calon pasangannya, mana yg lebih mau menerima aliran apa adanya, dan Amira dapat bonus kenyang ..🤣🤣🤣
Lina Zascia Amandia: Aliran dana inginnya ya... heheheh
total 2 replies
Siti Nurjanah
aamiin
Marufah Rufah
jangan di luluskan ujian untuk Iqbal ,,, biar Amira sama Yoda aja thorr
Lina Zascia Amandia: Hehehh......
total 1 replies
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
Yuliana Tunru
nah mulai tau kan beda kedua x yg mana tulus dan mn yg agak2 terpqksa jg kaget..
Marya Dina
fiiling kita sama amira.
iqbal gk cocok
rnak yg lebih tua iya kan ehhh mapan buka n tua ding🤣😁😁☺️
Marya Dina: iya itu maksut nya😁😁😁
total 2 replies
Marya Dina
aku denger lhoo bal ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!